Share

1069. Part 8

last update Last Updated: 2025-02-10 01:03:14

Tiba-tiba ia menggerakkan pedang dengan sangat cepat, menebas kanan, kiri, depan, belakang, memutar, dan begitu seterusnya sehingga tubuhnya sendiri mulai dibungkus asap putih. Makin lama asap itu semakin tebal dan sepenuhnya raga Wiratmoko berubah menjadi asap.

Baraka mencoba melepaskan pukulan jarak jauhnya, tapi menemui tempat kosong. Asap itu tidak berubah sedikit pun. Asap itu masih tetap menggenggam pedang walau tak terlihat tangan penggenggamnya. Semua yang ada di situ mempunyai rasa kagum yang tak sama besar-kecilnya.

Wuuus...!

Pedang itu berkelebat nyaris merobek punggung Baraka. Tetapi berhasil dihindari dengan berguling ke depan satu kali dan kembali berdiri dengan sigap.

"Baraka akan kewalahan jika melawan asap begitu. Tak ada yang bisa dipukul," pikir Ki Bwana Sekarat. Tetapi apa yang dipikirkan Ki Bwana Sekarat ternyata berbeda dengan apa yang dipikirkan Pendekar Kera Sakti.

Tangan kirinya meraih Suling Naga Krishna. Gagang seruling y

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   1070. Part 9

    Aji ‘Kelana Indra’ dilatih sejak lama. Kian hari kian mencapai tingkatan tinggi. Lihat saja, sekarang Pendekar Kera Sakti bisa mengambang di udara dalam jarak satu hasta dari tempat duduknya. Padahal ia tetap duduk bersila dengan urat-urat dilemaskan. Seolah-olah ia bisa duduk di udara lepas. Mengagumkan sekali ilmu itu. Tentunya tak mudah dimiliki sembarang orang. Latihannya dilakukan sejak Pendekar Kera Sakti saat masih berada Lembah Kera. Sekarang usianya sudah dua puluh dua tahun. Bayangkan, berapa lama ia berlatih ilmu 'Kelana Indra' dengan tekun? Pantas kalau mencapai tingkatan yang tinggi.Tubuh yang masih bersila itu bergerak turun secara pelan-pelan. Tak ada yang menarik, tak ada yang menekan. Dia turun sendiri. Sebab ilmu 'Kelana Indra' adalah perpaduan kendali napas dan pemusatan pikiran yang terlatih. Kapan saja pikiran dan hatinya menyatu untuk menghendaki tubuh bergerak naik, maka sang tubuh pun bergerak naik. Jika menghendaki berge

    Last Updated : 2025-02-10
  • Pendekar Kera Sakti   1071. Part 10

    Baraka kerutkan dahi. Aneh sekali mendengar kabar itu. Mayat bisa hilang. Siapa yang mau mencuri mayat? Dan untuk apa?Ki Lumaksono teruskan kata, "Guru kami yang berjuluk Sokobumi, telah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Jenazahnya kami awetkan dan kami simpan dalam sebuah gua. Kami melakukan hal itu bukan untuk maksud jahat, namun untuk mengenang dan melampiaskan rindu kami yang datang sewaktu-waktu. Guru kami bukan saja sebagai guru namun juga kami anggap sebagai ayah kami. Ia hidup sampai berusia sembilan puluh tahun lebih. Kami sangat menyayangi dan menghormati Guru, karena ajaran-ajarannya selalu membimbing kami kepada kebenaran. Sebulan yang lalu kami periksa gua itu, ternyata mayat Guru sudah lenyap dari peti kaca.""Dicuri orang atau jalan sendiri?" tanya Baraka."Tak mungkin jalan sendiri, karena sudah lama tak bernyawa," tukas Ki Parandito yang membuat Baraka jadi tersipu, karena merasa telah mengajukan pertanyaan yang bodoh.Ki Lumaksono lanj

    Last Updated : 2025-02-10
  • Pendekar Kera Sakti   1072. Part 11

    "Cuih! Kau tak bisa membungkamku, Ki Parandito. Ilmu bungkammu tak akan berguna bagi diriku!"Ki Parandito pun melepaskan genggamannya, merasa sia-sia usahanya. Sedangkan Pelangi Sutera bergerak makin dekati kedua tokoh tua itu."Kita teruskan urusan kita dan kita selesaikan di sini juga!""Gadis sombong!" geram Pawang Gempa, ia mulai tampak tak sabar. "Kalau kau memaksa kami, aku yang akan mengawali. Hiaaat...!"Wuuut...!Pawang Gempa menebaskan tongkatnya untuk menghancurkan kepala Pelangi Sutera. Tetapi gadis itu ternyata cukup lincah. Kecepatan tebas tongkat itu dapat dihindari dengan merundukkan kepala, lalu menyentakkan tangan ke depan. Slaaap...! Selarik sinar hijau menghantam perut Pawang Gempa. Tetapi Pawang Gempa segera lompat ke kiri, sehingga sinar hijau itu membentur gugusan batu karang di kejauhan sana.Blaaar...!Batu karang itu pecah menjadi serpihan sebesar batuan kerikil. Juru Bungkam tak mau tinggal diam. Dengan ton

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pendekar Kera Sakti   1073. Part 12

    Nyai Demang Ronggeng mencuri kitab pusaka milik kakak dari gurunya. Kitab itu dipelajarinya sendiri dan membuat kekuatan yang dimiliki Nyai Demang Ronggeng bertambah, ilmunya berbeda dengan Ki Bwana Sekarat. Tetapi Ki Bwana Sekarat sendiri sudah selesaikan semua ilmu yang dituntut dari sang Guru. Eyang Pramban Jati, guru Ki Bwana Sekarat, telah turunkan semua ilmunya kepada Ki Bwana Sekarat, sehingga sekalipun Nyai Demang Ronggeng berhasil pelajari kitab dari Eyang Wisbo, kakak Eyang Pramban Jati, Ki Bwana Sekarat tidak merasa kalah ilmu dengan perempuan itu.Eyang Wisbo sendiri mempunyai murid tunggal, yaitu Raja Maut. Ketika Eyang Wisbo akan meninggal, Raja Maut mendapat pesan agar merebut kitab yang dicuri oleh Nyai Demang Ronggeng apabila Raja Maut telah turunkan sebagian besar ilmunya kepada seorang murid. Raja Maut juga mendapat tugas untuk pelajari seluruh ilmu yang ada di dalam Kitab Sukma Sukmi itu. Dengan menggunakan dua lembar daun talas, Raja Maut meluncur di perm

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pendekar Kera Sakti   1074. Part 12

    "Kau tidak akan memperolehnya, Raja Maut. Jika kau nekat mau merebut Kitab Sukma Sukmi, maka yang akan kau temui adalah ajal yang lebih cepat dari semestinya. Sebaiknya, pulanglah!""Aku bukan anak kecil yang mudah kau usir dan takut kau gertak. Kalau kau tak mau serahkan kitab itu, maka aku pun akan bertindak lebih keji dari yang terbayang dalam pikiranmu, Nyai Demang Ronggeng!""Aku tak bisa memberikan kitab itu, karena sudah terbakar saat aku bertarung melawan seorang musuh. Hampir saja ia terbakar bersama tubuhku.""Semakin tua semakin pandai kau bersilat lidah, Kiswanli!" Raja Maut sebutkan nama asli Nyai Demang Ronggeng.Perempuan itu lontarkan tawa yang mengikik pantang. "Kalau aku mau bersilat lidah tak akan dengan pria setua kau, tapi memilih yang lebih muda dan tampan. Rasa rasanya lebih hangat bersilat lidah dengan pria yang muda daripada yang peot sepertimu, Prasonco!" kala Nyai Demang Ronggeng yang juga sebutkan nama asli Raja Maut, yaitu Pra

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pendekar Kera Sakti   1075. Part 13

    Sementara itu Ki Bwana Sekarat sudah jauh dari jangkauan pandangnya. Orang itu menuju ke pantai. Ketika tiba di pantai masih berlari meninggalkan dua ekor kura-kura yang saling pandang dan bingung bagaikan tak sadar apa yang dilakukannya tadi.Raja Maut pingsan di atas pundak Ki Bwana Sekarat. Ia dibawa ke hutan dan dicarikan tempat untuk berlindung. Sebab menurut dugaan Ki Bwana Sekarat. Nyai Demang Ronggeng tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pengejaran terhadap dirinya. Sebab Ki Bwana Sekarat tahu persis watak Nyai Demang Ronggeng yang selalu penasaran jika belum berhasil melihat lawannya tak bernyawa. Sebab itu, Ki Bwana Sekarat perlu menyembunyikan Raja Maut ke dalam sebuah gua yang ditemukan di kaki sebuah bukit.Satu hal yang tidak diduga-duga, ternyata di dalam gua itu terdapat seorang manusia yang sedang beristirahat dengan santainya. Orang itu tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, yang merasa perlu menenangkan diri akibat kebingungannya mendengar penjela

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pendekar Kera Sakti   1076. Part 14

    Itulah kata-kata Pelangi Sutera sebelum berpisah dengan Baraka. Kata-kata itu sampai kini terngiang di telinga Pendekar Kera Sakti. Sedangkan pikiran pemuda itu sedang dikacaukan oleh keterangan dari Ki Bwana Sekarat tentang murid Raja Maut. Rasa penasaran membuat Pendekar Kera Sakti pergi meninggalkan gua tanpa menunggu Raja Maut bangun, ia pergi sendiri.Angon Luwak tidak diizinkan ikut. Bocah itu tidak keberatan karena dia punya maksud mau dekati Ki Bwana Sekarat. Pesan dari Pelangi Sutera mempunyai makna yang sangat rahasia. Ada sesuatu yang perlu diketahui Baraka. Sesuatu apa! Ini yang membuat Baraka gemas dan bergegas menuju Bukit Semberani, tempat persinggahan Raja Maut.Bukit itu sebenarnya tanah tinggi yang ada di tepi pantai. Letaknya di sebelah timur. Dinding bukit sebagian dan batu karang yang tegak jurus dengan permukaan air laut. Tapi bagian sisi lainnya landai, ditumbuhi oleh tanaman dan mempunyai hutan tak begitu rimbun. Sangat mudah mencari Bukit Sembe

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pendekar Kera Sakti   1077. Part 15

    Baraka jadi sangat ingin tahu apa maksud orang besar itu menghadangnya."Siapa namamu?""Logo," jawabnya singkat seperti tadi."Logo...?" gumam Baraka sambil manggut-manggut. Ia melangkah ke kiri sambil memandangi Logo, dan mata orang besar itu mengikutinya dengan tajam. Baraka kembali ke tempat semula, mata itu mengikuti. Baraka berjalan ke kanan, mata itu mengikuti. Baraka kembali melangkah ke kiri, juga diikuti. Lama-lama orang besar itu memalangkan kakinya di depan Baraka."Pusing!" katanya.Baraka tertawa kecil. Hatinya merasa geli. Ia tahu maksud ucapan itu. Logo merasa pusing melihat Baraka mondar-mandir."Kalau kau pusing melihatku mondar-mandir, tinggalkanlah aku."Logo gelengkan kepala. "'Tugas," katanya."Tugas? Kau punya tugas apa?"“Tangkap... kau!" ia menuding Baraka. Suaranya sedikit menggeram."Siapa yang memberimu tugas menangkapku?""Ratu," jawabnya tegas dan singkat."Ratu si

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1165. Part 21

    "Kuhitung sampai tiga kali kalau kau tak serahkan cambuk itu, kau akan kukirim ke neraka secepatnya!" gertak si baju hijau."Berhitunglah sampai seribu kali, aku tetap tak akan serahkan cambuk itu, karena aku memang tidak tahu menahu tentang cambuk tersebut!" kata Baraka."Bangsat! Heaah...!" si baju biru menyerang dengan jurus tangan kosong yang melepaskan selarik sinar merah lurus ke dada Baraka.Pendekar Kera Sakti tak menyangka orang itu yang akan menyerangnya, ia segera melompat ke atas, suutt...!Menghindari sinar merah itu. Tetapi ujung suling mustikanya terkena sinar merah yang segera membalik arah, membias ke samping dan sinar itu bergerak lebih cepat serta lebih besar, menghantam dada si baju hijau dengan telaknya.Blaarr...! Asap hitam mengepul tebal. Membungkus orang berkumis tebal yang tidak menduga akan terkena serangan balik dari sinar merah milik temannya. Di dalam asap tebal itu terdengar suara mirip pohon rubuh.Bruugk...!

  • Pendekar Kera Sakti   1164. Part 20

    Wuuuttt...! Seettt...! Tab!Sebuah pisau bergagang hias bulu merah ditangkap oleh gerakan cepat tangan Baraka. Pisau terbang itu terselip di sela jari Baraka dan dijepitnya kuat-kuat. Mata Pendekar Kera Sakti segera menatap semak-semak yang dicurigainya. Maka, dengan gerakan cepat Baraka melemparkan pisau itu ke arah semak-semak sambil merendahkan badan.Wuuuttt...! Zlaappp...!Gusrak...!"Aauh...!" suara orang terpekik terdengar jelas dari semak-semak itu. Kejap berikutnya muncullah seraut wajah lelaki berusia sekitar empat puluh tahun dengan seringai kesakitan, ia melangkah dengan sempoyongan. Rupanya betis orang itu terkena lemparan pisau dari Pendekar Kera Sakti tadi. Orang berpakaian biru tua itu memaki dalam gerutuan. Matanya memandang tajam penuh kemarahan, ia berusaha mencabut pisau terbang yang dikembalikan Baraka dengan seringai sakit yang membuat wajahnya bagaikan terkumpul di tengah hidung.Sleeb...! Pisau berhasil dicabut. Ketika ingin

  • Pendekar Kera Sakti   1163. Part 19

    Sedangkan lelaki yang jatuh dari atas pohon itu berkata dalam hati, "Berapa ketinggian tempatku jatuh ini? Mengapa tulang punggungku jadi seperti patah begini? Ternyata sangat tak enak jatuh dalam keadaan telentang. Lain kali aku harus punya cara jatuh yang nyaman!"Baraka menghampiri lelaki berusia sekitar tiga puluh lima tahun yang berpakaian serba hitam tapi mengenakan ikat kepala merah itu. Busur panahnya patah karena tertindih badannya. Sisa anak panah di punggung menjadi berantakan, dua batang anak panah ada yang patah juga. Pendekar Kera Sakti segera mencengkeram baju orang itu dan menariknya ke atas, sehingga orang itu menjadi berdiri dengan sangat terpaksa."Kembalikan pakaian gadis itu, atau kutenggelamkan kau ke dasar telaga!" ancam Baraka dengan tegas."Ak... aku... aku tidak mencuri pakaiannya!" kata orang tersebut. "Lalu mengapa kau mau membunuh gadis itu dengan panahmu?""Ak... aku... aku hanya disuruh!""Siapa yang menyuruhmu!"

  • Pendekar Kera Sakti   1162. Part 18

    "Kalau kau membentak-bentakku, sebaiknya aku pergi saja dan silakan cari pakaianmu sendiri!" Baraka berpura-pura ingin pergi."Tunggu!" teriak gadis itu. "Baiklah, aku tidak membentakmu lagi," suaranya mereda. "Tolonglah, carikan pakaianku, nanti kuberi upah.""Apa upahnya?""Akan kuajarkan padamu sebuah jurus yang jarang dimiliki orang."Senyum Pendekar Kera Sakti melebar. "Jurus apa itu?""Jurus pukulan 'Malaikat Rela'," jawab gadis itu dengan suaranya yang selalu keras dan bening.Baraka sempat tertawa dalam gumam. "Lucu sekali nama jurus itu.""Jangan menertawakan. Kalau kau tahu kehebatan jurus itu kau akan terbengong-bengong!""Apa kehebatannya?""Pukulan 'Malaikat Rela' dapat merobohkan delapan pohon dalam satu kali hentakan. Jika dilepaskan kepada lawanmu, dia akan tumbang setelah bernapas tiga kali. Percayalah, jurus itu tak ada yang memiliki kecuali diriku. Maka carilah pakaianku dan kau akan kuajarkan jurus te

  • Pendekar Kera Sakti   1161. Part 17

    "Ahg...!" Dampu Sabang tersentak dan diam seketika dengan tangan masih mau disentakkan. Lama sekali dia tak bergerak. Kelana Cinta dan Raja Hantu Malam sempat merasa heran melihat Dampu Sabang bagaikan menjadi patung. Tetapi ketika angin berhembus kencang, mereka terkejut melihat tubuh Dampu Sabang berhamburan ke mana-mana. Rupanya pada saat itu Dampu Sabang sudah tak bernyawa lagi. Pisau-pisau kecil itu telah membuat Dampu Sabang berubah menjadi debu yang masih saling bergumpalan. Itulah kehebatan dan kedahsyatan jurus 'Manggala' milik Pendekar Kera Sakti, pemberian dari Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi, calon mertuanya itu.Dengan terbunuhnya tubuh Dampu Sabang, maka persoalan Raja Hantu Malam palsu pun terselesaikan. Ki Randu Papak segera ditolong olah Baraka menggunakan hawa ‘Kristal Bening’-nya, dan Baraka meminta maaf kepada tokoh tua yang bijak itu. Sedangkan Ratu Asmaradani tubuhnya menjadi pulih seperti sediakala, terbebas dari pengaruh 'Racun Siluman' yang ju

  • Pendekar Kera Sakti   1160. Part 16

    Praaak...! Terdengar seperti suara cermin pecah. Lalu sinar biru itu menghantam tubuh Raja Hantu Malam.Zruub! Tepat mengenai iga kanan Raja Hantu Malam."Aaahhhg...!" Raja Hantu Malam mengejang dengan kepala terdongak dan kedua kakinya menekuk ke depan. Sekujur tubuhnya berasap, warna kulitnya menjadi merah retak-retak.Baraka terbelalak melihat keadaan Raja Hantu Malam. Lukanya sangat parah, tapi agaknya ia bertahan untuk tetap lakukan serangan ke arah Dampu Sabang. Tapi serangannya sangat lunak dan mudah dihindari Dampu Sabang yang tertawa terbahak-bahak kegirangan. Baraka dalam kebimbangan. Mau menolong, tapi yang ditolong adalah yang menjadi musuhnya dan ingin dibinasakan jika tak mau tawarkan racun yang mengenal Ratu Asmaradani. Jika ia tidak menolong, ia tak tega melihat orang yang pernah dikagumi itu menderita siksaan begitu keji.Dalam keadaan bimbang itu, tiba-tiba Baraka dikejutkan oleh gerakan halus yang datang dari arah belakangnya. Baraka ce

  • Pendekar Kera Sakti   1159. Part 15

    Rupanya Ki Randu Papak berlari menuju arah datangnya sinar merah yang meletup di angkasa tadi. Tetapi gerakannya mampu dipatahkan oleh Baraka yang tahu-tahu menghadang langkahnya.Jleeg...!"Mau lari ke mana kau, Raja Hantu Malam!" tegur Baraka tak ramah lagi."Baraka, minggirlah dulu. Aku punya urusan dengan seseorang! Setelah kuselesaikan urusanku ini, kita bicara lagi mencari kebenaran fitnah itu!""Tak kubiarkan kau lari tinggalkan tanggung jawabmu. Raja Hantu Malam!""Jangan paksa aku melukaimu, Baraka!""Tidak. Aku hanya ingin paksa dirimu mengobati Ratu Asmaradani yang terkena 'Racun Siluman' itu!""Itu bukan tanggung jawabku, Baraka! Aku tidak melakukannya!" sentak Ki Randu Papak. "Tapi kalau kau ingin aku membantumu, aku sanggup membantumu. Tapi nanti, setelah kuselesaikan urusanku dengan Dampu Sabang!""Sekarang juga kau harus lakukan penyembuhan terhadap Ratu Asmaradani!""Tidak bisa! Aku sudah punya janji unt

  • Pendekar Kera Sakti   1158. Part 14

    Perubahan wajah yang ada pada Ki Randu Papak tampak jelas sebagai ungkapan rasa kaget, namun juga rasa tidak percaya. Baraka sengaja diam untuk menunggu kata-kata dari sang kakek itu."Apa maksudmu dengan mengatakan aku menipumu, Pendekar Kera Sakti? Kata-katamu menyimpang dari watak kependekaranmu yang harus bicara jujur.""Aku bicara yang sebenarnya, Ki Randu Papak. Kau boleh buktikan sendiri ke Lembah Sunyi. Hanya ada dua murid yang selamat dari pembantaian sadis itu, karena mereka sedang diutus ke pesisir selatan.""Sepertinya kau bicara mengigau. Tapi baiklah, kucoba untuk mempercayai kata-katamu. Lalu, bagaimana dengan Resi Wulung Gading sendiri? Apakah dia ikut menjadi korban?"Baraka menggeleng berkesan dingin, "Resi Wulung Gading bertapa di Gua Getah Tumbal. Mungkin sampai sekarang belum mengetahuinya.""Kalau begitu aku harus ke Gua Getah Tumbal untuk memberitahukan hal itu kepada Resi Wulung Gading!" tegas Ki Randu Papak.Tiba-tib

  • Pendekar Kera Sakti   1157. Part 13

    Blaaar...!Sinar hijau itu pecah menjadi lebar, lalu padam seketika. Tubuh Siluman Selaksa Nyawa terpelanting dalam keadaan mengepulkan asap. Kerudung kain hitamnya hangus sebagian. Mulutnya keluarkan darah kental. Matanya menjadi merah bagai digenangi cairan darah. Tongkat El Mautnya menjadi putih bagaikan dilapisi busa-busa salju."Keparat!" gumamnya lirih, lalu ia sentakkan kaki dan lari tinggalkan tempat itu secepatnya. Baraka pun bergegas mengejar, tetapi Sumbaruni segera berseru, "Biar kubereskan dia!" dan perempuan cantik itu segera melesat dengan cepat mengejar Siluman Selaksa Nyawa. Sedangkan Baraka segera berpaling ke belakang untuk melihat siapa orang yang telah selamatkan jiwanya dari serangan lima larik sinar hijau tadi."Oh, kau...!" Baraka terkejut bukan kepalang.Ternyata orang yang melepaskan sinar merah berbentuk lingkaran tadi adalah Raja Hantu Malam, alias Ki Randu Papak."Kau terlambat sedikit, Baraka! Sinar hijau itu harus dib

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status