All Chapters of Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila: Chapter 31 - Chapter 40

94 Chapters

Bab31 PESTA WANITA ITU

Dalam 2 tahun ini, selain belajar bela diri, aku juga mempelajari dan mengamati perkembangan sepak terjang perusahaan papahku, yang sudah diinfokan dengan detail oleh om Kustomi.Papah seorang lelaki yang gila kerja, dia bahkan tidak begitu mencari keberadaanku, juga kabar kematian Abba dan Umma, yang sudah dia ketahui. Om Kustomi memberikan segala informasi, mengenai papah kandungku itu. Lelaki itu nampak biasa, hanya saja, memang beberapa bulan ini, kabarnya dia sedang mencari keberadaanku.Dan om Kustomi pun sudah menjelaskan, semua berhubungan, dengan saham yang dimiliki oleh mendiang Abba dan Umma.Abba memiliki 40% dan Umma 20%. Dan akulah, yang telah mereka jadikan ahli warisnya.Aku tidak tahu sama sekali, bahwa mereka sesayang itu denganku."Kita mengubah rencana awal kita. Kamu harus masuk ke perusahaan itu, karena ada hak kamu disana. Om akan meminta pengacara keluargamu, untuk menjelaskan persyaratan dari mendiang orang tuamu. Karena dia tidak mau menjelaskannya pada oran
Read more

Bab32 Bertemu dengan Ibunya kak Adam

"Wanita itu yang menggoda suami saya, Bu." Astri mengadu. "Jangan membuat kegaduhan di acara saya! Kalau ada masalah keluarga, selesaikan di rumah kalian, jangan seperti orang yang tidak tahu malu," tekan wanita angkuh itu, menatap nyalang ke arah Astri."Maafkan kami, Bu." Mas Aditya bersuara sembari menahan malu. Sedangkan Astri masih bersikap angkuh, memasang wajah cemberut. "Dan kamu. Sepertinya kita tidak saling mengenal, bagaimana bisa, kamu ada di acara saya?" tanya wanita itu kepadaku. Aku menyunggingkan senyum."Masa anda tidak mengenal saya?" Aku bertanya sambil berjalan mendekat ke arahnya."Buruan anda sudah di depan mata! Apa harus saya jelaskan di acara malam ini siapa saya yang sebenarnya? Banyak pasang mata, sedang mengarah kepada kita. Jadi sebaiknya anda berhati- hati," lanjutku dengan suara pelan."Dinda ...." suara seseorang menyebut namaku. Kami menoleh ke arah pintu masuk.Lelaki berpenampilan rapi, tampan dan berkharisma. Dari wajahnya, dia pasti lelaki yang o
Read more

Bab33 Bertemu Papah

Meskipun 2 tahun lebih tidak bertemu, wajahnya tetap terlihat cantik. Begitulah orang kaya, perawatannya saya mahal- mahal. "Eh, Tante." Lelaki bernama Anwar itu berdiri, begitu pula denganku. Perasaanku sangat tidak nyaman, ketika wajah datar dan tatapam tajamnya mengarah padaku.Tangan mulus itu tiba- tiba mengudara, mengarah ke wajahku. Namun dengan sigap, aku menangkapnya."Dasar pendusta," tekannya, menatap marah kepadaku. Aku yang masih memegang tangannya berusaha bersikap tenang."Maaf, jangan sentuh saya, Tante," ujarku. Tidak akan kubiarkan, tangan siapapun berani memukul wajahku lagi, termasuk ibunya kak Adam."Kurang ajar! Kamu berani sekali bohongi saya tempo hari, dengan mengaku sebagai istri anak saya. Dan kini, anak saya mendadak menjadi orang bodoh yang tidak ingat apa- apa, dan kamu, mulai merayu sepupunya lagi, dasar murahan!!" makinya kepadaku."Bukan saya yang mengatakannya, tapi anak Tante yang punya ide gila itu, hanya karena tidak mau Tante jodohkan!" jawabku
Read more

bqb34 Acara yang rusak

"Dia, dia ...." kak Adam semakin menjerit, menunjuk ke arahku. Bahkan, dia berlari ke arahku dengan histeris."Linda! Kenapa kamu bawa Adam kemari?" teriak tante Ammara, ibu kak Adam.Pesta wanita kejam itu menjadi kacau, di saat kak Adam langsung berlari memelukku yang masih duduk. Aku benar- benar syok, mendapat perlakuannya."Adam, Adam tenang," pinta pak Anwar, yang begitu sigap langsung berdiri dari duduknya, membantuku melepaskan diri dari kak Adam.Sebenarnya bisa saja aku gunakan tenagaku, untuk melepaskan diri dari pelukan kak Adam. Hanya saja, entah kenapa aku tidak tega melakukan hal itu. Secara, dia menjadi seperti ini, karena berusaha menyelamatkanku saat itu.Orang yang harus bertanggung jawab dalam hal ini, adalah ibu Melisa, wanita berhati iblis itu, harus mempertanggung jawabkan semuanya."Kak Adam," lirihku, sembari menatap wajahnya. Lelaki yang tadinya tantrum di pelukanku itu, kini mulai bersikap tenang, sembari menatapku juga."Adam," lirih tante Ammara, yang kini
Read more

bab35 Menghajar anak buah iblis wanita itu

"Apa maksud ibu ini? Ibu berani ngusir saya?" tantang Astri, yang mulai tidak terkendali."Jangan sampai saya bongkar rahasia besar ibu ya," ancamnya sembari berkacang pinggang.Beuh, seru sekali. Apalagi saat melihat wajah mas Aditya yang ketar- ketir, mendengar ancaman Astri."Tutup mulut besarmu itu, aku bisa saja melakukan hal yang kejam sama kamu," ujar bu Melisa mengancam balik dengan suara pelan penuh tekanan."Saya tidak takut! Sebelum ibu menyentuh saya, saya bisa lebih dulu, membuat ibu dipenjara," jawab Astri sembari mendekati wanita itu."Dosa kejahatan ibu, semua ada pada saya," lanjut Astri tanpa takut sama sekali."Cukup Astri, lebih baik kita pulang saja," kata mas Aditya, sembari meraih tangan wanitanya itu.Bu Melisa hanya menelan ludah, tanpa berani bersuara lagi. Aku yang didekat mereka, tentu saja mendengar dengan jelas pembicaraan keduanya."Manis sekali ancamannya. Padahal saya juga tahu, betapa kejamnya Anda, ibu Melisa yang terhormat. Sayangnya, saya belum pun
Read more

Bab36 Hari Pertama Masuk Kantor

Sesampainya aku di apartemen, aku bergegas masuk ke dalam. Bukan karena takut. Tapi aku hanya tidak ingin membuat masalah lagi.Aku yakin, wanita berhati iblis itu, tidak akan tinggal diam.Apalagi, setelah tahu anak buahnya aku lukai. Entah bagaimana sekarang paniknya lelaki kejam itu. Biarlah, kali ini aku hanya menakut- nakutinya. Tapi nanti, aku bakalan beneran datang ke rumahnya.Hening malam, membuatku sedikit terjaga. Aku terdiam, teringat dengan tatapan kak Adam tadi.Tatapan yang sulit aku mengerti. Tatapan luka, khawatir dan entahlah. Yang aku heran, siapa wanita di sampingnya tadi.Kenapa, wanita itu membawa kak Adam, keacara bu Melisa. Apa tujuannya? Apa itu perawatan utusan mas Aditya?Apa tujuan mereka, sengaja ingin mempermalukan keluarga Raharja? Entahlah.Sebagai orang yang nyawanya sedang diburu. Tentu saja, aku harus banyak waspada. Dari pada puyeng tidak bisa tidur. Aku memilih memasang cctv, yang tadi aku beli di Mall. Aku sudah mempersiapkan semuanya. Besok tin
Read more

Bab37 Makan Siang

"Ya begitulah anak manja, seenaknya. Bukannya belajar kerja di kantor ayahnya, malah kerja di kantor ini," keluh pak Anwar."Pantes tingkahnya seperti bos besar," batinku. Menarik sekali ini."Dia kontrak atau cuma dititipin di sini?" Aku terus bertanya, demi mendapatkan informasi tentang wanita muda tadi."Kontrak, sesuai SOP." "Baiklah! Akan kukerjai dia di sini," gumamku dalam hati.Kami memasuki ruangan yang cukup mewah dan elegan. Ruangannya rapi, juga wangi."Selamat bekerja, semoga kamu betah," ujar pak Anwar sembari berjalan ke arah mejanya.Aku tersenyum, lelaki itu sangat humble, juga ramah sekali. Di dekatnya, aku merasa seakan- akan, di bukanlah bosku. Sikapnya itu membuat nyaman, seolah- olah aku adalah temannya.Kami pun mulai fokus kerja. Setelah selesai mempelajari beberapa file yang terletak di atas meja dan menyelesaikannya. Aku mulai bermain- main sedikit dengan laptop, untuk membuat onar keamanan IT kantor Danum.Sesekali, aku melirik pak Anwar, yang tengah fokus
Read more

Bab38 Tantrum dan Rahasia Sesil

"Sesil. Kenapa dia sampe teriak begitu?" gumamku."Rese banget wanita kecil itu," gerutu pak Anwar nampak kesal."Hei, Sesil. Sini, Nak!" panggil bu Melisa, yang langsung berdiri dari duduknya, ketika melihat Sesil yang mulai berjalan ke arah kami."Kalian nggak tau malu banget," hardik Sesil kepada kami. Pak Anwar melepaskan pegangannya tubuhku yang sudah berdiri tegap."Sil, jaga bicara kamu! Kamu nggak pantes ngomong begitu sama saya," tegas pak Anwar. Sebelum Sesil bersuara lagi, bu Melisa sudah berada di dekat anaknya itu."Bu," lirih Sesil yang langsung memeluk ibunya itu."Pak Anwar, tolong maklumi Sesil, dia masih labil," ujar ibu Melisa."Labil apa? Teriak- teriak dan ngata- ngatain atasannya begitu, apa pantas? Dia ini bukan gadis remaja, tapi sudah wanita dewasa," timpalku dengan sengaja."Diam kamu!" bentak Sesil kepadaku, membuat semua tamu yang ada di restoran, memandang ke arah kami."Sebaiknya kamu diam saja," pinta ibu Melisa dengan geram kepadaku."Dia sudah memperma
Read more

Bab39 Tertusuk

"Nggak tau sih kalau hal itu, ibu Melisa juga nggak mau jelasin saat itu. Dia cuma minta pengertian saya, kalau Sesil ini punya trauma gitu." Aku pun lagi- lagi cuma mengangguk."Saya itu sebenarnya tidak mau, kamu berurusan dengan keluarga itu. Saya tidak tahu kebenaran jelasnya seperti apa. Tapi kalau dari cerita yang beredar. Ibu Melisa ini orangnya cukup kejam, Din. Sekeretaris saya dulu itu, pernah menampar wajah Sesil, ketika mereka ribut. Dan besoknya, sekretaris saya itu nggak masuk kerja lagi. Tau nggak seminggu setelahnya, dia ditemukan meninggal dunia," jelas pak Anwar.'Nggak heran dan nggak kaget juga. Aku tahu dia sekejam itu, Pak.' Aku membatin."Saya hanya khawatir sama kamu, Din.""Tenang saja, Pak. Saya punya seribu nyawa," candaku, biar pak Anwar tidak tegang dengan pemikiran takutnya."Hehe, bisa saja kamu, Din."Pak Anwar ikut terkekeh. Kami sampai di gedung halaman kantor dan berjalan masuk ke dalam.Para karyawan ada yang menyapa dan ada juga yang menghampiri.
Read more

bab40 pulangq

Aku duduk di depan ruang tunggu. Sementara mas Aditya, sedang di tangani. Sesekali aku melirik jam tangan, serta lingkungan sekitar.Entah rencana busuk apa, yang sedang mas Aditya, serta wanita iblis itu rancang. Yang jelas, aku harus lebih berhati- hati lagi.Aku memainkan ponselku, menscroll media sosial. Aku tersenyum, ketika banyak yang membagikan berita- berita miring tentang keluarga besar papah. Terutama mengenai mental putri mereka, yang mulai dipertanyakan."Haha, pantes saja si ibu Melisa makin gila mengejar nyawaku. Rupanya karena ini," batinku tertawa keras.Ini baru awal sih, aku membuat putri kesayangannya itu malu. Tunggu saja, nanti aku akan membuat putri tercintanya itu, benar- benar gila.Apa aku jahat? Ya, aku sudah terlanjur jahat, dan aku nggak akan pernah berhenti, sekali pun ibu Melisa sudah bertobat.Dia harus merasakan, apa yang sudah aku rasakan.Disaat aku termenung memikirkan wanita jahat itu. Tiba- tiba masuk nomor tidak di kenal, melakukan panggilan ke no
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status