Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 1071 - Chapter 1080

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 1071 - Chapter 1080

1143 Chapters

1070. Part 9

Aji ‘Kelana Indra’ dilatih sejak lama. Kian hari kian mencapai tingkatan tinggi. Lihat saja, sekarang Pendekar Kera Sakti bisa mengambang di udara dalam jarak satu hasta dari tempat duduknya. Padahal ia tetap duduk bersila dengan urat-urat dilemaskan. Seolah-olah ia bisa duduk di udara lepas. Mengagumkan sekali ilmu itu. Tentunya tak mudah dimiliki sembarang orang. Latihannya dilakukan sejak Pendekar Kera Sakti saat masih berada Lembah Kera. Sekarang usianya sudah dua puluh dua tahun. Bayangkan, berapa lama ia berlatih ilmu 'Kelana Indra' dengan tekun? Pantas kalau mencapai tingkatan yang tinggi.Tubuh yang masih bersila itu bergerak turun secara pelan-pelan. Tak ada yang menarik, tak ada yang menekan. Dia turun sendiri. Sebab ilmu 'Kelana Indra' adalah perpaduan kendali napas dan pemusatan pikiran yang terlatih. Kapan saja pikiran dan hatinya menyatu untuk menghendaki tubuh bergerak naik, maka sang tubuh pun bergerak naik. Jika menghendaki berge
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

1071. Part 10

Baraka kerutkan dahi. Aneh sekali mendengar kabar itu. Mayat bisa hilang. Siapa yang mau mencuri mayat? Dan untuk apa?Ki Lumaksono teruskan kata, "Guru kami yang berjuluk Sokobumi, telah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Jenazahnya kami awetkan dan kami simpan dalam sebuah gua. Kami melakukan hal itu bukan untuk maksud jahat, namun untuk mengenang dan melampiaskan rindu kami yang datang sewaktu-waktu. Guru kami bukan saja sebagai guru namun juga kami anggap sebagai ayah kami. Ia hidup sampai berusia sembilan puluh tahun lebih. Kami sangat menyayangi dan menghormati Guru, karena ajaran-ajarannya selalu membimbing kami kepada kebenaran. Sebulan yang lalu kami periksa gua itu, ternyata mayat Guru sudah lenyap dari peti kaca.""Dicuri orang atau jalan sendiri?" tanya Baraka."Tak mungkin jalan sendiri, karena sudah lama tak bernyawa," tukas Ki Parandito yang membuat Baraka jadi tersipu, karena merasa telah mengajukan pertanyaan yang bodoh.Ki Lumaksono lanj
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

1072. Part 11

"Cuih! Kau tak bisa membungkamku, Ki Parandito. Ilmu bungkammu tak akan berguna bagi diriku!"Ki Parandito pun melepaskan genggamannya, merasa sia-sia usahanya. Sedangkan Pelangi Sutera bergerak makin dekati kedua tokoh tua itu."Kita teruskan urusan kita dan kita selesaikan di sini juga!""Gadis sombong!" geram Pawang Gempa, ia mulai tampak tak sabar. "Kalau kau memaksa kami, aku yang akan mengawali. Hiaaat...!"Wuuut...!Pawang Gempa menebaskan tongkatnya untuk menghancurkan kepala Pelangi Sutera. Tetapi gadis itu ternyata cukup lincah. Kecepatan tebas tongkat itu dapat dihindari dengan merundukkan kepala, lalu menyentakkan tangan ke depan. Slaaap...! Selarik sinar hijau menghantam perut Pawang Gempa. Tetapi Pawang Gempa segera lompat ke kiri, sehingga sinar hijau itu membentur gugusan batu karang di kejauhan sana.Blaaar...!Batu karang itu pecah menjadi serpihan sebesar batuan kerikil. Juru Bungkam tak mau tinggal diam. Dengan ton
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

1073. Part 12

Nyai Demang Ronggeng mencuri kitab pusaka milik kakak dari gurunya. Kitab itu dipelajarinya sendiri dan membuat kekuatan yang dimiliki Nyai Demang Ronggeng bertambah, ilmunya berbeda dengan Ki Bwana Sekarat. Tetapi Ki Bwana Sekarat sendiri sudah selesaikan semua ilmu yang dituntut dari sang Guru. Eyang Pramban Jati, guru Ki Bwana Sekarat, telah turunkan semua ilmunya kepada Ki Bwana Sekarat, sehingga sekalipun Nyai Demang Ronggeng berhasil pelajari kitab dari Eyang Wisbo, kakak Eyang Pramban Jati, Ki Bwana Sekarat tidak merasa kalah ilmu dengan perempuan itu.Eyang Wisbo sendiri mempunyai murid tunggal, yaitu Raja Maut. Ketika Eyang Wisbo akan meninggal, Raja Maut mendapat pesan agar merebut kitab yang dicuri oleh Nyai Demang Ronggeng apabila Raja Maut telah turunkan sebagian besar ilmunya kepada seorang murid. Raja Maut juga mendapat tugas untuk pelajari seluruh ilmu yang ada di dalam Kitab Sukma Sukmi itu. Dengan menggunakan dua lembar daun talas, Raja Maut meluncur di perm
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

1074. Part 12

"Kau tidak akan memperolehnya, Raja Maut. Jika kau nekat mau merebut Kitab Sukma Sukmi, maka yang akan kau temui adalah ajal yang lebih cepat dari semestinya. Sebaiknya, pulanglah!""Aku bukan anak kecil yang mudah kau usir dan takut kau gertak. Kalau kau tak mau serahkan kitab itu, maka aku pun akan bertindak lebih keji dari yang terbayang dalam pikiranmu, Nyai Demang Ronggeng!""Aku tak bisa memberikan kitab itu, karena sudah terbakar saat aku bertarung melawan seorang musuh. Hampir saja ia terbakar bersama tubuhku.""Semakin tua semakin pandai kau bersilat lidah, Kiswanli!" Raja Maut sebutkan nama asli Nyai Demang Ronggeng.Perempuan itu lontarkan tawa yang mengikik pantang. "Kalau aku mau bersilat lidah tak akan dengan pria setua kau, tapi memilih yang lebih muda dan tampan. Rasa rasanya lebih hangat bersilat lidah dengan pria yang muda daripada yang peot sepertimu, Prasonco!" kala Nyai Demang Ronggeng yang juga sebutkan nama asli Raja Maut, yaitu Pra
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

1075. Part 13

Sementara itu Ki Bwana Sekarat sudah jauh dari jangkauan pandangnya. Orang itu menuju ke pantai. Ketika tiba di pantai masih berlari meninggalkan dua ekor kura-kura yang saling pandang dan bingung bagaikan tak sadar apa yang dilakukannya tadi.Raja Maut pingsan di atas pundak Ki Bwana Sekarat. Ia dibawa ke hutan dan dicarikan tempat untuk berlindung. Sebab menurut dugaan Ki Bwana Sekarat. Nyai Demang Ronggeng tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pengejaran terhadap dirinya. Sebab Ki Bwana Sekarat tahu persis watak Nyai Demang Ronggeng yang selalu penasaran jika belum berhasil melihat lawannya tak bernyawa. Sebab itu, Ki Bwana Sekarat perlu menyembunyikan Raja Maut ke dalam sebuah gua yang ditemukan di kaki sebuah bukit.Satu hal yang tidak diduga-duga, ternyata di dalam gua itu terdapat seorang manusia yang sedang beristirahat dengan santainya. Orang itu tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, yang merasa perlu menenangkan diri akibat kebingungannya mendengar penjela
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

1076. Part 14

Itulah kata-kata Pelangi Sutera sebelum berpisah dengan Baraka. Kata-kata itu sampai kini terngiang di telinga Pendekar Kera Sakti. Sedangkan pikiran pemuda itu sedang dikacaukan oleh keterangan dari Ki Bwana Sekarat tentang murid Raja Maut. Rasa penasaran membuat Pendekar Kera Sakti pergi meninggalkan gua tanpa menunggu Raja Maut bangun, ia pergi sendiri.Angon Luwak tidak diizinkan ikut. Bocah itu tidak keberatan karena dia punya maksud mau dekati Ki Bwana Sekarat. Pesan dari Pelangi Sutera mempunyai makna yang sangat rahasia. Ada sesuatu yang perlu diketahui Baraka. Sesuatu apa! Ini yang membuat Baraka gemas dan bergegas menuju Bukit Semberani, tempat persinggahan Raja Maut.Bukit itu sebenarnya tanah tinggi yang ada di tepi pantai. Letaknya di sebelah timur. Dinding bukit sebagian dan batu karang yang tegak jurus dengan permukaan air laut. Tapi bagian sisi lainnya landai, ditumbuhi oleh tanaman dan mempunyai hutan tak begitu rimbun. Sangat mudah mencari Bukit Sembe
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

1077. Part 15

Baraka jadi sangat ingin tahu apa maksud orang besar itu menghadangnya."Siapa namamu?""Logo," jawabnya singkat seperti tadi."Logo...?" gumam Baraka sambil manggut-manggut. Ia melangkah ke kiri sambil memandangi Logo, dan mata orang besar itu mengikutinya dengan tajam. Baraka kembali ke tempat semula, mata itu mengikuti. Baraka berjalan ke kanan, mata itu mengikuti. Baraka kembali melangkah ke kiri, juga diikuti. Lama-lama orang besar itu memalangkan kakinya di depan Baraka."Pusing!" katanya.Baraka tertawa kecil. Hatinya merasa geli. Ia tahu maksud ucapan itu. Logo merasa pusing melihat Baraka mondar-mandir."Kalau kau pusing melihatku mondar-mandir, tinggalkanlah aku."Logo gelengkan kepala. "'Tugas," katanya."Tugas? Kau punya tugas apa?"“Tangkap... kau!" ia menuding Baraka. Suaranya sedikit menggeram."Siapa yang memberimu tugas menangkapku?""Ratu," jawabnya tegas dan singkat."Ratu si
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

1078. Part 16

Wwrrr...!Daun-daun yang berjatuhan tak dihiraukan. Logo segera berpaling ke belakang. Baraka sudah bertengger di atas gugusan batu lainnya. Mata Logo menatap garang, tapi mata Pendekar Kera Sakti memandang lembut, bahkan diiringi seulas senyum tipis di bibirnya."Kurang sopan!" geram Logo sambil mengusap kepalanya yang tadi digunakan tumpuan tangan Baraka. Senyum pemuda itu kian lebar. Logo kian menggeram jengkel. Kedua tangannya menggenggam kuat-kuat dan siap menyerang Baraka. Tetapi Pendekar Kera Sakti segera ulurkan tangan ke depan dengan telapak tangan terbuka, ia bermaksud menahan gerakan Logo."Tunggu, tunggu...! Jangan marah dulu!" katanya."Itu tadi hanya contoh. Ya, contoh bahwa kau tak akan bisa menjamahku jika kau mau melawanku. Sedangkan aku di pihak Ki Bwana Sekarat. Kalau kau mau menangkap dia, berarti kau harus berhadapan denganku. Padahal aku tak bisa kau jamah, tapi akulah yang dengan mudah menjamahmu. Apakah itu bukan berarti kau akan m
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

1079. Part 17

"Logo adalah anak jin. Jin yang kawin dengan manusia. Ibunya bernama Sumbaruni, ayahnya jin yang bernama Kazmat," tutur Pelangi Sutera dengan mata memandang mesra kepada Baraka. Kalau tak ganteng, tak mungkin dipandang selembut itu."Teruskan," kata Baraka sambil mengorek kayu api agar api itu tak padam."Sumbaruni adalah pelayan seorang petapa di Gunung Sesat. Waktu itu nama gunung tersebut adalah Gunung Winukir. Petapa itu tak punya anak, dan tak punya istri. Ketika mau meninggal, seluruh ilmunya diturunkan kepada Sumbaruni.""Apakah Sumbaruni tidak diambil istri sang petapa?""Tidak. Petapa itu pantang menikah. Tak punya selera kepada wanita. Sumbaruni bukan hanya diwarisi ilmu, tapi juga diwarisi tempat, yaitu puncak Gunung Winukir. Petapa itu berharap Sumbaruni mau pertahankan Gunung Winukir. Tapi jika memang sudah tak sanggup, sang petapa pun tak melarang Sumbaruni turun gunung. Pada mulanya memang Sumbaruni bertahan tinggal di puncak Gunung Winukir
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more
PREV
1
...
106107108109110
...
115
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status