Beranda / Pernikahan / Wedding Chaos / 49. Euforia Bahagia

Share

49. Euforia Bahagia

Penulis: Urbaby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Salsabila terbangun pukul … sembilan pagi?

Astaga. Salsabila benar-benar terkejut ketika melirik jam dinding kamar Alan. Ingin rasanya Salsabila segera bergerak cepat menuju kamar mandi, tetapi rasanya Salsabila tidak sanggup. Seluruh badannya rasanya capek luar biasa. Baru bergerak sedikit, kakinya terasa pegal. Meskipun begitu, tanpa sadar Salsabila tersenyum lebar saat mengingat penyebab tubuhnya sakit seperti ini.

Perlahan Salsabila menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya dan berusaha memaksakan diri berjalan ke kamar mandi. Sebelum terlelap tadi subuh, Salsabila mengingat kalau Alan sempat mengompres paha dalamnya dengan telaten kemudian memasangkan celana dan kaosnya secara sembarangan di tubuh Salsabila. Alan pasti juga sudah capek saat melakukan hal tersebut. Siapa suruh, Alan masih saja meminta satu ronde lagi tadi subuh, pria itu benar-benar tidak memberikan waktu istirahat terlalu lama pada Salsabila. Cukup menyenangkan sekaligus merasa tersiksa aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wedding Chaos   50. Ungkapan Cinta

    Tidak banyak hal serius yang Alan dan Salsabila bahas siang itu. Kebanyakan hanya hobi dan makanan-makanan yang pandai Salsabila buat yang ingin Alan coba.Setelah menyelesaikan makan siang, giliran Salsabila yang mencuci piring. Sebenarnya Alan menolak dan bersikeras ingin mencuci piring dan meminta Salsabila istirahat saja, tetapi wanita itu tentu saja menolak dengan alasan karena Alan yang memasak makan siang maka Salsabila yang harus cuci piring. Setelah drama pemaksaan selama beberapa menit, akhirnya Alan luluh dan dengan berat hati membiarkan Salsabila yang cuci piring."Mas aku boleh tanya sesuatu?" tanya Salsabila kemudian, ketika mereka sudah pindah tempat ke ruang tamu.Alan sedang meletakkan kepalanya di atas pangkuan Salsabila sembari membaca buku sementara Salsabila duduk menyender di sofa dan menonton televisi yang sedang menayangkan fashion tv.Alan menghentikan bacaannya sekejap, sebelum menjawab pertanyaan Salsabila. "Tentu. Ada a

  • Wedding Chaos   51. Pacaran Ala Salsabila dan Alan

    "Aku tahu sulit untuk mempercayaiku, Sa. Wajar untuk itu. Hanya saja aku tidak suka kamu merendahkan diri kamu seperti ini. Kamu jauh lebih berharga dari perkiraanmu. Dan untuk semua ucapanku, izinkan aku untuk menunjukkan kesungguhanku. Berikan kesempatan untuk kita, Sa. Bagaimana?" "Kesempatan?" gumam Salsabila masih sedikit ragu."Kita coba serius dengan hubungan ini, Sa. Sebelumnya aku pikir kita sangatlah berbeda kepribadian, hanya saja semalam aku menyadari kita memiliki kecocokan. Setidaknya kecocokan di atas ranjang bisa diperhitungkan, Sa."Salsabila berdecak gemas dan menyingkirkan tangannya. Bisa-bisanya Alan membicarakan hal setabu itu di ruang keluarga. Bagaimanapun Salsabila khawatir pembantu mereka bisa mendengarnya. Tetapi bukannya marah, Alan malah tergelak."Kamu seharusnya tertawa atau tersenyum malu kalau aku menggodamu seperti barusan, Sa. Lesung pipi kamu itu bikin lengkungan bibirmu makin cantik," goda Alan kembali.

  • Wedding Chaos   52. Sore yang Indah

    Salsabila mengikuti ide Alan untuk check in beberapa jam di hotel, Salsabila memang sangat butuh istirahat meski hanya beberapa menit saja. Kesibukannya akhir-akhir ini begitu menyita waktunya. Dan tentu saja menyita perhatiannya kepada Alan. Jadi demi membuat Alan senang, Salsabila mengikuti saran pria itu untuk istirahat di hotel."Check in dua jam kenapa ambil yang deluxe, Mas? Pemborosan banget itu namanya," omel Salsabila ketika tahu kamar yang Alan sewa. Padahal bagi Salsabila kamar sederhana saja sudah cukup apalagi kalau hanya ingin dipakai istirahat barang beberapa jam saja.Alan tersenyum lebar. "Barangkali kamu mau mau memperpanjang nginapnya di sini, 'kan kita akan tetap nyaman, Sa," goda Alan kemudian.Salsabila langsung mundur selangkah dengan wajah yang kembali memerah. "Tadi janjinya tidak akan—""Iya, aku tahu kok, Sa." Alan mengatakan kalimat itu sembari tertawa dan menggandeng tangan Salsabila untuk memasuki kamar yang sudah Ala

  • Wedding Chaos   53. Kesibukan Tak Menghalangi Kebahagiaan

    Launching produk dari brand baru yang sudah berbulan-bulan ini yang menyita perhatian Salsabila sudah semakin dekat. Ya, akhirnya Salsabila tidak lama lagi akan melihat garis finishnya. Jika ditanya apa istimewanya brand baru itu untuk Salsabila, ia hanya akan menjawab ya istimewa dan sangat berarti. Semua desain yang dipilih adalah Salsabila yang mewakili. Semua sisi anggung, feminin, chic, fearless, dan lain sebagainya. Salsabila menganggap kalau itu adalah proyek narsisnya."So, tell me Salsa, ayo ceritakan istimewanya desain-desain yang kamu pilih ini?" tanya Alexa kemudian.Adik iparnya itu kali ini sedang mewawancarai untuk isi press release acara meluncurkan produk mereka yang digadang-gadang akan menuai kesuksesan. Press release sendiri harus diisikan garis besar mengenai produk mereka untuk kemudian diserahkan kepada media yang meliput acara yang akan diselenggarakan itu. Press release juga akan dijadikan panduan penulisan berita."As i know, semu

  • Wedding Chaos   54. Bertemu Mantan

    Pesawat Alan landing di bandara dengan selamat pukul sembilan pagi. Sebelum meninggalkan bandara, Erika, sekretarisnya itu meminta waktu untuk ke toilet sebentar. Alan tentu saja mengizinkan dan melayangkan pandangan ke media reklame di sekitarnya yang memuat berbagai jenis iklan untuk membunuh waktu. Iklan di situ didominasi oleh iklan asuransi jiwa, dari sisi analisa Alan ini sedikit mengerikan. Iklan itu seperti mengingatkan bahwa terbang dengan pesawat bisa sangat membahayakan dan memiliki asuransi jiwa adalah pilihan terbaik. Padahal mau berkendara apapun selalu ada resikonya bukan?Di tengah pengamatan Alan, tatapan matanya seketika tertuju kepada seseorang yang tidak asing. Seorang wanita dengan bocah berumur lima tahun dalam gendongannya. Wanita itu sedang mengenakan dress floral yang sangat pas melekat di tubuhnya, lengkap dengan rambut pendeknya. Seingat Alan, wanita itu tidak pernah memotong rambutnya jadi sependek itu. Wanita itu masih sama seperti beberapa bula

  • Wedding Chaos   55. Permintaan Tinggal Sekamar

    Alan sekarang punya hobi baru. Mengerjai Salsabila. Benar-benar menggodanya sampai wanita itu jadi kesal. Seperti sekarang, bisa-bisanya Alan mengatakan sedang menghabiskan waktu dengan seorang perempuan di Kalimantan. Salsabila langsung merasa marah dan putus asa, bahkan Alan berniat menunjukan foto itu kepada Salsabila. Pasti wanita itu sangat mengesankan bagi Alan sampai fotonya dijadikan wallpaper utama di layar ponselnya. Tetapi Salsabila tidak lagi marah, justru tersipu malu karena ternyata wanita yang dimaksud adalah gambar Salsabila sendiri yang diambil diam-diam oleh suaminya tersebut."Handphoneku 'kan aku bawa kemana-mana, Sa. Artinya kamu aku bawa kemana-mana juga, bukan?" Nada suara Alan masih terdengar begitu jahil."Iya, tetapi aku pikir—"Lagi! Tiba-tiba saja Alan kembali mengecup bibir Salsabila.Alan tersenyum lebar. "Senang juga kamu bisa cemburu, Sa. Sekali-kali jangan cuma aku yang pusing mikir yang aneh-aneh soal kamu."

  • Wedding Chaos   56. Kamu Itu Spesial

    Karena permintaan Alan untuk membantunya mengenakan dasi, Salsabila bangkit dari kursi meja riasnya dan mulai memasangkan simpul dasi itu serapi mungkin. Selagi Salsabila berkonsentrasi memasangkan dasi di leher Alan, tangan pria itu malah menarik pinggang Salsabila merapat ke tubuhnya."Mas," tanya Salsabila sembari sekilas melirik mata suaminya yang berada di atasnya."Hm?"Salsabila berdehem. "Boleh aku tanya sesuatu?"Alan mengangguk pelan. "Silakan."Salsabila mengembuskan napas pelan dan kembali mendongak. "Apa yang Mas Alan lihat dariku? Aku tidak secantik seperti Meira, atau mantan-mantan Mas Alan yang dahu—""Sa," potong Alan cepat.Salsabila kembali menunduk dan menatap simpul dasi yang ia buat di leher Alan."Kamu memang tidak seperti siapapun. Kamu ya kamu. Kenapa kamu terus-terusan membandingkan dirimu dengan wanita yang lainnya?"Simpul dasinya telah Salsabila buat. Salsabila mengambil sat

  • Wedding Chaos   57. Rasa Penasaran

    Di tengah rasa penasaran Salsabila tentang pembicaraan Alan dan ketiga sahabatnya itu, Rangga datang dan mengagetkan Salsabila. Rangga tentu saja juga memberi ucapan selamat untuk Salsabila, mereka lalu mengobrol singkat."Bagaimana rasanya sudah launch produk narsis kamu itu? Menyenangkan?" tanya Rangga kembali.Salsabila mencebik disusul oleh suara kekehan. "Tentu saja. Lega juga. Terima kasih untuk kerja keras kamu dan tim yang lainnya.""My pleasure. Tetapi bukan berarti setelah ini kita lost contact bukan? Saya masih bisa jadi teman Mbak Salsa 'kan?"Salsabila mengangguk pelan. "Tentu saja. Kita masih bisa berteman, Rangga. Kenapa?"Rangga malah terkekeh. "Ya, jangan sampai, Mbak. Dahulu alasan pertemanan kita bisa berhasil karena dengan profesional kerja. Habis project, harus sudah benar-benar teman, Mbak. Yakin kita masih bisa berteman 'kan, Mbak?""Iya, Rangga," ujar Salsabila separuh malas.Alan berujar dengan a

Bab terbaru

  • Wedding Chaos   148. Perhatian-Perhatian Kecil

    “Karena hanya kamu yang termasuk dari  semua kriteria itu. Aku tidak akan mencari wanita yang lain, karena hanya kamu yang aku inginkan.”Salsabila bungkam, dia tidak tahu ingin mengatakan apa lagi atas kekerasan hati Alan yang masih berharap ada sesuatu di antara mereka yang masih tersisa. Tetapi kenyataannya sudah tidak ada, Salsabila sudah meninggalkan semuanya semenjak ketuk palu perceraian terdengar. Salsabila sudah mengubur cintanya untuk Alan di sana, tak ada lagi yang tersisa. Tetapi kenapa pria itu terus saja mengharapkan sesuatu yang mustahil untuk kembali terjadi sama mereka.“Mas, aku tidak menginginkan menyulut pertengkaran di tengah malam seperti ini. jadi sebaiknya hentikan omong kosong kamu sekarang, karena tidak ada gunanya juga.”Alan mengacak rambutnya dengan kasar. “Kenapa kita tidak mencoba—““Dad?” Edward menggosok kelopak matanya dengan punggung tangan.Salsabila bersyukur karena kedatangan Edward memutus pembicaraa

  • Wedding Chaos   147. Kau yang Sempurna

    "Mas!"Sudah waktunya ternyata. Alan akan bersiap untuk memasang lebar-lebar kedua telinganya dan mempersiapkan diri untuk mendengarkan segala rentetan omelan yang akan diledakkan oleh Salsabila.“Kenapa?” tanya Alan, masih sanggup menjawab panggilan Salsabila yang seharusnya itu tidak perlu dijawab.Kau hanya perlu mempersiapkan diri mendengar ocehan itu Alan!“Aku sangat berharap kamu datang membawa si kembar dalam keadaan tertidur. Lalu menidurkannya di kamar. Dan kamu ... pulang.”Jadi Salsabila sekarang mengusirnya? Astaga ... tidak ada halus-halusnya sama sekali.“Apa yang kamu berikan ke mereka sampai jam segini belum tidur dan mata mereka masih segar serta masih sangat aktif, Mas?” Salsabila melotot, menuntut jawaban.Alan berdeham pelan. “Makan malam, seperti biasanya.”"Lalu?"“Snack sehatnya?”“Lalu?”“Hanya itu.” Alan mengucapkannya sambil membuang pandangan, sama sekali ti

  • Wedding Chaos   146. Kebisingan Terhebat

    Hari ini Alan diminta oleh Salsabila untuk menjemput si kembar di daycare. Sebenarnya ini tugas Salsabila, berhubung karena Alan yang mengantar anak-anak tadi pagi, mereka memang membagi tugas seperti ini, supaya adil, mengingat mereka sama-sama sibuk. Tetapi ada pengecualian seperti hari ini, misal ada pekerjaan atau tugas mendesak mereka harus siap direpotkan satu sama lain.Seperti sekarang, Salsabila berkata ada tinjau proyek di luar dan akan melakukan meeting setelahnya sehingga tidak akan sempat menjemput si kembar, oleh karena itu dia meminta agar Alan yang menjemput anak-anak. Alan tentu saja tidak akan menolak, karena itu menjadi perjanjian awal agar saling membantu. Mengingat si kembar juga anak-anaknya, tidak mungkin dia menolak permintaan ibu dari anak-anaknya tersebut.Seperti tadi pagi dan hari-hari sebelumnya, Alan kembali menjadi godaan kanan kiri ibu-ibu yang menjemput atau mengantar anak-anak mereka juga ke daycare. Duda se-hot Alan tentu saja aka

  • Wedding Chaos   145. Kau Masih Milikku!

    “Bunda titip ini buat sarapan kamu, Mas.” Alexa masuk ke ruang kerja Alan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia lantas duduk di depan meja kerja Alan lalu meletakkan sebuah tote bag di permukaan meja.Alan hanya mendongak sekilas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. “Tidak perlu, sudah ada.”Alexa yang tidak mengerti, kembali bertanya, “Huh? Apaan, Mas?”“Aku sudah ada bekal sendiri, pemberian bunda biar aku makan saat makan siang saja.” Alan kembali menjawab, tetapi tangannya tetap asyik menari di atas keyborard komputernya. Pagi hari memang sangat hectic bagi Alan, jadi dia harus menyelesaikan pekerjaannya.Tatapan Alexa seketika tertuju pada kotak bekal tepat dekat komputer Alan, benda tersebut sama sekali tidak diperhatikan keberadaannya seandainya Alan tidak mengatakan. Segera tangan Alexa bergerak untuk menyentuh benda tersebut, tetapi kalah cepat dengan tangan Alan yang lebih dahulu menjauhkan kotak tersebut dari jangkauan Alexa.

  • Wedding Chaos   144. Ayah Baru Untuk Si Kembar

    Satria dan Salsabila berpisah di lantai tiga, berhubung ruangan Salsabila berada di lantai tiga sedangkan ruangan CEO berada satu lantai di atasnya, yaitu lantai empat.“Sekali lagi terima kasih atas bantuannya tadi, Pak,” ucap Salsabila dengan sopan setelah terlebih dahulu keluar dari kotak besi tersebut yang hanya ada mereka berdua.Bagaimana tidak, sekarang sudah pukul sembilan, sudah pasti karyawan lain sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, hanya Salsabila yang masih bebas berkeliaran di jam kerja seperti ini dikarenakan insiden dada tadi pagi.Satria hanya memberikan anggukan pelan, sebelum kotak besi itu kembali tertutup dan membawa Satria ke lantai empat, di ruangannya.Saat memasuki ruangan, semua mata yang tadinya tengah serius menatap komputer, kini satu persatu perhatian mereka semuanya tertuju pada Salsabila. Wanita itu tentu saja merasa malu dan hanya memberikan senyuman sekilas dan melangkah terburu ke mejanya dan menyem

  • Wedding Chaos   143. Insiden Dada

    Salsabila turun dari taksi online dengan tergesa, berlari kecil memasuki pelataran gedung tempatnya mengais uang untuk bertahan hidup. Oke, itu terdengar kasar. Padahal kenyataannya, Salsabila masih bisa hidup berpuluh-puluh tahun tanpa bekerja dan masih bisa berfoya-foya seandainya dia menginginkan hal tersebut. Toh, selama Alan masih hidup dan masih pemilik perusahaan, pria itu tidak akan mungkin membiarkannya melarat di jalanan. Tunjangan dari perceraiannya belum berkurang sepeser pun, belum lagi Alan tiap bulan akan mengirimkan uang dengan alasan uang bulanan untuk si kembar, belum tabungan yang diberikan kedua orang tua Alan untuk masa depan anak-anak, belum lagi dari aunty cantik si kembar, Alexa. Tiap bulan rekeningnya akan membengkak gara-gara mereka, meskipun dengan alasan untuk si kembar.Tetapi sampai kapan Salsabila harus bergantung dengan keluarga Dirgantara, Salsabila bukan siapa-siapa lagi kecuali ibu dari cucu-cucu mereka. Dan suatu saat nanti kala

  • Wedding Chaos   142. Dasar Menyebalkan

    “Kok Mommy tidak dicium, Daddy?”Salsabila menegang di tempat, begitupun dengan Alan, terlihat jelas dari wajahnya. Memang benar, mereka masih dekat sebagai partner menjaga si kembar seperti janjinya dahulu sebelum berpisah, tetapi untuk melakukan sesuatu yang intim, meskipun hanya sekedar kecupan, itu sudah menjadi sangat haram bagi hubungan mereka. Tetapi kedua putranya itu sepertinya masih belum mengerti akan hubungan orang tuanya, terkadang dia berceloteh dengan polosnya seperti, ‘kenapa Daddy Lan tidak tidur di kamar ini?’ dan pertanyaan yang lebih parah adalah ‘kenapa Daddy Lan tidak pernah mencium dan memeluk Mommy, padahal temanku pernah bercerita kalau orang tuanya sering melakukan hal tersebut.’Entah siapa yang mengotori otak polos kedua putranya itu, yang pasti Edward dan Erland sangat sering mendesak Alan untuk menciumnya, seperti sekarang ini. kemarin-kemarin Salsabila dan Alan berhasil berkelik, tetapi sepertinya hari ini bukan hari keberun

  • Wedding Chaos   141. Pagi yang Kacau

    Seperti pagi-pagi sebelumnya, Salsabila akan kelimpungan sendiri menghadapi pagi harinya. Seperti pagi ini, Salsabila sudah sibuk bolak-balik mengecek penampilannya sendiri. Hari ini dia memilih blouse putih, celana panjang berwarna krem dan heels hitam. Oke, sempurna. Lalu, sembari berjalan, ia sedang memasang anting di telinga kanan sedangkan anting yang satu masih dipegang.Namun, sesuatu mengambil perhatiannya, oh astaga … Erland!"Erland …" teriaknya menggelegar saat mendapati anak bungsunya itu sedang memanjat lemari es yang lumayan tinggi itu.Sedangkan kembarannya, Edward tengah mengabaikan keadaan sekitarnya. Bahkan tidak menyadari kalau adiknya sedang menantang maut. Anak berumur empat tahun itu masih setia bermain lego dan sesekali terdengar anak itu bersenandung kecil mengikuti opening song serial kartun di televisi yang sedang menyala.Salsabila yang melihat Erland sama sekali tidak mendengar teriakannya segera berlari, namun nahas, s

  • Wedding Chaos   140. Selamat Tinggal!

    Puluhan orang lalu lalang di sekitar Salsabila. Sebagian menuju konter-konter check-in, sebagian lagi buru-buru memasuki boarding room. Raut wajah yang Salsabila lihat berbeda-beda, ada yang bersedih dan ada pula yang bahagia. Mungkin yang bersedih itu adalah orang-orang yang sedang melakukan perpisahan, sedangkan yang berbahagia tengah akan berjumpa dengan keluarga atau seseorang yang disayanginya.Meskipun begitu, segala hingar bingar yang tercipta di sekitarnya sama sekali tidak mengusik Salsabila. Perempuan itu tengah duduk di salah satu kursi tunggu, di sampingnya ada Alexa yang tengah bercanda ria dengan kedua anak kembarnya sehingga sama sekali tidak menyadari kekalutan yang dirasakan oleh Salsabila.Salsabila terus memandangi boarding pass di tangannya, tanpa sadar dia tertawa kecil tanpa tahu apa yang sebenarnya lucu hingga patut ditertawakan.Apakah, karena hari ini adalah waktunya?Tiga tahun pernikahannya selesai dengan cara seperti in

DMCA.com Protection Status