Home / Pernikahan / Ibu Susu Anak Dosenku / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Ibu Susu Anak Dosenku: Chapter 151 - Chapter 160

195 Chapters

151. Menjemput Alesha

Usai makan malam, Lela baru sempat menjawab pertanyaan Bi Tati tadi pagi. Ia menghampiri Bi Tati di dapur. "Belum ada malam pertama, Bi," ujar Lela menggeleng. Bi Tati terlihat kaget, "...belum?""Iya, karena kondisi aku yang masih belum sehat betul, jadi Pak bara mencoba untuk mengerti posisiku. Dia nggak maksa dan malah memberikanku pilihan yang paling aman." Bi Tati pun hanya tersenyum, ia tidak kaget dengan hal itu. Ia lupa kalau Lela masih dalam masa pemulihan, harusnya ia tak bertanya demikian."Oh iya, maafin Bibi ya, Sayang. Harusnya Bibi gak tanya kayak gitu, Bibi lupa kalo kamu masih nyembuhin jahitan pasca caesar.""Gak papa, Bi wajar kok," gumam Lela.Lalu Bi Tati berusaha mengganti topik agar tidak canggung."Ngomong-ngomong, begitulah sifat Tuan yang selalu baik dalam memperlakukan istri. Dia itu baik banget memang, hanya saja Ia memiliki pengalaman yang cukup buruk sebagai suami yang baik. Kadang Bibi bingung, kenapa ya orang baik dipertemukan dengan orang buruk, se
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

152. Rencana Pulang ke Jakarta

Di malam yang tenang itu, Lela terlihat melamun menatap langit dan taman dimension itu dari balkon kamar sambil menyusui Baby Alesha. Ia dan Baby Alesha akan dibawa ke Jakarta besok. Jujur ia masih khawatir, tetapi kata dokter sudah tidak apa-apa dan dia sudah memberikan izin melalui surat sehingga Baby Alesha disetujui untuk terbang ke Indonesia. Meskipun menggunakan private jet dan Bara sudah menyiapkan perawat yang akan ikut selama perjalanan, Lela tetap khawatir dengan putrinya yang ia cinta. "Minum dulu, Sayang," ujar Bara yang baru datang. Ia memang memutuskan untuk menyerahkan semua pekerjaannya pada pemimpin cabang Sydney, jadi hari ini akan mempersiapkan diri untuk pulang ke Indonesia dan menemani istrinya di rumah. Ia tahu bahwa Lela sebenarnya belum siap untuk kembali ke Indonesia. Akan tetapi, tentu saja rumah mereka ada di Indonesia jadi ia tak mungkin pulang dulu tanpa membawanya. Ia akan sangat khawatir dan tidak fokus kerja. "Maafin aku ya, Sayang. Aku t
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

153. Selamat Datang Mama dan Alesha

Lela bingung, ekspresinya jelas menunjukkan kalau ia meminta penjelasan lebih rinci. ".... bahkan tanpa adanya anak itu, atau kejadian malam itu, aku memang sejak awal ingin menikahimu. Aku udah bilang kan sama kamu sebelumnya? Kalau aku suka sama kamu dan aku serius?" tanya Bara. "Tapi kamu punya kak Dena waktu itu," balas Lela cepat. "Hubungan kami cuma di atas kertas, Sayang." "Tapi kamu bisa suka sama cewek yang setidaknya ada di circle kamu, anak-abak orang kaya, pebisnis muda, atau para artis gitu?"Bara menghela napas, "Hem... mulai ada insecurenya. Kamu itu istimewa banget, saking istimewanya sampai yang lain tuh nggak ada yang cantik di mata aku. Selain kamu gak ada yang menarik. Pokoknya kamu sempurna buat aku. Oke? Nggak usah insecure lagi, buat apa aku ngejar kamu kalo aku punya opsi lain? Opsi lain udah tereliminasi karena aku maunya cuma kamu, titik!" ujarnya menggebu."Lebay," balas Lela tersipu. Sebenarnya Bara tidak sengaja mengatakan itu, tapi kata-kata itu mem
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

154. Ledakan

"Apa itu?!" Bara langsung sigap keluar dari kamar di lantai dasar itu. Saat ia keluar, para Bodyguard sudah menghambur ke satu titik di mana ada asap yang mengepul di sana dan ada orang yang dijegal oleh para Bodyguard itu. Bara pun menatap situasi itu dengan tegang, sebelum akhirnya menyuruh bawahannya itu untuk membawa pelaku ke tempat yang biasa digunakan untuk mengeksekusi orang yang berani menyenggol Bara atau keluarga Raniero. Lela yang melihat suaminya dan bawahannya pergi ke bagian samping mansion, pun bertanya pada Bi Tati. "Mau ke mana mereka?" tanya Lela. "Paling ke ruang bawah tanah," ujar Bi Tati. Lela langsung terkejut, "Aku kok gak tau ada ruang bawah tanah ya?" "Gak semua tau, tapi kerana Nyonya istrinya Tuan jadinya saya kasih tau." Lela mengangguk-angguk. Ia baru ingat dengan anaknya, ia pun diantarkan untuk mengecek Baby Alesha sekaligus melihat kamarnya yang sangat Girly. Kamar itu besar, tapi lebih besar kamarnya dan Bara. Didominasi warna baby pink dan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

155. Siapa Pelakunya?

"Siapa bosmu?" tanya salah satu bawahan Bara pada pelaku peledakkan di depan gerbang tadi. Orang itu sudah babak belur disiksa oleh bawahan Bara demi agar orang itu menyerah dan mengungkapkan apa yang mereka ingin ketahui. Kini kedua tangannya di gantung kanan dan kiri, wajahnya tertunduk karena saking lemasnya hampir pingsan. Byur! "AAAAAA!" "Jawab!" bentak yang lain. Bara hanya menonton, duduk di kursi yang langsung menghadap orang itu. Namun ia tahu bahwa mereka tak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia di sana untuk memantau sambil menganalisa, kira-kira siapa yang berpotensi melakukan ini. Tak lama Bara pun berdiri dan berkata. "Buat dia bicara, apapun yang kalian lakukan, terserah." "Baik, Tuan." Bara pun pergi dari ruang bawah tanah diikuti Tio yang menjelaskan kronologi kejadiannya. "Apa yang terjadi sebenarnya Tio?" tanya Bara masih sambil berjalan. Tio pun langsung menyerahkan bukti CCTV yang sudah ditangkap. "CCTV bagian terdekat ternyata s
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

156. Ikut Bahagia

Mereka pindah ke ruang keluarga dan menikmati beberapa cemilan dan teh yang dibawa dari Jepang oleh Blenda dan Greg. "Ada kabar apa kalian sampai sok rahasiaan gitu?" tanya Bara. Blenda dengan senang hati mengambil sesuatu dari dompetnya dan memperlihatkan foto rekaman janin di kedua tangannya. "Tara!" Lela yang sedang menyusui Baby Alesha pun langsung berdiri kaget. Hal itu membuat Baby Alisha tidak nyaman dan bergerak dalam todurnya. Sementara Bara hanya melongo, dan bertanya. "Hah, serius kalian?!" tanyanya. Lela langsung mendelik dengan responnya yang bisa saja menyinggung pasangan yang telah lama tak memiliki anak itu. "Ya iyalah, masa kami bohongan lu," ujar Greg yang sedari diam saja. Mereka tersenyum membuat Lela lega, untunglah mereka teman dekat kalau bukan bisa saja kan tersinggung. "Terus lu mau cuti?" tanya Bara pada Blenda. "Rencananya, gue mau cuti dua tahun. Buat hamil dan pasca melahirkan," jelas Blenda. "Hem, syukurlah. Btw, maklum anaknya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

157. Ganti Dokter

"Gaklah, ngawur," jawab Lela. Ia pun masuk ke kamar diikuti suaminya, lalu naik ke tempat tidur bersama. Bara masih menatap Lela penuh harap bahwa sang istri akan menjelaskan dengan jelas. "Nggak usah OVT deh, aku kayak gini juga karena kita udah menemukan jalan untuk bertemu kembali. Jadi ya nggak usah mikir yang gak baik. Kemarin-kemarin mah udah jadi pengalaman kita aja, aku sih realistis aja. Makanya nggak usah terlalu skeptis juga. Untuk saat ini nggak ada yang bisa memberikan aku alasan untuk kembali ke kejadian itu. Karena aku makin sadar apalagi tentang kejadian peledakan itu," jelas Lela. "Bohong!" ujar Bara spontan. "Nggak, Mas. Faktanya emang gak ada orang yang bisa ngelindungi aku dan Baby Alesha kecuali kamu. Jadi kalau memang rasa cinta aku nggak cukup untuk alasan aku bertahan, ya ada alasan lain yaitu aku butuh perlindungan kamu," ujar Lela serius. Mendengarnta, Bara pun tersenyum girang karena secara tidak langsung Lela mengungkapkan cintanya padanya. "Ka
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

158. Melabrak dengan Cantik

Suatu malam, di taman Mansion milik Hendra. Bara melangkah dengan tanpa aba-aba, ia mendekatk ayahnya yang sepertinya tau kehadirannya. "Papi..." pabggil Bara berusaha menahan diri. Ia ingin menemui ayahnya beberapa pekan lalu, tapi ayahnya sama sekali tidak mau ditemui. "Apa?" tanya Hendra santai. Ia merokok dan menatap kolam ikan di depannya. Seolah tidak ada yang terjadi, setelah apa yang ia lakukan pada putranya. "Pih, harusnya kita udah selesai dengan masalah kita. Apa yang menimpa aku dan istriku dengan peledakkan itu, meninggalkan efek psikologis bagi kami bahkan seluruh penghuni Mansion. Apa yang Papi inginkan sebenernya, setelah semua ini?!" tanya Bara menekan. Ia berusaha tidak lepas kendali, ia masih waras untuk berpikir untuk meninju ayahnya. Bagaimana pun ia adalah ayahnya. "Papi mengulang hal yang sama, mengancam aku untuk melepaskan orang yang aku cintai. Setelah semua ini terjadi, bahkan Dena juga sudah nikah dengan Alex. Harusnya itu sudah cukup kan, Pi
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

159. Suami Redflag

"Mas, kamu ada merasa aneh gak sih sama dokter Dinda?" "Aneh gimana?" tanya Bara yang sedang fokus dengan tabletnya. Lela menggeleng, kemudian memilih memejamkan mata. Keduanya sedang duduk bersandar di atas kasur. Pertanyaan yang tidak terjawab itu membuat Bara penasaran, tetapi ketika ia akan menanyakan hal itu lagi, istrinya sudah memejamkan mata. Meskipun mungkin Lela masih mendengar apa yang akan ia katakan, tapi ia tidak ingin istrinya terus begadang dan tidur tidak teratur seperti biasa. Maka setelah itu, ia mulai mencatat apa yang istrinya tanyakan, sehingga nanti ketika ia ada waktu, bisa diurusnya. Ia akan meminta bawahannya menyelidiki tentang kecurigaan istrinya itu pada sosok dokter yang baru mereka pekerjakan. Sebelum tidur Bara menyelesaikan pekerjaannya dulu, dan ia akan bersedia bangun tengah malam ketika anak mereka menangis. Ia tak ingin Lela merasa lelah sendiri sementata ia mampu. Seperti halnya testimoni dari orang-orang terdekat Bara, bahwa Bara ada
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

160. Hanya Masalah Biasa

Lela dan beberapa karyawan mention kerepotan dengan tangisan Baby Alesha yang tidak kunjung selesai, sehingga dokter Dinda pun meminta Lela untuk menyerahkan anaknya padanya. Ia pun segera menenangkannya. Hal itu Lela takjub, karena sudah lebih dari 30 menit Baby Alesha tidak selesai dengan tangisannya. Ia seolah tahu bahwa akan diperiksa sehingga memprotesnya dengan tangisan anak-anak.Rasa takjub Lela sepertinya diakibatkan dari ia yang tak ingat kalau ia juga pernah ada di posisi dokter Dinda yang mudah membuat Baby Damien diam saat tantrum."Tenang saja Nyonya, sudah sewajarnya bayi memang harusnya menangis. Ini adalah hal yang biasa. Bayangkan, kalau tidak menangis malah justru mengkhawatirkan," jelas dokter Dinda.Lela pun mengangguk-angguk paham."Iya juga ya, terima kasih dok.""Sama-sama Nyonya, sudah tugas saya."Setelah itu Baby Alesha diperiksa oleh dokter Dinda dan semuanya berjalan lancar.Tidak ada yang mencurigakan seperti yang diduga oleh Lela. Itu mungkin hanya piki
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
20
DMCA.com Protection Status