Beranda / Pernikahan / Wedding Chaos / 33. Cemburu Buta

Share

33. Cemburu Buta

Penulis: Urbaby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alan benar-benar membuat Salsabila jengkel kali ini. Bukan hanya karena tiba-tiba muncul di restoran. Tetapi semua perkataannya itu membuat Salsabila panas dingin. Pria itu bersikap seolah-olah dia sedang cemburu. Apa Alan sadar kalau kelakuannya itu berpotensi menimbulkan sebuah kesalahpahaman yang besar dengan apa yang dilakukannya?

Salsabila sudah memberikan kode keras agar pria itu menjaga jarak darinya, tetapi Alan seakan tidak peduli. Bahkan Sekarang Alan memaksa untuk mengantar Salsabila kembali ke kantornya. Salsabila yang sudah terlanjur kesal memilih mengikutinya, dari pada obrolan yang tercipta semakin tidak karuan.

"Dekat dengan pria lebih muda itu tidak baik buat kamu, Sa. Pikirkan pandangan orang lain juga."

Astaga! Alan kembali mulai mengungkit-ungkit hal itu. Membuat Salsabila semakin dibuat kesal saja.

Salsabila menoleh ke arah Alan yang tetap serius mengemudi dengan pandangan tertuju tepat di depan. "Lalu kalau yang lebih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wedding Chaos   34. Mau Bertaruh?

    Salsabila begitu terkejut dengan kehadiran Alexa yang begitu tiba-tiba. Wanita itu kini sekarang berada di kantor Salsabila. Mereka habis makan siang bersama, Salsabila tahu kalau Alexa pasti bosan berada di kantornya sendiri makanya menyambanginya dan menjadi teman makan siang Salsabila hari ini."Apa kau dan Alan bertengkar?" tanya perempuan itu dengan tatapan menyelidik."Tidak," jawab Salsabila singkat. Kalau menyangkut kehidupan rumah tangganya dengan Alan, Salsabila tidak pernah menceritakannya kepada siapa pun terlebih lagi pada Alexa. Rasanya tidak etis, Salsabila menceritakan perdebatannya dengan Alan kepada Alexa, yang notabenenya adalah adik dari suaminya tersebut.Tetapi meskipun begitu, tetap saja Alexa seakan tahu banyak betapa bobroknya kehidupan pernikahannya dengan Alan. Karena beberapa kali memang Salsabila menceritakannya."Benarkah?" tanya Alexa dengan nada sedikit keheranan. "Karena akhir-akhir ini dia sedi

  • Wedding Chaos   35. Arah Hati

    Alan dibuat kalang kabut sendiri karena diminta untuk pulang ke Surabaya bersama Salsabila. Alan tahu kalau permintaan bundanya itu untuk pulang ke Surabaya, tidak lain dan tidak bukan karena permintaannya untuk segera mendapatkan cucu darinya. Hal yang mungkin akan membuat Salsabila akan kepikiran lagi. Tetapi semakin Alan mengabaikan, semakin bersikeras pula bundanya untuk memintanya segera pulang ke Surabaya. Alan benar-benar dilema akan hal ini."Mau menyiapkan apalagi, Lan?" tanya bundanya begitu Alan mengangkat telepon yang sejak tadi berdering. "Uang banyak, rumah banyak. Tinggal kamu lebih sering mesra-mesraan saja dengan Salsabila agar cepat jadi," lanjut bundanya terdengar ambigu di akhir kalimat.Alan bahkan sempat kehilangan kata-kata mendengar tuntutan bundanya yang terdengar tidak ingin mendengar kata penolakan."Please, Bunda, kasihan Salsa. Bunda jangan tekan dia lagi, ya. Alan janji akan sebisa mungkin lebih sering menghabiskan waktu

  • Wedding Chaos   36. Perasaan yang Masih Abu-abu

    Perasaannya terhadap Salsabila.Ada apa dengan perasaannya pada Salsabila?Sedari tadi hanya kalimat itu yang berputar-putar di kepala Alan. Pria itu mulai membenci pikirannya sendiri karena tidak bisa menemukan jawabannya dengan tepat. Belum lagi kalimat-kalimat itu mulai mengganggu keseharian Alan. Ah, bukan cuma kalimat itu, tetapi juga pertanyaan terakhir Salsabila saat keduanya berdebat dalam mobil waktu itu.Kenapa Alan harus membuat Salsabila percaya pada semua kata-katanya?Memangnya bagaimana perasaan Alan sekarang pada Salsabila?Sungguh kombinasi yang sangat memusingkan untuk dipecahkan. Alan mulai sering gagal fokus di pekerjaan karena pertanyaan-pertanyaan yang cukup mengganggu itu. Waktu itu, Alexa sempat berpesan bahwa Alan mungkin butuh banyak waktu dan kesempatan untuk menerjemahkan perasaan yang dimilikinya pada Salsabila. Dan untuk itulah, Alan menciptakan kesempatan itu. Disinilah Alan sekarang, d

  • Wedding Chaos   37. Kebahagiaan Semu

    Setelah berbincang tentang Alan yang diam-diam sering mengirimkan uang ke panti asuhan, Bunda Fani kemudian beralih menceritakan tentang kehidupan Rangga. Pria itu dan ayahnya sedang berjalan-jalan di sekitar panti asuhan dan membiarkan Salsabila dan Bunda Fani bisa mengobrol bebas."Anak itu, Rangga, sama seperti kamu."Bunda Fani mulai bercerita tentang kehidupan Rangga sebelumnya. Dan Salsabila cukup tersentak mendengar informasi yang baru saja diutarakan oleh Bunda Fani tentang Rangga. Belum sempat Salsabila mempertanyakan apa maksud dari Bunda Fani, wanita tua itu sudah bersiap melanjutkan kata-katanya."Rangga anak yatim piatu juga. Ibunya melahirkannya di rumah sakit kemudian meninggal. Kabarnya, ibunya sudah sebatang kara dan ayahnya entah berada di mana. Saat Bunda diberitahu akan ada seorang bayi yang datang. Bunda memberitahu Ardi. Kebetulan pria itu tidak juga dikaruniai anak. Jadilah Ardi mengadopsinya dengan segera. Kehadiran Rangga mal

  • Wedding Chaos   38. Janji Manis

    Salsabila dan Alan sudah duduk berhadapan di atas sofa. Salsabila kemudian membuka suara mempertanyakan kedatangan pria itu menyambanginya ke kantornya."Masalah penting apa, Mas?""Kita harus pulang ke Surabaya, Sa. Setelah pameran tahunan furniture kita."Salsabila tersentak kaget dengan permintaan Alan. "Apa?!"Alan mengangguk. "Kamu ingat soal pembahasan anak saat orang tuaku menginap di rumah ini? Untuk menyudahi tekanan mama padamu, aku mengatakan akan berusaha menghabiskan waktu bersamamu lebih sering. Tetapi mama tidak percaya begitu saja, jadi mereka minta kita datang ke Surabaya."Salsabila mendengkus mendengar penjelasan Alan. "Kamu tahu sendiri 'kan, Mas. Mama akan lebih banyak membahas hal itu ketika kita di Surabaya."Alan menggaruk tengkuknya. "Maaf, Sa. Terpaksa. Bagaimana kalau kita sebulan di sana?"Salsabila menggeleng pelan. "Tidak bisa selama itu, Mas. Aku harus prepare untuk brand baru

  • Wedding Chaos   39. Pucuk Dicinta, Ulam Tiba

    Sejak tadi memang Alan mempunyai satu ide, yaitu mengajak Salsabila makan siang. Mungkin ide itu terlintas karena Alan sedang meeting dengan klien yang letak kantornya berdekatan dengan gedung kantor Salsabila. Dan ternyata pucuk dicinta, ulam tiba. Terlihat layar ponsel Alan menampilkan nama Salsabila pertanda wanita itu sedang menelepon. Sayangnya Alan tidak bisa mengangkat telepon itu karena sedang menyampaikan salam perpisahan dengan kliennya.Salsabila adalah wanita yang paling jarang menghubungi lebih dulu, jadi kalau sampai dia menelepon pasti ada hal yang penting. Setelah bersalaman dengan kliennya, Alan langsung menelepon balik Salsabila."Sa, kamu meneleponku?" tanya Alan tanpa menunggu wanita itu menyelesaikan sapaannya."Iya, Mas," jawabnya di seberang sana."Ada apa, Sa? Kamu membutuhkan sesuatu?""Lupa, Mas."Alan seketika tergelak mendengar kalimat wanita itu. Ternyata Salsabila pelupa juga,

  • Wedding Chaos   40. Apa Dia Cemburu?

    “Dia sering menghubungi malam-malam begini, Sa? Ah, bahkan sudah nyaris pagi.”Salsabila mengalihkan pandangan ke Alan, pria itu tampak terlihat berbeda dari beberapa menit yang lalu. Dan bolehkah Salsabila berpikir kalau perubahan raut wajah dari pria itu semuanya karena pesan Rangga?“Sesekali,” balas Salsabila singkat. Setelah itu, ia kemudian kembali mengalihkan pandangan ke arah ponselnya. Mengetikkan beberapa kalimat untuk balasan dari pesan Rangga.Hati Alan langsung mencelos mendengar pengakuan Salsabila, serta bagaimana perempuan itu terlihat tersenyum saat mengetikkan beberapa kalimat di layar touch ponselnya. Apa gerangan yang sedang mereka bahas di tengah malam buta seperti ini dan membuat Salsabila harus tersenyum seperti itu?Perasaan tidak suka langsung menghinggapi perasaan Alan saat melihat tingkah istrinya itu. Terlebih lagi saat suara dentingan kembali terdengar, pertanda balasan dari Rangga kembali masuk ke ponsel istri

  • Wedding Chaos   41. Fix, Dia Cemburu!

    Dress yang Salsabila gunakan untuk ke pesta puncak pameran furniture perusahaan Dirgantara adalah gaun panjang berwarna hitam dengan sedikit hiasan kain emas. Gaun yang seperti itu jelas sudah dipesan jauh-jauh hari oleh mama Rena dan Alexa. Salsabila tinggal mengenakan apa yang telah disiapkan. Ini adalah salah satu job desk yang menyita waktu Alexa hingga meninggalkan pekerjaan seputar brand baru yang sedang dikerjakan bersama Salsabila, demi mengurus fashion sekeluarga. Tentu saja gaun itu sangat indah dan mewah melekat sempurna di tubuh Salsabila. Selera Alexa yang pernah menjadi fashion advisor memang tidak perlu diragukan.Semua anggota keluarga Dirgantara sudah berangkat lebih dahulu menuju gedung tempat pesta diselenggarakan. Setelah jemputan sudah datang, Salsabila menyusul kemudian. Semenjak tadi pagi, bayangan Salsabila akan dipermalukan Natasha atau siapa pun itu berputar di kepala Salsabila. Ya, Salsabila khawatir dengan tatapan orang-orang yang m

Bab terbaru

  • Wedding Chaos   148. Perhatian-Perhatian Kecil

    “Karena hanya kamu yang termasuk dari  semua kriteria itu. Aku tidak akan mencari wanita yang lain, karena hanya kamu yang aku inginkan.”Salsabila bungkam, dia tidak tahu ingin mengatakan apa lagi atas kekerasan hati Alan yang masih berharap ada sesuatu di antara mereka yang masih tersisa. Tetapi kenyataannya sudah tidak ada, Salsabila sudah meninggalkan semuanya semenjak ketuk palu perceraian terdengar. Salsabila sudah mengubur cintanya untuk Alan di sana, tak ada lagi yang tersisa. Tetapi kenapa pria itu terus saja mengharapkan sesuatu yang mustahil untuk kembali terjadi sama mereka.“Mas, aku tidak menginginkan menyulut pertengkaran di tengah malam seperti ini. jadi sebaiknya hentikan omong kosong kamu sekarang, karena tidak ada gunanya juga.”Alan mengacak rambutnya dengan kasar. “Kenapa kita tidak mencoba—““Dad?” Edward menggosok kelopak matanya dengan punggung tangan.Salsabila bersyukur karena kedatangan Edward memutus pembicaraa

  • Wedding Chaos   147. Kau yang Sempurna

    "Mas!"Sudah waktunya ternyata. Alan akan bersiap untuk memasang lebar-lebar kedua telinganya dan mempersiapkan diri untuk mendengarkan segala rentetan omelan yang akan diledakkan oleh Salsabila.“Kenapa?” tanya Alan, masih sanggup menjawab panggilan Salsabila yang seharusnya itu tidak perlu dijawab.Kau hanya perlu mempersiapkan diri mendengar ocehan itu Alan!“Aku sangat berharap kamu datang membawa si kembar dalam keadaan tertidur. Lalu menidurkannya di kamar. Dan kamu ... pulang.”Jadi Salsabila sekarang mengusirnya? Astaga ... tidak ada halus-halusnya sama sekali.“Apa yang kamu berikan ke mereka sampai jam segini belum tidur dan mata mereka masih segar serta masih sangat aktif, Mas?” Salsabila melotot, menuntut jawaban.Alan berdeham pelan. “Makan malam, seperti biasanya.”"Lalu?"“Snack sehatnya?”“Lalu?”“Hanya itu.” Alan mengucapkannya sambil membuang pandangan, sama sekali ti

  • Wedding Chaos   146. Kebisingan Terhebat

    Hari ini Alan diminta oleh Salsabila untuk menjemput si kembar di daycare. Sebenarnya ini tugas Salsabila, berhubung karena Alan yang mengantar anak-anak tadi pagi, mereka memang membagi tugas seperti ini, supaya adil, mengingat mereka sama-sama sibuk. Tetapi ada pengecualian seperti hari ini, misal ada pekerjaan atau tugas mendesak mereka harus siap direpotkan satu sama lain.Seperti sekarang, Salsabila berkata ada tinjau proyek di luar dan akan melakukan meeting setelahnya sehingga tidak akan sempat menjemput si kembar, oleh karena itu dia meminta agar Alan yang menjemput anak-anak. Alan tentu saja tidak akan menolak, karena itu menjadi perjanjian awal agar saling membantu. Mengingat si kembar juga anak-anaknya, tidak mungkin dia menolak permintaan ibu dari anak-anaknya tersebut.Seperti tadi pagi dan hari-hari sebelumnya, Alan kembali menjadi godaan kanan kiri ibu-ibu yang menjemput atau mengantar anak-anak mereka juga ke daycare. Duda se-hot Alan tentu saja aka

  • Wedding Chaos   145. Kau Masih Milikku!

    “Bunda titip ini buat sarapan kamu, Mas.” Alexa masuk ke ruang kerja Alan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia lantas duduk di depan meja kerja Alan lalu meletakkan sebuah tote bag di permukaan meja.Alan hanya mendongak sekilas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. “Tidak perlu, sudah ada.”Alexa yang tidak mengerti, kembali bertanya, “Huh? Apaan, Mas?”“Aku sudah ada bekal sendiri, pemberian bunda biar aku makan saat makan siang saja.” Alan kembali menjawab, tetapi tangannya tetap asyik menari di atas keyborard komputernya. Pagi hari memang sangat hectic bagi Alan, jadi dia harus menyelesaikan pekerjaannya.Tatapan Alexa seketika tertuju pada kotak bekal tepat dekat komputer Alan, benda tersebut sama sekali tidak diperhatikan keberadaannya seandainya Alan tidak mengatakan. Segera tangan Alexa bergerak untuk menyentuh benda tersebut, tetapi kalah cepat dengan tangan Alan yang lebih dahulu menjauhkan kotak tersebut dari jangkauan Alexa.

  • Wedding Chaos   144. Ayah Baru Untuk Si Kembar

    Satria dan Salsabila berpisah di lantai tiga, berhubung ruangan Salsabila berada di lantai tiga sedangkan ruangan CEO berada satu lantai di atasnya, yaitu lantai empat.“Sekali lagi terima kasih atas bantuannya tadi, Pak,” ucap Salsabila dengan sopan setelah terlebih dahulu keluar dari kotak besi tersebut yang hanya ada mereka berdua.Bagaimana tidak, sekarang sudah pukul sembilan, sudah pasti karyawan lain sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, hanya Salsabila yang masih bebas berkeliaran di jam kerja seperti ini dikarenakan insiden dada tadi pagi.Satria hanya memberikan anggukan pelan, sebelum kotak besi itu kembali tertutup dan membawa Satria ke lantai empat, di ruangannya.Saat memasuki ruangan, semua mata yang tadinya tengah serius menatap komputer, kini satu persatu perhatian mereka semuanya tertuju pada Salsabila. Wanita itu tentu saja merasa malu dan hanya memberikan senyuman sekilas dan melangkah terburu ke mejanya dan menyem

  • Wedding Chaos   143. Insiden Dada

    Salsabila turun dari taksi online dengan tergesa, berlari kecil memasuki pelataran gedung tempatnya mengais uang untuk bertahan hidup. Oke, itu terdengar kasar. Padahal kenyataannya, Salsabila masih bisa hidup berpuluh-puluh tahun tanpa bekerja dan masih bisa berfoya-foya seandainya dia menginginkan hal tersebut. Toh, selama Alan masih hidup dan masih pemilik perusahaan, pria itu tidak akan mungkin membiarkannya melarat di jalanan. Tunjangan dari perceraiannya belum berkurang sepeser pun, belum lagi Alan tiap bulan akan mengirimkan uang dengan alasan uang bulanan untuk si kembar, belum tabungan yang diberikan kedua orang tua Alan untuk masa depan anak-anak, belum lagi dari aunty cantik si kembar, Alexa. Tiap bulan rekeningnya akan membengkak gara-gara mereka, meskipun dengan alasan untuk si kembar.Tetapi sampai kapan Salsabila harus bergantung dengan keluarga Dirgantara, Salsabila bukan siapa-siapa lagi kecuali ibu dari cucu-cucu mereka. Dan suatu saat nanti kala

  • Wedding Chaos   142. Dasar Menyebalkan

    “Kok Mommy tidak dicium, Daddy?”Salsabila menegang di tempat, begitupun dengan Alan, terlihat jelas dari wajahnya. Memang benar, mereka masih dekat sebagai partner menjaga si kembar seperti janjinya dahulu sebelum berpisah, tetapi untuk melakukan sesuatu yang intim, meskipun hanya sekedar kecupan, itu sudah menjadi sangat haram bagi hubungan mereka. Tetapi kedua putranya itu sepertinya masih belum mengerti akan hubungan orang tuanya, terkadang dia berceloteh dengan polosnya seperti, ‘kenapa Daddy Lan tidak tidur di kamar ini?’ dan pertanyaan yang lebih parah adalah ‘kenapa Daddy Lan tidak pernah mencium dan memeluk Mommy, padahal temanku pernah bercerita kalau orang tuanya sering melakukan hal tersebut.’Entah siapa yang mengotori otak polos kedua putranya itu, yang pasti Edward dan Erland sangat sering mendesak Alan untuk menciumnya, seperti sekarang ini. kemarin-kemarin Salsabila dan Alan berhasil berkelik, tetapi sepertinya hari ini bukan hari keberun

  • Wedding Chaos   141. Pagi yang Kacau

    Seperti pagi-pagi sebelumnya, Salsabila akan kelimpungan sendiri menghadapi pagi harinya. Seperti pagi ini, Salsabila sudah sibuk bolak-balik mengecek penampilannya sendiri. Hari ini dia memilih blouse putih, celana panjang berwarna krem dan heels hitam. Oke, sempurna. Lalu, sembari berjalan, ia sedang memasang anting di telinga kanan sedangkan anting yang satu masih dipegang.Namun, sesuatu mengambil perhatiannya, oh astaga … Erland!"Erland …" teriaknya menggelegar saat mendapati anak bungsunya itu sedang memanjat lemari es yang lumayan tinggi itu.Sedangkan kembarannya, Edward tengah mengabaikan keadaan sekitarnya. Bahkan tidak menyadari kalau adiknya sedang menantang maut. Anak berumur empat tahun itu masih setia bermain lego dan sesekali terdengar anak itu bersenandung kecil mengikuti opening song serial kartun di televisi yang sedang menyala.Salsabila yang melihat Erland sama sekali tidak mendengar teriakannya segera berlari, namun nahas, s

  • Wedding Chaos   140. Selamat Tinggal!

    Puluhan orang lalu lalang di sekitar Salsabila. Sebagian menuju konter-konter check-in, sebagian lagi buru-buru memasuki boarding room. Raut wajah yang Salsabila lihat berbeda-beda, ada yang bersedih dan ada pula yang bahagia. Mungkin yang bersedih itu adalah orang-orang yang sedang melakukan perpisahan, sedangkan yang berbahagia tengah akan berjumpa dengan keluarga atau seseorang yang disayanginya.Meskipun begitu, segala hingar bingar yang tercipta di sekitarnya sama sekali tidak mengusik Salsabila. Perempuan itu tengah duduk di salah satu kursi tunggu, di sampingnya ada Alexa yang tengah bercanda ria dengan kedua anak kembarnya sehingga sama sekali tidak menyadari kekalutan yang dirasakan oleh Salsabila.Salsabila terus memandangi boarding pass di tangannya, tanpa sadar dia tertawa kecil tanpa tahu apa yang sebenarnya lucu hingga patut ditertawakan.Apakah, karena hari ini adalah waktunya?Tiga tahun pernikahannya selesai dengan cara seperti in

DMCA.com Protection Status