Home / Pernikahan / Wedding Chaos / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Wedding Chaos: Chapter 21 - Chapter 30

148 Chapters

21. Begitu Berat

Pagi sekali Alan bangun meskipun sakit kepala masih menderanya akibat dari martini yang ditenggaknya semalam. Alan harus segera berangkat ke acara pernikahan Daniel, acaranya satu jam lagi. Rencananya ia akan mengajak Salsabila, tetapi wanita itu tidak juga nampak keluar dari kamarnya padahal ia sudah mengabarinya jauh-jauh hari.Sebenarnya Alan bisa pergi tanpa Salsabila, tetapi Daniel mengenal Salsabila. Bukan kenal baik, tetapi mereka sesekali mengobrol ketika Alan membawa Salsabila ke pertemuan mereka. Bahkan bisa dilihat kalau Salsabila lebih nyaman mengobrol dan bercanda dengan Daniel, sangat berbeda perilakunya ketika bersama Alan yang ditemuinya sehari-hari.Alan nyaris kembali menaiki tangga untuk menuju kamar Salsabila, tetapi bude Yun datang mencegah. Katanya Salsabila menitipkan pesan tidak akan ikut ke acara Daniel."Ibu sakit, Pak."Alan mengerutkan dahi. Kenapa ia tidak tahu? "Sakit apa?"Bude Yun meng
Read more

22. Dipermalukan

Masih teringat jelas bagaimana perlakuan Natasha malam itu kepada Salsabila. Bagaimana wanita itu memperlakukannya hanya karena dirinya menjadi istri dari seorang Alan. Begitu sempurna kah seorang Alan sehingga diperebutkan seperti ini? Mereka semua tidak tahu saja bagaimana sifat dinginnya pria itu, mereka tidak tahu kalau dalam hati pria itu hanya ada satu nama, dan bukan nama mereka, melainkan nama seorang wanita bernama Meira. Kasihan."Tunggu saja wanita-wanita itu akan muncul," teriak Natasha keras menggema ke segala penjuru, mengundang tatapan-tatapan mata yang penasaran berbalik ke arah mereka.Setelah mengatakan kalimat itu Natasha menarik bagian dada dress yang dikenakan oleh Salsabila kemudian mendorongnya hingga terjatuh. Tidak cukup sampai di situ, dia lalu mengambil wine dari meja di sisinya kemudian menyiramkannya ke tubuh Salsabila. Semua berlangsung sangat cepat sampai tiba-tiba orang di sekitar membawanya pergi dan membantu Salsabila berdiri y
Read more

23. Kenangan Malam Terkutuk

Setelah menambah satu jam tidurnya, Salsabila merasa kelaparan. Moodnya sudah lumayan membaik dan tubuhnya juga sudah merasa enakan. Karena perutnya yang sudah meronta-ronta untuk diisi, Salsabila berganti pakaian dan berniat untuk turun ke dapur mencari makanan. Tetapi sebelum itu, Salsabila ingin membasuh muka dan gosok gigi terlebih dahulu. Namun saat ia sedang membasuh wajah, di pantulan cermin toilet Salsabila baru menyadari kalau ia memiliki bekas goresan yang terlihat jelas di dadanya, cukup besar dan dalam. Mungkin dia mendapat luka itu dari goresan permata yang dikenakan oleh Natasha.Salsabila memilih mengabaikan luka itu dan kembali melanjutkan niatan awalnya, turun ke dapur mencari makanan untuk diisi ke perutnya. Di rumah ini Salsabila dan Alan tinggal bersama dua orang pembantu, satunya bertanggung jawab untuk membersihkan rumah dan satunya lagi bertanggung jawab masalah dapur, itu adalah bude Yun, wanita tua yang sudah lama ikut dengan keluarga Dirgantara,
Read more

24. Malam yang Merubah Segalanya

Bagi Salsabila, lebih baik diperlakukan dengan dingin oleh Alan ketimbang sikap hangat yang penuh pura-pura ditujukan untuknya. Bukan karena ada kecenderungan masokis, hanya saja Salsabila tidak ingin punya harapan kosong terhadap pria itu. Sudah cukup tumpukan-tumpukan kosong yang diberikan oleh Alan padanya dahulu.Apa yang Salsabila kira madu manis dalam hubungannya ternyata tak pernah ada yang tulus dilakukan oleh pria itu untuknya. Hm … jadi apa yang sebenarnya Salsabila harus harapkan dari seorang pria bernama Alan?Bahkan setelah malam itu, malam yang Salsabila pikir akan menjadi tolak balik hubungannya dengan Alan, nyatanya malam itu adalah kesalahan dan akan menjadi mimpi buruknya yang tak bisa dilupakan seumur hidupnya. Salsabila ingat betul malam itu, umur pernikahan mereka masih satu tahun, tergolong masih pengantin baru. Saat itu Salsabila masih terhanyut dalam mimpi ketika sebuah ketukan keras di pintu kamar yang mengagetkannya. Ketukannya keras s
Read more

25. Permintaan yang Tak Masuk Akal

Alan tidak mengetahui alasan dibalik kenapa Meira memintanya menikah dengan wanita lain, bukannya meminta untuk dinikahi. Padahal Alan akan melakukan segala cara apa pun agar mereka bisa bersama, bahkan dia akan meninggalkan segalanya, bahkan bersedia melawan orang tuanya demi menikah dan hidup bersama dengan Meira. Tetapi wanita itu menolaknya dan malah memintanya menikahi wanita lain. Alan tidak habis pikir dengan Meira yang tidak masuk akal itu.Alan membawa tangan Meira ke dadanya. Sengaja membuat wanita itu merasakan debaran jantungnya. "Kamu bisa rasakan ini, Meira?" tanyanya. "Degup ini … masih milik kamu, Sayang. Sama sekali tidak bisa tergantikan sekalipun itu Salsabila ataupun wanita yang lainnya."Pelan-pelan Meira melepaskan genggaman tangan pria itu dan kembali membangun jarak dengan mundur beberapa langkah."Alan, kamu salah menafsir maksud aku." Meira menjilati bibir bawahnya sebelum berujar lagi. "Aku minta kamu menikah dengan wanita
Read more

26. Alan Menakutkan Jika Mabuk

Pukul 03.00 dini hari, Salsabila baru menyelesaikan pekerjaannya. Malam ini ia begitu susah untuk tertidur, oleh sebab itu ia menggunakan waktunya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum sempat ia selesaikan di kantor. Dan Salsabila tidak sadar kalau ia baru menyelesaikannya sedini hari ini.Untuk menyegarkan diri, Salsabila berinisiatif untuk meminum teh, mungkin menyeduh teh di malam hari bisa memberinya kesegaran dan bisa tidur dengan tenang dan nyenyak. Sebelum menuruni tangga, Salsabila sempat menoleh di mana letak kamar Alan berada. Apa pria itu sudah pulang? Salsabila sampai tidak menyadari kedatangan pria itu saking sibuknya dengan dunia kerjanya.Sejak perdebatan pagi itu, Salsabila tidak pernah melihat batang hidung suaminya itu. Tetapi Salsabila tidak ambil pusing, toh keadaan seperti ini sering terjadi. Bahkan tidak bertemu berhari-hari padahal mereka satu atap adalah hal yang lumrah terjadi. Memilih abai, Salsabila melanjutkan langkahnya
Read more

27. Perempuan Tangguh

Salsabila begitu terkejut dengan perlakuan kasar Alan yang begitu tiba-tiba, bahkan kini pria itu menjambak rambutnya dengan kuat. Membuat Salsabila benar-benar tidak bisa melawan kekuatan laki-laki itu."Mas … ini sakit," rintih Salsabila semakin menjadi.Hingga kemudian, ketika air mata Salsabila terjatuh tepat mengenai tangan kanan Alan, pria itu dengan terkejut dan segera melepaskan cengkeraman tangannya di pipi Salsabila dan mundur dengan ekspresi yang benar-benar tak bisa terbaca. Sesaat ia sadar dengan apa yang telah dilakukannya, kesadarannya kini telah kembali. Dia mengumpat dan mengerjap beberapa kali sebelum membuka mata dan menatap Salsabila setengah sadar. "Sa," panggilnya, dengan rasa bersalah dan penyesalan yang besar.Salsabila bangun dan bergerak cepat, meraih cangkir di atas meja nakas dan menyiramkannya ke wajah Alan. Bahu wanita itu naik turun menahan isakan, cangkir terlepas begitu saja dari tangannya dan pecah di lan
Read more

28. Sebuah Penyesalan

Alan benar-benar menyesali perlakuannya semalam, minuman keras begitu mempengaruhi dan menghancurkannya. Bagaimana mungkin ia berlaku kasar terhadap perempuan, terlebih lagi Salsabila adalah istrinya sendiri.Padahal, seumur hidupnya, berbicara keras pada perempuan, membentak ataupun berteriak saja tidak pernah dia lakukan. Dan bagaimana semalam dia melakukannya? Terlebih-lebih pada Salsabila, yang notabenenya adalah istrinya sendiri. Wanita yang paling sabar bertahan di sisinya, menjadi istrinya, meskipun sudah jelas Alan tidak menganggapnya demikian."Maaf," desis Alan lemah. Dia tertunduk. Tidak berani menatap Salsabila. Bahkan permintaan maaf itu sama sekali tidak layak untuk terlontar di bibirnya.Salsabila menatap Alan yang terlihat menyesal dan tak seperti Alan yang biasanya. Perlahan ia berdehem dan kembali berujar, "Tetapi tak apa, aku sudah kebal dengan rasa sakit ini, Mas," ujar Salsabila kembali. "Mari kita pertahankan pernikahan kita, da
Read more

29. Obrolan Mengesalkan

Salsabila menghembuskan napas dengan pelan mendengar perkataan Alexa. Bukannya tidak bisa membalas, ia hanya menjaga harga dirinya, bertengkar di tengah-tengah pesta dan ditonton banyak orang hanya akan menunjukkan kalau ia sama saja dengan Natasha, sama-sama tidak punya harga diri dan tak berpendidikan. Apalagi ia membawa nama Dirgantara, mana mungkin ia akan merusak reputasi dari keluarga suaminya itu. Meskipun yang memicu kemarahan Natasha adalah Alan sendiri."Aku terlalu kaget, Al. Kamu tahu kan refleks aku itu sangat buruk?" elak Salsabila mencari alasan demi meyakinkan Alexa.Alexa mendengkus pelan. "Alasanmu sangat payah, Salsa. Aku tahu kamu hanya tidak mau ribut, iya kan? Padahal secara berat badan kamu menang, Salsa. Ukuran Natasha itu setipis tissue. Tidak cuma membantingnya, bahkan kamu bisa mematahkan tulang-tulangnya yang menonjol itu dengan begitu mudah," omel Alexa kembali dengan kemarahan yang berapi-api, sembari menghempas bokongnya ke kursi
Read more

30. Membela Sang Istri

Tempat pertama yang Alan tuju pagi ini adalah agensi Natasha. Alan perlu menemuinya untuk mencari tahu tentang kejadian yang menimpa Salsabila, serta memperingatkannya agar tak mengganggu Salsabila kembali. Kalau boleh jujur, Alan tidak menyukai cara Natasha mempermalukan Salsabila di depan umum. Alan tentu saja tidak bisa terima dengan apa yang dilakukan oleh wanita itu kepada Salsabila apalagi wanita itu hanya diam saja. Tetapi Alan juga tidak ingin bertemu di luar dan menjebak dirinya hanya berduaan dengan Natasha. Jadi, kantor agensinya adalah tempat yang tepat. Setidaknya itu bukan tempat umum.Saat Alan tiba di gedung itu, hal pertama yang dilakukan oleh Natasha setelah melihatnya adalah berniat berhambur memeluk dirinya, tetapi tentu saja Alan tolak dengan mentah-mentah."Aku ke sini untuk memintamu tidak mengganggu Salsa lagi." Tanpa berbasa-basi, Alan langsung melontarkan kekesalannya pada Natasha. "Apa hakmu memperlakukan istriku seperti itu, Nath?" t
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status