All Chapters of Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris: Chapter 211 - Chapter 220

257 Chapters

BAB 211: Melumpuhkannya

Lembaran kertas lusuh dimasukan ke dalam sebuah map, kertas-kertas itu adalah catatan penting milik Floryn yang disengaja tidak diberikan ke kantor polisi. Floryn menulis catatan itu selama di penjara.Catatan itu tentang hari-hari penting yang Floryn lalui dikala dia mendapatkan kesulitan oleh tindakan orang-orang jahat disekitarnya. Floryn menulis menulis lengkap pekerjaan dan nama pekerja lapas yang sering membawa paksa tahanan wanita untuk dijadikan wanita penghibur untuk sipir.Floryn ingin public sendiri yang melacak identitas petugas lapas didalam penjara yang selama ini bertinda amoral. Floryn sudah memperhitungkan setiap balasan yang harus orang-orang terima ketika mereka menyakitinya.Selembar photo yang sudah pudar berada di lipatan lipatan paling bawah.Photo itu Floryn dapatkan dari rumah dinas kejadian Abra meninggal. Photo masa kecilnya yang tengah merayakan ulang tahun ke tujuh bersama keluarganya yang pernah harmonis. Itu adalah satu-satunya photo yang bisa Floryn s
Read more

BAB 212: Penangkapan Issabel dan Rachel

Berkat bantuan Julliet dan Roan yang cepat tanggap, akhirnya Rachel dapat dibekukan ditempat dalam keadaan terluka cukup parah, wanita itu memberontak dengan teriakan meminta dilepaskan begitu kedua tangannya terborgol.Floryn berdiri dalam ketegangan, melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaiamana kini Rachel diseret dengan kasar oleh dua orang polisi.Floryn mengusap sikunya dengan penuh tekanan, seluruh kulitnya meremang sakit teringat bagaimana dimalam itu, dia juga mengalami hal yang sama. Bedanya, saat malam Floryn ditangkap, disaksikan oleh banyak orang dan disoraki pembunuh.Rachel cukup beruntung, karena penangkapannya tidak menjadi bahan tontonan. Wajah Rachel berlumuran darah yang mengering, dengan sisa-sisa tenaganya wanita itu memberontak menatap Floryn dengan begitu tajam penuh kebencian. Dibandigkan menyesal, Rachel semakin marah dan tidak terima menerima kenyataan bahwa kini keberuntungan sudah tidak lagi berpihak padanya. Floryn telah mengalahkannya…“Apa kau sen
Read more

BAB 213: Konferensi Pers

“Aku tidak salah, kenapa kalian menangkapku? Kalian salah orang!” teriak Issabel memberontak sekuat tenaga sampai tongkatnya terjatuh ke lantai. “Lepaskan aku, aku tidak melakukan kejahatan apapun!” jerit Issabel menolak untuk masuk ke dalam mobil.Dengan kuat Issabel didorong masuk ke dalam sampai tubuhnya tersungkur.“Apa kalian sudah gila! Aku tidak bersalah, kenapa diperlakukan seperti ini!” jerit Issabel mulai menangis, kakinya bergerak memberontak tetap berusaha keluar dan melepaskan diri.“Tutup mulutnya.”Seseorang langsung melakban mulut Issabel agar wanita itu tidak membuat keributan.“Diam!” teriak seorang lelaki membentak dan memaksa Issabel melihat ke sisi, melihat keberadaan seorang lelaki yang kini tengah babak belur tidak sadarkan diri. Dia adalah teman mucikarinya Issabel.Dada Issabel bergerak naik turun menahan tangisan, pupil matanya membulat sempurna melihat keberadaan Dany ada di kursi belakang dengan keadaan terluka parah.“Lihat dia, dia teman dan adikmu. Jika
Read more

BAB 214: Restu Nathalia

Kerlap kerlip cahaya kamera memudarkan pandangan Floryn, dengan tangan gemetar di bawah meja dia meremas kuat permukaan pakaianna menyalurkan kegugupan dan takut yang meningkat.Seorang pengacara mulai membuka konferensi pers, menjelaskan detail permasalah yang kini tengah hangat diperbincangkan. Salah satu pengacara yang mendampingi Floryn mulai angkat bicara memberitahukan poin-poin yang sekarang ingin Floryn capai setelah Rachel ditangkap hari ini dan langsung ditetapkan sebagai tersangka.Sampai pada akhirnya sesi tanya jawabpun dimulai.Floryn yang gugup beberapa kali harus mengatur napas menguatkan diri untuk bisa menjawab apapun yang ditanganyakan karena ini adalah kesempatan untuk dirinya berbicara.Seorang pria paruh baya mengangkat tangannya memperkenalkan diri sebelum akhirnya mengajukan sebuah pertanyaan. “Nona Floryn, apakah Anda sudah pernah berkomunikasi dengan ayah Anda setelah keluar dari penjara?”Floryn menggeleng malu, terlalu menyakitkan untuknya memberitahu jika
Read more

BAB 215: Maaf Emier

“Apa kau pernah bertemu dia sebelumnya?” tanya Roan penasaran, melihat kepergian Daia usai memberikan kartu namanya kepada tim pengacara Floryn.“Aku juga baru pertama kali melihatnya,” jawab Floryn dengan jujur. “apa dia terkenal? Orang-orang terlihat berantusias kepadanya.”“Dia pengacara senior yang terpandang, suatu keberuntungan besar kau memiliki dukungan dari orang sehebat dia,” jelas Roan memberitahu.Seketika Floryn tersenyum. “Pengacara yang mendampingiku hari ini juga hebat, aku sangat bersyukur kau telah mempercayakan aku kepada mereka.”Bibir Roan menekan tidak dapat tersenyum selepas Floryn, sepanjang konferensi pers berlangsung, Roan menyadari jika kondisi kesehatan Floryn semakin memburuk, ketenangan palsu Floryn begitu mengkhawatirkannya. Butuh waktu lama untuk Floryn bisa menjawab pertanyaan, suaranya yang bergetar terdengar begitu kesulitan untuk menyelesaikan setiap kalimat yang ingin dia sampaikan.Roan sangat khawatir, penyakit Floryn akan datang dan menyerang
Read more

BAB 216: Tersampaikan

Pintu terbuka didepan Floryn, gadis itu melangkah dengan cepat melewati Andy yang sejak tadi menunggu.Satu-satu persatu anak tangga dia lewati, pandangannya mengabur terhalang kabut hitam penyakit dan air mata yang berjatuhan.Dengan kasar Floryn mengusapnya dan terus melangkah mengikuti bayang-bayang lorong sepi yang harus dia lewati dengan perjuangan.Setelah berbicara dengan Emier untuk yang terakhir kalinya dan membalasnya seperti apa yang Floryn harapkan selama ini, segala beban yang selama ini tanggung terangkat begitu saja membawa kelegaan seperti segunung es yang mencair. Anehnya, hati Floryn masih merasa sangat sakit.Apa yang telah Floryn lakukan pada Emier mungkin terdengar kejam dan penuh dendam karena walau bagaimapun dia adalah ayah kandungnya. Sesungguhnya, jauh didalam lubuk hati Floryn dia tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, hanya saja dia tidak mampu menahan sakit yang menyengat setiap kali melihat wajah Emier.Floryn tidak ingin menjadi seorang penjah
Read more

BAB 217: Penjara

Rachel duduk meringkuk disudut ruangan dengan kepala terluka tanpa diobati, wanita itu tidak dapat berhenti menangis dan mengguncang jeruji besi meminta untuk dikeluarkan. Keributan yang dibuat Rachel telah mengganggu beberapa tahanan lain yang berada di ruangan berbeda.Rachel masih tidak menerima kenyataan bahwa kini kebebasannya telah berakhir, keberuntungan hidupnya sudah tidak lagi tersisa.Rachel tidak menyangka, semuanya terjadi begitu cepat seperti ledakan bom yang tidak dapat dihindarkan. Ini semua masih terasa seperti mimpi panjang bagi Rachel, mustahil dunianya yang begitu sempurna hancur begitu mudah ditangan perempuan sebatang kara yang telah terbuang! Seharusnya ini semua tidak terjadi.Rachel bergerak kesana kemari didalam ruangan sempit itu, wanita itu tidak dapat menenagkan dirinya sendiri dari kecemasan dan takut. “Aku mau pengacara! Panggilkan ibuku! Aku tidak bersalah, mengapa aku harus berada disini?” teriak Rachel dengan suara seraknya, tangannya kembali menggun
Read more

BAB 218: Bukan Saingan

“Anda ingin memakan sesuatu yang lain?” tanya Natty meletakan sepiring buah-buahan yang telah dipotong.“Tidak Natty, terima kasih,” jawab Floryn tersenyum lebar.Natty sedikit mengangguk dan segera undur diri, wanita itu menyibukan dirinya sendiri didapur menyiapkan menu makan malam.Ditengah kesibukanya yang memasak, sesekali mata Natty bergerak mengawasi Floryn yang kini tengah duduk tenang tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dia seseorang yang sakit serius. Sangat sulit untuk menebak keadaannya saat ini.Sepulang dari koferensi pers, Natty melihat Floryn datang dalam keadaan dibopong oleh Roan.Roan menemaninya dalam waktu lama tanpa memberikan penjelasan apapun kepada Natty mengenai kondisi Floryn yang hanya duduk di kursi. Setelah satu jam lebih Roan menemaninya duduk, Floryn akhirnya bisa beranjak dan melangkah meski harus tertatih mencari pegangan, begitupun dengan Roan yang akhirnya pergi.Kening Natty mengerut samar, wanita itu mematikan kompornya begitu melihat Floryn beb
Read more

BAB 219: Sebuah Gaun

Floryn memasukan satu persatu kancing gaun tidurnya, dilihatnya kini semua boneka yang dia dapat berjajar rapi memenuhi sofa kamar. Sungguh tidak terduga, hari ini Floryn langsung mendapatkan sepuluh boneka sekaligus.“Kau membeli semua warna boneka beruang yang ada di toko?” tanya Floryn dengan senyuman.“Tentu saja. Karena aku tahu, cukup sulit mengesankanmu Nona Floryn,” jawab Alfred yang kini tengah berdiri dibelakangnya, menyisir rambut panjang Floryn yang baru selesai dia keringkan.“Sebenarnya aku tidak mengharapkan kado apapun darimu Alfred.”Bibir Alfred merenggut, matanya yang keemasan itu bergerak menatap Floryn melalui cermin besar yang ada didepan mereka. “Kenapa? Karena Roan sudah lebih dulu memberikannya padamu? Jadi kau tidak membutuhkan kado apapun dariku?” jawab Alfred ketus.Floryn menggeleng dengan senyuman yang semakin lebar. “Bukan karena itu, tapi kehadiranmu sudah menjadi seperti kado untukku Alfred.”Seketika Alfred tertunduk, bibirnya berkedut tidak dapat me
Read more

BAB 220: Mimpi

Emier bergerak lemah setelah sekian lama duduk bersimpuh menangis bergumul dengan kesedihan yang menyiksa, dengan langkah yang berat lelaki paruh baya itu pergi menyusuri setiap sudut rumah untuk meghancurkan setiap photo dirinya bersama Issabel dan kedua anak haram yang telah membuatnya hancur. Emier menjatuhkan tubuhnya di sebuah kursi untuk melepas lelah, beberapa teguk alcohol dia telan, berharap bisa membuatnya sejenak melupakan segala kesedihannya yang telah menyiksanya beberapa hari terakhir ini. Emier memejamkan matanya, berharap dia bisa tidur meski hanya sedetik. Sayangnya, wajah Floryn yang menangis merintih tersiksa kembali muncul dikepala dengan begitu jelas seakan menuntut Emier atas segala dosanya, menyiksa Emier untuk tidak mendapatkan sedikitpun ketenangan. Emier mengerarang terjebak dengan penyesalan yang tiada akhirnya. Kembali menangis memukuli diri dan memakinya Andai saja Emier dapat menarik kembali ribuan do’a buruk yang selama ini selalu dia panjatkan kep
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
26
DMCA.com Protection Status