Berkat bantuan Julliet dan Roan yang cepat tanggap, akhirnya Rachel dapat dibekukan ditempat dalam keadaan terluka cukup parah, wanita itu memberontak dengan teriakan meminta dilepaskan begitu kedua tangannya terborgol.Floryn berdiri dalam ketegangan, melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaiamana kini Rachel diseret dengan kasar oleh dua orang polisi.Floryn mengusap sikunya dengan penuh tekanan, seluruh kulitnya meremang sakit teringat bagaimana dimalam itu, dia juga mengalami hal yang sama. Bedanya, saat malam Floryn ditangkap, disaksikan oleh banyak orang dan disoraki pembunuh.Rachel cukup beruntung, karena penangkapannya tidak menjadi bahan tontonan. Wajah Rachel berlumuran darah yang mengering, dengan sisa-sisa tenaganya wanita itu memberontak menatap Floryn dengan begitu tajam penuh kebencian. Dibandigkan menyesal, Rachel semakin marah dan tidak terima menerima kenyataan bahwa kini keberuntungan sudah tidak lagi berpihak padanya. Floryn telah mengalahkannya…“Apa kau sen
Read more