Beranda / Pernikahan / Wedding Chaos / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Wedding Chaos: Bab 41 - Bab 50

148 Bab

41. Fix, Dia Cemburu!

Dress yang Salsabila gunakan untuk ke pesta puncak pameran furniture perusahaan Dirgantara adalah gaun panjang berwarna hitam dengan sedikit hiasan kain emas. Gaun yang seperti itu jelas sudah dipesan jauh-jauh hari oleh mama Rena dan Alexa. Salsabila tinggal mengenakan apa yang telah disiapkan. Ini adalah salah satu job desk yang menyita waktu Alexa hingga meninggalkan pekerjaan seputar brand baru yang sedang dikerjakan bersama Salsabila, demi mengurus fashion sekeluarga. Tentu saja gaun itu sangat indah dan mewah melekat sempurna di tubuh Salsabila. Selera Alexa yang pernah menjadi fashion advisor memang tidak perlu diragukan.Semua anggota keluarga Dirgantara sudah berangkat lebih dahulu menuju gedung tempat pesta diselenggarakan. Setelah jemputan sudah datang, Salsabila menyusul kemudian. Semenjak tadi pagi, bayangan Salsabila akan dipermalukan Natasha atau siapa pun itu berputar di kepala Salsabila. Ya, Salsabila khawatir dengan tatapan orang-orang yang m
Baca selengkapnya

42. Akhirnya Tumbang

Untungnya acara berjalan lancar dan tidak ada sesuatu buruk yang terjadi. Semua berjalan mulus. Setelah pesta usai, Salsabila dan Alan langsung terbang ke Surabaya bersama Ayah dan Bunda. Mengenai liburan itu, orang tuanya benar-benar khawatir Salsabila dan Alan kabur. Maka mereka jadi sengaja memaksa keduanya naik jet pribadi yang sudah disiapkan begitu acara pameran selesai.Salsabila dan Alan sudah tahu bahwa tidak ada gunanya untuk menghindar, jadi mereka menurut saja apa kata kedua orang tua itu yang sama sekali tidak menerima penolakan."Suami kamu tidak kenapa-kenapa?" tanya Rena ketika mereka sudah duduk di dalam pesawat. Tangan Bunda Rena menunjuk anaknya yang duduk diam di kursinya. Begitu sudah take off, Salsabila menghampiri dan duduk di kursi samping suaminya. Jet pribadi seperti ini memang terasa seperti di rumah sendiri. Salsabila tidak bohong uang memang mendatangkan kenyamanan."Capek, Mas?" tanya Salsabila, membuat Alan sedikit
Baca selengkapnya

43. Mulai Posesif

Demam yang menyerang Alan tak kunjung turun, hal itu benar-benar membuat Salsabila khawatir. Apalagi pria itu masih saja keras kepala menolak ke rumah sakit. Padahal Alan sudah mulai sulit tidur dan menggigil terus meskipun AC sudah dimatikan. Salsabila merasa Alan akan flu berat, udara bahkan semakin dingin beberapa hari ini karena hujan turun terus-menerus mengguyur kota Surabaya, selain itu suaminya memang sedang kelelahan."Kalau sampai besok belum baikan, kita ke rumah sakit, Mas," ujar Salsabila"Aku tidak apa-apa, Sa. Aku hanya benar-benar butuh tidur saja. Bahkan aku tidak akan memintamu membatalkan acara kamu di Bandung." Alan masih bersikeras menolak untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Alan memang pria yang keras kepala.Acara yang dimaksud oleh Alan itu adalah acara pemotretan brand baru Salsabila. Sebelum berangkat ke Surabaya, Salsabila sudah mewanti-wanti Alan kalau ada satu hari di mana ia harus menghadiri pemotretan. Sebenarnya tidak wa
Baca selengkapnya

44. Mengawasi Dari Kejauhan

Meskipun masih sakit, Alan tetap nekat untuk menyusul Salsabila ke Bandung. Semua itu ia lakukan agar bisa mencegah, Salsabila dan Rangga berduaan. Oleh karena itu sejak awal Alan sudah jaga-jaga dan memesan tiket pesawat. Penerbangan itu untuk kelas ekonomi dengan jadwal paling malam. Penerbangan komersial tentu tidak akan nyaman, tetapi Alan bisa menahan menekuk kaki panjangnya selama beberapa puluh menit ketimbang terus dihantui rasa khawatir karena Salsabila tidak berada di sekitarnya, dan lebih parahnya lagi, mungkin saja istrinya itu tengah berduaan dengan Rangga."Tolong! Jangan beritahu, Salsa, Bund," pesan Alan kepada bundanya sebelum berangkat ke bandara."Tetapi kamu lagi sakit, Sayang," ujar Bunda Rena dengan raut wajah dipenuhi rasa khawatir. "Tidak bisakah kamu cukup beristirahat di rumah saja dan menunggu Salsabila besok pagi pulang?"Alan menggeleng. Ia tidak punya kesabaran sebanyak itu untuk menunggu Salsabila keesokan harinya. Pikiran-pi
Baca selengkapnya

45. Bingung Akan Perasaannya

Alan berjanji akan menggunakan kekuasaannya sebagai pemilik saham terbesar di perusahaan yang di handle Salsabila untuk komplain lokasi pemotretan yang dipilih untuk brand barunya. Bagaimana bisa dia memilih lokasi Lembang? Padahal sebelumnya berkata di Bandung. Lembang dan Bandung itu jelas tempat yang berbeda, bagaimana bisa Salsabila tidak mengatakannya dengan jelas?Setelah pesawat yang ditumpanginya landing tadi, Alan segera menghubungi temannya yang bersedia meminjamkan mobil untuk Alan pakai menuju tempat Salsabila. Saat sudah dalam mobil CRV itu, Alan kembali menghubungi Dimas dan menanyakan nama resort tempat mereka menginap. Dan betapa kesal dan marahnya Alan saat Dimas menyebut alamat resort itu di Lembang. Setelah terjebak macet akhirnya nyaris tengah malam Alan tiba di resort dengan bantuan GPS.Alan memarkir mobil dan berjalan masuk resort. Perjalanan jauh serta cuaca yang begitu dingin membuat Alan tidak bisa lagi menahan kantung kemihnya untuk seger
Baca selengkapnya

46. Kiss In The Rain

Salsabila sama sekali tidak menyukai cara Alan memaksanya seperti ini. Meskipun Rangga sudah tahu bagaimana hubungan rumah tangganya dengan Alan yang tidak bisa dibilang baik-baik saja, tetapi menunjukkan amarah bertengkar di depannya saat ini juga terasa tidak benar. Untuk menghindari kemungkinan perdebatan atau mungkin adu jotos, Salsabila memilih menuruti kemauan Alan untuk pergi dengannya sekarang juga. Tetapi sebelum Salsabila keluar dari tempat itu, Salsabila masih memperhatikan peringatan Rangga soal hujan yang masih belum reda. Salsabila bahkan menerima payung yang disodorkan sebelum Salsabila kembali melangkah mengikuti langkah panjang Alan. Setidaknya Salsabila masih mengingat keadaan Alan yang belum benar-benar sehat yang akan lebih parah jika kehujanan. "Mas, jalannya pelan-pelan," pinta Salsabila dengan penuh kesabaran extra.Entah sudah berapa kali Salsabila meminta Alan memperlambat langkah kakinya yang lebar, yang berbeda dengan langkah k
Baca selengkapnya

47. Ajakan Tidur Bersama

Akhirnya yang Salsabila khawatirkan terjadi juga. Subuh itu, setibanya mereka di Jakarta, Alan benar-benar kembali tumbang. Badannya lagi-lagi panas luar biasa dan menggigil. Salsabila bahkan menyesali keputusannya untuk menuruti Alan ke Jakarta malam itu juga, harusnya Salsabila bersikeras agar mereka menginap dan di resort, atau paling tidak Salsabila tetap memaksa agar menggantikan Alan mengemudi. Karena semua itu diperparah dengan sikap Alan yang menyebalkan saat sakit."Tidak usah, Sa. Aku tidak mau ke rumah sakit."Manja dan keras kepala. Typical Alan dan kombinasi sempurna sifat menyebalkannya jika sedang sakit."Nanti akan semakin parah, Mas. Kalau kejang bagaimana?" Salsabila masih terus berusaha membujuk Alan agar menuruti perintahnya memeriksakan diri ke rumah sakit.Tetap saja Alan menolak. Akhirnya Salsabila terpaksa memanggil dokter untuk menginfusnya di rumah."Kalau infusnya sudah habis, bisa dilepas saja? Ribet banget," u
Baca selengkapnya

48. You Are Mine

Di tengah pikiran-pikiran liar Salsabila yang sudah tidak terkendali dan membuatnya harus menelusuri wajah Alan dan mengakui ketampanan pria itu. Wajah Alan memang tergolong tampan dan memiliki kharismanya sendiri.Lenguhan kecil Alan langsung membuyarkan lamunan Salsabila dari pikiran-pikiran liarnya. Salsabila segera berdiri dan berpindah ke sisi tempat tidur yang kosong. Segera ia menggerai rambut panjangnya dan merebah menghadap tembok."Sa."Salsabila yang masih sedang asyik melanjutkan lamunan tadi menegang karena kaget oleh suara Alan yang serak tengah memanggil namanya."Sa, kamu belum tidur 'kan?" tanya AlanPikiran liar sialan. Salsabila jadi semakin kikuk menjawab suara parau itu. Pikiran itu perlahan menguasai dan … menjadi seolah nyata. Otak Salsabila sedang membayangkan Alan menatap tubuh bagian belakangnya dengan seksama. Kemudian …."Sa," ulang Alan kembali.Kasur itu bergerak. Lama kelamaan Salsabila mer
Baca selengkapnya

49. Euforia Bahagia

Salsabila terbangun pukul … sembilan pagi?Astaga. Salsabila benar-benar terkejut ketika melirik jam dinding kamar Alan. Ingin rasanya Salsabila segera bergerak cepat menuju kamar mandi, tetapi rasanya Salsabila tidak sanggup. Seluruh badannya rasanya capek luar biasa. Baru bergerak sedikit, kakinya terasa pegal. Meskipun begitu, tanpa sadar Salsabila tersenyum lebar saat mengingat penyebab tubuhnya sakit seperti ini.Perlahan Salsabila menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya dan berusaha memaksakan diri berjalan ke kamar mandi. Sebelum terlelap tadi subuh, Salsabila mengingat kalau Alan sempat mengompres paha dalamnya dengan telaten kemudian memasangkan celana dan kaosnya secara sembarangan di tubuh Salsabila. Alan pasti juga sudah capek saat melakukan hal tersebut. Siapa suruh, Alan masih saja meminta satu ronde lagi tadi subuh, pria itu benar-benar tidak memberikan waktu istirahat terlalu lama pada Salsabila. Cukup menyenangkan sekaligus merasa tersiksa aka
Baca selengkapnya

50. Ungkapan Cinta

Tidak banyak hal serius yang Alan dan Salsabila bahas siang itu. Kebanyakan hanya hobi dan makanan-makanan yang pandai Salsabila buat yang ingin Alan coba.Setelah menyelesaikan makan siang, giliran Salsabila yang mencuci piring. Sebenarnya Alan menolak dan bersikeras ingin mencuci piring dan meminta Salsabila istirahat saja, tetapi wanita itu tentu saja menolak dengan alasan karena Alan yang memasak makan siang maka Salsabila yang harus cuci piring. Setelah drama pemaksaan selama beberapa menit, akhirnya Alan luluh dan dengan berat hati membiarkan Salsabila yang cuci piring."Mas aku boleh tanya sesuatu?" tanya Salsabila kemudian, ketika mereka sudah pindah tempat ke ruang tamu.Alan sedang meletakkan kepalanya di atas pangkuan Salsabila sembari membaca buku sementara Salsabila duduk menyender di sofa dan menonton televisi yang sedang menayangkan fashion tv.Alan menghentikan bacaannya sekejap, sebelum menjawab pertanyaan Salsabila. "Tentu. Ada a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status