"Sudah cukup! Bawa pergi wanita ini. Tidak akan ada pembagian harta apapun," usir mas Aditya, dengan nyalang menatap ke arahku."Wanita jelek, bodoh dan kurus kering sepertimu, tidak akan ada yang mau lagi, cuih," lanjutnya menghinaku.Untuk ketiga kalinya, hari ini dia menghina fisikku. Tanganku mengepal, dan kak Adam langsung memelukku secara tiba- tiba."Tahan emosi kamu!" bisiknya, kemudian berbalik badan, menatap mas Aditya."Tanda tangani surat perceraian itu! Setelahnya kamu akan tahu, bagaimana wanita ini akan menjadi cantik dan berharga, ditangan lelaki yang tepat!" tekan kak Adam sambil tersenyum."Ya, buktikan saja." Hanya itu jawaban mas Aditya. Kami pun berlalu dari sana, sedangkan Iren masih di dalam bersama pak Burhan, mengurus semuanya.Umma langsung memelukku, sedangkan Abba hanya terdiam di samping Umma."Ya Allah, Nak. Umma sampai sulit mengenali kamu sekarang, kamu sangat kurus," lirih Umma terisak.Aku hanya bisa menangis dipelukan Umma, tanpa bisa bersuara. Sete
Read more