"Assalamualaikum, Umi. Bagaimana kabar Yunus?"Suara itu menggema, mendadak menghentikan keheningan yang tadinya membungkus ruangan.Umi Mae dan Yumna, yang sedang serius berbicara, langsung menoleh, menatap dua sosok yang baru saja memasuki ruangan. Mereka adalah Soni dan Ustad Hamdan, yang tiba-tiba hadir seperti angin segar di tengah kepenatan.Soni, dengan tangan kanannya yang menenteng sebuah kantong berwarna merah, berisi dua rantang plastik segera menyerahkan apa yang dia bawa ke tangan Umi Mae."Walaikum salam, Son. Alhamdulillah... kamu dan Ustad Hamdan sudah sampai," jawab Umi Mae sambil tersenyum, saat melihat menantunya mencium punggung tangannya dengan penuh hormat."Si Yunus, apakah kondisinya semakin parah, Umi?" tanya Soni, suaranya bergetar, penuh kekhawatiran.Matanya menatap intens ke arah pintu kaca, memerhatikan sosok adik iparnya yang tengah terbengong, memandangi dokter yang sedang berbicara dengan kedua mertuanya, seperti mencari jawaban dari pertanyaan yang ta
Read more