Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Bab 1111 - Bab 1120

Semua Bab Pendekar Kera Sakti: Bab 1111 - Bab 1120

1143 Bab

1110. Part 7

Dugaannya benar, ada orang bersembunyi di balik pohon itu. Orang tersebut tak sengaja terpekik karena tak menyangka akan kejatuhan dahan sebesar lengan. Anehnya orang itu masih saja tidak mau keluar dari persembunyiannya, rupanya ia bertahan untuk tidak menampakkan diri dan segera menutup mulutnya dengan tangan. Baraka mau meninggalkan orang itu dan tidak peduli dengan serangan tadi. Tetapi baru saja ia balikkan tubuh, tiba-tiba dari arah kirinya melesat dua benda kecil warna putih terpantul sinar matahari. Benda itu adalah dua senjata rahasia yang dilemparkan dari balik dua pohon berjajar rapat.Ziing, ziing...!Dua tangan Baraka segera berkelebat menangkap dua senjata rahasia tersebut dalam gerakan melebihi kecepatan layang senjata itu sendiri.Sleb, sleb...! Sekali lagi dua senjata itu mampu ditangkap dengan jepitan jari-jemarinya. Ternyata senjata itu berbentuk bintang segi enam yang runcing dan berbau amis. Itu tandanya senjata tersebut mempunyai kadar racu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

1111. Part 8

Semua diam, seakan saling berserah diri untuk menjelaskan. Lawa Abang segera berseru kepada si muka runcing, "Jelaskan sekalian, Musang Hitam!"Maka orang berwajah runcing dan berkulit hitam itu pun berkata tegas. "Kami adalah orang-orang yang tergabung dalam Partai Bayaran. Kami dibayar untuk dapatkan pusaka Keris Setan Kobra yang kau rampas dari Ki Empu Sakya itu, Baraka.""Kalian salah duga," kata Baraka dengan masih kalem. "Bukan aku yang membunuh Ki Empu Sakya, dan aku tidak mempunyai keris pusaka itu!""He, he, he, he...!" Musang Hitam terkekeh sinis."Kepada orang lain kau boleh mengaku begitu, Anak Muda. Tapi kepada kami kau tak bisa berkata begitu. Karena kami tak pernah punya rasa segan untuk mencacah dan merajang-rajang tubuh orang yang bermaksud menipu kami, Baraka!"Dengan mata menatap Musang Hitam yang berusia sekitar empat puluh tahun itu, Baraka berkata tegas pula."Kalian salah sasaran! Carilah pembunuhnya. Jangan termakan h
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

1112. Part 9

Slaaap...!Sebutir bola besi putih berukuran sebesar biji salak dilemparkan oleh gadis itu. Tangannya bergerak sangat cepat ketika mengambil bola besi putih dari balik bajunya dan melemparkannya ke depan nyaris tak terlihat gerakannya. Bola itu tak sempat dihindari dan ditangkis, tahu-tahu sudah masuk ke mulut Lawa Abang.Bluuss...!Kontan tawa orang itu diam. Matanya mendelik. Lehernya dijulurkan. Rupanya bola besi itu menyumbat tenggorokan dan tidak bergerak turun. Dari luar terlihat bentuknya yang menonjol sedikit lebih besar dari jakunnya. Lawa Abang mendelik, mau menelan susah, mau dimuntahkan susah.Dan anehnya golok yang ada di tangannya sejak mau menyerang Baraka itu tiba-tiba berkelebat menempel lehernya.Plaaak...! Golok itu menempel dan sulit dilepaskan. Lawa Abang tak bisa berseru meminta tolong pada Musang Hitam, karena tenggorokannya tersumbat dan tak mampu keluarkan suara. Namun Musang Hitam yang terheran-heran itu segera membantu me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

1113. Part 10

BARAKA sengaja biarkan gadis berwajah mungil manis berkulit hitam bersih itu memandanginya dengan tajam, Pendekar Kera Sakti memang tidak terpancing kemarahannya, tapi Rindu Malam sebagai pengagum Pendekar Kera Sakti merasa tidak suka dengan sikap sinis gadis itu. Rindu Malam mengambil tempat di depan Baraka, seakan siap menjadi pelindung jika gadis berambut panjang itu menyerang sewaktu-waktu."Apa mau mu menyerang kami, hah!" gertak Rindu Malam."Aku benci dengan seorang pendekar yang mengkhianati sahabat sendiri!""Apa maksudmu!""Pemuda sinting itu membunuh sahabatnya sendiri yang tidak pernah menyakiti hati siapa pun. Ia mencuri keris pusaka sahabatnya dengan licik!"Sekalipun Rindu Malam merasa kurang enak mendengar ucapan itu, tapi ia tak berani cepat-cepat lanjutkan kata. Ia diam sebentar, dan Baraka segera perdengarkan suara, "Siapa kau sebenarnya. Nona Manis?""Aku Srimurti, murid Raja Maut!" jawabnya dengan ketus sekali."O
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

1114. Part 11

Senyum Raja Maut kian melebar. "Kita duduk di depan gubukku sana saja!" ajak Raja Maut. Baraka tak menolak. Mereka bergegas menuju pelataran pondok beratap sirap. Di sana ada pohon rindang tapi rendah, seperti payung peneduh di waktu siang, di bawahnya ada tiga batu berpermukaan datar. Di atas batu itu mereka duduk dan bicara."Aku ikut prihatin dengan kabar yang mencemarkan nama baikmu, Baraka." Raja Maut bicara dengan mata memandang sekeliling, seperti memasang kewaspadaan tinggi, seakan begitulah sikapnya jika berada di tempat yang ingin digunakan untuk bicara hal-hal bersifat rahasia."Aku sendiri tak menduga kalau kau akan dikecam olah para tokoh dunia persilatan dengan tuduhan membunuh sahabatku, yang juga sahabat gurumu itu.""Tapi aku tidak melakukannya, Raja Maut. Kau tahu sendiri, belakangan ini aku sedang bepergian dan bahkan pulangnya sempat bertemu denganmu di Pulau Blacan!""Kutinggalkan pulau ini selama sembilan hari," kata Raja Maut. "Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

1115. Part 12

"Aku baru mendengar nama itu," potong Baraka dengan terpaksa karena merasa heran dan asing sekali dengan nama Kalatandu.Maka Raja Maut pun jelaskan maksud kata-katanya. "Kalatandu adalah cucu Empu Sakya. Termasuk muridnya juga. Tapi karena Kalatandu sebenarnya anak dari mendiang Nini Tandu, kakak perempuan Empu Sakya yang baru separo bagian turunkan kesaktiannya kepada Kalatandu, maka Kalatandu sendiri bertekad mengembara mencari pembunuh ibunya setelah mendapatkan hampir seluruh ilmu dari Empu Sakya. Entah sekarang Kalatandu sudah berhasil menemukan pembunuh ibunya atau belum, entah ada di mana, yang jelas kalau dia, si Kalatandu itu mendengar kematian Empu Sakya di tanganmu dan mendengar bahwa keris pusaka itu juga ada di tanganmu, dia akan mengamuk dan mencarimu. Menurutku, maaf..., kau kalah tinggi ilmunya dengan Kalatandu."Mata pendekar tampan berajah naga emas melingkar itu tidak berkedip memandangi wajah Raja Maut yang bicara dengan sungguh-sungguh. Bahkan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

1116. Part 13

Sama-sama dalam wilayah Bukit Semberani, tapi jarak antara pondok Raja Maut dengan gua yang sekarang dipakai tempat tinggal Pelangi Sutera itu cukup jauh. Puncak dengan dasar. Namun Baraka dapat menempuhnya dalam waktu cepat karena mampu bergerak melebihi anak panah. Sayangnya ia harus berhenti ketika mau injakkan kakinya di dataran pasir pantai.Baraka cepat rapatkan badannya pada sebuah pohon. Matanya mengintai dari sana. Bocah berusia sepuluh tahun sedang berlari-lari dengan wajah tegang."Angon Luwak...!" gumam Baraka dengan heran."Mengapa ia berlari ketakutan begitu? Oh, ternyata ia dikejar dua ekor kuda!"Angon Luwak memang dikejar dua ekor kuda. Penunggangnya dua lelaki yang sama sekali tak imbang jika harus bertarung melawan bocah sekecil Angon Luwak. Satu dari penunggang kuda itu telah dikenal oleh Baraka. Lelaki muda berpakaian mewah itu tak lain adalah Raden Udaya, putra adipati yang pernah menghadang perjalanan Baraka karena menganggap Mega D
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

1117. Part 14

Sebenarnya Pendekar Kera Sakti mengetahui gerak-gerik bocah yang mengikutinya itu, tapi Baraka sengaja berpura-pura tidak mengetahui dan membiarkannya. Karena ia mengakui bahwa di dalam jiwa Angon Luwak telah bangkit semangat kependekaran yang sebenarnya perlu dibina sejak sekarang. Sayangnya Baraka tidak punya waktu, sehingga ia hanya bisa membiarkan jiwa kependekaran itu berkembang dalam diri Angon Luwak dengan cara mengikuti segala gerak dan langkahnya.Tentu saja Angon Luwak ikut berhenti ketika langkah Baraka pun tak dilanjutkan. Langkah Baraka terhenti karena dari empat pohon muncul empat sosok yang saling berloncatan dengan gerak-gerak liar dan beringasnya. Angon Luwak cepat sembunyikan diri dan mengintai kejadian yang akan terjadi antara Pendekar Kera Sakti dengan keempat sosok berwajah angker itu.Rupanya dari keempat sosok berwajah angker itu masih punya satu orang lagi yang bersembunyi dari balik pohon, kira-kira dua puluh langkah di depan Baraka. Orang ters
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

1118. Part 15

"Aku tidak mempunyai keris apa-apa. Yang kupunya hanya suling ini," sambil Baraka mengangkat suling mustikanya, sebagai siasat menjaga diri sewaktu-waktu.Firasat Baraka itu ternyata benar. Begitu dia menyatakan tidak mempunyai Keris Setan Kobra, tongkat si Jejak Iblis diacungkan ke depan sebagai isyarat. Maka dua anak buahnya yang ada di kanan kiri Baraka segera lakukan lompatan kilat sambil menebaskan golok lebar mereka.Wuuut, wuuut...!Trak, trak...!Baraka bergerak memutar. Gerakan memutar itu ternyata merupakan jurus penangkis bagi serangan lawan dari kanan kiri. Gerakan dengan tubuh limbung bagaikan kera menari itu mampu membuat kedua golok lebar tertahan oleh suling mustikanya secara hampir bersamaan. Hantaman golok ke suling mustika mempunyai kekuatan balik yang cukup besar, membuat kedua tangan si penyerang tersentak ke belakang dan mereka terbawa sentakan itu hingga terjungkal ke belakang tak tentu arah.Hub...! Baraka kembali berdiri de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

1119. Part 16

Setelah saling pandang beberapa saat antara Rindu Malam dengan Jejak Iblis, kini giliran wajah Baraka yang terperanjat kaget melihat mata Jejak Iblis mulai keluarkan darah, seperti lelehan air mata. Sedangkan bola mata Rindu Malam masih kelihatan tajam dan hanya mengalami perubahan tipis, yaitu sedikit merah di bagian tepiannya."Rupanya mereka adu kekuatan tenaga dalam lewat pandangan mata!" pikir Baraka. "Dan, sepertinya Rindu Malam punya kekuatan lebih tinggi dari Jejak Iblis. Buktinya Jejak Iblis menjadi berdarah sedangkan Rindu Malam tidak mengalami hal seperti itu. Oh, hebat sekali gadis ini sebenarnya!"Darah yang mengalir dari kedua rongga mata Jejak Iblis semakin banyak. Tangan Rindu Malam menggenggam tidak terlalu kuat, tetapi tangan Jejak iblis menggenggam kuat.Bahkan sebagian kukunya ada yang menembus masuk ke besi tongkatnya, pertanda ia bertahan mati-matian agar tak tumbang melawan gadis muda yang ternyata berilmu tinggi itu.Tiba-tiba Jeja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
110111112113114115
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status