Beranda / Pernikahan / Wedding Chaos / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Wedding Chaos: Bab 31 - Bab 40

148 Bab

31. Cemburu atau Penasaran

Alan tentu saja tersentak mendengar wanita itu menyebut nama Meira. Sampai di mana Salsabila mengetahui tentang hubungannya dengan Meira?Mungkin sudah sangat jauh, mengingat dulu pas mereka melakukan bulan madu di awal-awal pernikahan, Salsabila melihatnya bersama Meira waktu. Jadi, tentu saja perempuan itu banyak tahu tentang hubungannya dengan Meira.Tetapi meskipun begitu, tetap saja Alan melontarkan rasa penasarannya bagaimana istrinya itu mengetahui tentang Meira."B—bagaimana kau bisa mengetahui Meira?"Salsabila hanya menggelengkan kepala. "Itu bukanlah hal yang penting, Mas. Cukup kau penuhi saja syarat yang aku ajukan itu.""Sa, soal itu kita perlu duduk dan membahas lebih jauh. Aku tidak keberatan melakukannya kalau kamu bersedia. Tetapi jangan main hakim soal hubunganku dengan Meira. Mungkin saja apa yang dikatakan oleh orang kepercayaanmu itu tentang hubunganku dengan Meira tidak sesuai fakta."Alan baru
Baca selengkapnya

32. Makan Siang Canggung

Meskipun secara terpaksa, Salsabila akhirnya menyanggupi untuk mentraktir Rangga siang ini. Pria itu terlalu sering mengganggu Salsabila dengan mengirimkan pesan yang isinya menagih membalas kebaikannya karena sudah menolongnya malam itu. Sebenarnya semenjak kejadian itu, Salsabila dan Rangga sempat bertemu beberapa kali, hanya saja Salsabila belum sempat membelikannya makanan lezat untuk pria itu sebagai balasan dari kebaikannya malam itu.Keadaan juga tidak memungkinkan karena pertemuan mereka alasan launching produk baru. Mumpung siang ini meeting bisa dibatalkan, Salsabila mengambil kesempatan untuk meluangkan waktu untuk mentraktirnya fine dining.Salsabila dan Rangga bertemu di restoran yang sudah dipilihnya pada jam satu siang. Pria itu sudah datang terlebih dahulu dan memilih meja di dekat jendela. Salsabila kemudian bergabung dengan pria itu dan memilih makanan seperti yang pria itu lakukan."Saya harap kamu tidak menagih traktiran terus set
Baca selengkapnya

33. Cemburu Buta

Alan benar-benar membuat Salsabila jengkel kali ini. Bukan hanya karena tiba-tiba muncul di restoran. Tetapi semua perkataannya itu membuat Salsabila panas dingin. Pria itu bersikap seolah-olah dia sedang cemburu. Apa Alan sadar kalau kelakuannya itu berpotensi menimbulkan sebuah kesalahpahaman yang besar dengan apa yang dilakukannya?Salsabila sudah memberikan kode keras agar pria itu menjaga jarak darinya, tetapi Alan seakan tidak peduli. Bahkan Sekarang Alan memaksa untuk mengantar Salsabila kembali ke kantornya. Salsabila yang sudah terlanjur kesal memilih mengikutinya, dari pada obrolan yang tercipta semakin tidak karuan."Dekat dengan pria lebih muda itu tidak baik buat kamu, Sa. Pikirkan pandangan orang lain juga."Astaga! Alan kembali mulai mengungkit-ungkit hal itu. Membuat Salsabila semakin dibuat kesal saja.Salsabila menoleh ke arah Alan yang tetap serius mengemudi dengan pandangan tertuju tepat di depan. "Lalu kalau yang lebih
Baca selengkapnya

34. Mau Bertaruh?

Salsabila begitu terkejut dengan kehadiran Alexa yang begitu tiba-tiba. Wanita itu kini sekarang berada di kantor Salsabila. Mereka habis makan siang bersama, Salsabila tahu kalau Alexa pasti bosan berada di kantornya sendiri makanya menyambanginya dan menjadi teman makan siang Salsabila hari ini."Apa kau dan Alan bertengkar?" tanya perempuan itu dengan tatapan menyelidik."Tidak," jawab Salsabila singkat. Kalau menyangkut kehidupan rumah tangganya dengan Alan, Salsabila tidak pernah menceritakannya kepada siapa pun terlebih lagi pada Alexa. Rasanya tidak etis, Salsabila menceritakan perdebatannya dengan Alan kepada Alexa, yang notabenenya adalah adik dari suaminya tersebut.Tetapi meskipun begitu, tetap saja Alexa seakan tahu banyak betapa bobroknya kehidupan pernikahannya dengan Alan. Karena beberapa kali memang Salsabila menceritakannya."Benarkah?" tanya Alexa dengan nada sedikit keheranan. "Karena akhir-akhir ini dia sedi
Baca selengkapnya

35. Arah Hati

Alan dibuat kalang kabut sendiri karena diminta untuk pulang ke Surabaya bersama Salsabila. Alan tahu kalau permintaan bundanya itu untuk pulang ke Surabaya, tidak lain dan tidak bukan karena permintaannya untuk segera mendapatkan cucu darinya. Hal yang mungkin akan membuat Salsabila akan kepikiran lagi. Tetapi semakin Alan mengabaikan, semakin bersikeras pula bundanya untuk memintanya segera pulang ke Surabaya. Alan benar-benar dilema akan hal ini."Mau menyiapkan apalagi, Lan?" tanya bundanya begitu Alan mengangkat telepon yang sejak tadi berdering. "Uang banyak, rumah banyak. Tinggal kamu lebih sering mesra-mesraan saja dengan Salsabila agar cepat jadi," lanjut bundanya terdengar ambigu di akhir kalimat.Alan bahkan sempat kehilangan kata-kata mendengar tuntutan bundanya yang terdengar tidak ingin mendengar kata penolakan."Please, Bunda, kasihan Salsa. Bunda jangan tekan dia lagi, ya. Alan janji akan sebisa mungkin lebih sering menghabiskan waktu
Baca selengkapnya

36. Perasaan yang Masih Abu-abu

Perasaannya terhadap Salsabila.Ada apa dengan perasaannya pada Salsabila?Sedari tadi hanya kalimat itu yang berputar-putar di kepala Alan. Pria itu mulai membenci pikirannya sendiri karena tidak bisa menemukan jawabannya dengan tepat. Belum lagi kalimat-kalimat itu mulai mengganggu keseharian Alan. Ah, bukan cuma kalimat itu, tetapi juga pertanyaan terakhir Salsabila saat keduanya berdebat dalam mobil waktu itu.Kenapa Alan harus membuat Salsabila percaya pada semua kata-katanya?Memangnya bagaimana perasaan Alan sekarang pada Salsabila?Sungguh kombinasi yang sangat memusingkan untuk dipecahkan. Alan mulai sering gagal fokus di pekerjaan karena pertanyaan-pertanyaan yang cukup mengganggu itu. Waktu itu, Alexa sempat berpesan bahwa Alan mungkin butuh banyak waktu dan kesempatan untuk menerjemahkan perasaan yang dimilikinya pada Salsabila. Dan untuk itulah, Alan menciptakan kesempatan itu. Disinilah Alan sekarang, d
Baca selengkapnya

37. Kebahagiaan Semu

Setelah berbincang tentang Alan yang diam-diam sering mengirimkan uang ke panti asuhan, Bunda Fani kemudian beralih menceritakan tentang kehidupan Rangga. Pria itu dan ayahnya sedang berjalan-jalan di sekitar panti asuhan dan membiarkan Salsabila dan Bunda Fani bisa mengobrol bebas."Anak itu, Rangga, sama seperti kamu."Bunda Fani mulai bercerita tentang kehidupan Rangga sebelumnya. Dan Salsabila cukup tersentak mendengar informasi yang baru saja diutarakan oleh Bunda Fani tentang Rangga. Belum sempat Salsabila mempertanyakan apa maksud dari Bunda Fani, wanita tua itu sudah bersiap melanjutkan kata-katanya."Rangga anak yatim piatu juga. Ibunya melahirkannya di rumah sakit kemudian meninggal. Kabarnya, ibunya sudah sebatang kara dan ayahnya entah berada di mana. Saat Bunda diberitahu akan ada seorang bayi yang datang. Bunda memberitahu Ardi. Kebetulan pria itu tidak juga dikaruniai anak. Jadilah Ardi mengadopsinya dengan segera. Kehadiran Rangga mal
Baca selengkapnya

38. Janji Manis

Salsabila dan Alan sudah duduk berhadapan di atas sofa. Salsabila kemudian membuka suara mempertanyakan kedatangan pria itu menyambanginya ke kantornya."Masalah penting apa, Mas?""Kita harus pulang ke Surabaya, Sa. Setelah pameran tahunan furniture kita."Salsabila tersentak kaget dengan permintaan Alan. "Apa?!"Alan mengangguk. "Kamu ingat soal pembahasan anak saat orang tuaku menginap di rumah ini? Untuk menyudahi tekanan mama padamu, aku mengatakan akan berusaha menghabiskan waktu bersamamu lebih sering. Tetapi mama tidak percaya begitu saja, jadi mereka minta kita datang ke Surabaya."Salsabila mendengkus mendengar penjelasan Alan. "Kamu tahu sendiri 'kan, Mas. Mama akan lebih banyak membahas hal itu ketika kita di Surabaya."Alan menggaruk tengkuknya. "Maaf, Sa. Terpaksa. Bagaimana kalau kita sebulan di sana?"Salsabila menggeleng pelan. "Tidak bisa selama itu, Mas. Aku harus prepare untuk brand baru
Baca selengkapnya

39. Pucuk Dicinta, Ulam Tiba

Sejak tadi memang Alan mempunyai satu ide, yaitu mengajak Salsabila makan siang. Mungkin ide itu terlintas karena Alan sedang meeting dengan klien yang letak kantornya berdekatan dengan gedung kantor Salsabila. Dan ternyata pucuk dicinta, ulam tiba. Terlihat layar ponsel Alan menampilkan nama Salsabila pertanda wanita itu sedang menelepon. Sayangnya Alan tidak bisa mengangkat telepon itu karena sedang menyampaikan salam perpisahan dengan kliennya.Salsabila adalah wanita yang paling jarang menghubungi lebih dulu, jadi kalau sampai dia menelepon pasti ada hal yang penting. Setelah bersalaman dengan kliennya, Alan langsung menelepon balik Salsabila."Sa, kamu meneleponku?" tanya Alan tanpa menunggu wanita itu menyelesaikan sapaannya."Iya, Mas," jawabnya di seberang sana."Ada apa, Sa? Kamu membutuhkan sesuatu?""Lupa, Mas."Alan seketika tergelak mendengar kalimat wanita itu. Ternyata Salsabila pelupa juga,
Baca selengkapnya

40. Apa Dia Cemburu?

“Dia sering menghubungi malam-malam begini, Sa? Ah, bahkan sudah nyaris pagi.”Salsabila mengalihkan pandangan ke Alan, pria itu tampak terlihat berbeda dari beberapa menit yang lalu. Dan bolehkah Salsabila berpikir kalau perubahan raut wajah dari pria itu semuanya karena pesan Rangga?“Sesekali,” balas Salsabila singkat. Setelah itu, ia kemudian kembali mengalihkan pandangan ke arah ponselnya. Mengetikkan beberapa kalimat untuk balasan dari pesan Rangga.Hati Alan langsung mencelos mendengar pengakuan Salsabila, serta bagaimana perempuan itu terlihat tersenyum saat mengetikkan beberapa kalimat di layar touch ponselnya. Apa gerangan yang sedang mereka bahas di tengah malam buta seperti ini dan membuat Salsabila harus tersenyum seperti itu?Perasaan tidak suka langsung menghinggapi perasaan Alan saat melihat tingkah istrinya itu. Terlebih lagi saat suara dentingan kembali terdengar, pertanda balasan dari Rangga kembali masuk ke ponsel istri
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status