Semua Bab Keris Darah Candramaya: Bab 71 - Bab 80

92 Bab

71.Tekad Danumaya

Saat pintu terbuka, aroma menyengat menusuk indera penciuman Adhinatha, pemuda itu menutupi hidungnya dengan punggung tangannya. "Ya ampun! Bau apa ini," ujar Adhinatha. Kamar itu dalam keadaan gelap, pengap, berantakan dan bau arak. Kendi-kendi bekas arak berserakan, pemuda itu berjalan dengan perlahan lalu membuka tirai dan jendela. Walaupun sudah sore, tapi setidaknya ada sedikit cahaya dan udara yang masuk untuk mengurangi kepengapan dan aroma tidak sedap. Mata Adhinatha melotot, dia hampir pingsan saat melihat temannya tergeletak dan bertelanjang dada di atas ranjang. Pemuda tampan dan manis itu terlihat menyedihkan, tubuhnya kurus dan seperti tidak mandi berhari-hari. Kondisinya sangat buruk walaupun dia sedang mabuk, dia biasanya selalu mengunakan pakaian terbaik para bangsawan tapi sekarang dia seperti gembel. "Hei!! Danumaya .." panggil Adhinatha, dia berdiri di sisi ranjang dengan melipat kedua tangannya dengan angkuh. ''Humm .." Danumaya hanya berdehem, dia membuka mat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Baca selengkapnya

72. Gadis Asing

Setelah beberapa hari Danumaya mengurung diri dan terlihat kacau, akhirnya dia bisa berpikir secara jernih."Dewata pasti telah menyiapkan gadis yang terbaik untukmu? Sekarang bersihkan dirimu dan temani pangeran. Pelayan akan membersihkan kamar ini," ujar Utari, wanita itu mengambil nampan makanan tadi siang yang masih utuh. Dia pergi meninggalkan Danumaya yang terpaku.Danumaya berusaha menyadarkan dirinya agar lebih tabah, lalu turun dari ranjang dan berjalan dengan sempoyongan menuju pemandian.Tentu saja kenyataan ini bukan hal yang mudah untuk dia lewati. Dia tahu bahwa kelak Candramaya memang akan menikah. Namun kenapa secepat ini? Itulah pertanyaan yang selalu terngiang di kepalanya. Dengan frustasi pemuda itu memukul permukaan air dengan keras.Byurr!!Pemuda itu berendam di kolam dengan tatapan kosong. Dia hanya menggunakan selembar kain untuk menutupi pinggang dan area sensitifnya. Kolam itu bertabur kelopak bunga mawar dan airnya sangat segar dan jernih. Dadanya yang bida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

73. Adhinatha Goyah

Adhinatha mengeluarkan pedangnya dan mulai mendekati arah cahaya itu. Ssssttt!!! Terdengar suara desisan hewan melata yang membuat tubuh bergidik ngeri. Adhinatha menajamkan mata dan pendengarannya. Dia bersiaga untuk menyerang mahluk itu. Tentu Danumaya tidak tinggal diam, dia melepaskan tangan gadis itu dan mengikuti langkah temannya. Jangan sampai ular itu menelan Putra Mahkota Harsaloka. Mereka berdua sama-sama masuk ke sumber cahaya yang perlahan hilang bersama kegelapan. Kini hanya mengikuti suara daun kering yang terinjak. Mereka berdua berlari masuk dan menyisir di mana suara itu berasal tapi tidak menemukan apapun hingga terdengar sebuah teriakan. "Huaaa!!" Gadis asing itu berteriak. Mereka berdua kecolongan. Danumaya dan Adhinata berlari menuju gadis itu berada. Seekor ular besar melilit tubuh gadis itu hingga memutahkan darah. Ular itu berdesis dan hendak mematuknya, namun Danumaya segera melompat dan menendang kepala ular itu dengan keras hingga tersungkur ke tana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

74. Seperti Tersambar Petir

Danumaya masuk ke dalam rumah dan sengaja menabrak Indrayana membuatnya bangun seketika. Sedangkan Adhinatha menutup pintu rapat-rapat. Mereka tampak tergesa-gesa.Indrayana mengibas-ibaskan kepalanya yang pening. Candramaya datang menghampiri, dahinya berkerut melihat mereka berdua tampak berantakan dan membawa seorang gadis asing yang sedang tidak sadarkan diri. "Apa yang terjadi, Kakang Danu?" Tanya Candramaya."Aki ..tolong kami," ujar Danumaya. "Bawa gadis itu ke kamar itu," ujar Wirata sambil menunjuk kamar di sisi kamar Candramaya.Danumaya membawa tubuh gadis itu dalam kamar yang di tunjuk Wirata.Danumaya membaringkan tubuh gadisbitu, dia tampak cemas, "Akan aku ceritakan nanti Aki. Kita harus urus dulu gadis ini. Denyut nadinya sangat lemah dan sudah terlalu lama dia tidak sadarkan diri," ujarnya."Indrayana ayo kita tolong gadis itu," ujar Candramaya. Indrayana mengangguk dan pergi ke dalam kamarnya untuk mengambil buntelan kain yang berisi beragam ramuan yang dia bawa.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

75. Rupanya Kamu

Danumaya mengangkat sudut bibirnya, dia berkata dengan dingin, "Sekarang kamu mengerti alasan kenapa aku seperti mayat hidup?" Adhinatha mengangkat dagunya dan berkata dengan angkuh, "Heh!! Kenapa kamu merahasiakannya dariku?""Kamu sudah bertunangan, jadi berita itu sepertinya tidak akan berpengaruh apapun bagimu.""Kamu benar! Apa peduliku," ujar Adhinatha dengan dingin. Walaupun di hatinya dia masih tidak terima. "Aku akan keluar mencari udara segar," ujarnya sambil berlenggang pergi.Danumaya berdecis, "Cih!"Saat berada di luar kamar, rahang Adhinatha mengatup, dia menatap pintu kamar Candramaya dengan penuh kecemburuan. Dia akhirnya memutuskan untuk keluar rumah dan duduk di balai sambil menikmati suara jangkrik sambil mengatur emosinya. Dan perlahan pemuda itu tertidur pulas.Tanpa di sadari ada sosok yang terus mengawasi rumah itu di balik kegelapan.Di dalam kamar, Candramaya menutup pintu rapat-rapat. Ada kebahagian yang tersirat di wajah tampan Indrayana. Dengan wajah ters
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

76. Kendalikan Dirimu Dan Kerismu!

Candramaya melangkah secara perlahan, "Putri Damayanti Citra ..menyerahlah!" Ujarnya dengan nada dingin.Damayanti Citra berdiri, dia membuka cadarnya dan berubah menjadi Putri Asri Kemuning.Candramaya tentu heran, apalagi saat sosok Asri Kemuning kembali berubah wujud menjadi Dewi Kamaratih lalu Adi Wijaya bahkan Utari.Wanita licik itu sengaja berubah-ubah wujudnya agar bisa menepis keraguan pada hati putranya.Namun tetap saja di mata Indrayana sosok itu tetaplah Putri Damayanti Citra. Kedua tangan Indrayana terkepal dengan tatapan tajam, "Berani kamu permainkan kami!" Ujarnya sambil menarik cemetinya.Dahi Adhinatha berkerut saat yang dia lihat sebuah ikat pinggang lusuh membuatnya tersenyum tipis. Dia ingin tertawa di situasi genting seperti ini karena sebuah ikat pinggang lusuh.Berbeda dengan Danumaya yang bergidig ngeri, dia menelan salivanya saat mengingat hari di mana dia hampir lenyap karena sabetan ikat pinggang itu.Sosok itu mengangkat dagunya dengan angkuh dan berkata,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

77. Pangeran Harsa Loka?

Danumaya menjawab tanpa memandang wajah gadis itu, "Kamu sudah sadar. Syukurlah .."Gadis itu mengangguk dan tersenyum, "Terima kasih telah menyelamatkanku, Tuan. Kenapa keadaan kalian seperti ini?""Ini karena sosok itu mengejarmu sampai ke sini," ujar Adhinatha dengan judes.Bulu mata gadis itu terkulai, dia menunduk dan berkata dengan lirih, "Maaf, Tuan. Telah menyeret kalian dalam masalah."Indrayana berjalan dan berkata dengan lembut, "Jangan khawatir, kamu aman sekarang. Ayo minum ramuanmu."Gadis itu mendongak dengan jantung berdebar, matanya mengerling indah saat Indrayana menyodorkan cawan berisi ramuan.Melihat sikap gadis itu, Candramaya memalingkan wajahnya. "Kakang Danu, kamu baik-baik saja?" Danumaya mengangguk dan berkata, "Aku ingin membersihkan diri. Tolong bantu aku adik," ujarnya sambil menjulurkan kedua tangannya.Candramaya menatap sepupunya dengan sedih, gadis itu berjalan mendekat dan membuat Danumaya tersenyum lebar.Alaram bahaya di kepala Indrayana berbunyi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

78. Kecemburuan Candramaya

Adhinatha dan Danumaya melihat ke arah Kumala memandang. Mata gadis itu berbinar saat melihat Indrayana. Biar pun penampilan pemuda itu begitu sederhana namun memancarkan aura bangsawan yang kuat. Kulit sawo matangnya membuatnya terlihat gagah dan jantan. Sedangkan pemuda itu hanya berdiri mematung dengan dahi yang berkerut. Dia seperti memikirkan sesuatu yang begitu rumit. "Tuan .." Panggil Kumala sekali lagi. Candramaya yang menyadari sikap genit Kumala terhadap suaminya membuat darahnya mendidih. Wajahnya terlihat masam dengan tatapan sinis. Gadis itu mengatur nafasnya untuk mengendalikan emosinya yang ingin meledak. Karena kesal Candramaya mencubit perut pemuda itu dengan sangat keras. "Awwww!" Indrayana menjerit kesakitan lalu mengusap perutnya sambil meringis, "Apa!!!" Kumala merasa kesal dengan sikap gadis itu, dia turun dari ranjang dan berlari menghampiri Indrayana. Kumala terlihat begitu cemas dan memarahi Candramaya, "Kenapa kamu sangat kasar!" Candramaya berdecis
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

79. Semua Orang Punya Rahasia

"Seperti yang kamu liat saat di kamar Kumala," jawab Indrayana dengan tenang. Dia tidak mungkin menyebutkan nama. Candramaya bisa curiga. Bulu mata Candramaya terkulai, ada kebimbangan yang dia rasakan. "Jika itu benar, berarti dia adalah Putri Damayanti Citra. Tapi mana mungkin? Orang sebaik itu bisa melakukan hal keji.""Semua orang punya rahasia," ujar Indrayana. Pemuda itu menatap jauh keluar jendela dan menghela nafas panjang. Seperti ada beban yang mengganjal di hatinya, "Begitu pun denganku," batinnya."Kamu benar. Begitu banyak yang tidak aku ketahui," ujar Candramaya. Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Indrayana yang kokoh. "Apa masih ada hal yang lebih mengejutkan nantinya. Aku kira perjalanan balas dendamku ini akan begitu mudah. Tapi ternyata sangat rumit."Indrayana hanya bisa tersenyum tipis, tumbuhan ilalang yang berjejer dan bergoyang-goyang saat di terpa angin. Nyatanya begitu indah dan menyejukan. Namun tidak dapat menghibur kegelisahan yang melanda hatinya se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

80. Membuat Perhitungan

"Aki! Candramaya menangis, Indrayana memukulnya," ujar Danumaya. Otot-otot wajahnya menonjol dan rahangnya mengatup.Wirata memijit keningnya yang sakit, dia terlalu tua untuk mengurus hal seperti ini. "Indrayana mencintai adikmu secara ugal-ugalan. Dia bahkan selalu mengikutinya seperti anjing. Lagian Ibunya tidak akan membiarkan adikmu terluka. Jadi pergi kalian semua! Jangan ganggu mereka!" Ujarnya.Kumala yang berdiri di ambang pintu akhirnya kembali masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu berdiri di balik pintu dengan perasaan campur aduk. Beberapa saat kemudian suara tangis itu perlahan meredup. Karena lelah Candramaya tertidur di dalam pelukan Indrayana cukup lama. Saat gadis itu benar-benar pulas, Indrayana menggendong tubuhnya dengan gaya bridal style. Dia menutup pintu jendela karena hari mulai senja."Huaaaa!!" Teriak Indrayana. Pemuda itu terperanjat saat membuka pintu. Ada sosok tinggi yang berdiri di depan pintu. Pemuda berwajah manis tapi pemarah itu bersedekap angkuh dan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status