Share

Bab37 Makan Siang

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ya begitulah anak manja, seenaknya. Bukannya belajar kerja di kantor ayahnya, malah kerja di kantor ini," keluh pak Anwar.

"Pantes tingkahnya seperti bos besar," batinku. Menarik sekali ini.

"Dia kontrak atau cuma dititipin di sini?" Aku terus bertanya, demi mendapatkan informasi tentang wanita muda tadi.

"Kontrak, sesuai SOP."

"Baiklah! Akan kukerjai dia di sini," gumamku dalam hati.

Kami memasuki ruangan yang cukup mewah dan elegan. Ruangannya rapi, juga wangi.

"Selamat bekerja, semoga kamu betah," ujar pak Anwar sembari berjalan ke arah mejanya.

Aku tersenyum, lelaki itu sangat humble, juga ramah sekali. Di dekatnya, aku merasa seakan- akan, di bukanlah bosku. Sikapnya itu membuat nyaman, seolah- olah aku adalah temannya.

Kami pun mulai fokus kerja. Setelah selesai mempelajari beberapa file yang terletak di atas meja dan menyelesaikannya. Aku mulai bermain- main sedikit dengan laptop, untuk membuat onar keamanan IT kantor Danum.

Sesekali, aku melirik pak Anwar, yang tengah fokus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
ketebak banget klo dia suka sama anwar.....kyknya bkln seru klo bs kerjain anaknya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab38 Tantrum dan Rahasia Sesil

    "Sesil. Kenapa dia sampe teriak begitu?" gumamku."Rese banget wanita kecil itu," gerutu pak Anwar nampak kesal."Hei, Sesil. Sini, Nak!" panggil bu Melisa, yang langsung berdiri dari duduknya, ketika melihat Sesil yang mulai berjalan ke arah kami."Kalian nggak tau malu banget," hardik Sesil kepada kami. Pak Anwar melepaskan pegangannya tubuhku yang sudah berdiri tegap."Sil, jaga bicara kamu! Kamu nggak pantes ngomong begitu sama saya," tegas pak Anwar. Sebelum Sesil bersuara lagi, bu Melisa sudah berada di dekat anaknya itu."Bu," lirih Sesil yang langsung memeluk ibunya itu."Pak Anwar, tolong maklumi Sesil, dia masih labil," ujar ibu Melisa."Labil apa? Teriak- teriak dan ngata- ngatain atasannya begitu, apa pantas? Dia ini bukan gadis remaja, tapi sudah wanita dewasa," timpalku dengan sengaja."Diam kamu!" bentak Sesil kepadaku, membuat semua tamu yang ada di restoran, memandang ke arah kami."Sebaiknya kamu diam saja," pinta ibu Melisa dengan geram kepadaku."Dia sudah memperma

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab39 Tertusuk

    "Nggak tau sih kalau hal itu, ibu Melisa juga nggak mau jelasin saat itu. Dia cuma minta pengertian saya, kalau Sesil ini punya trauma gitu." Aku pun lagi- lagi cuma mengangguk."Saya itu sebenarnya tidak mau, kamu berurusan dengan keluarga itu. Saya tidak tahu kebenaran jelasnya seperti apa. Tapi kalau dari cerita yang beredar. Ibu Melisa ini orangnya cukup kejam, Din. Sekeretaris saya dulu itu, pernah menampar wajah Sesil, ketika mereka ribut. Dan besoknya, sekretaris saya itu nggak masuk kerja lagi. Tau nggak seminggu setelahnya, dia ditemukan meninggal dunia," jelas pak Anwar.'Nggak heran dan nggak kaget juga. Aku tahu dia sekejam itu, Pak.' Aku membatin."Saya hanya khawatir sama kamu, Din.""Tenang saja, Pak. Saya punya seribu nyawa," candaku, biar pak Anwar tidak tegang dengan pemikiran takutnya."Hehe, bisa saja kamu, Din."Pak Anwar ikut terkekeh. Kami sampai di gedung halaman kantor dan berjalan masuk ke dalam.Para karyawan ada yang menyapa dan ada juga yang menghampiri.

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   bab40 pulangq

    Aku duduk di depan ruang tunggu. Sementara mas Aditya, sedang di tangani. Sesekali aku melirik jam tangan, serta lingkungan sekitar.Entah rencana busuk apa, yang sedang mas Aditya, serta wanita iblis itu rancang. Yang jelas, aku harus lebih berhati- hati lagi.Aku memainkan ponselku, menscroll media sosial. Aku tersenyum, ketika banyak yang membagikan berita- berita miring tentang keluarga besar papah. Terutama mengenai mental putri mereka, yang mulai dipertanyakan."Haha, pantes saja si ibu Melisa makin gila mengejar nyawaku. Rupanya karena ini," batinku tertawa keras.Ini baru awal sih, aku membuat putri kesayangannya itu malu. Tunggu saja, nanti aku akan membuat putri tercintanya itu, benar- benar gila.Apa aku jahat? Ya, aku sudah terlanjur jahat, dan aku nggak akan pernah berhenti, sekali pun ibu Melisa sudah bertobat.Dia harus merasakan, apa yang sudah aku rasakan.Disaat aku termenung memikirkan wanita jahat itu. Tiba- tiba masuk nomor tidak di kenal, melakukan panggilan ke no

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab41 Bertemu Pak Hanung

    Mobilku melaju, sembari tersenyum jahat, membayangkan mas Aditya. Aku yakin, lelaki brengsek mata duitan itu, akan menyelidiki semua tentang ceritaku tadi.Dia pasti akan mati penasaran, jika tidak memastikan kebenaran dari ceritaku tadi. 3 tahun kami bersama, dia bahkan tidak tahu asal- usulku, yang ternyata adalah anak dari bosnya.Jangankan dia, aku sebagai anak saja tidak tahu. Setelah tahu, nyawaku malah jadi buronan mereka. Sialan memang.Sesampainya di parkiran apartemen, ponselku mendapatkan panggilan dari nomor tidak dikenal.Aku terkekeh, entah siapalagi, yang menghubungiku kali ini.Disaat panggilan telepon aku jawab, suara teriakkan melengking di ponselku. Aku menjauhkan ponsel dari telingaku, karena bass suaranya yang memekkan telinga. [Janda gatal ....] Suara yang cukup aku kenali. Aku terkekeh, wanita gila itu rupanya.[Ah, aku kira mas Aditya yang telepon. Baru aja tadi kami bersama, masa tiba- tiba kangen, eh ternyata kamu yang telepon,] ejekku dengan sengaja, biar m

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab42 Mulai membalas mereka

    Di depan tivi yang baru saja aku setting, aku terdiam memantau sekitar apartemenku.Terlihat seorang lelaki misterius, mulai memantau disekitar. Bener- bener nggak sabaran banget keluarga pak Hanung ini, pengen banget aku mati rupanya.Aku tetap duduk santai, mengamati gerak- geriknya. Nampaknya orang itu hanya mengamati sekitar, kemudian pergi. Mungkin saja, dia hanya mengenali lingkungan apartemen ini, sembari mengenali tingkat keamanannya.Andai saja dia berani mencoba membuka pintu apartemenku, bisa- bisa dia mengantarkan nyawanya saja. Karena aku, sudah memasang sentruman tegangan tinggi disana. Haha, sayangnya umurnya panjang masih mungkin.******Seperti biasa, pagi ini aku bersiap- siap, untuk berangkat ke kantor. Hari ini, aku akan memulai pembalasan kepada mereka. Enak saja mereka terus yang beraksi, sedangkan aku mode kalem. Mereka bakal menginjak- injakku terus kalau begini.Aku melajukan mobil, membelah jalanan kota, menuju kantor. Sesampainya di kantor, aku masih duduk

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab43 Kekuasaan Hanung

    Aku pun melaporkan perbuatan Sesil ke kantor polisi, dengan membawa hasil visum, dan juga bukti cctv yang memperlihatkan betapa brutalnya Sesil.Berita tentang penganiayaan Sesil kepadaku langsung menjadi trending topik di media sosial. Aku sengaja menyuruh orang untuk memviralkannya dengan judul- judul memalukan.Dan hari itu juga, Sesil dibawa pihak yang berwajib, dan lagi- lagi aku meminta seseorang merekam sebuah video penangkapan Sesil di kantor kerjaku.Semua berjalan sesuai harapan. Aku memilih pulang, dibandingkan melanjutkan kerjaanku. Rasanya aku butuh ketenangan. Kuabaikan panggilan telepon pak Anwar yang terus- menerus masuk.Tanpa kuduga, disaat aku sampai ke apartemen, om Kustomi berdiri di depan pintu, menatap datar ke arahku.Aku pun menyapanya, dia hanya diam. Aku membuka pintu dan mempersilahkannya masuk.________Aku menjelaskan semua yang terjadi hari ini. Tanpa kuduga, om Kustomi langsung marah.Brak .... Om Kustomi menggebrak meja tamu dengan emosi, tatapannya

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab44 Menipu mantan

    Disaat pikiran sedang kalut, tiba- tiba panggilan telepon dari mas Aditya masuk. Aku menatap sesaat, kemudian menjawabnya.[Ya, Mas.][Ehem. Din, lagi ngapain? Mas ganggu kamu nggak ya?] tanya mas Aditya.[Aku lagi rebahan saja, Mas. Aku bingung, rumah, dan kebun peninggalan Abba terbakar habis. Kini, keunganku menjadi tipis,] jawabku dengan suara lesu.Meskipun om Kustomi memberikan aku biaya hidup selama ini. Tapi aku juga tahu, kalau dia mengelola kebun dan ternak Abba di Kalimantan. Dan ongkos yang biasa aku terima, adalah hasil bagi rata kami.[Kok bisa, jadi sekarang gimana kondisinya disana?][Nggak tau, Mas.] [Padahal aku rencananya mau jual kebun dan tanahnya. Buat ngelawan Papahku di Pengadilan. Dia membawa surat wasiat saham dari Abba katanya] aku terpaksa menjelaskan semua ini ke mas Aditya.Aku terpaksa menggunakan mas Aditya, untuk melawan papah. [Sudah kuduga. Aku mendengar kabar, kamu laporin Sesil ke kantor polisi. Untuk apa, Din? Percuma, pak Hanung dan ibu Melisa

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab45 Tertembak

    Tiba- tiba, rasa panas mengenai lenganku. Aku memekik pelan, merasakan sakit. "Sialan," umpat ibu Melisa, yang langsung masuk ke dalam mobilnya. Aku memegang lenganku dan menoleh ke arah belakang.Aku cukup terkejut, ketika melihat kak Adam, sedang berkelahi dengan lelaki yang ditangannya masih memegang senjata api.Aku berlari ke arah mereka, dan ikut menyerang lelaki itu. Meskipun lenganku yang kiri sakit dan terluka. Tapi aku masih mampu menggunakan 1 tangan kananku, juga dua kakiku untuk menghajar lelaki si penembak itu.Aku dan kak Adam berusaha menangkapnya. Namun ketika aku berhasil merebut senjata apinya, dia melemparkan kami bubuk cabe, membuat aku dan kak Adam seketika menjauh darinya.Lelaki kurang ajar itu pun berhasil kabur. "Kamu nggak apa- apa?" tanya kak Adam, menatap khawatir ke arahku."Alhamdulilah cuma luka, Kak. Aku masih hidup," jawabku sambil terkekeh."Dasar!!" ujarnya sambil menjitak kepalaku."Aww, sakit." Aku memekik."Ayo, kita ke rumah sakit," katanya sa

Bab terbaru

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   TAMAT

    Bab93Disaat Dinda sibuk mengurus bayinya, begitu juga dengan ibu mertuanya, yang nampak terbuai bahagia, dengan kehadiran cucu yang begitu dia damba.Hidup bahagia, seakan kini berpihak pada Dinda. Melihat ibu mertua yang dulunya begitu membencinya, kini berubah 99%, baik dan sangat memperhatikannya, Dinda sangat bersukur dengan hidupnya kini.Dinda pun seakan lupa. Ada hati yang masih terluka, ada hati yang masih tidak rela.Maura mengurung diri di dalam kamar, meratapi takdir yang tidak adil padanya. Dia yang istri pertama, tapi dia pula yang sangat terluka.Meskipun dari awal dia tahu, bahwa suami yang sangat dia cintai, mencintai wanita lain dengan gilanya. Tapi berkat bujuk rayu ibu mertua. Maura yakin bisa membuat suaminya akan mencintainya.Nyatanya? Maura jatuh dan hancur dalam harapannya. Kemunculan Dinda di rumah tangganya, membuat hati Maura hancur dan terluka. Maura jelas tidak terima, dan membenci Dinda teramat dalam di dasar hatinya.Kebencian itulah, yang menjadi api de

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab92 Perasaan Maura

    Bab92 "Maura!!" Suara Adam memanggil wanita itu. Pelayan Maura yang bernama Neneng pun menghentikan laju langkah mereka, dan memutar badan mengarah ke Adam yang berjalan mendekati mereka. Wajah Maura begitu sendu, memandang Adam. "Biar aku antar," seru Adam, membuat Maura langsung menggelengkan kepala. "Tidak usah, kami sudah memesan taxi online." "Batalkan! Lagian Dinda juga sudah mau pulang, kita bareng saja," ujar Adam lagi memaksa. "Aku tidak mau, menganggu kebahagiaan kamu, Mas. Selamat ya, akhirnya kamu akan menjadi seorang ayah, aku turut bahagia untuk kalian," ucap Maura, dengan mata berkabut. "Maafkan saya, Maura." Lelaki itu menjadi serba salah, menghadapi situasi ini. Dilain sisi, sebagai lelaki yang beristri, tentu saja memiliki keturunan, adalah suatu kebahágiaannya. "Kamu juga menjadi ibu, Maura." "Tidak, aku tidak akan pernah menjadi ibu, Mas. Selamanya, aku hanya wanita cacat, yang kehilangan segalanya," lirih Maura. "Neng, ayo," pinta Maura. Neng pun mengan

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab91 Bukan inginku

    Wajah mereka semua begitu berseri, bibir mereka pun melengkungkan senyum, hanya Maura yang menatap sendu ke arahku."Ada apa ini?" tanyaku penasaran. Seingatku, aku sempat pingsan setelah muntah- muntah tadi, entah berapa lama aku pingsan. Tapi ketika sadar, aku dibuat mereka semua bingung."Selamat ya, Nak. Kamu akan segera memberikan ibu cucu," seru ibu mertua dengan bahagia. Ada ketulusan dimatanya."Hah, aku hamil, Bu?" Sulit rasanya kupercaya. Disaat hati ingin mundur, malah hamil.Antara bahagia, juga dilema. Kulirik ke arah Maura, yang terlihat memaksakan bibirnya untuk tersenyum."Maura, kamu akan menjadi seorang ibu, Nak. Dan Adam, Adam akan menjadi ayah. Dan saya, saya akan menjadi seorang nenek. Akhirnya keluarga kami akan memiliki generasi penerus," seru ibu mertua tanpa henti.Aku terdiam dan membeku. "Mulai hari ini, ibu akan khusus mengurus Dinda, dan ibu akan menjadi nenek siaga," lanjutnya begitu bersemangat. "Ibu, jangan berlebihan," pinta kak Adam."Tidak ada yan

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab 90 Pingsan

    Hubungan ini, benar- benar sudah tidak bisa dipertahankan. Aku tidak mungkin tetap disini, berada di dalam rumah orang, yang begitu benci dengan keberadaanku. Rasanya sangat menyakitkan sekali, setiap melihat tatapan kebenciannya, ucapan- ucapan pedasnya. Sekalipun cinta kak Adam hanyalah untukku, aku tetap merasa tidak nyaman. Cukup lama aku menangis, hingga tanpa aku sadari lagi, aku tertidur. ***^^*** Ketukkan dipintu kamar, membuatku terbangun dari tidur. Cahaya panas matahari yang mulai naik, menerpa wajahku. Aku melirik jam dinding, sudah menunjukkan jam 10 siang. "Astaga, siang sekali aku bangunnya," gumamku. Ketukan dipintu kamar kembali terdengar. "Jangan- jangan tante Amara lagi didepan pintu," batinku. Aku beringsut turun dari kasur, menuju pintu kamar. Perlahan, aku membukanya. "Kamu kesiangan," sapa wanita yang kini berada tepat didepan pintu kamarku. Wanita yang duduk dikursi roda ini nampak cantik hari ini. Dia mengenakan make up tipis, dengan pakaian yang c

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab89 Gagal makan malam

    "Mereka tidur di kamar," bisiknya ke telingaku sambil terkekeh."Satu kamar mereka?""Iya, hahahaa." Kak Adam gelak tertawa, membuat aku menjadi heran."Kok bisa?""Aku kasih obat tidur," jelasnya lagi, membuat aku ikutan tertawa."Ih, jahil banget kamu, Kak.""Habisnya kalau nggak begitu, aku sama kamu mereka ganggu melulu," sahutnya tanpa dosa."Ada- ada saja kamu, Kak. Kasihan tau.""Kan aku cuma ngasih obat tidur, jadi gak apa- apa dong. Aku nggak mau terus diganggu, ketika berduaan sama istriku. Aku juga nggak mau durhaka sama ibu, karena terus ribut dengannya. Jadi, aku main aman saja," katanya panjang lebar. "Hmm, yaudah ayo mandi, gerah," ujarku yang akhirnya bangkit dari pelukannya. Lelaki itu pun menyusulku bangkit dari tempat tidur dan menggendongku secara tiba- tiba."Kak Adam," pekikku cukup terkejut."Mandi sama- sama dong," katanya sambil mengedipkan 1 matanya padaku.Aku terkekeh, dan kak Adam pun menyeret langkah memasuki kamar mandi. Tidak kusangka, tingkahnya yang

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   BAB88

    "Kita lihat saja nanti. Aku atau kamu, yang lebih cocok jadi nyonya." Aku menyahut pelan, sambil tersenyum penuh arti.Wanita itu, yang semula tersenyum dengan angkuh mendadak terdiam. Pancaran emosi memenuhi wajahnya."Yang aku tahu, kak Adam hanya mencintaiku dari dulu. Entah kenapa, dia mau menikahi kamu, wanita yang tidak dia sukai sama sekali," cibirku sambil terkekeh."Kamu, jangan sombong kamu, Dinda!" ujarnya yang mulai tersulut emosi."Wajar aku sombong, karena yang aku katakan adalah fakta." Aku terus berjalan sambil terkekeh.Hilang sudah rasa bersalahku padanya, yang ada malah rasa sebal dan ingin mengerjainya balik, agar dia tidak seenaknya meremehkan aku.Saat aku memasuki rumah, tiba- tiba Maura menjerit- jerit dari dalam mobil. Kak Adam pun langsung berlari dengan paniknya, begitu juga ibu mertua.Hanya aku yang terdiam, sembari mengamati mereka dari kejauhan. Entah drama apalagi, yang ingin Maura mainkan kali ini."Dinda! Ambilkan air untuk Maura, cepat!!" Tante Amar

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab87 Pertemuan

    Memasuki kantor om Kustomi, lelaki itu menyambutku dengan senyuman hangat. Namun, wajah yang tadinya tersenyum, mendadak lenyap seketika, berganti dengan tatapan menyelidik."Apa yang terjadi? Kenapa wajah kamu?" Om Kustomi mencecarku dengan pertanyaan yang sulit untuk aku jawab. "Apakah ini perbuatan Adam Raharja?" Om Kustomi kembali bertanya, dengan wajah yang mengeras. Kentara sekali, percikan emosi mulai terpatri di wajah tuanya."Bukan, Om.""Lantas apa? Jangan berdusta, Dinda. Kamu itu sudah om anggap, sebagai anak sendiri. Kamu itu adalah amanah dari Kusnadi, yang harus om patuhi.""Dinda tidak berdusta, Om. Om tenang dulu, jangan emosi. Ayo kita duduk," pintaku dengan lembut. Lelaki paru baya itu pun mau akhirnya duduk, meskipun wajahnya masih memancarkan kekesalan."Jelaskan! Jangan ada yang ditutupi, Dinda!" pintanya dengan tegas. Aku tersenyum, melihat kekesalannya karena khawatir padaku."Tante Amara yang melakukannya, Om. Semua karena ulah si betina satunya itu, istri t

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab86 Drama Maura

    "Baik, cukup sudah. Aku tidak akan pernah lagi berada di meja ini," ujarku sambil menyeret langkah menjauhi meja makan. Kak Adam langsung berdiri dari duduknya."Diam disitu!" titahnya. Aku menghentikan langkahku dan berbalik badan menghadap ke arahnya."Ada apa lagi?" tanyaku sinis. Terlalu banyak drama di rumah ini, membuatku benar- benar merasa muak.Pikiranku cukup banyak, terlebih dengan nasib sahamku yang tidak jelas akhir- akhir ini. Jika aku terus diam dan mengabaikannya, aku takut sahamku akan hilang begitu saja dan berpindah kepemilikan lagi."Kamu mau kemana lagi?""Aku ada urusan, Kak.""Urusan melulu, kak Dinda ini, berasa orang yang paling sibuk sedunia," sindir Maura."Biarkan dia pergi, Adam! Wanita tidak beradab ini, biarkan dia pergi, kalau perlu nggak usah balik lagi," timpal tante Amara, yang datang memasuki dapur.Aku menyunggingkan senyum."Jadi ngusir nih?" tanyaku, yang kini beralih menatap tante Amara."Iya! Saya berhak mengusir wanita tidak beretika seperti k

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Informasi

    Maaf Teman- teman pembaca, jika buku ini semakin lambat update. Apalagi dua hari ini nggak ada update sama sekali. Soalnya aku lagi dalam kondisi Berduka. Mertua yang lama sakit, tanggal 2 tadi Meninggal Dunia, jadi Mohon maaf update nya semakin lambat. kuharap kalian mengerti dan tetap mencintai karyaku ini. Terimakasih atas pengertiannya teman- teman pembaca, sehat selalu dan semoga semua lancar rezekinya.

DMCA.com Protection Status