Semua Bab Mengandung Benih Majikanku: Bab 101 - Bab 110

128 Bab

BAB 98 [PART 1]

Wanita itu langsung mengusap kening sang suami, sedangkan Devano menyeringai mendapatkan respon tersebut. Melihat wajah lelaki ini membuat Kania segera menarik lengannya. "Kamu mengerjaiku, ya!" seru perempuan tersebut. Lelaki tersebut hanya tersenyum menanggapi seruan sang istri, sedangkan Kania langsung mengerucutkan bibir. Devano lekas memandang bawahannya dengan wajah datar. "Cepatlah, pergi! Kalian mau pulang bukan, barang yang aku inginkan taruh di sana aja," perintah Devano. Semua mengangguk patuh lalu mengucapkan terima kasih karena dia tidak memecat mereka. Lelaki tersebut langsung menjawab agar berterimakasih pada istrinya, jika bukan karena Kania mereka sudah dipecat secara tak hormat. "Terimakasih, Nyonya muda. Semoga kehamilan lancar, sehat-sehat terus, langgeng dan hidup bahagia," lontar salah satu dari mereka. Lalu semua menjawab dengan anggukkan membuat Kania hanya tersenyum, mereka segera pergi karena tatapan Devano seperti ingin menelan mereka. Kini hanya dua m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

BAB 98 [PART 2]

Kania memegang lengan suaminya lalu mengayunkan ke kiri dan kanan. Tatapan terus terarah pada paras lelaki tersebut, kelakukan wanita ini membuat Devano menoleh menatap. Dari gerakan kepala perempuan yang ia pandang segera paham, dia menghela napas, memandang pada bawahan. "Sudahlah, kinerja kalian bagus kok. Tenang aja, cuma memang sayanya aja yang lagi masuk masak bareng istriku," terang Devano. Mendengar ucapan lelaki itu, semua langsung bernapas lega. Kania segera memerintahkan agar mereka untuk berdiri, lalu Ida lekas menyuruh para bawahan pergi dari ruangan ini. "Grandma kenapa masih di sini?" tanya lelaki itu. Ida langsung menoleh memandang cucunya, dia bersidekap dan menarik kursi lalu mendaratkan bokong di sana. "Mau nonton, baru pertama kali lihat kamu datang ke dapur gini. Kesempatan langka banget, harus diabadikan," celetuk wanita paruh baya tersebut. Dia segera merogoh saku lalu mengarahkan kamera ke arah mereka berdua, Devano hanya menggelengkan kepala dan menghela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

BAB 99 [Part 1]

Wanita itu langsung mendekap tubuh putrinya, tangan terkepal dan mata memancarkan amarah yang terkumpul. "Tenang aja, Sayang. Mommy bakal nyari cara biar kamu bisa menikah dengan Devano," tutur perempuan tersebut. Waktu terus berjalan, dikediaman Ida wanita itu tengah memperhatikan Devano yang tengah membantu sang istri. Senyuman terukir, apalagi melihat lelaki tersebut tertawa sangat bahagia. "Siapa yang hamil siapa yang ngidam," ejek Ida. "Lihat, Nia! Suamimu sangat bersemangat, melebihi kamu," lanjutnya. Kania mendengar perkataan Ida hanya menyeringai, wanita itu kembali menatap sang suami yang dibalas Devano. "Jangan terus menatapku, nanti kamu semakin jatuh dalam pesonaku," goda Devano. Ida sampai terbatuk mendengar perkataan Devano, dia tidak menyangka akan perkataan cucunya. "Wah, wah ... ini kemajuannya terlalu besar," lontar perempuan tersebut. Istri Devano ini menundukkan kepala, dia tersipu malu. Bibirnya ia sedikit gigit agar tidak terlalu lebar mengulas senyuman
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

BAB 99 [PART 2]

Mendengar ucapan lelaki itu, mereka segera mendekat dan dengan ragu-ragu mencomot buah. Melihat hal ini, Kania segera mengambil dan memberikan pada wanita yang masih rasa sungkan."Ayo ambil! Seperti biasa aja, kaya kita-kita ngerujak bareng temen." Mereka langsung memandang Kania lalu melirik Ida dan Devano yang menganggukkan kepala. Semua menikmati makan bersama ini, sampai tidak terasa buah yang dipotong suami perempuan ini telah habis. "Yah ... habis," ucap salah satu pembantu spontan.Dia segera menutup bibirnya sedangkan Kania hanya mengulum senyum. Wanita yang berstatus istri Devano ini memandang sang suami, paham akan tatapan tersebut pria tersebut lekas bangkit. "Okey, okey, aku bakal kupas dan potong lagi. Kamu ikut saya buat bantuin ya!" seru Devano. Orang yang diajak Devano itu segera menganggukkan kepala, dia lekas bangkit dan memandang pria tersebut sekilas lalu menunduk. Dia langsung mengikuti cucu majikannya ini ke dapur, sedangkan Kania hanya tersenyum. "Tuan san
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya

BAB 100 [PART 1]

Kedua wanita berbeda usia itu terkejut mendengar suara Devano, Kania bahkan spontan membalikkan tubuh. Membuat ia memegang perut karena merasa sedikit nyeri, melihat hal ini suami perempuan yang ada di dekat Ida sedikit kaget juga ekpresinya berubah khawatir tetapi kembali lagi ke mode dingin."Aku tanya sekali lagi! Apa kamu mendekatiku karena perintah Grandma?" tanya perempuan tersebut. Kania masih terdiam, matanya memandang wajah Devano yang terlihat sangat murka. Melihat adegan ini, Ida segera nenggenggam jemari perempuan pilihannya lalu menatap sang cucu. "Pelankan suaramu, Vano! Kamu membuat Kania takut," tegur Ida. Devano berdecak kesal mendengar teguran wanita paruh baya itu, dia memalingkan wajah dan mengembuskan napas kasar. Tangannya bahkan terkepal sangat kuat membuat kuku sampai memerah. "Ini memang perintah Grandma, tapi ... Grandma juga memberikan pilihan, bukan paksaan. Dia mengiyakan karena memang sudah ada rasa sama kamu," seru Ida. Lelaki itu yang menatap Ida,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-01
Baca selengkapnya

BAB 100 [PART 2]

Wajah Kania sangat murung, bahkan tidak ia sembunyikan sama sekali dari Devano. Melihat hal tersebut lelaki itu hanya menyeringai, dia memilih melajukan kendaraan kembali. Membuat sang istri merasa tak dipedulikan semakin sedih, sesampai di kediaman pria ini lekas keluar dan membukakan pintu buat kekasihnya. "Turun! Apa kamu bakal terus diam di situ," ucap Devano. Nada suara lelaki itu sangat datar, membuat Kania terdiam sebentar lalu menurut. Dia segera keluar dari kendaraan dan membuat Devano mundur beberapa langkah, melihat reaksi ini membuat istrinya semakin kecewa. "Masuklah ke dalam!" perintah pria tersebut. Kania mengangguk sebagai balasan, wanita itu melangkah menuju kediaman dan diikuti sang lelaki. Sesampai di pintu, para pelayan lekas membukakan benda panjang alat akses masuk. "Selamat datang, Tuan, Nyonya muda," sapa mereka bersamaan. Devano hanya menampilkan wajah datar, liriknya membuat semua merasa merinding. Kania memandang mereka dengan tersenyum kecil lalu mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya

BAB 101 [PART 1]

Elsa mendengar perkataan perempuan yang melahirkan Chelsi itu segera menjawab. Tangannya terkepal sangat kuat, emosi langsung tertuju pada Kania. "Kamu tenang aja, ayo kita bertemu dan pikirkan gimana caranya biar si jalang itu pergi dari anakku. Lagian Devano sudah bisa bersentuhan sama cewek," lontar Elsa. "Dia udah gak membutuhkan wanita itu, dia cuma objek biar anakku sembuh. Kamu tenang aja," lanjutnya. Ibu Chelsi ini memandang putrinya, senyuman terukir di bibir wanita tersebut. Saat melihat sang anak mengangguk membuat perempuan itu paham. "Oke kalau gitu, please ... jangan mengecewakan lagi, anakku udah menolak banyak pria demi putramu. Jangan membuat perjuangan dia sia-sia," ucap perempuan yang melahirkan Chelsi. Perempuan itu mengiyakan ucapan Ibu Chelsi, setelah telepon terputus wanita tersebut langsung melemparkan benda pipih ke sofa. "Sialan! Ini semua gara-gara gadis itu," sungut Elsa. "Awas aja, aku harus menyingkirkanmu. Jangan sampai uang yang diberikan mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-03
Baca selengkapnya

BAB 101 [PART 2]

Waktu berjalan dengan cepat, mereka kini tengah berkumpul di villa. Memang tidak sesuai rencana mereka, karena cucu Ida beberapa menggagalkan keberangkatan. Kania memandang sekitar, matanya berbinar melihat sekeliling yang sangat memanjakan penglihatan. Mendapati sang istri terlihat begitu menyukai, Devano mengulas senyuman. "Kamu suka?" tanya Devano dengan nada lembut. Perempuan itu langsung mengangguk penuh semangat, sedangkan orang yang tidak menyukainya memandang sinis. [Sand photo][Cepatlah ke sini! Aku mual melihat kemesraan mereka. Devano lebih pantas denganmu.]Di tempat lain, Chelsi membaca deretan kata yang dikirimkan oleh Thania. Ia segera memasukkan benda pipih ke saku, lalu mengembuskan napas kasar. "Mommy, kamu beneran tau kan. Di mana mereka mau berkumpul," seru Chelsi. Mendengar perkataan sang anak, wanita itu juga merasa bingung. Ia menunggu pesan whatsapp dari Elsa, tak berselang lama notifikasi pesan berbunyi di benda pipih milik Ibu perempuan tersebut. [Ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-04
Baca selengkapnya

BAB 102 [PART 1]

Devano memasang wajah datar mendengar permintaan istrinya, melihat riak muka sang suami. Reflek tangan wanita itu meremas pakaian, jantung berdebar sangat cemas. Sampai ia merasa jika mendengar setiap detakkan di telinga. "Gok!" Lelaki itu mengonggong dengan suara berat dan nada tinggi, membuat Kania terkejut. Wanita tersebut matanya berkaca-kaca, membuat sang empu segera mengubah mimik wajah dan memegang lengan kekasih. "Sayang, kamu kenapa. Katanya mau dengar aku mengonggong, aku udah nurutin. Sekarang kenapa lagi malah mau nangis," seru Devano. Wajah Kania memasang mimik masam, bibirnya mengerucut dengan mata memandang sendu sang suami. Tangannya meremas pelan jemari besar Devano. "A-aku pengen gonggongan anjing imut, Sayang. Bukan anjing liar," tuturnya. Pria ini memandang wajah sang istri yang memasang mimik menggemaskan menurutnya, ia mengembuskan napas kasar lalu membuat muka. Lelaki tersebut segera melakukan apa yang dipinta oleh Kania. "Gok, gok ...." Senyuman wanita
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

BAB 102 [PART 2]

Semua mata menatap sepasang suami istri yang baru keluar dari kamar semenjak datang ke Villa. Sedangkan Ida segera mendekat lalu membantu memapah Kania menuju meja makan, dan beberapa orang tidak menyukai perempuan itu memandang sinis. "Karena ulah kalian, kami kelaparan," gerutu salah satu. "Ngerasa jadi pengantin baru aja apa! Inget, udah lama kalian menikah, mungkin aja udah berhubungan sejak lama, emang gak bosen," cibir seorang wanita. Mendengar ucapan perempuan yang ia tebak tak menyukai istrinya, Devano melipat tangan. Tatapan tajam dilayangkan oleh lelaki itu, suami wanita yang mencibir tersebut menyentuh paha sang kekasih membuat dia menoleh. "Kamu jangan cari gara-gara, yang ada acara jalan, jalan ini hancur dan kita diusir," tegur sang suami. "Villa baru ini sangat mahal lho, kita gak boleh menyia-nyiakannya," lanjut lelaki itu. Perempuan itu akhirnya mengangguk, dia menundukkan kepala saat Devano terus memandangnya. Sedangkan Kania segera menyentuh lengan pria terseb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status