Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Bab 1061 - Bab 1070

Semua Bab Pendekar Kera Sakti: Bab 1061 - Bab 1070

1143 Bab

1060. Part 18

"Kkkau... kau jelmaan kelinci buruanku yang dulu pernah kutangkap itu?""Benar. Sekarang kau tahu wujudku, karena... karena kau telah menyuruhku mencium pipimu, Pemuda Tampan."Baraka semakin malu dan tersipu. Untuk menutupi rasa malunya ia tertawa bagaikan orang menggumam. Wajahnya dipalingkan ke arah lain sesaat, lalu kembali lagi memandang Tandak Ayu ketika gadis itu mendekatinya. "Apakah sekarang kau masih berani menggelitik perutku?"Baraka semakin salah tingkah. Rasa sesal dan malu bercampur menjadi satu, menimbulkan rasa geli sendiri di dalam hatinya."Kalau kau masih ingin menggelitikku, silakan!" Tandak Ayu menantang dengan semakin maju. Matanya memandang nakal, penuh godaan yang mendebarkan hati setiap lelaki. Senyumnya pun merupakan senyum pemikat, yang hampir-hampir membuat Baraka nekat mendekati wajah itu."Maaf, aku tak tahu kalau kau kelinci jelmaan," kata Baraka sambil melangkah ke batang pohon. Pundak dan lengannya disandarkan di b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

1061. Part 19

"Mulut ember, sesumbar seenaknya saja. Akan kubuktikan bahwa aku bisa melangkahi mayatmu tujuh kali bolak-balik!""Lakukanlah! Aku sudah siap menerima seranganmu. Citradani!""Heaaat...!" Citradani lompat ke depan, tubuhnya berputar cepat melayangkan tendangan kipasnya.Wuuutt...! Tendangan itu dihindari oleh Tandak Ayu.Kejab berikutnya Tandak Ayu berhasil pukul punggung Citradani dengan sentakan telapak tangannya.Duuuhg...!"Uhhg...!" Citradani tersentak ke depan, darah muncrat dari mulutnya. Hal itu membuat Baraka sempat cemas. Kirana sudah gatal, tak sabar ingin ikut terjun ke pertarungan itu. Tetapi ia menahan diri mengingat pertarungan itu adalah urusan pribadi meraka masing-masing.Rupanya Citradani masih kuat walau telah menyemburkan darah segar dari mulutnya. Terbukti ia segera berbalik menghadap ke arah lawannya dengan pedang dicabut dari sarungnya.Sraaang...! Rupanya Tandak Ayu tak mau kalah serang, ia pun mencabut
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

1062. KITAB SUKMA SUKMI

KALAU saja Pendekar Kera Sakti kala itu tidak berbalik arah dan meneruskan langkahnya, maka ia akan bertemu dengan Ki Bwana Sekarat di kaki bukit Cadas Putih. Itupun kalau mata Baraka cukup awas, sebab siang itu Ki Bwana Sekarat ternyata tertidur di atas sebuah pohon berdaun lebat. Pohon itu mempunyai dahan yang berjajar rapat dan enak dipakai untuk tidur. Orang yang doyan tidur itu tidak mau menyia-nyiakan tempat seperti itu, tak heran jika dalam waktu cepat ia sudah tidur dengan dengkuran yang amat lirih. Dengkuran itu tak terdengar dari jalanan di bawah pohon tersebut.Ketika jalanan itu dipakai lewat tiga kuda, tak satu pun dari ketiga penunggang kuda tersebut mendengar dengkuran Ki Bwana Sekarat. Bahkan tiga orang itu sempat beristirahat di bawah pohon tersebut karena tak jauh dari sana ada sendang kecil berair jernih. Mereka menyempatkan cuci muka dan minum air sendang itu. Tiga orang tersebut adalah para utusan dari Gunung Sesat yang dikuasai oleh tokoh golongan hitam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

1063. Part 2

Ilmu peringan tubuh yang dimiliki Ki Bwana Sekarat bukan ilmu tingkat rendah. Tak heran jika ia mampu bergerak secepat badai menerabas semak belukar memotong arah untuk bisa menghadang tiga utusan Gunung Sesat itu. Gerakan larinya yang cepat itu membuat tubuhnya bagaikan ditiup angin semilir dan rasa kantuknya datang lagi. Matanya pun mulai mengecil dan kepala mulai terangguk-angguk, namun langkah larinya tetap cepat tak berkurang sedikit pun.Bruus...!Serumpun pohon pisang diterjangnya. Wajahnya tersabut daun pisang. Perih. Tapi justru membuat kantuknya jadi hilang. Matanya pun terbuka kembali dengan terang. Ketika tiba di perbatasan desa, rasa kantuk itu sama sekali lenyap dan membuat tubuh Ki Bwana Sekarat tampak tegar. Ia menunggu tiga utusan yang menurut perkiraannya tidak lama lagi akan datang melalui jalan tersebut.Beberapa saat kemudian, suara deru kuda mulai terdengar di kejauhan. Makin lama semakin jelas, pertanda derap kaki kuda itu makin mendekati
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

1064. Part 3

"Gggrrr...!" Gaok Lodra benar-benar merasa dipermainkan nafsu amarahnya.Sementara itu, Nenggolo dan Sabit Guntur mulai tak sabar menunggu hasil pemeriksaan Gaok Lodra. Nenggolo pun berseru keras, "Apa yang kau temukan di sana, Gaok Lodra!!""Aahg...!" terdengar suara pekik pendek tertahan dari dalam kerimbunan semak itu. Suara pekik tertahan yang pendek itu membuat Sabit Guntur menggerutu sambil bersungut-sungut."Kurang ajar! Disuruh memeriksa keadaan malah buang hajat dulu!""Memang menjengkelkan pergi bersama Gaok Lodra. Sebentar-sebentar cari tempat buat buang hajat." Nenggolo menimpali.Tapi beberapa saat kemudian terdengar langkah kuda dan ringkikan yang pelan. Kaki kuda menerabas semak ilalang. Nenggolo dan Sabit Guntur sudah pasang wajah geram dan cemberut. Nenggolo sempat berkata kepada Sabit Guntur, "Jangan terlalu dekat dengannya kalau dia habis begitu! Pasti tak pernah bersih dan menjengkelkan!"Nenggolo palingkan wajah, buang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

1065. Part 4

Bruuk!"Uhg...! Sial! Pinggangku bisa bengkak atau patah kalau begini!" gerutu Ki Bwana Sekarat sambil mencoba bangkit kembali. Tapi pada saat itu, Sabit Guntur yang merasa tak akan mampu melawan Ki Bwana Sekarat segera lompat ke kuda bekas tunggangan Nenggolo. Dengan menggunakan satu tangan ia memacu kudanya, melarikan diri, meninggalkan tempat tersebut. Ki Bwana Sekarat sengaja tak mau mengejarnya, karena tulang punggungnya terasa ngilu sekali.Bertepatan dengan hilangnya Sabit Guntur, muncul sesosok bayangan yang berkelebat ke arah Ki Bwana Sekarat. Dengan cepat Ki Bwana Sekarat siap-siap kibaskan kipasnya untuk merobek kulit tubuh bayangan yang baru datang. Namun gerakan itu segera tertahan karena Ki Bwana Sekarat segera mengetahui bahwa bayangan yang datang ke arahnya itu adalah sosok tubuh Pendekar Kera Sakti."Ki Bwana Sekarat...!""Ah, Gusti Manggala Yudha... Kenapa baru sekarang munculnya?" gerutu Ki Bwana Sekarat. Ia bersungut-sungut sambil menc
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

1066. Part 5

"Iblis Raja Naga!" gumam Mega Dewi percaya dengan firasat yang dimiliki Ki Empu Sakya. Ia semakin kagum terhadap ketinggian ilmu orang tua bertubuh kecil itu."Sekarang apa yang harus kita lakukan, Ki?""Ke goa! Aku punya goa tempatku bertapa dulu. Mudah-mudahan belum tertutup reruntuhan batu.""Aku ikut, ya Ki?" usul Angon Luwak."Apakah kau tak akan dicari oleh orangtuamu?""Orangtuaku yang suruh aku memberitahukan padamu tentang kedatangan orang itu, Ki," jawab Angon Luwak dengan lugu."Baiklah kalau kau memaksa mau ikut. Tapi tempatnya tinggi. Kalau kau lelah mendaki tak ada orang yang sanggup menggendongmu.""Aku akan berjalan sendiri. Ki," kata Angon Luwak dengan penuh semangat. Bocah itu sangat kagum dengan Ki Empu Sakya, juga menyukai petualangan di rimba persilatan.Cerita-cerita tentang tokoh golongan putih yang pernah dan sering dituturkan oleh Ki Empu Sakya memacu jiwa bocah itu untuk masuk ke dunia persilatan golon
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

1067. Part 6

Ternyata Wiratmoko hanya bertanya, "Tahukah kau ke mana perginya Ki Empu Sakya dan seorang gadis cantik berpakaian hijau?""K... ke... ke selatan," jawab perempuan itu merasa lebih baik berterus terang daripada bernasib seperti Dewa Api."Terima kasih," jawab Wiratmoko dengan senyum kemenangan. Ia pun segera bergegas ke arah selatan.Waktu Baraka tiba di rumah Ki Empu Sakya, ia terkejut melihat keadaan sudah berantakan. Ia ingin menanyakan kepada salah satu penduduk desa tersebut, tapi tiba-tiba mendengar ledakan di tempat pertarungan Ki Bwana Sekarat, sehingga niatnya untuk bertanya ditundanya sesaat.Kini setelah Baraka datang bersama Ki Bwana Sekarat, Baraka pun menanyakan perihal Ki Empu Sakya kepada perempuan yang tadi mengigil ditanyai Wiratmoko.Perempuan itu takut kalau Baraka dan Ki Bwana Sekarat adalah orang yang lebih kejam lagi, sehingga pertanyaan tersebut dijawab dengan benar."Mereka... mereka pergi ke selatan!""Apakah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

1068. Part 7

Gema ledakan itu diterima oleh telinga Pendekar Kera Sakti dan Ki Bwana Sekarat. Langkah mereka semakin cepat, arahnya kian jelas. Dalam sekejap mereka sudah sampai ke tempat pertarungan tersebut. Pada saat itu, Ki Empu Sakya sedang menuju Mega Dewi untuk diam di tempat. Tapi karena Mega Dewi memberontak terus, akhirnya Ki Empu Sakya menotok jalan darahnya.Deb...! Mega Dewi diam tak berkutik lagi. Tapi matanya masih bisa memandang dan memahami keadaan sekeliling. Sedangkan Angon Luwak masih ada di tempat persembunyiannya. Ketika ia melihat kehadiran Ki Bwana Sekarat, hatinya menjadi girang, wajahnya pun ceria."Nah, Guru datang!" katanya dengan suara pelan. Wiratmoko tersenyum kalem melihat kedatangan Pendekar Kera Sakti. Pedang Raja Naga masih tergenggam di tangannya.Ki Bwana Sekarat diam menatap Wiratmoko dengan pandangan dingin. Ki Empu Sakya tak jadi lanjutkan langkahnya, karena mereka segera mendengar suara Baraka berkata kepada Wiratmoko dengan nada tega
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

1069. Part 8

Tiba-tiba ia menggerakkan pedang dengan sangat cepat, menebas kanan, kiri, depan, belakang, memutar, dan begitu seterusnya sehingga tubuhnya sendiri mulai dibungkus asap putih. Makin lama asap itu semakin tebal dan sepenuhnya raga Wiratmoko berubah menjadi asap.Baraka mencoba melepaskan pukulan jarak jauhnya, tapi menemui tempat kosong. Asap itu tidak berubah sedikit pun. Asap itu masih tetap menggenggam pedang walau tak terlihat tangan penggenggamnya. Semua yang ada di situ mempunyai rasa kagum yang tak sama besar-kecilnya.Wuuus...!Pedang itu berkelebat nyaris merobek punggung Baraka. Tetapi berhasil dihindari dengan berguling ke depan satu kali dan kembali berdiri dengan sigap."Baraka akan kewalahan jika melawan asap begitu. Tak ada yang bisa dipukul," pikir Ki Bwana Sekarat. Tetapi apa yang dipikirkan Ki Bwana Sekarat ternyata berbeda dengan apa yang dipikirkan Pendekar Kera Sakti.Tangan kirinya meraih Suling Naga Krishna. Gagang seruling y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
105106107108109
...
115
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status