"Dia, dia ...." kak Adam semakin menjerit, menunjuk ke arahku. Bahkan, dia berlari ke arahku dengan histeris."Linda! Kenapa kamu bawa Adam kemari?" teriak tante Ammara, ibu kak Adam.Pesta wanita kejam itu menjadi kacau, di saat kak Adam langsung berlari memelukku yang masih duduk. Aku benar- benar syok, mendapat perlakuannya."Adam, Adam tenang," pinta pak Anwar, yang begitu sigap langsung berdiri dari duduknya, membantuku melepaskan diri dari kak Adam.Sebenarnya bisa saja aku gunakan tenagaku, untuk melepaskan diri dari pelukan kak Adam. Hanya saja, entah kenapa aku tidak tega melakukan hal itu. Secara, dia menjadi seperti ini, karena berusaha menyelamatkanku saat itu.Orang yang harus bertanggung jawab dalam hal ini, adalah ibu Melisa, wanita berhati iblis itu, harus mempertanggung jawabkan semuanya."Kak Adam," lirihku, sembari menatap wajahnya. Lelaki yang tadinya tantrum di pelukanku itu, kini mulai bersikap tenang, sembari menatapku juga."Adam," lirih tante Ammara, yang kini
Read more