Bab 208: Ada Cinta di Toko Buah**“Takut kenapa?” “Kamu tahu, Rony, mantan suamiku dulu. Dia adalah laki-laki yang sangat tidak cakap di bidang keterampilan khas laki-laki. Apa-lah lagi di bidang seni beladiri. Akan tetapi, dengan kedua tangannya, dia begitu terampil menyakiti dan menganiaya aku.”“Maksud kamu?”“Iya, Fat. Apa lagi kamu yang mahir dalam seni beladiri. Tentu kamu lebih terampil lagi dalam menyakiti dan menganiaya aku nantinya.”Hatiku terenyuh.“Kamu sudah selesai bicara denganku, Fat?”Aku diam.“Kalau kamu sudah selesai, dan kalau kamu mau keluar, pintunya ada di situ.” Tangan Mira menunjuk pintu.Oh.., Ya Tuhan, selain menampik, Mira juga mengusir aku!Beberapa saat aku masih berdiri, dengan wajah yang terperangah. Aku menatap Mira yang menunduk di mejanya dengan pandangan yang kosong.Betapa inginnya aku berkata-kata, menyampaikan kalimat-kalimat yang berisi cinta, kasih, sayang, janji setia, apalah.., apalah..!Namun ternyata, semua kalimat itu hanya meng
Read more