"Keadaan pasien laki- lakinya sudah sadarkan diri, dan hanya mengalami luka ringan. Tetapi pasien perempuannya yang cukup parah. Kondisinya masih tidak sadarkan diri, dan kemungkinan, pasien akan mengalami kelumpuhan," jelas dokter, membuat kami semua syok."Apa?" pekik tante Ammara."Kami juga membutuhkan tanda tangan orang tua pasien, untuk segera melakukan operasi," lanjut dokter yang meminta kedua orang tua kak Adam, untuk ikut ke ruangannya."Operasi apa ya," gumam Iren. Aku hanya terdiam, syok rasanya. Tidak tahu lagi, harus menanggapinya seperti apalagi."Ren," lirihku. Iren berbalik ke arahku dan langsung memeluk."Maafin tante Amara, Din. Pasti sakit ya, dipukul tadi," tanya Iren, sembari melerai pelukannya dan melihat pipiku yang memerah."Sakit pipiku, sakit pula hatiku, Ren. Tapi perasaan aku semakin takut, Ren. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk pada Maura," ungkapku dengan suara bergetar."Kita doain saja, Din. Semoga, Maura baik- baik saja," jawab Iren, membesarkan ha
Baca selengkapnya