Home / Rumah Tangga / Diam-Diam Jatuh Cinta / Chapter 321 - Chapter 330

All Chapters of Diam-Diam Jatuh Cinta: Chapter 321 - Chapter 330

384 Chapters

Dipermalukan

JEVINAku tahu nggak sopan namanya bertamu malam-malam begini. Tapi aku nggak bisa menunggu sampai besok. Percuma juga ditunda. Aku tetap nggak akan bisa tidur malam ini.Turun dari mobil, kuketuk pintu rumah Zeline dengan perasaan tidak karuan. Ingin rasanya mundur membayangkan apa yang akan kuterima nanti. Tapi aku sudah bertekad masalah ini harus selesai malam ini juga.Tidak ada tanda pintu akan dibuka setelah berkali-kali ketukan yang membuatku berpikir untuk pulang saja. Kedatanganku pasti mengganggu. Mungkin ada baiknya aku datang besok. Selain waktunya lebih tepat, kondisi fisikku juga jauh lebih baik.Baru saja akan menarik langkah, daun pintu tiba-tiba terbuka. Sesosok pria menyembul. Dari perawakannya yang kukira seumuran dengan Papi membuatku yakin jika laki-laki di hadapanku adalah papanya Zeline. Dia tidak berkata apa-apa, namun sorot dinginnya membuat nyaliku menciut.Om Dion menatapku penuh tanda tanya. Tidak ingin membuatnya penasaran lebih lama, aku menjawab keherana
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Hari Yang Berat

ZELINEAku yang sejak tadi bersembunyi sambil menyaksikan penghakiman terhadap Jevin akhirnya tidak tahan lagi saat melihat Jevin diseret keluar dari rumah seperti maling yang tertangkap basah.“Pak, jangan!” Aku berteriak sambil berlari keluar rumah menghentikan petugas keamanan yang menyeret Jevin yang mengait lengannya kanan dan kiri.Ketiganya menahan langkah mereka dan menoleh ke belakang, termasuk Jevin. Dia terlihat kaget saat melihatku muncul. Pasti tadinya Jevin nggak tahu kalau aku ada di sini.Menjelang langkahku sampai ke pintu, Papa menahan lenganku dengan suara memberi peringatan. “Pa, lepasin aku. Kasihan Jevin. Jangan perlakukan dia seperti maling.” Aku merengek pada Papa agar memperlakukan Jevin dengan manusiawi.“Kasihan? Jadi Papa harus kasihan sama bajingan ini? Dia saja nggak kasihan sama kamu, lalu kenapa Papa harus kasihan sama dia?”Pertanyaan Papa sukses besar membungkam mulutku. Aku kehabisan kata untuk membela Jevin.“Zel, ternyata kamu ada di sini,” ujar J
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Perang Para Besan

ZELINETanpa melihat melalui kaca aku tahu bahwa saat ini wajahku berubah pucat setelah mendengar berita yang disampaikan Mama.Untuk apa orangtua Jevin ke sini? Untuk mencecarku kah? Untuk menyalahkan dan merendahkan bahwa akulah penyebab semuanya?“Orangtua Jevin mau apa ke sini, Ma?” tanyaku pada Mama. Aku nggak mau ada ribut-ribut di antara keluarga kami. “Mama udah bilang kalau Jevin nggak ada di sini?”“Mereka sudah tahu kemarin dia ke sini,” jawab Mama dingin.“Jadi untuk apa lagi mereka ke sini?”Mama mengangkat bahunya sebagai isyarat tidak tahu lalu berlalu meninggalkanku. Aku menyusul ke ruang tamu setelah berganti pakaian. Tampak di sana Mama dan Papa sedang duduk berdampingan berhadapan dengan Om Joe dan Tante Rosella.Keempatnya serentak memandang padaku saat melihatku menampakkan diri. Aku duduk di sofa tunggal sendiri. Satu-satunya tempat yang paling memungkinkan untukku.Tante Rosella memandang padaku dengan ekspresi datar. Aku ingin menyapanya, tapi dia sudah keburu
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Yang Penting Hatimu Menerimaku

JEVINZeline langsung mendorong dadaku sehingga membuatnya lepas dari pelukanku, lalu merapikan uraian rambutnya yang berantakan akibat dekapanku tadi.“Mau apa kamu ke sini?” Dia mendesis penuh rasa waspada.“Aku kangen kamu, aku juga mau bicara sama Papa kamu, Zel.”“Papa nggak mau bicara sama kamu. Sebaiknya kamu pergi sebelum dipermalukan seperti kemarin.”“Nggak apa-apa, aku nggak masalah. Mau diseret ke kantor polisi juga aku rela.”Zeline kemudian memandang ke sekitar kalau saja ada orang di dekat kami.“Kamu jangan keras kepala, Jev. Papa dan Mama nggak suka sama kamu. Mereka nggak ingin ketemu sama kamu. Jadi aku harap kamu segera pergi dari sini sebelum Papa ataupun Mama ngeliat kamu," ucapnya sok galak tapi malah membuatnya jadi semakin cantik.“Aku nggak akan tenang sebelum Mama dan Papa memaafkan aku, Zel. Aku nggak akan pergi,” jawabku bersikeras.“Mengertilah, Jev, jangan bikin masalah lagi. Udah cukup kamu bikin aku menderita,” ucap Zeline geram sambil menahan nada sua
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bicara Pada Niken

JEVIN“Lo jangan nekat, Jev! Think twice before act!!!”Aku masih mendengar seruan Javas yang masih mencoba mencegah sebelum masuk ke mobil termasuk Mami yang juga muncul dari arah dalam rumah. Mami berteriak keras memanggil menghentikanku. Tapi aku nggak peduli dan langsung tancap gas.Kata-kata dan nasihat Javas tadi terus terngiang di telinga sepanjang perjalanan. Untuk kali ini saja aku akan bertindak nekat, bukan hanya untuk kebahagiaanku, tapi juga demi kebaikan semua orang.Menyetir dengan kecepatan nyaris maksimal membuatku tiba lebih cepat di rumah Niken. Dia belum tahu jika saat ini aku sudah berada di Jakarta. Aku belum menghubunginya. Komunikasi terakhir kami adalah saat dia menelepon tadi pagi. Niken sendiri yang membukakan pintu untukku. “Kamu udah pulang?” Dia terkejut melihat kedatanganku yang tanpa pemberitahuan sebelumnya.“Aku baru nyampe,” jawabku.“Masuk yuk!”“Di sini aja, Ken, kebetulan ada yang mau aku omongin.” Aku menolak ajakan Niken dan memutuskan untuk d
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bersumpah Untuk Itu

JEVINNiken masih berdiri di beranda saat aku sudah berada di mobil dan bermaksud pergi meninggalkan rumahnya. Ada kesedihan yang mendalam di wajahnya. Dan aku adalah satu-satunya penyebab kesedihan itu. Entah apa lagi sebutan yang tepat disematkan pada namaku yang selalu saja menyakiti hati wanita.Aura rumah terasa begitu mencekam begitu aku tiba. Aku tahu, pasti persidangan untukku sudah disiapkan.Baru saja aku keluar dari mobil Mami ikut keluar dari dalam rumah lalu berdiri di beranda. Mami memasang wajah masamnya melihatku muncul.“Javas mana, Mi?” tanyaku karena mobil Javas tidak kulihat di halaman.“Mami nggak nyangka kalau kamu akan senekat itu, Jev,” jawab Mami mengabaikan pertanyaanku. “Percuma Mami nasehatin kamu panjang lebar. Sampai mulut Mami berbuih nggak kamu anggap sama sekali.”“Mi, kalau ini tentang Niken aku memang sudah membatalkannya,” jawabku sambil melangkah melewati Mami.“Jevin! Mami belum selesai bicara sama kamu!” Mami membentak sambil menarik bajuku dari
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Circles

ZELINEAku salah jika berharap masalahku dengan Jevin tidak akan mempengaruhi hubungan kakakku dengan suaminya. Setelah Tante Rosella menelepon malam itu dan menghinaku dengan segala tudingannya, Mama tidak tinggal diam. Mama langsung mengadukannya pada Mbak Zoi. Lalu hari ini Mbak Zoi dan Mas Javas datang ke rumah untuk memverikasi kebenarannya.“Mertua kamu menuduh Zeline menjual diri pada Jevin. Dia bilang Zeline anak daerah yang uang jajannya pas-pasan, makanya memanfaatkan Jevin untuk mendapat uang yang banyak. Gini-gini Mama nggak pernah mengajari anak-anak Mama untuk melakukan hal senista itu. Nggak hanya itu, tapi dia juga bawa-bawa kamu dan Zola. Dia bilang Javas terpaksa menikahi kamu. Kamu mau-maunya dinikahi Javas. Di sini mama merasa seakan kamu yang ngotot untuk dinikahi Javas. Mertua kamu juga menghina Zola yang hamil sebelum menikah. Dia lupa bahwa anaknyalah yang bikin Zola hamil.” Mama mengadukan semuanya pada Mas Javas dan Mbak Zoi. Aku tahu Mama sama sekali nggak
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Dia Seenak Itu

ZELINEAku mengikuti Mbak Zoi menuju ruang tamu.Selagi aku meletakkan cangkir-cangkir minuman di meja, Mbak Zoi bergegas ke luar.Ada mobil yang berhenti di depan rumah. Lalu setelahnya aku mendengar suara percakapan Mbak Zoi dan seorang laki-laki. “Ma, Pa, Jav, Zel, kenalin ini Dimas, adeknya Zico.” Mbak Zoi masuk ke dalam rumah bersama seorang laki-laki muda.Oh, jadi ini orangnya. Dalam waktu singkat aku langsung memberi penilaian di dalam hati.Dimas beda jauh dari Mas Zico. Kalau kakaknya berkulit eksotis, maka adiknya jauh lebih terang. Dimas juga lebih good looking dari kakaknya.Mbak Zoi mengenalkan Dimas pada keluargaku satu per satu. Mama dan Papa menyambutnya dengan baik karena tahu Mbak Zoi bersahabat dekat dengan Mas Zico.“Dan ini Namanya Zeline, dia adek bungsu aku.”Aku dan Dimas saling berjabatan saat Mbak Zoi mengenalkan kami berdua. Dia tersenyum hangat, aku membalas senyumnya sekenanya.Setelahnya aku hanya mendengarkan perbincangan lelaki itu dengan orang tua da
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Terbakar Cemburu

ZELINEHari wisudaku akhirnya datang juga. Seharusnya hari ini aku bahagia karena ini adalah titik puncak perjuanganku setelah bertahun-tahun. Tapi peristiwa demi peristiwa yang terjadi belakangan ini membuat bahagia adalah hal yang kurang tepat untuk mendeskripsikan hidupku saat ini. Tidak terlalu banyak yang menghadiri acaraku. Paling hanya keluarga dekat. Mas Javas berhalangan datang sehingga yang mewakilinya hanya Mbak Zoi dan si kecil Bjorka.“Asem banget mukanya. Bisa senyum dikit nggak?” Mbak Zoi berbisik padaku saat melihatku hanya diam tanpa ekspresi apa-apa.Dengan terpaksa kulengkungkan bibir yang begitu berat untuk digerakkan. Bukan karena polesan lipstickku yang bold, tapi karena sejak kemarin malam perasaanku tidak enak.“Nah, gitu kan bagus.”Mama dan Papa sedang berbicara dengan orang tua teman-temanku yang mengenal mereka. Aku melipir saat melihat Gita melambaikan tangannya padaku.Sejak SMP, SMU hingga perguruan tinggi aku dan Gita menempuh pendidikan di tempat yan
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Yang Pertama Bukan Berarti Yang Terakhir

JEVINLelaki di sebelah Zeline menatap sekilas padanya. Zeline membalas dengan senyumnya yang semanis madu.“Dim, kenalin ini kakak iparnya Mbak Zoi, namanya Jevin.”Lelaki bernama Dimas itu mengulurkan tangannya sehingga mau nggak mau aku terpaksa menyambutnya. Kami pun berjabatan menyebut nama masing-masing.“Dimas.”“Jevin.”Aku nggak tahu bagaimana proses itu terjadi—Zeline berpacaran dengan Dimas dalam jangka waktu dua minggu setelah dia meninggalkan Jakarta. Tapi sejujurnya jika aku melihat dari kacamata yang netral, Zeline dan Dimas tampak sangat serasi. Mereka mungkin seumuran. Zeline sesuai dengan Dimas yang masih muda, bukan dengan om-om sepertiku.“Jev, makasih atas kedatangannya. Kamu udah jauh-jauh ke sini hanya untuk menghadiri wisuda aku. Tapi acaranya sudah selesai. Sebaiknya kamu pulang sekarang. Aku nggak mau Papa sama Mama ngeliat kamu ada di sini dan itu bikin mereka emosi. Aku minta tolong banget pengertian kamu.”Zeline mengusirku terang-terangan di depan lelaki
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more
PREV
1
...
3132333435
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status