All Chapters of Pengasuh Kesayangan Tuan Duda: Chapter 61 - Chapter 70

182 Chapters

Alasan Menangis

“Berhentilah mengatakan omong kosong, kalau putraku mendengarnya bisa menyebabkan salah paham.” Malven menanggapi dengan santai, tatapannya mengarah pada tempat di mana Claudia berada. Raut wajah Claudia tidak terlihat baik sejak ia menemukannya sedang ‘bicara’ dengan Selena, tapi melihat bagaimana wanita itu tetap tersenyum pada orang-orang di sekitarnya membuat perasaan Malven tidak nyaman.“Hmm … apa dia orangnya?”Pertanyaan yang dilayangkan Kaindra dengan suara berbisik itu membuat Malven mengernyit. “Apa maksudmu dengan ‘dia orangnya’?” tanyanya tidak mengerti. Kaindra bukan orang yang akan tertarik pada seseorang yang baru ditemuinya, bahkan beberapa saat lalu juga Kaindra masih tidak peduli pada keberadaan Claudia. Apa yang menyebabkan pria itu tiba-tiba terlihat tertarik?“Itu tugasmu untuk mencari tahu apa maksudku, Malven!” Kaindra tersenyum lebar, “Temui aku lagi saat kamu menemukan jawabannya,” ucapnya sembari melambaikan tangan dan meninggalkan Malven, kembali ke dalam,
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Akhir Sebuah Hubungan

Claudia mengernyit, “Kalau begitu biarkan aku tidur di kamar lain!” ujarnya kesal, mau istirahat saja banyak peraturan. Suasana hatinya sedang tidak baik, Claudia hanya ingin tidur tanpa memikirkan apa pun. Kenapa dia harus mengikuti Malven ke sini dan diperlakukan seperti kuman?!“Kuman ini ingin istirahat, Pak, permisi!”Malven dengan sigap menahan tangan Claudia saat wanita itu hampir meninggalkannya. “Bukan seperti itu maksudku,” ucap Malven seraya memeluk Claudia.Claudia memberontak, berusaha melepaskan dekapan Malven darinya, tapi lengan pria itu terlalu kuat. “Lepaskan! Bapak bilang saya kotor, kenapa malah memeluk saya?!”Malven menghela napas pelan. Dia menyadari kesalahannya, padahal ia tidak bermaksud menyakiti perasaan Claudia sama sekali. Malven lupa jika suasana hati Claudia sedang tidak baik, karena jika itu Claudia yang biasa, ia akan membalas kata-kata Malven dengan tidak kalah pedas. “Aku hanya ingin kamu berendam air hangat agar lebih rileks sebelum tidur, maaf, a
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Batas Ketenangan

“Selena pernah mengatakan itu juga. Sekarang saat aku memikirkannya, apa dia mengatakan hal-hal yang membuatku bahagia itu sambil menyembunyikan kebenciannya? Aku jadi bertanya-tanya … jangan-jangan tidak ada satu pun perkataannya yang tulus untukku.” Claudia memejamkan mata, membiarkan perasaannya mengalir dan merasakan kenyamanan saat air hangat merendam tubuhnya. Tapi anehnya, hal paling nyaman baginya saat ini adalah pelukan Malven padanya.“Manusia selalu dikelilingi dengan emosi yang rumit. Kita tidak pernah tahu jawabannya, bahkan ketika kita bertanya dan mendapat jawaban, tidak ada jaminan kata-kata yang keluar adalah hal yang benar.”Claudia mendengus, “Kata-katamu sama rumitnya, Tuan,” ucapnya sembari menoleh ke belakang, sedikit mendongak untuk menatap Malven. “Persis seperti bagian bawah tubuhmu. Kenapa dia tidak bisa membaca situasi?”Malven terkekeh, mengecup bibir Claudia singkat sebelum mengarahkan wanita itu kembali melihat ke depan. “Jangan pikirkan itu, aku akan mul
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Enam Bulan Tersisa

Saat Claudia terbangun pagi harinya, Malven sudah tidak ada di sana. Claudia hanya menemukan secarik kertas di lemari kecil di samping ranjang, ucapan selamat pagi dari Malven dan pesan untuk kembali ke kediaman utama Pranaja tanpa pria itu. “Sean, kamu di sana?” Claudia memanggil, dan seperti sihir, wanita bernama Sean langsung memasuki kamar. Padahal suara Claudia tidak keras saat memanggilnya dan jarak dari ranjang ke pintu kamar cukup jauh. Claudia tidak mengerti bagaimana Sean mendengar panggilannya. Sejak hari ke tiga di villa ini, Claudia pernah mencoba memanggil ‘Phantom’ di tengah taman bunga dan ada seseorang yang langsung datang meskipun itu bukan Sean, jadi sejak itu pula Claudia tidak lagi mau memikirkan tentang orang-orang aneh di sini. “Berikan perintah, Nona.” Cara bicara yang formal dan to the point itu! Claudia menghela napas, untuk satu hal ini dia masih tidak terbiasa. “Apa Raga sudah bangun dan sarapan?” tanyanya sembari perlahan beranjak dari ranjang. Dia kesi
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Pergi ke Jepang

Sebelumnya Claudia pikir Malven akan menanyakan lebih lanjut tentang identitasnya setelah mengetahui sedikit cerita tentang keluarganya malam itu, tapi hingga Malven kembali ke kediaman Pranaja tiga hari kemudian, pria itu tidak menanyakan apa pun.Melihat dari raut wajahnya yang sangat lelah, sepertinya pekerjaan Malven tidak selesai dengan baik. Tentu saja Claudia bersyukur dengan kesibukan Malven hingga pria itu tidak sempat memikirkan tentang identitasnya. Dan begitu saja, tiga bulan pun berlalu tanpa terasa. Sesuai dengan janji, Claudia dan Raga akan pergi ke Jepang untuk merayakan ulang tahun Raga. “Kalian yakin akan baik-baik saja berdua?” Malven bertanya untuk ke sekian kali, menatap Claudia dan Raga dengan kening mengernyit. Padahal ulang tahun Raga masih seminggu lagi, tapi anak itu bersikeras untuk pergi sekarang dengan alasan ingin menikmati musim semi lebih lama. “Nggak berdua, Pa! Pak Ali ‘kan ikut juga!” Raga menggeleng sembari berdecak, kedua tangannya terlipat di de
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Mimpi yang Menjadi Debu

Claudia dan Raga sampai di hotel tepat pukul dua siang, mereka kembali ke hotel yang tiga bulan lalu menjadi tempat menginap, bedanya kali ini Raga akan tidur bersama Claudia. Ali memiliki kamar di sisi kiri, sedangkan Vall nanti akan ada di kanan, lalu Sean berada tepat di depan. Kamar yang Claudia tempati jadi dikelilingi oleh mereka yang bertugas menjaga Raga.“Mau langsung main ke luar atau mau istirahat dulu?” Claudia bertanya pada Raga yang sedang mengeluarkan barang-barangnya dari koper, meski kebanyakan yang anak itu bawa adalah buku. Katanya ingin membaca buku di bawah pohon sakura.“Istirahat aja, Kak, biar besok mainnya puas dan udah nggak capek.” Raga menyusun buku-bukunya di rak yang tersedia, sedangkan Claudia sedang menyusun pakaian mereka di lemari.Hal melelahkan namun harus dilakukan saat menginap cukup lama di sebuah hotel adalah mengeluarkan, menyusun dan merapikan barang di kamar. Claudia membenci hal itu, jadi terkadang ia membiarkan pakaiannya berserak begitu sa
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Perasaan Familiar

“Raga sudah tidur sejak tadi, mau kubangunkan?” Claudia mengalihkan obrolan, mengabaikan kata-kata Malven. “Tidak perlu, aku hanya ingin memberitahu kalau Vall dan Sean sudah berangkat. Untuk malam ini kalian makan di kamar saja, jangan ke mana pun.” “Baiklah kalau begitu. Kamu juga hati-hati dan jangan terlalu memaksakan diri.” Claudia mengerti kekhawatiran Malven meski berlebihan, tapi sejujurnya ia tidak yakin apakah Raga akan mengerti juga. “Apa kamu sedang memperhatikanku?” Pertanyaan Malven membuat Claudia mengerutkan alis. “Maksudnya?” “Ini pertama kali kamu mengatakan itu, hati-hati dan jangan terlalu memaksakan diri maksudku. Apa ada hal baik yang terjadi?” Claudia sedikit terkejut, karena sejujurnya ia juga bingung, tidak tahu kenapa tiba-tiba mengatakan itu pada Malven. Sejak tiga bulan lalu ketika perjanjian mereka dimulai, Claudia tidak pernah membalas rayuan-rayuan manis Malven atau pun mengatakan sesuatu yang berlebihan pada pria itu. Tapi kalau hanya ucapan untu
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Mengunjungi Museum Seni

Sean dan Vall benar-benar datang menyusul, meski Claudia tidak tahu jam berapa mereka sampai hotel, tapi ketika ia dan Raga keluar kamar untuk mencari sarapan pagi harinya, dua orang itu juga sedang ada di depan pintu dan langsung memperkenalkan diri.Berbeda dengan penampilannya waktu itu saat di villa, Sean kini tampak seperti wanita biasa yang juga sedang berlibur bersama, dan Claudia baru menyadari jika Sean terlihat seperti gadis belia saat rambutnya diurai. Lalu, tidak seperti dugaannya, ternyata Vall adalah seorang laki-laki. Pria itu mengenalkan diri dengan nama Vallence dan meminta Claudia memanggilnya dengan Vall saja.“Apakah tidak apa-apa jika kami bergabung bersama? Anggap saja kami tidak ada dan bersikaplah seperti biasa, tapi kami harus selalu bersama Nona dan Tuan Muda.” Sean bertanya sambil tersenyum, “Tapi kalau Anda berdua keberatan, kami akan memperhatikan dari jarak aman,” lanjutnya.Claudia menelan ludah, begitu pun Raga di sisinya. Entah kenapa senyum yang Sean
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Jalan-jalan Terakhir

Claudia langsung mendelik pada Sean. Memangnya boleh mengatakan hal itu begitu saja pada Raga yang masih anak-anak?“Menstuarisasi itu apa?”Tuh, kan! Claudia mengangkat tangan saat Sean hampir membuka mulut, menghentikan wanita itu dari menjelaskan sesuatu yang rumit dan panjang. “Bukan sesuatu yang harus ditakuti dan itu hanya rutinitas untuk perempuan saja. Sebenarnya tidak sakit, tapi ada sebagian perempuan yang perlu beristirahat karena gejalanya sedikit lebih banyak dari yang lain, salah satunya adalah Kakak. Raga akan mengerti saat waktunya untuk belajar hal ini datang nanti, bagaimana?”Raga menatap Claudia dalam kebingungan. “Ehm, oke deh. Ya udah kalau gitu ayo kita pergi, tapi janji nanti ke sini lagi, ya?”Claudia menautkan jari kelingkingnya dan Raga. Mereka memiliki banyak waktu di sini, jadi bisa kembali lagi nanti, apalagi jika datang bersama Malven, akan lebih berkesan di ingatan Raga nantinya. Sebenarnya mereka bisa pergi ke Shibuya Sky lain kali seperti yang Raga k
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Nasib Jadi Perempuan

Tepat seperti dugaan Claudia, tamu bulanannya benar-benar datang malam harinya. Sejak kembali dari Shibuya Sky dan memastikan Raga sudah mandi, siap dengan piyama tidur, lalu menitipkan anak asuhnya pada Ali, Claudia sudah terbaring tidak berdaya. Tadinya Claudia ingin menggunakan kamar lain selama hari liburnya dua hari ke depan, tapi Raga melarang dan mengatakan biar dia saja yang pindah kamar. Untungnya Ali tidak keberatan Raga tidur bersamanya. Kalau seandainya Malven datang sebelum hari libur Claudia berakhir, maka Raga akan tinggal bersama ayahnya. “Apa aku benar-benar tidak boleh minum pereda nyeri?” Claudia mengelus perutnya, rasanya menyakitkan hanya dengan bergerak sedikit. Sebenarnya ia juga terkadang minum obat pereda nyeri haid, tapi Claudia sudah biasa minum itu sejak SMP dulu, jadi sejak tahun lalu, Miranda melarang Claudia untuk terlalu sering mengonsumsi obat-obatan seperti itu. Katanya kalau ingin cepat hamil harus berhenti minum obat pereda nyeri haid, saat itu
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more
PREV
1
...
56789
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status