Indrayana duduk dengan Candramaya mereka berhadapan dengan Wirata. Wirata menyodorkan buku lusuh itu ke hadapan Indrayana, "Ini milikmu sekarang," ujarnya. Dahi pemuda itu berkerut, "Milikku? Aku tidak mengerti Aki," ujarnya penuh keheranan. Wirata menghela nafas dan berkata, "Bacalah kitab itu, leluhur istriku yang menulisnya." "Aki? Seharusnya kitab itu milikku?" Protes Candramaya. Dia merebut buku itu dan membukanya satu persatu, seketika matanya melotot. Wirata mencibir, "Apa yang kamu baca?" Dengan wajah masam Candramaya berkata, "Aki bercanda? Ini hanya buku kosong," ujarnya. Wirata tertawa, "Dasar bocah nakal." "Ini aku kembalikan kepadamu," dengan marah Candramaya melempar kitab itu ke hadapan Indrayana. Pemuda itu membukanya, dia memiringkan kepalanya dengan wajah bingung lalu melihat gadis itu. "Begitu banyak tulisan, aku sampai pusing melihatnya," ujarnya sambil menggaruk kepalanya. Wirata menghela nafas dan menegur sikap cucubya. "Indrayana itu suamimu,
Baca selengkapnya