Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia : Bab 61 - Bab 70

105 Bab

Bab 61

"Wahh! Mayat!" teriaknya kegirangan. Bukanya merasa takut, gadis itu justru melangkahkan kakinya mendekati beberapa mayat yang telah tergeletak di atas lantai. "Ini?" tanya Kenzo kepada para anggota inti. Mereka semua menganggukkan kepalanya. Melihat itu, Kenzo pun berjalan mendekat pada Nora yang sudah berjongkok di hadapan para mayat tersebut. "Apakah sudah di selidiki?" Kenzo melihat dengan teliti bentuk tubuh mayat-mayat tersebut. "Belum Tuan, karena mereka telah tewas, maka informasi telah berhenti sampai di sini saja," jawab Zi mewakilkan semuanya. "Mohon maaf menyela, saya mempunyai informasi penting tentang para pengkhianat ini Tuan," celetuk salah satu anggota. Semua orang termasuk Kenzo dan Nora langsung menatap Hercules yang berkata demikian. Alis Kenzo terangkat sebelah. "Apa?" tanyanya. Hercules menghela nafasnya pelan. Tatapannya mengedar pada seluruh rekanya, lalu berhenti pada sang pemimpin. "Rupanya mereka bekerja sama dengan Gian, salah satu mafia yang menj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-06
Baca selengkapnya

Bab 62

"Pria gila, sampai kapanpun aku takkan kembali padanya. Penderitaan ku harus aku balaskan," ucap Nora pelan. Seketika Kenzo membuka matanya dan menolehkan kepalanya dengan cepat. "Aku tak mengerti," ucapnya pelan. Nora melihat raut bingung Kenzo yang jarang sekali terlihat di wajah pria itu. "Apa?" tanyanya. Kenzo memposisikan dirinya menghadap Nora yang membuat mereka kini berbaring dengan saling berhadapan. "Jawab aku dengan jujur." Kenzo menarik nafasnya dengan pelan. "Dendam apa yang dirimu maksudkan?" tanyanya. Jantung Nora berdetak lebih cepat saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh sang suami. Disaat seperti ini, otaknya justru bekerja lambat dan merasa bingung harus merespons bagaimana. "Dendam?" kilahnya. Padahal dirinya telah mengerti apa yang di maksud Kenzo. "Jangan mengelak," tukas Kenzo. Tatapannya menusuk menembus netra amber Nora dalam. "Aku tidak mengelak Ken, hanya saja ... aku." Nora mengalihkan tatapannya agar tak menatap mata sang suami. Tangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 63

"Tidak!" teriaknya. Nora terkejut dari tidurnya hingga terduduk dengan napas tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi tubuhnya. "Ada apa?" Kenzo yang ikut bangun dari tidurnya karena terkejut mendengar suara teriakan sang istri. Masih dengan napas tidak teratur, Nora menoleh pada Kenzo dengan tatapan rumit. 'Jadi itu hanya mimpi? Aku rasa aku tak pernah mengalaminya di kehidupan sebelumnya,' ucapnya dalam hati. Tangan Kenzo terulur untuk mengelap keringat yang membasahi wajah Nora dengan telapak tangannya. Pria itu masih menunggu hingga napas Nora normal kembali. "Mimpi buruk hm?" tanyanya lembut. Mata Nora berkaca-kaca. Ia langsung memeluk sang suami dengan erat dan menganggukkan kepalanya. "Sangat buruk," rintihnya. Kenzo semakin mengeratkan pelukannya dan mengelus kepala sang istri guna menyenangkannya. "Tenanglah, kau bersamaku sekarang, tak perlu khawatirkan apapun." Kenzo mengusap-usap punggung Nora. 'Benar, kehidupan ku sekarang jauh lebih baik. Tak ada yang perlu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

Bab 64

"Aku sangat menyayangi Kakak, tetapi entah mengapa Kakak begitu jahat kepadaku," Nora tertawa kecil mendengar ucapan Reyna di dalam telepon. Wanita itu terdengar menangis hingga tersendat-sendat. "Aku tau semua sifat buruk Kakakku yang pasti akan membuat Kak Ken menjadi benci," kata Reyna. "Kakak tahu? Aku sebenarnya tak menginginkan pernikahan ini dan tidak mencintai Kak Gian, tetapi, hm, aku ..." Reyna terdengar menghela nafas. Sebelum Reyna melanjutkan ucapannya, Nora langsung mematikan panggilan tanpa mengatakan apapun. "Menjijikkan! Dia pikir dia siapa tau semua tentang sifatku?" kesal Nora. Lalu ia bangkit dari ranjangnya berniat ingin keluar dari dalam kamar. Namun, belum sempat membuka pintu, telinga gadis itu menangkap sebuah suara yang kini sudah tidak asing lagi di telinganya tengah berbicara. "Aku telah berusaha membuat Kenzo dan Nora mempercayai ku, tunggu saja bagaimana nantinya. Pasti akan lebih gampang menghancurkan mereka jika posisi ku telah tingg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

Bab 65

"Ahh, Ken," Nora mendesah saat merasakan tangan Kenzo mulai menjelajah di daerah sensitifnya. Pria itu langsung membungkam mulut sang istri dengan bibirnya. Nora tak kuasa menahan diri untuk tak membalas ciuman Kenzo. "Hmmh," Tangan Nora mendorong bahu Kenzo agar menjauh. Namun apalah dayanya yang tak memiliki kekuatan lebih besar dari sang suami. Keduanya tenggelam dalam sebuah kehangatan yang mereka ciptakan. "Ahh, Ken, berhenti," desis Nora. Tubuhnya terasa meremang akibat sentuhan-sentuhan yang Kenzo berikan. Saat merasakan tangan Kenzo hampir sampai di daerah bawahnya, kesadaran langsung mengambil alih pikiran Nora. Gadis itu mendorong tubuh sang suami dengan keras lalu menjauhkan tubuh mereka. Nafas Kenzo terengah-engah. Ia memandang sang istri dengan tatapan bertanya. "Ada apa?" tanyanya. Nora menggeleng kepalanya. "Jangan Ken, aku belum siap," jawab Nora. Ia mengancingkan bajunya yang telah terbuka hingga memperlihatkan aset bagian atasnya. Kenzo menghel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-11
Baca selengkapnya

Bab 66

"Bajingan! Bukankah nama pria itu adalah ...." Nora menatap tajam layar di hadapannya. "Hercules!" seru Nora dan Niel bersamaan, lalu saling lirik dan kembali menatap layar CCTV. "Aku telah salah mengartikan semua kegigihannya! Semua yang ia lakukan semata-mata untuk membuat kita percaya kepadanya!" Nora bersungut-sungut dengan kesal seraya mengusap rambutnya. "Kau tahu Niel? Aku telah mendengarnya berbicara dengan seseorang dan berniat melenyapkan ku serta Ken untuk menguasai semua ini." Tangan Nora mengepal. "Saya sudah menduganya. Kami anggota inti juga telah menyelidiki kasus pengkhianatan itu semaksimal mungkin. Tetapi entah mengapa selalu ada yang menghalangi jangkauan agar tak bisa kami akses. Ternyata dia juga pelakunya." Niel menunjuk sebuah layar yang memperlihatkan Hercules tengah mengutak-atik komputer di ruang khusus hacker. "Tetapi, aku juga mendengar orang yang berbicara denganya adalah kekasihnya, Niel. Kira-kira, siapa dia? Firasatku mengatakan dia adalah orang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-12
Baca selengkapnya

Bab 67

"Hercules," jawab Nora. Tak ada raut main-main di wajahnya. "Dan yang akan aku lakukan, adalah mencari tahu siapa kekasihnya itu. Sepertinya wanita itu berselingkuh dengan Hercules." Nora mendorong pelan tubuh Kenzo hingga pria itu tak lagi menghimpitnya. Kenzo masih terdiam dengan tatapan tajamnya. Namun ia menurut saat Nora menuntunnya menuju ranjang dan duduk di sana. "Dengar, tak perlu berpikir macam-macam. Aku takkan melakukan hal bodoh yang merugikanku," ucap Nora yakin. Akhirnya Kenzo menganggukkan kepalanya percaya. "Aku juga telah salah sangka," ucapnya. "Kita semua telah salah sangka Ken, aku ingin kita mengadakan rapat rahasia. Hanya anggota inti kecuali Hercules yang ikut. Kita harus menyelidiki hal ini, sepertinya Hercules juga orang yang cukup nekat." Nora menggenggam tangan Kenzo. Pria itu menghela nafas pelan. Tangan bergerak meraih pundak Nora dan menatap matanya dalam. "Baiklah," ucapnya. "Tetapi aku masih ingin melakukan sesuatu." Kenzo mendorong tubuh Nora h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-13
Baca selengkapnya

Bab 68

"Aku juga, Hercules," balas Reyna. Wanita itu tersenyum dengan sensual. "Suamiku tak pulang hari ini. Ternyata dia ada perjalanan bisnis ke luar kota untuk beberapa hari ke depan," ucap Reyna. Hercules. Pria yang datang dengan cara menyelinap itu tersenyum senang lalu meraih pinggang Reyna. Ia menghilangkan jarak di antara keduanya. "Itu kabar yang sangat bagus, jadi, beberapa hari ke depan kita bisa bersama-sama tanpa merasa khawatir jika suami mu akan tahu," katanya. Mereka berdua berjalan menuju ranjang dan duduk dengan bersisian. "Kau tahu sayang? Aku juga mempunyai kabar yang sangat baik," ucap Hercules. Reyna langsung tertarik mendengar ucapan selingkuhannya ini. "Apa itu?" tanyanya. "Aku akan memberitahumu. Tapi sebelum itu." Hercules mendekatkan tubuhnya lalu meraih tengkuk Reyna dan mendekatkan wajah mereka. "Aku ingin mencicipi buah milik mu," ucapnya pelan dengan wajah mesum. Reyna tersenyum dan balas mengalungkan tangannya di leher Hercules. "Tentu," balasnya. Wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-14
Baca selengkapnya

Bab 69

"Rupanya pria itu," ucap pria itu dingin. Gian, pria yang kini berada di luar kota tengah memantau aktifitas istrinya yang berada di rumah. Hal yang di lakukan oleh Reyna sudah tak membuatnya terkejut karena ia telah menduganya. Sebelum berangkat ke luar kota, diam-diam ia memasang kamera perekam di seluruh sudut rumahnya agar ia dapat melihat semua kegiatan yang di lakukan oleh istrinya tersebut. Pria itu tersenyum miring. "Rupanya istri kecilku sangat liar jika bersama pria lain. Sepertinya dia bukanlah orang biasa," ucap Gian saat matanya menangkap sebuah tatto tanda anggota mafia yang di pimpin oleh Kenzo. "Dia anak buah Kenzo?" Keningnya berkerut saat melihat dengan jelas wajah pria yang tengah melakukan kegiatan panas bersama istrinya di dalam kamar mereka. "Dia! Dia pria penyebab para mata-mata ku tewas! Dia yang telah mengungkap pengkhianatan beberapa anak buah Kenzo yang sudah aku hasut!" Gian mengepalkan satu tangannya. Jempolnya menekan tombol kembali dan membuka gal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-15
Baca selengkapnya

Bab 70

"Aku tak bisa mengatakan apapun kecuali terima kasih banyak untuk kalian semua terutama Ayah dan Bunda," ucap Nora penuh rasa haru. "Semoga usaha butik ini bisa sukses," harapnya. Sebuah nampan berisi gunting yang telah di hias dengan pita di sodorkan oleh seorang bodyguard kepada Nora karena sudah saatnya pemotongan pita besar yang membentang sebagai tanda peresmian. "Ini Nyonya," ucap bodyguard tersebut. Nora mengambilnya dengan senyum tulus yang menghiasi wajahnya. "Terima kasih," ucapnya. "Baiklah, kini saatnya sesi potongan pita," ujar Fatiya di sambut sorakan antusias dari semua yang hadir.Nora mengarahkan gunting tersebut untuk memotong pita dengan mata terpejam. Dalam hati ia memanjatkan berbagi doa dan harapan untuk kesuksesan butiknya. "Satu ... dua .... tiga!" seru semuanya. Kres! Pita terpotong yang langsung di beri tepuk tangan. Kini butik besar milik Nora telah resmi dibuka. Berbagai ucapan selamat di sambut hangat oleh Nora. Gadis yang tengah berdiri di samping
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status