Share

1073. Part 12

last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-11 01:02:10

Nyai Demang Ronggeng mencuri kitab pusaka milik kakak dari gurunya. Kitab itu dipelajarinya sendiri dan membuat kekuatan yang dimiliki Nyai Demang Ronggeng bertambah, ilmunya berbeda dengan Ki Bwana Sekarat. Tetapi Ki Bwana Sekarat sendiri sudah selesaikan semua ilmu yang dituntut dari sang Guru. Eyang Pramban Jati, guru Ki Bwana Sekarat, telah turunkan semua ilmunya kepada Ki Bwana Sekarat, sehingga sekalipun Nyai Demang Ronggeng berhasil pelajari kitab dari Eyang Wisbo, kakak Eyang Pramban Jati, Ki Bwana Sekarat tidak merasa kalah ilmu dengan perempuan itu.

Eyang Wisbo sendiri mempunyai murid tunggal, yaitu Raja Maut. Ketika Eyang Wisbo akan meninggal, Raja Maut mendapat pesan agar merebut kitab yang dicuri oleh Nyai Demang Ronggeng apabila Raja Maut telah turunkan sebagian besar ilmunya kepada seorang murid. Raja Maut juga mendapat tugas untuk pelajari seluruh ilmu yang ada di dalam Kitab Sukma Sukmi itu. Dengan menggunakan dua lembar daun talas, Raja Maut meluncur di perm

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   1074. Part 12

    "Kau tidak akan memperolehnya, Raja Maut. Jika kau nekat mau merebut Kitab Sukma Sukmi, maka yang akan kau temui adalah ajal yang lebih cepat dari semestinya. Sebaiknya, pulanglah!""Aku bukan anak kecil yang mudah kau usir dan takut kau gertak. Kalau kau tak mau serahkan kitab itu, maka aku pun akan bertindak lebih keji dari yang terbayang dalam pikiranmu, Nyai Demang Ronggeng!""Aku tak bisa memberikan kitab itu, karena sudah terbakar saat aku bertarung melawan seorang musuh. Hampir saja ia terbakar bersama tubuhku.""Semakin tua semakin pandai kau bersilat lidah, Kiswanli!" Raja Maut sebutkan nama asli Nyai Demang Ronggeng.Perempuan itu lontarkan tawa yang mengikik pantang. "Kalau aku mau bersilat lidah tak akan dengan pria setua kau, tapi memilih yang lebih muda dan tampan. Rasa rasanya lebih hangat bersilat lidah dengan pria yang muda daripada yang peot sepertimu, Prasonco!" kala Nyai Demang Ronggeng yang juga sebutkan nama asli Raja Maut, yaitu Pra

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pendekar Kera Sakti   1075. Part 13

    Sementara itu Ki Bwana Sekarat sudah jauh dari jangkauan pandangnya. Orang itu menuju ke pantai. Ketika tiba di pantai masih berlari meninggalkan dua ekor kura-kura yang saling pandang dan bingung bagaikan tak sadar apa yang dilakukannya tadi.Raja Maut pingsan di atas pundak Ki Bwana Sekarat. Ia dibawa ke hutan dan dicarikan tempat untuk berlindung. Sebab menurut dugaan Ki Bwana Sekarat. Nyai Demang Ronggeng tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pengejaran terhadap dirinya. Sebab Ki Bwana Sekarat tahu persis watak Nyai Demang Ronggeng yang selalu penasaran jika belum berhasil melihat lawannya tak bernyawa. Sebab itu, Ki Bwana Sekarat perlu menyembunyikan Raja Maut ke dalam sebuah gua yang ditemukan di kaki sebuah bukit.Satu hal yang tidak diduga-duga, ternyata di dalam gua itu terdapat seorang manusia yang sedang beristirahat dengan santainya. Orang itu tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, yang merasa perlu menenangkan diri akibat kebingungannya mendengar penjela

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pendekar Kera Sakti   1076. Part 14

    Itulah kata-kata Pelangi Sutera sebelum berpisah dengan Baraka. Kata-kata itu sampai kini terngiang di telinga Pendekar Kera Sakti. Sedangkan pikiran pemuda itu sedang dikacaukan oleh keterangan dari Ki Bwana Sekarat tentang murid Raja Maut. Rasa penasaran membuat Pendekar Kera Sakti pergi meninggalkan gua tanpa menunggu Raja Maut bangun, ia pergi sendiri.Angon Luwak tidak diizinkan ikut. Bocah itu tidak keberatan karena dia punya maksud mau dekati Ki Bwana Sekarat. Pesan dari Pelangi Sutera mempunyai makna yang sangat rahasia. Ada sesuatu yang perlu diketahui Baraka. Sesuatu apa! Ini yang membuat Baraka gemas dan bergegas menuju Bukit Semberani, tempat persinggahan Raja Maut.Bukit itu sebenarnya tanah tinggi yang ada di tepi pantai. Letaknya di sebelah timur. Dinding bukit sebagian dan batu karang yang tegak jurus dengan permukaan air laut. Tapi bagian sisi lainnya landai, ditumbuhi oleh tanaman dan mempunyai hutan tak begitu rimbun. Sangat mudah mencari Bukit Sembe

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pendekar Kera Sakti   1. Kekaisaran Matahari

    Di masa perang dunia ke-2, Kekaisaran Matahari adalah adalah sebuah kekaisaran yang memiliki kekuasaan yang sangat besar dan disegani. Kekuasaannya hampir melingkupi seluruh Asia. Termasuk Jawa Dwipa.DI SUATU MALAM.“Aku pemenangnya.. Malagha akan menjadi istriku!” kata Kazikage dengan lantang hingga membahana ditempat itu. Wajah-wajah ditempat itu tampak berubah pucat, bahkan wajah Malagha lebih pucat lagi. Kazikage seakan tak memperdulikan hal itu, lalu berbalik kearah sebaliknya dan menatap semua orang yang ada ditempat itu.“Atau masih ada yang ingin melawanku, silahkan maju!” bentak Kazikage dengan keras kearah semua orang yang ada ditempat itu, tapi tak ada seorangpun yang terlihat mau menanggapi tantangan Kazikage. Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari tersebut.“Selain Pangeran Anggoro Wardana, kalian semua tak pantas untuk mendapatkan hormatku. Kalian semua adalah pesakitan dari Asia!” kata Kazikage dengan penuh kesombongan.Mendengar kata-kata pesakitan dari Asia yang dilontark

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   2. Kesaktian Gelang Brahmananda

    Dengan gerakan cepat, Kazikage kali ini berusaha menangkap ujung Suling mustika itu, tapi lagi-lagi ia kecela, Suling mustika itu kembali di tarik oleh Baraka dengan cepat dan seketika itu pula Suling mustika itu kembali berada tepat di depan kedua mata Kazikage. Begitu seterusnya yang terjadi, berkali-kali Kazikage berusaha menepis atau menangkap Suling mustika didepan matanya itu, tapi selalu tidak terhasil.Hal ini benar-benar sangat mengejutkan, Kazikage yang sangat membanggakan kecepatannya dibuat tidak berdaya didepan seorang pemuda yang masih sangat belia. Beberapa orang tak tahan untuk menahan senyum mereka melihat Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari telah berhasil dipermainkan didepan banyak orang.Kazikage bukannya tidak menyadari akan rasa malunya saat ini. Maka tak ingin terjebak lebih lama. Kazikage melesat kearah sebelah kanan untuk melancarkan serangannya, tapi lagi-lagi langkah Kazikage terhenti saat Suling mustika lawannya kembali berada tepat didepan kedua matanya. Rup

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   3. Kau belum layak untuk menjadi lawanku!

    Semakin Baraka menggerakkan tangannya, semakin cepat pergerakan Gelang Brahmananda-nya. Kazikage yang awalnya masih sanggup menangkisnya, lama kelamaan semakin kewalahan. Apa yang dipetunjukkan Baraka, benar-benar mengejutkan semua orang.“Ini sihir...” ucap beberapa orang melihat apa yang dilakukan Baraka. Semua terdengar menggunjing.BUGH!Semua kehirukan itu terhenti saat mereka melihat, tubuh Kazikage terkena gebukan Gelang Brahmananda lawannya.BUGH! BUGH! BUGH!Berikutnya, tubuh Kazikage benar-benar menjadi sasaran empuk serangan Gelang Brahmananda Baraka, begitu kerasnya sampai-sampai ketiga pedang katana yang ada di Kazikage terlepas jatuh ke tanah.BUGH! BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!Selanjutnya tubuh Kazikage benar-benar menjadi bulan-bulanan Baraka, hingga akhirnya tubuh Kazikage tak sanggup lagi bertahan dan tersungkur jatuh ditempatnya.Wungngng! Wungngng..! Wungngng...!Begitu Baraka menghentakkan kedua tangannya, ke-10 ‘Gelang Brahmananda’ kembali kearahnya dan masuk kembali k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   4. Insting Pertarungan

    “Bagaimana bisa?”“Apa yang sebenarnya terjadi?”“Ini gila! Apa yang terjadi?!”Beragam komentar bermunculan diantara penonton yang masih terperangkap dalam rasa kagetnya.Sementara itu, Baraka dengan tenang terus berjalan kearah Kazikage, seakan-akan tidak terjadi apa-apa dalam beberapa waktu yang lalu.“Kau bilang. Kecepatan adalah seni tertinggi dalam ilmu beladiri. Huh! Pengetahuanmu terlalu dangkal. Di atas langit masih ada langit, diatas kecepatan masih ada yang lebih tinggi, yaitu insting dalam pertarungan” jelas Baraka hingga membuat wajah Kazikage berubah.“Insting dalam pertarungan...” Kazikage sampai harus mengulangi apa yang baru saja Baraka ucapkan.“Lebih baik kau menyerah, kau tidak akan menang” ucap Baraka dengan sinis.Kazikage menggeram penuh kemarahan, harga dirinya benar-benar telah dipermalukan oleh seorang pemuda yang menurutnya tadi, sangat mudah untuk dikalahkan. Kazikage bangkit kembali berdiri dengan wajah beringasnya.“Sudah kubilang, hari ini. Kalau tidak ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   5. Dia adalah PEWARIS PARA DEWA

    Tn. Kinshiki sendiri bukanlah orang sembarangan, di Kekaisaran Matahari, Tn. Kinshiki memiliki kedudukan yang cukup penting. Yaitu sebagai penasehat Kekaisaran Matahari. Kedudukan ini tentu saja bukannya sekedar didapatnya dari kemampuannya berdiplomasi, tapi juga karena kemampuan beladirinya yang sudah dianggap sangat tinggi. Bahkan hampir setingkat dengan Raja Perang.Dalam seni beladiri di Kekaisaran Matahari, ada beberapa tingkatan dalam tingkatan seni beladiri, yaitu : Raja Senjata, Raja Perang dan yang paling tinggi, tingkatannya disebut sebagai Dewa Perang. Jadi dengan status Raja Perang, kemampuan beladiri Tn. Kinshiki dianggap cukup mumpuni.“Jangan memaksakan keberuntunganmu, anak muda. Ada pepatah dari negeri ini, mulutmu adalah harimaumu. Kesombonganmu akan menjadi senjata makan tuan untukmu” ucap Tn. Kinshiki dengan dingin.“Ha ha ha...! Kau ini tidak punya otak, atau memang mati otak. Sudahlah tinggal menumpang di negeri kami, malah memakai pepatah negeri kami. Apa negeri

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1076. Part 14

    Itulah kata-kata Pelangi Sutera sebelum berpisah dengan Baraka. Kata-kata itu sampai kini terngiang di telinga Pendekar Kera Sakti. Sedangkan pikiran pemuda itu sedang dikacaukan oleh keterangan dari Ki Bwana Sekarat tentang murid Raja Maut. Rasa penasaran membuat Pendekar Kera Sakti pergi meninggalkan gua tanpa menunggu Raja Maut bangun, ia pergi sendiri.Angon Luwak tidak diizinkan ikut. Bocah itu tidak keberatan karena dia punya maksud mau dekati Ki Bwana Sekarat. Pesan dari Pelangi Sutera mempunyai makna yang sangat rahasia. Ada sesuatu yang perlu diketahui Baraka. Sesuatu apa! Ini yang membuat Baraka gemas dan bergegas menuju Bukit Semberani, tempat persinggahan Raja Maut.Bukit itu sebenarnya tanah tinggi yang ada di tepi pantai. Letaknya di sebelah timur. Dinding bukit sebagian dan batu karang yang tegak jurus dengan permukaan air laut. Tapi bagian sisi lainnya landai, ditumbuhi oleh tanaman dan mempunyai hutan tak begitu rimbun. Sangat mudah mencari Bukit Sembe

  • Pendekar Kera Sakti   1075. Part 13

    Sementara itu Ki Bwana Sekarat sudah jauh dari jangkauan pandangnya. Orang itu menuju ke pantai. Ketika tiba di pantai masih berlari meninggalkan dua ekor kura-kura yang saling pandang dan bingung bagaikan tak sadar apa yang dilakukannya tadi.Raja Maut pingsan di atas pundak Ki Bwana Sekarat. Ia dibawa ke hutan dan dicarikan tempat untuk berlindung. Sebab menurut dugaan Ki Bwana Sekarat. Nyai Demang Ronggeng tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pengejaran terhadap dirinya. Sebab Ki Bwana Sekarat tahu persis watak Nyai Demang Ronggeng yang selalu penasaran jika belum berhasil melihat lawannya tak bernyawa. Sebab itu, Ki Bwana Sekarat perlu menyembunyikan Raja Maut ke dalam sebuah gua yang ditemukan di kaki sebuah bukit.Satu hal yang tidak diduga-duga, ternyata di dalam gua itu terdapat seorang manusia yang sedang beristirahat dengan santainya. Orang itu tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, yang merasa perlu menenangkan diri akibat kebingungannya mendengar penjela

  • Pendekar Kera Sakti   1074. Part 12

    "Kau tidak akan memperolehnya, Raja Maut. Jika kau nekat mau merebut Kitab Sukma Sukmi, maka yang akan kau temui adalah ajal yang lebih cepat dari semestinya. Sebaiknya, pulanglah!""Aku bukan anak kecil yang mudah kau usir dan takut kau gertak. Kalau kau tak mau serahkan kitab itu, maka aku pun akan bertindak lebih keji dari yang terbayang dalam pikiranmu, Nyai Demang Ronggeng!""Aku tak bisa memberikan kitab itu, karena sudah terbakar saat aku bertarung melawan seorang musuh. Hampir saja ia terbakar bersama tubuhku.""Semakin tua semakin pandai kau bersilat lidah, Kiswanli!" Raja Maut sebutkan nama asli Nyai Demang Ronggeng.Perempuan itu lontarkan tawa yang mengikik pantang. "Kalau aku mau bersilat lidah tak akan dengan pria setua kau, tapi memilih yang lebih muda dan tampan. Rasa rasanya lebih hangat bersilat lidah dengan pria yang muda daripada yang peot sepertimu, Prasonco!" kala Nyai Demang Ronggeng yang juga sebutkan nama asli Raja Maut, yaitu Pra

  • Pendekar Kera Sakti   1073. Part 12

    Nyai Demang Ronggeng mencuri kitab pusaka milik kakak dari gurunya. Kitab itu dipelajarinya sendiri dan membuat kekuatan yang dimiliki Nyai Demang Ronggeng bertambah, ilmunya berbeda dengan Ki Bwana Sekarat. Tetapi Ki Bwana Sekarat sendiri sudah selesaikan semua ilmu yang dituntut dari sang Guru. Eyang Pramban Jati, guru Ki Bwana Sekarat, telah turunkan semua ilmunya kepada Ki Bwana Sekarat, sehingga sekalipun Nyai Demang Ronggeng berhasil pelajari kitab dari Eyang Wisbo, kakak Eyang Pramban Jati, Ki Bwana Sekarat tidak merasa kalah ilmu dengan perempuan itu.Eyang Wisbo sendiri mempunyai murid tunggal, yaitu Raja Maut. Ketika Eyang Wisbo akan meninggal, Raja Maut mendapat pesan agar merebut kitab yang dicuri oleh Nyai Demang Ronggeng apabila Raja Maut telah turunkan sebagian besar ilmunya kepada seorang murid. Raja Maut juga mendapat tugas untuk pelajari seluruh ilmu yang ada di dalam Kitab Sukma Sukmi itu. Dengan menggunakan dua lembar daun talas, Raja Maut meluncur di perm

  • Pendekar Kera Sakti   1072. Part 11

    "Cuih! Kau tak bisa membungkamku, Ki Parandito. Ilmu bungkammu tak akan berguna bagi diriku!"Ki Parandito pun melepaskan genggamannya, merasa sia-sia usahanya. Sedangkan Pelangi Sutera bergerak makin dekati kedua tokoh tua itu."Kita teruskan urusan kita dan kita selesaikan di sini juga!""Gadis sombong!" geram Pawang Gempa, ia mulai tampak tak sabar. "Kalau kau memaksa kami, aku yang akan mengawali. Hiaaat...!"Wuuut...!Pawang Gempa menebaskan tongkatnya untuk menghancurkan kepala Pelangi Sutera. Tetapi gadis itu ternyata cukup lincah. Kecepatan tebas tongkat itu dapat dihindari dengan merundukkan kepala, lalu menyentakkan tangan ke depan. Slaaap...! Selarik sinar hijau menghantam perut Pawang Gempa. Tetapi Pawang Gempa segera lompat ke kiri, sehingga sinar hijau itu membentur gugusan batu karang di kejauhan sana.Blaaar...!Batu karang itu pecah menjadi serpihan sebesar batuan kerikil. Juru Bungkam tak mau tinggal diam. Dengan ton

  • Pendekar Kera Sakti   1071. Part 10

    Baraka kerutkan dahi. Aneh sekali mendengar kabar itu. Mayat bisa hilang. Siapa yang mau mencuri mayat? Dan untuk apa?Ki Lumaksono teruskan kata, "Guru kami yang berjuluk Sokobumi, telah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Jenazahnya kami awetkan dan kami simpan dalam sebuah gua. Kami melakukan hal itu bukan untuk maksud jahat, namun untuk mengenang dan melampiaskan rindu kami yang datang sewaktu-waktu. Guru kami bukan saja sebagai guru namun juga kami anggap sebagai ayah kami. Ia hidup sampai berusia sembilan puluh tahun lebih. Kami sangat menyayangi dan menghormati Guru, karena ajaran-ajarannya selalu membimbing kami kepada kebenaran. Sebulan yang lalu kami periksa gua itu, ternyata mayat Guru sudah lenyap dari peti kaca.""Dicuri orang atau jalan sendiri?" tanya Baraka."Tak mungkin jalan sendiri, karena sudah lama tak bernyawa," tukas Ki Parandito yang membuat Baraka jadi tersipu, karena merasa telah mengajukan pertanyaan yang bodoh.Ki Lumaksono lanj

  • Pendekar Kera Sakti   1070. Part 9

    Aji ‘Kelana Indra’ dilatih sejak lama. Kian hari kian mencapai tingkatan tinggi. Lihat saja, sekarang Pendekar Kera Sakti bisa mengambang di udara dalam jarak satu hasta dari tempat duduknya. Padahal ia tetap duduk bersila dengan urat-urat dilemaskan. Seolah-olah ia bisa duduk di udara lepas. Mengagumkan sekali ilmu itu. Tentunya tak mudah dimiliki sembarang orang. Latihannya dilakukan sejak Pendekar Kera Sakti saat masih berada Lembah Kera. Sekarang usianya sudah dua puluh dua tahun. Bayangkan, berapa lama ia berlatih ilmu 'Kelana Indra' dengan tekun? Pantas kalau mencapai tingkatan yang tinggi.Tubuh yang masih bersila itu bergerak turun secara pelan-pelan. Tak ada yang menarik, tak ada yang menekan. Dia turun sendiri. Sebab ilmu 'Kelana Indra' adalah perpaduan kendali napas dan pemusatan pikiran yang terlatih. Kapan saja pikiran dan hatinya menyatu untuk menghendaki tubuh bergerak naik, maka sang tubuh pun bergerak naik. Jika menghendaki berge

  • Pendekar Kera Sakti   1069. Part 8

    Tiba-tiba ia menggerakkan pedang dengan sangat cepat, menebas kanan, kiri, depan, belakang, memutar, dan begitu seterusnya sehingga tubuhnya sendiri mulai dibungkus asap putih. Makin lama asap itu semakin tebal dan sepenuhnya raga Wiratmoko berubah menjadi asap.Baraka mencoba melepaskan pukulan jarak jauhnya, tapi menemui tempat kosong. Asap itu tidak berubah sedikit pun. Asap itu masih tetap menggenggam pedang walau tak terlihat tangan penggenggamnya. Semua yang ada di situ mempunyai rasa kagum yang tak sama besar-kecilnya.Wuuus...!Pedang itu berkelebat nyaris merobek punggung Baraka. Tetapi berhasil dihindari dengan berguling ke depan satu kali dan kembali berdiri dengan sigap."Baraka akan kewalahan jika melawan asap begitu. Tak ada yang bisa dipukul," pikir Ki Bwana Sekarat. Tetapi apa yang dipikirkan Ki Bwana Sekarat ternyata berbeda dengan apa yang dipikirkan Pendekar Kera Sakti.Tangan kirinya meraih Suling Naga Krishna. Gagang seruling y

  • Pendekar Kera Sakti   1068. Part 7

    Gema ledakan itu diterima oleh telinga Pendekar Kera Sakti dan Ki Bwana Sekarat. Langkah mereka semakin cepat, arahnya kian jelas. Dalam sekejap mereka sudah sampai ke tempat pertarungan tersebut. Pada saat itu, Ki Empu Sakya sedang menuju Mega Dewi untuk diam di tempat. Tapi karena Mega Dewi memberontak terus, akhirnya Ki Empu Sakya menotok jalan darahnya.Deb...! Mega Dewi diam tak berkutik lagi. Tapi matanya masih bisa memandang dan memahami keadaan sekeliling. Sedangkan Angon Luwak masih ada di tempat persembunyiannya. Ketika ia melihat kehadiran Ki Bwana Sekarat, hatinya menjadi girang, wajahnya pun ceria."Nah, Guru datang!" katanya dengan suara pelan. Wiratmoko tersenyum kalem melihat kedatangan Pendekar Kera Sakti. Pedang Raja Naga masih tergenggam di tangannya.Ki Bwana Sekarat diam menatap Wiratmoko dengan pandangan dingin. Ki Empu Sakya tak jadi lanjutkan langkahnya, karena mereka segera mendengar suara Baraka berkata kepada Wiratmoko dengan nada tega

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status