"Pak Anwar," lirihku. "Kamu hebat, kamu wanita kuat. Izinkan saya untuk melindungi kamu, Dinda." "Pak Anwar terimakasih, tapi Dinda akan pulang sama saya!" Kini mas Aditya menyahut dan mendekat ke arah kami.Aduh, situasi macam apa ini? Masih di dalam room begini, apa mereka nggak malu. Bahkan, sudah banyak pasang mata, yang kini terarah ke arah kami."Saya atasan Dinda, saya berhak menjaga keselamatan Dinda," kata pak Anwar, yang tidak senang dengan ucapan mas Aditya."Pak Anwar, mas Aditya. Biarkan saya pulang sendiri, oke." Kini aku berusaha menengahi mereka."Nggak bisa. Mas takut kamu kenapa- kenapa, Din. Tolong, mas khawatir sama kamu," jawab mas Aditya."Pak Aditya, bukannya anda ini sudah punya istri? Dan istrinya sempat ngamuk sama Dinda kan sebelumnya. Ini pak Aditya gimana sih? Sudah punya istri, malah gangguin mantan istri," protes pak Anwar, membuatku ingin sekali tertawa."Kami berencana rujuk, Pak. Jadi tolong, jangan ganggu calon istri saya ini," kata mas Aditya deng
Baca selengkapnya