Share

Bab58 Menolaknya

Author: Rias Ardani
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aku terdiam, mendengar pengakuannya. Pintu ruangan ini tiba- tiba terbuka lebar, aku terkejut luar biasa, begitu juga dengan kak Adam.

"Tidak bisa! Ibu tidak akan merestui kamu, Adam. Apakah di dunia ini tidak ada wanita lain? Kenapa harus wanita janda seperti dia, Nak?" Ucapan tante Ammara sangat melukai hati ini.

Seakan, status janda yang aku sandang, begitu hina di matanya.

"Bu. Tolong jangan begitu," pinta kak Adam.

"Cukup! Ibu tidak akan toleransi kamu lagi, Nak. Kamu tidak boleh mencintai wanita pembawa sial ini. Liat keadaan kamu, Nak. Gara- gara dia, kamu nyaris mati," lirih tante Amara.

Aku hanya bisa terdiam, tidak tahu harus membela diri seperti apa. Faktanya, kak Adam berkali- kali dalam bahaya karena aku.

"Lebih baik kamu pergi dari sini, Dinda! Saya tidak akan sudi, memiliki menantu seperti kamu," tegas tante Amara.

"Ini hidup Adam, Bu. Biarkan Adam yang tentukan," pinta kak Adam.

"Diam kamu! Kamu ngelawan ibu, Dam? Demi wanita sialan ini?" bentak tante Amara, sembari me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rahayu Lestutik
ko update ko lama sekali
goodnovel comment avatar
Ali Putra
duh,ga seru banget si kk,ceritanya gantung,dinda ketemu sama kak adam tp tdk berlanjut ceritanya apakah masih ada sambungan lainnya,padahal saya suka loh sama novel yg kaka tulis semangat untuk cerita tambahannya ditunggu ......
goodnovel comment avatar
Geza Ramadhan
udah nunggu lama ,, cuma 1 bab aja , semngat trus nulis ny kk......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab59 Apa iya cemburu

    Memasuki ruangan pak Hanung, nampak Beliau sedang terbaring lemah, dengan om Kustomi yang berada di sampingnya."Lama sekali kamu datangnya, Din," protes om Kustomi."Ah maaf." Perasaan aku sudah berusaha secepat mungkin datang ke rumah sakit."Gimana kondisi Papah?" tanyaku sembari meraih kursi yang ada di dekat brankar."Seperti yang kamu lihat," jawab Papah dengan suara pelan.Aku hanya bisa menghela napas berat, dan menatap nanar ke arahnya."Umur tidak ada yang tau. Papah sudah tua, Din. Kapan, Din?""Kapan apa, Pah?"Pak Hanung menarik napas berat."Kapan kamu mau menikah lagi?" tanya pak Hanung, menatap sendu ke arahku."Ya ampun, Papah. Dinda nggak mau mikirin itu dulu, Pah. Jika bisa hidup sendiri, dan bahagia, untuk apa Dinda menikah?" ujarku yang merasa lelah, setiap kali ditanyakan tentang pernikahan.Bagaimana mau menikah? Hingga detik ini saja, aku mengabaikan siapapun, lelaki yang berusaha mendekatiku, termasuk pak Anwar.Parahnya lagi, mas Aditya yang terus menerorku.

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab60 Pembawa Sial

    "Din, si ceweknya itu sering tantrum tau," ujar Iren lagi, membuatku nyaris tersedak."Apaan sih, Ren. Kamu ada- ada saja kalau cerita. Emangnya dia anak kecil apa?" kataku sambil terkekeh."Eh beneran tau. Entahlah, nggak paham juga aku. Kasihan kak Adam, bisa- bisanya punya istri modelan kalem tapi kuat kalau tantrum." Iren bercerita sambil mengacak- acak tangannya, memperlihatkan kekesalannya. "Gedek ya, Ren," tanyaku sambil terkekeh."Ih banget tau. Nanti deh kalau kamu ketemu lagi, pasti kamu bakal tahu, rasanya dipaksa sabar tapi pengen banget ninju," jelas Iren, membuatku hanya geleng- geleng kepala.Sejenis manusia seperti Sesil kayaknya.Lama tidak tahu kabar Sesil dan Justin, mereka kemana ya? Aku lupa nanya sama papah tadi.Selesai makan, aku dan Iren pun, memutuskan untuk jalan- jalan sebentar di alun- alun kota."Kamu tadi kesini naik apa, Ren?" tanyaku, ketika kami sudah memasuki mobilku."Naik taksi online aja, Din. Malas bawa mobil," jawabnya sambil membenarkan make

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab61 Penjara

    "Keadaan pasien laki- lakinya sudah sadarkan diri, dan hanya mengalami luka ringan. Tetapi pasien perempuannya yang cukup parah. Kondisinya masih tidak sadarkan diri, dan kemungkinan, pasien akan mengalami kelumpuhan," jelas dokter, membuat kami semua syok."Apa?" pekik tante Ammara."Kami juga membutuhkan tanda tangan orang tua pasien, untuk segera melakukan operasi," lanjut dokter yang meminta kedua orang tua kak Adam, untuk ikut ke ruangannya."Operasi apa ya," gumam Iren. Aku hanya terdiam, syok rasanya. Tidak tahu lagi, harus menanggapinya seperti apalagi."Ren," lirihku. Iren berbalik ke arahku dan langsung memeluk."Maafin tante Amara, Din. Pasti sakit ya, dipukul tadi," tanya Iren, sembari melerai pelukannya dan melihat pipiku yang memerah."Sakit pipiku, sakit pula hatiku, Ren. Tapi perasaan aku semakin takut, Ren. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk pada Maura," ungkapku dengan suara bergetar."Kita doain saja, Din. Semoga, Maura baik- baik saja," jawab Iren, membesarkan ha

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab62 Syarat Bebas

    Pagi, mungkin lebih tepatnya jam 10-an. Papah dan seorang pengacara, datang menjengukku. "Pah, Dinda bebas karena apa?" tanyaku, ketika papah mengatakan, bahwa aku akan ikut dia pulang."Nanti kamu juga akan tahu. Ini pengacara keluarga Raharja. Setelah dari kantor polisi ini, kamu bersiaplah. Karena kita, akan mengadakan pertemuan penting, dengan keluarga Raharja."Sebenarnya aku penasaran, pertemuan penting apa yang sedang ingin papah adakan. Tapi papah terlihat begitu banyak pikiran, membuatku urung melempar banyak pertanyaan.Aku pulang bersama papah ke rumahku. Rumah yang khusus palah belikan untukku, sebelum aku melanjutkan pendidikan keluar negeri saat itu.Saat mobil papah, sampai di halaman rumahku. Nampak seorang wanita, yang sangat aku kenali, menunggu di depan teras rumah."Sesil," gumamku. Papah juga nampak terkejut, ketika melihat wanita itu."Ngapain dia kesini," batinku. Sesil melihat ke arah mobil kami, yang mulai papah parkirkan.Wanita itu berdiri dari duduknya dan

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   bab63 Pernikanan

    Bab63Tanpa bisa aku tolak lagi, akhirnya pernikahan itu pun terjadi. Meskipun papah akhirnya mau, kalau pernikahan itu tidak dirayakan. Biar bagaimana pun juga, ini bukan pernikahan yang aku mau.Diacara sakral itu pun, tiada senyum tercipta di wajah tante Amara, yang tersirat hanyalah aura kekesalan, yang dia balut dalam diamnya.Oh Tuhan, entah apa salahku di dalam dunia ini, sehingga harus memiliki mertua yang perangai nya tidak jauh berbeda, dari yang pertama.Tapi aku juga tidak mungkin, mengorbankan papah, perusahaan dan nama baik keluarga, gara- gara kelakuanku sendiri.Papah memelukku berkali- kali, dan mengucapkan kata maaf, karena tidak bisa sepenuhnya menolongku dari semua ini. Bahkan, om Kustomi pun diam seribu bahasa, seakan tidak terlihat ada powernya lagi.3 tahun, hanya 3 tahun, sudah begitu banyak yang berubah. Bahkan perangai kak Adam, semakin angkuh.Setelah semua keluarga besar berpamitan pulang. Menyisakan aku, papah dan kak Adam.Sedangkan om Kustomi, dia pulang

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab64 Sulit Dimengerti

    Pernikahan ini benar- benar sangat tidak nyaman. Bahkan di dalam mobil pun, kami hanya saling diam. Kak Adam benar- benar berubah, tidak seperti dulu lagi. Entah apa tujuannya, menikah denganku.Disaat keheningan menyelimuti kami berdua, tiba- tiba pesan masuk di ponselku. Aku pun membukanya, yang ternyata berasal dari pak Anwar.[Dinda, meskipun sudah menikah, apakah kamu akan tetap mau, kembali ke perusahaan Darmawangsa?]Aku terdiam, membaca pesan dari pak Anwar. Aku bahkan masih cukup syok, dengan kejutan- kejutan semacam ini dalam hidupku. Semua sungguh diluar dugaan."Kamu tidak boleh bekerja lagi ...." tiba- tiba kak Adam bersuara. Aku menoleh ke arahnya."Kenapa?""Karena kamu, harus mengurus aku. Dan ketika Maura sadar, maka kamu juga harus mengurus dia," ujar kak Adam, dengan wajah yang datar, menatap lurus ke jalanan."Kamu mau jadikan aku pembantu kamu, kak?" Aku bertanya dengan tatapan tidak percaya. Seakan masa lalu bersama mas Aditya, kini terulang lagi di kak Adam."K

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab65 Tidak diakui

    Tidak ada sahutan sama sekali, ketika aku meminta tolong untuk diambilkan handuk. Percuma memang sih, untuk apa aku terlalu berharap dia akan baik padaku. Sebab pernikahan ini terjadi, bukan karena kami saling suka, tetapi karena dia dendam padaku.Aku mendongakkan wajah dari dalam kamar mandi ke luar kamar, memindai sekitar. Nampak sepi dan tidak terdengar suara siapapun atau gerakkan apapun.Sepertinya, kak Adam tidak ada lagi di kamar ini. Aku keluar dengan pakaian yang masih basah, berjalan ke arah koperku yang isinya belum aku keluarkan sama sekali.Kutarik koper menuju arah kamar mandi, dan membukanya. Entah kak Adam kemana, dia sudah tidak ada di kamar lagi. Setelah kuambil handuk, aku kembali masuk kamar mandi, dan mulai membersihkan diri. Setelah selesai mandi, aku berpakaian dan mulai merapikan baju- bajuku, dengan niatan, mau aku masukan ke lemari.Namun setelah aku ingin membuka lemari, tiba- tiba pintu kamar terbuka."Ngapain kamu?" Suara kak Adam begitu keras, membuatku

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   bab66 Jangan Hina Orang tuaku

    Tidak, aku tidak boleh lemah. Tujuannya membuatku ada di rumah ini, adalah sebagai pelampiasannya balas dendam. Jika aku lemah, maka dia dan keluarganya, akan semakin seenaknya.Aku beringsut turun dari kasur, dan menyeka air mataku. Aku harus kuat, apapun keadaannya, aku harus hadapi.Kubuka pintu, dan kupasang wajah datar, menatap lelaki di depanku dengan tajam."Ada apa?" tanyaku."Aku lapar," ujarnya. Ingin rasanya aku memaki. Tapi sadar, aku memang adalah istrinya. Aku tidak ingin, dibayangi kegagalan dimasa lalu terus.Meskipun berat hati, akhirnya aku melangkah keluar kamar dan berjalan menuju dapur. Dan di dapur, aku bertemu dengan tante Amara, wanita yang kini berstatus ibu mertuaku."Ngapain kamu kesini?" tanyanya dengan ketus. Wanita itu bertanya sembari menarik kursi makan."Mau bikin makanan untuk kak Adam," jawabku."Tidak perlu! Saya khawatir, anak saya akan sakit perut, jika makan masakan kamu," sahutnya."Masakan pelayan lebih bisa dipercaya. Lagi pula, tadi pagi kam

Latest chapter

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   TAMAT

    Bab93Disaat Dinda sibuk mengurus bayinya, begitu juga dengan ibu mertuanya, yang nampak terbuai bahagia, dengan kehadiran cucu yang begitu dia damba.Hidup bahagia, seakan kini berpihak pada Dinda. Melihat ibu mertua yang dulunya begitu membencinya, kini berubah 99%, baik dan sangat memperhatikannya, Dinda sangat bersukur dengan hidupnya kini.Dinda pun seakan lupa. Ada hati yang masih terluka, ada hati yang masih tidak rela.Maura mengurung diri di dalam kamar, meratapi takdir yang tidak adil padanya. Dia yang istri pertama, tapi dia pula yang sangat terluka.Meskipun dari awal dia tahu, bahwa suami yang sangat dia cintai, mencintai wanita lain dengan gilanya. Tapi berkat bujuk rayu ibu mertua. Maura yakin bisa membuat suaminya akan mencintainya.Nyatanya? Maura jatuh dan hancur dalam harapannya. Kemunculan Dinda di rumah tangganya, membuat hati Maura hancur dan terluka. Maura jelas tidak terima, dan membenci Dinda teramat dalam di dasar hatinya.Kebencian itulah, yang menjadi api de

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab92 Perasaan Maura

    Bab92 "Maura!!" Suara Adam memanggil wanita itu. Pelayan Maura yang bernama Neneng pun menghentikan laju langkah mereka, dan memutar badan mengarah ke Adam yang berjalan mendekati mereka. Wajah Maura begitu sendu, memandang Adam. "Biar aku antar," seru Adam, membuat Maura langsung menggelengkan kepala. "Tidak usah, kami sudah memesan taxi online." "Batalkan! Lagian Dinda juga sudah mau pulang, kita bareng saja," ujar Adam lagi memaksa. "Aku tidak mau, menganggu kebahagiaan kamu, Mas. Selamat ya, akhirnya kamu akan menjadi seorang ayah, aku turut bahagia untuk kalian," ucap Maura, dengan mata berkabut. "Maafkan saya, Maura." Lelaki itu menjadi serba salah, menghadapi situasi ini. Dilain sisi, sebagai lelaki yang beristri, tentu saja memiliki keturunan, adalah suatu kebahágiaannya. "Kamu juga menjadi ibu, Maura." "Tidak, aku tidak akan pernah menjadi ibu, Mas. Selamanya, aku hanya wanita cacat, yang kehilangan segalanya," lirih Maura. "Neng, ayo," pinta Maura. Neng pun mengan

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab91 Bukan inginku

    Wajah mereka semua begitu berseri, bibir mereka pun melengkungkan senyum, hanya Maura yang menatap sendu ke arahku."Ada apa ini?" tanyaku penasaran. Seingatku, aku sempat pingsan setelah muntah- muntah tadi, entah berapa lama aku pingsan. Tapi ketika sadar, aku dibuat mereka semua bingung."Selamat ya, Nak. Kamu akan segera memberikan ibu cucu," seru ibu mertua dengan bahagia. Ada ketulusan dimatanya."Hah, aku hamil, Bu?" Sulit rasanya kupercaya. Disaat hati ingin mundur, malah hamil.Antara bahagia, juga dilema. Kulirik ke arah Maura, yang terlihat memaksakan bibirnya untuk tersenyum."Maura, kamu akan menjadi seorang ibu, Nak. Dan Adam, Adam akan menjadi ayah. Dan saya, saya akan menjadi seorang nenek. Akhirnya keluarga kami akan memiliki generasi penerus," seru ibu mertua tanpa henti.Aku terdiam dan membeku. "Mulai hari ini, ibu akan khusus mengurus Dinda, dan ibu akan menjadi nenek siaga," lanjutnya begitu bersemangat. "Ibu, jangan berlebihan," pinta kak Adam."Tidak ada yan

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab 90 Pingsan

    Hubungan ini, benar- benar sudah tidak bisa dipertahankan. Aku tidak mungkin tetap disini, berada di dalam rumah orang, yang begitu benci dengan keberadaanku. Rasanya sangat menyakitkan sekali, setiap melihat tatapan kebenciannya, ucapan- ucapan pedasnya. Sekalipun cinta kak Adam hanyalah untukku, aku tetap merasa tidak nyaman. Cukup lama aku menangis, hingga tanpa aku sadari lagi, aku tertidur. ***^^*** Ketukkan dipintu kamar, membuatku terbangun dari tidur. Cahaya panas matahari yang mulai naik, menerpa wajahku. Aku melirik jam dinding, sudah menunjukkan jam 10 siang. "Astaga, siang sekali aku bangunnya," gumamku. Ketukan dipintu kamar kembali terdengar. "Jangan- jangan tante Amara lagi didepan pintu," batinku. Aku beringsut turun dari kasur, menuju pintu kamar. Perlahan, aku membukanya. "Kamu kesiangan," sapa wanita yang kini berada tepat didepan pintu kamarku. Wanita yang duduk dikursi roda ini nampak cantik hari ini. Dia mengenakan make up tipis, dengan pakaian yang c

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab89 Gagal makan malam

    "Mereka tidur di kamar," bisiknya ke telingaku sambil terkekeh."Satu kamar mereka?""Iya, hahahaa." Kak Adam gelak tertawa, membuat aku menjadi heran."Kok bisa?""Aku kasih obat tidur," jelasnya lagi, membuat aku ikutan tertawa."Ih, jahil banget kamu, Kak.""Habisnya kalau nggak begitu, aku sama kamu mereka ganggu melulu," sahutnya tanpa dosa."Ada- ada saja kamu, Kak. Kasihan tau.""Kan aku cuma ngasih obat tidur, jadi gak apa- apa dong. Aku nggak mau terus diganggu, ketika berduaan sama istriku. Aku juga nggak mau durhaka sama ibu, karena terus ribut dengannya. Jadi, aku main aman saja," katanya panjang lebar. "Hmm, yaudah ayo mandi, gerah," ujarku yang akhirnya bangkit dari pelukannya. Lelaki itu pun menyusulku bangkit dari tempat tidur dan menggendongku secara tiba- tiba."Kak Adam," pekikku cukup terkejut."Mandi sama- sama dong," katanya sambil mengedipkan 1 matanya padaku.Aku terkekeh, dan kak Adam pun menyeret langkah memasuki kamar mandi. Tidak kusangka, tingkahnya yang

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   BAB88

    "Kita lihat saja nanti. Aku atau kamu, yang lebih cocok jadi nyonya." Aku menyahut pelan, sambil tersenyum penuh arti.Wanita itu, yang semula tersenyum dengan angkuh mendadak terdiam. Pancaran emosi memenuhi wajahnya."Yang aku tahu, kak Adam hanya mencintaiku dari dulu. Entah kenapa, dia mau menikahi kamu, wanita yang tidak dia sukai sama sekali," cibirku sambil terkekeh."Kamu, jangan sombong kamu, Dinda!" ujarnya yang mulai tersulut emosi."Wajar aku sombong, karena yang aku katakan adalah fakta." Aku terus berjalan sambil terkekeh.Hilang sudah rasa bersalahku padanya, yang ada malah rasa sebal dan ingin mengerjainya balik, agar dia tidak seenaknya meremehkan aku.Saat aku memasuki rumah, tiba- tiba Maura menjerit- jerit dari dalam mobil. Kak Adam pun langsung berlari dengan paniknya, begitu juga ibu mertua.Hanya aku yang terdiam, sembari mengamati mereka dari kejauhan. Entah drama apalagi, yang ingin Maura mainkan kali ini."Dinda! Ambilkan air untuk Maura, cepat!!" Tante Amar

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab87 Pertemuan

    Memasuki kantor om Kustomi, lelaki itu menyambutku dengan senyuman hangat. Namun, wajah yang tadinya tersenyum, mendadak lenyap seketika, berganti dengan tatapan menyelidik."Apa yang terjadi? Kenapa wajah kamu?" Om Kustomi mencecarku dengan pertanyaan yang sulit untuk aku jawab. "Apakah ini perbuatan Adam Raharja?" Om Kustomi kembali bertanya, dengan wajah yang mengeras. Kentara sekali, percikan emosi mulai terpatri di wajah tuanya."Bukan, Om.""Lantas apa? Jangan berdusta, Dinda. Kamu itu sudah om anggap, sebagai anak sendiri. Kamu itu adalah amanah dari Kusnadi, yang harus om patuhi.""Dinda tidak berdusta, Om. Om tenang dulu, jangan emosi. Ayo kita duduk," pintaku dengan lembut. Lelaki paru baya itu pun mau akhirnya duduk, meskipun wajahnya masih memancarkan kekesalan."Jelaskan! Jangan ada yang ditutupi, Dinda!" pintanya dengan tegas. Aku tersenyum, melihat kekesalannya karena khawatir padaku."Tante Amara yang melakukannya, Om. Semua karena ulah si betina satunya itu, istri t

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Bab86 Drama Maura

    "Baik, cukup sudah. Aku tidak akan pernah lagi berada di meja ini," ujarku sambil menyeret langkah menjauhi meja makan. Kak Adam langsung berdiri dari duduknya."Diam disitu!" titahnya. Aku menghentikan langkahku dan berbalik badan menghadap ke arahnya."Ada apa lagi?" tanyaku sinis. Terlalu banyak drama di rumah ini, membuatku benar- benar merasa muak.Pikiranku cukup banyak, terlebih dengan nasib sahamku yang tidak jelas akhir- akhir ini. Jika aku terus diam dan mengabaikannya, aku takut sahamku akan hilang begitu saja dan berpindah kepemilikan lagi."Kamu mau kemana lagi?""Aku ada urusan, Kak.""Urusan melulu, kak Dinda ini, berasa orang yang paling sibuk sedunia," sindir Maura."Biarkan dia pergi, Adam! Wanita tidak beradab ini, biarkan dia pergi, kalau perlu nggak usah balik lagi," timpal tante Amara, yang datang memasuki dapur.Aku menyunggingkan senyum."Jadi ngusir nih?" tanyaku, yang kini beralih menatap tante Amara."Iya! Saya berhak mengusir wanita tidak beretika seperti k

  • Berubahnya Istri yang Nyaris Kau Buat Gila   Informasi

    Maaf Teman- teman pembaca, jika buku ini semakin lambat update. Apalagi dua hari ini nggak ada update sama sekali. Soalnya aku lagi dalam kondisi Berduka. Mertua yang lama sakit, tanggal 2 tadi Meninggal Dunia, jadi Mohon maaf update nya semakin lambat. kuharap kalian mengerti dan tetap mencintai karyaku ini. Terimakasih atas pengertiannya teman- teman pembaca, sehat selalu dan semoga semua lancar rezekinya.

DMCA.com Protection Status