Home / Rumah Tangga / Diam-Diam Jatuh Cinta / Chapter 331 - Chapter 340

All Chapters of Diam-Diam Jatuh Cinta: Chapter 331 - Chapter 340

384 Chapters

Belum Menyerah

JEVIN“Zoi …” Aku melafalkan namanya agar Zoia menjawab permintaanku. Sejak tadi dia hanya memandang dengan tatapan prihatin seakan aku adalah makhluk paling menyedihkan.Zoia mengembuskan nafas panjang. Dari gesturnya mengesankan apa yang akan disampaikannya merupakan sesuatu yang berat, yang mungkin dia sendiri tidak mampu untuk mengatakannya.“Mas Jevin udah tahu soal Mami?”“Mami kenapa?” Aku memburu tidak sabar.“Mami dan Papi waktu itu datang ke rumah ketemu sama Mama dan Papa dan juga Zeline. Ucapan Mami bikin keluarga aku tersinggung. Mami merendahkan Zeline. Mami bilang Zeline bukan perempuan baik-baik. Zeline hanya memanfaatkan Mas Jevin demi uang. Mami menuduh Zeline memaksa Mas Jevin untuk membatalkan pernikahan dengan Mbak Niken. Bukan cuma itu, Mas, masih banyak lagi hinaan Mami untuk Zeline dan keluarga kami yang disampaikan lewat telfon. Bahkan aku sama Javas sampe berantem gara-gara masalah tersebut.”Zoia kemudian menguraikan secara detail percakapan antara Mami Pa
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Diculik

ZELINEMama mengikutiku ketika aku masuk ke kamar setelah Dimas pulang. “Papa kenapa iya-iya aja, Ma? Kenapa nggak tanya aku dulu?” Aku memprotes sikap Papa pada Mama mengenai rencana melanjutkan S2 tadi.Mama lalu duduk di sebelahku, menatap dengan tatapan lembut seorang ibu.“Papa melakukan ini semua demi kebaikan kamu, Zel. Semakin tinggi pendidikan maka peluang untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik akan semakin besar. Kamu harus sukses dan berhasil biar nanti kamu bisa membungkam mulut orang-orang yang menghina kamu. Mengerti kan maksud Mama?”“Tapi nggak harus sampai ke luar negeri kan, Ma? Di kampusku juga ada kok program S2.”“Jelas aja berbeda kuliah di dalam dan di luar negeri. Bukannya Mama mau mengatakan kalau di negara kita nggak bagus, tapi faktanya memang begitu.”Aku mengakui kebenaran kata-kata Mama. Tapi entah mengapa rasanya berat sekali untuk pergi jika seandainya aku diterima.Papa masuk ke kamarku di saat aku sedang bicara dengan Mama.“Siapa yang mengundang
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Goodbye Kiss

JEVIN“Lepasin aku, Jev! Keluarin aku dari sini!” Zeline terus berteriak setelah aku membawanya ke mobil seakan aku adalah seorang penculik yang akan mencelakainya.“Apa sih yang mau kamu omongin? Ngomong di sini aja!” Rasanya aku ingin membungkam mulutnya dengan kecupan agar dia berhenti memprotes.“Teriak aja, nggak ada yang bisa mendengar kamu. Yang ada suara kamu bakal habis.”“Aku nanya apa yang mau kamu omongin? Ngomong aja di sini. Kamu nggak bisa giniin aku, Jev. Aku bukan anak SMP bodoh lagi!”“Justru karena itu. Karena kamu bukan anak SMP seharusnya kamu bisa bersikap dewasa. Sekarang nggak usah banyak protes, turutin apa yang aku mau.”“Kamu pikir kamu siapa yang kemauannya harus aku turuti?”Demi apa pun aku merasa gemas melihat ekspresi Zeline. Alih-alih akan terlihat jelek mata bulatnya justru tampak semakin indah saat sedang marah begini.“Mau tahu aku siapa? I’m your first love.”Zeline menjawab dengan dengkusan keras sementara aku mengemudikan mobil semakin kencang.
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Penyakit Yang Menimpa Jevin

JEVINAku menatap hampa ke sekeliling. Ini adalah kamarku di rumah Mami sejak bertahun-tahun yang lalu. Tapi entah mengapa warna putih yang mendominasi kamar ini semakin menambah aura kesedihan.Iya, sedih, hampa, kosong, kehilangan semangat, itu yang kurasakan sejak memutuskan untuk melepas Zeline. Aku benar-benar sudah kehilangan dia, dan mungkin untuk selamanya. Baru beberapa bulan, tapi aku merasa sudah hampir mati.Pintu yang kemudian dibuka dari luar bersama dengan sosok Mami yang muncul menghalau pergi lamunanku tentang Zeline.“Jev, ada Niken nih.”Ternyata Mami tidak sendiri. Aku melihat Niken berjalan di belakang Mami. Keduanya kemudian mendekat ke arahku.“Mami nggak bisa nemenin kamu ke rumah sakit. Jadi hari ini kamu ditemenin sama Niken,” kata Mami padaku setelah duduk di pinggir tempat tidur yang kutempati.“Aku nggak sakit, Mi. Aku nggak mau ke rumah sakit.” Aku menolak permintaan Mami. Aku merasa baik-baik saja tapi mereka bilang aku sakit.Awalnya setiap hari aku tid
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Ini Di Semarang Ya?

JEVINAku dan Niken baru saja meninggalkan rumah sakit. Cukup lama kami berada di sana. Tadi aku juga mengikuti sesi psikoterapi, hanya berdua dengan dokter, sedangkan Niken menunggu di luar. Tapi aku yakin pasti dokter yang menanganiku menceritakannya pada Niken.“Dokter Ivan bilang katanya kamu nggak kooperatif,” cetus Niken yang sedang menyetir di sebelahku sambil memandang sekilas.Aku diam tidak menanggapi. Bukan tidak kooperatif, tapi terlalu sulit untuk mengungkapkan apa yang kurasakan.“Kalau kamu terus begitu dokter akan sulit membantu kamu, Jev. Kamu nggak usah malu. Cerita aja semua yang kamu rasakan sama dokter. Dia nggak akan menertawakan kamu. Kalau kamu kayak gini aku jadinya juga sedih,” ucap Niken menunjukkan keprihatinannya.Aku masih mengunci mulut, tidak sedikit pun merespon kata-kata Niken. Jika dia orang lain mungkin akan muak padaku. Tapi ini Niken, perempuan baik hati yang stock kesabarannya tiada batas.“Jev, aku nggak marah, kamu jangan tersinggung ya,” imbuh
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Saling Merindukan

ZELINEDimas baru saja menelepon. Dia mengonfirmasi mengenai keberangkatanku nanti sore. Dari awal sampai akhir bantuan Dimas tak terhitung lagi jumlahnya. Dimaslah yang membantuku mengurus persyaratan LPDP, mengantar dan menemaniku selama tes, sampai memberiku semangat yang berkobar-kobar. Energi positif Dimas menular padaku sehingga aku ikut menjadi pribadi yang optimis.Tidak cukup sampai di sana. Dimas juga yang mencarikan tempat tinggal di New York. Jadi bagaimana Papa tidak akan simpati padanya? Papa memercayakanku sepenuhnya pada Dimas. Kata Papa lagi Dimas adalah laki-laki baik dan bertanggung jawab. Berbeda dengan … Jevin.Aku ingin membantah kata-kata Papa dengan mengatakan bahwa Jevin bukannya tidak bertanggung jawab, tapi Papalah yang tidak menyetujui hubungan kami. Tapi karena tidak ingin menambah luka di atas luka yang belum sembuh maka aku pun memilih diam dan memilih menyimpan semua pembelaan itu di dalam hati.Ngomong-ngomong soal Jevin sudah sangat lama aku tidak
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Hanya Kamu

ZELINEWelcome to New York, the city that never sleeps.Finally, aku menginjakkan kaki di negara Paman Sam for the first time. Dimas sudah menunggu saat aku tiba di John F Kennedy airport.Dia melempar senyum dari jauh saat melihatku mendekat ke arahnya.“How was your flight?” tanyanya setelah kami berdiri tepat berhadapan.“It was awesome.” Walaupun sangat melelahkan namun penerbangan sehari penuh itu begitu seru. Aku mendapat banyak pengalaman dan kenangan yang tidak akan terlupakan.Dimas memindaiku dari puncak kepala hingga ujung kaki. Dia memeriksa setiap detail tubuhku. Memegang tanganku, membalikkan sling bag yang tersampir di pundak sampai memutar tubuhku yang membuatku kebingungan.“Kenapa, Dim?” tanyaku heran.“Syukurlah nggak ada yang kurang,” jawabnya dengan embusan nafas lega. “Jadi nanti aku bisa tenang ngelapor sama Om.”Aku tertawa lalu mencubit lengannya saat menyadari apa yang Dimas maksud. Dia juga tertawa.“Mau jalan-jalan dulu atau langsung pulang?” tanyanya sambi
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Solusi Yang Ditawarkan Javas

JEVINJavas tampak sangat syok setelah mendengar pengakuanku. Setelah lama bertahan memendamnya di dalam hati aku memutuskan untuk mengungkapkan pada Javas. Semoga saja Javas mengerti. Bukankah dia juga pernah berpisah dengan Zoia? Oleh karena itu aku yakin sedikit banyak Javas akan memahami perasaanku.“Jadi Zeline yang bikin lo sakit? Jadi dia yang nggak berhenti lo pikirin?” Javas mulai dengan interogasinya.“Nggak ada hal lain yang bisa gue pikirin selain dia, Jav,” jawabku sedih. Seharusnya ini nggak boleh terjadi. Aku sudah melepaskan Zeline baik-baik dan mencoba untuk merelakannya dengan orang lain. Tapi ternyata aku tidak benar-benar sanggup. Kehilangan Zeline merupakan pukulan paling telak dalam hidupku.“Tapi lo nggak bisa kayak gini terus-terusan, Jev. Lo sama Zeline tuh nggak jodoh. Jodoh nggak bisa dipaksa, Jev,” kata Javas menasehatiku.“Gue tahu itu. Tapi gue tetap nggak bisa ngelupain dia,” erangku bertambah sedih.“Udahlah, Jev, lo nggak usah ngerasa bersalah kayak
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Bertemu Melalui Layar Ponsel

ZELINE“Gimana tadi di kampus? Ada kendala?”Aku menggelengkan kepala, menidakkan pertanyaan Dimas.Hari ini adalah hari kedua aku di New York jika dihitung sejak kedatangan kemarin. Tadi Dimas mengantarku ke kampus, menemani sebentar kemudian meninggalkanku sendiri walau dengan berat hati karena dia harus kerja. Perkuliahan baru akan dimulai minggu depan. Hanya saja aku merasa perlu untuk gladi resik dengan mengenali situasi dan lingkungan tempatku menuntut ilmu selama dua tahun ke depan. “Nggak nyasar kan?” tanyanya lagi.“Nggak dong, kalau nyasar kan tinggal telfon kamu.”Dimas tertawa memamerkan deretan giginya yang rapi. Lekuk di pipinya menyembul, yang membuatnya semakin menawan kalau kata Papa. Bukan kataku. Buat aku hanya ada satu pria menawan di dunia.“Gimana kedaan kamu? Nggak pusing, lemas, dan sejenisnya kan?”“Jetlag?”“Yup.”“Syukurnya nggak. Semalam tidurku nyenyak.” Aku bersyukur walau ini adalah penerbangan panjang pertamaku, tapi aku tidak terserang jetlag.“Kalau
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Rahasia Terkelam Zeline

JEVINPerdebatan Mami dan Papi di rumah sakit tempo hari tidak membuahkan apa-apa selain rasa depresi yang semakin menjadi. Mami yang keras hati dan egonya tinggi bersikukuh dengan sikapnya. Mami menolak untuk meminta maaf pada keluarga Zeline. Tampaknya Mami memang lebih suka melihat aku begini.“Gini deh, Mi, Pi, gimana kalau untuk sementara Jevin tinggal di rumah aku? Biar Jevin bisa ganti suasana. Lagian ada Kaka di rumah. Dia sering nanyin Jevin.”“Terserah kamu,” jawab Mami ketus dengan tangan bersedekap di dada. Mungkin Mami juga sudah muak melihatku. Siapa memangnya yang tahan menghadapi orang depresi seperti aku?Lalu setelahnya Javas benar-benar membawaku ke rumahnya. Javas dan Zoia memperlakukanku dengan baik. Aku sedikit teralihkan dari duniaku yang sepi oleh tingkah dan perangai Bjorka yang lucu dan menggemaskan. Andai suatu saat nanti aku juga memiliki anak seperti Bjorka. Tapi itu tidak mungkin terjadi karena Zeline sudah lepas dari genggaman.Malam ini Javas masuk ke k
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more
PREV
1
...
3233343536
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status