Home / Pernikahan / Wedding Chaos / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Wedding Chaos: Chapter 61 - Chapter 70

148 Chapters

61. Info Penting

"Auhh …" keluh Salsabila meringis sambil menggosok pinggulnya, di mana letak rasa sakit itu muncul."Sakit, ya? Maa—" Alan mendengkus sendiri karena kembali ingin mengutarakan kata maaf. Entah sudah berapa kali dalam satu waktu ini Alan mengatakan maaf.Salsabila meringis dan mengambil telapak tangan Alan yang kasar agar mengusap pinggulnya yang kesakitan.Tadi Salsabila berniat sedikit menggodanya dengan memberinya kecupan lembut di bibir. Tetapi lagi dan lagi malah kebablasan. Entah siapa yang memulai tiba-tiba saja mereka berdua sudah saling menanggalkan baju. Semua baju itu bergumul di lantai saat keduanya ya … begitulah. Dan insiden itu pun terjadi. Ini semua karena gara-gara Alan.Alan kembali bersuara dengan malu-malu. "Seharusnya aku tadi tidak gendong dan dudukin kamu di atas nakas itu." Alan melirik nakas di ranjang mereka. "Nakas itu ketinggian. Pinggul kamu malah kepentok jadinya."Salsabila menghela napas pelan. "Iya, kamu si
Read more

62. Masalah Meira

Kata Daniel, Devano anak Meira itu terkena kanker sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang Meira tidak cocok dengan sumsum tulang belakang Devano, sehingga bisa dipastikan ayah anak itulah yang cocok. Tetapi kata Daniel kembali, mantan suami dari Meira tidak mau membantu anaknya sendiri, bahkan setelah Meira datang memohon-mohon ayah anak itu sama sekali tidak mau diajak bekerja sama dan tidak mau menolong anaknya sendiri."Bangsat!" umpat Alan kasar setelah mendengar penuturan Daniel bahwa betapa kejamnya mantan suami Meira itu. Bahkan anak sendiri yang sedang sekarat tidak mau ditolongnya.Daniel kembali menghela napas. "Meira sekarang sendiri. Dia banting tulang untuk mencari pendonor untuk anaknya. Bahkan jauh-jauh pergi ke Singapura tetapi hasilnya masih nihil.""Lalu aku harus membantunya yang seperti apa, Daniel?" tanya Alan, sesungguhnya Alan sangat ingin membantu tetapi ia tidak tahu mulai dari mana. Karena meskipun begitu, Alan sudah punya
Read more

63. Musuh Lama

Langkah awal membantu Meira adalah mempelajari kasusnya dahulu. Sudah beberapa hari ini Alan mencoba menghubungi dokter kenalannya untuk membantu mencarikan pendonor yang tepat, bukan hanya itu Dewa yang notabene-nya adalah seorang dokter juga banyak membantu menghubungi kenalan sesama profesinya.Tetapi meskipun begitu, Alan juga sudah punya rencana lain. Jangan sampai dia tidak berhasil mendapatkan pendonor yang tepat, berarti ayah dari Devano atau mantan suami Meira itu harus tetap dilibatkan, kalau pria itu masih menolak, Alan akan melakukan dengan cara paksaan. Beberapa hari ini Alan sudah mencoba mencari informasi mengenai kehidupan pribadi Rian, mantan suami Meira. Sayangnya tidak banyak celah di bisnis Rian yang bisa Alan masuki, adapun harus sedikit memaksa. Tetapi demi kesembuhan Devano, Alan tetap akan mencobanya."Jadi bagaimana?" tanya Daniel begitu antusias."Aku berencana menukar kesembuhan Devano dengan bisnis."Daniel mengangkat k
Read more

64. My Snowman

Pikiran tentang malam di mana ia melihat Alan dan ketiga sahabatnya mengobrol dengan serius terus-menerus mengganggu fokus Salsabila, sampai Alan pun menyadarinya kegelisahan yang dirasakan oleh Salsabila."Kamu kenapa, Sa? Akhir-akhir ini banyak melamun?" tanya Alan seketika.Salsabila kemudian menatap pohon natal yang menjulang tinggi di hadapannya. Alan ternyata benar, menikmati pohon natal selagi duduk diatas karpet seperti sekarang ini memang akan lebih menyenangkan."Mas, waktu di pesta launching brand baru, aku melihat Mas Alan dan teman-teman Mas mengobrol dan kelihatan tegang banget. Apa … ada masalah?""Oh itu …." Alan seperti baru teringat akan kejadian malam itu. "Investasi kami gagal, Sa." Alan meringis sembari menggaruk tengkuknya."Investasi?" tanya Salsabila heran, pasalnya Alan tidak pernah bercerita tentang masalah investasi kepadanya.Alan kembali mengangguk pelan. "Iya, kami berempat coba buat investasi bareng
Read more

65. Bertemu Mantan

Salsabila tidak pernah menyangka kalau Alan akan kembali berbohong kepadanya. Jelas-jelas suaminya itu sedang makan siang dengan mantan tersayang, tetapi malah berkata kalau sedang makan siang dengan kliennya. Sungguh Salsabila sangat membenci Alan yang sedang makan siang dengan Meira, di restoran yang sama tempatnya makan siang.Salsabila masih tetap terdiam dan mengamati mereka dari kejauhan. Ada bimbang di hati Salsabila antara bergerak menjauh atau menghampiri meja mereka. Tetapi untuk apa Salsabila mendatangi meja mereka? Untuk marah-marah? Meneriaki wanita itu pelakor? Menuduh Alan tengah berbohong kepadanya? Banyak pertanyaan yang terus mengganggu Salsabila.Pertanyaan-pertanyaan itu terus menerus menghantui Salsabila. Tetapi meskipun begitu, belum ada bukti yang akurat. Mereka jelas hanya duduk dan mengobrol tanpa kontak fisik apapun. Lagipula di sana juga ada Daniel. Di tengah keraguan itu, tiba-tiba dering ponsel Salsabila berbunyi, membuat Salsabila seg
Read more

66. Kompetitor

"Rian sudah beberapa kali mengancam aku untuk mengambil Devano kalau sampai aku tidak becus merawatnya. Dan sudah dipastikan Rian akan mengambil Devano kalau ia sampai tahu. Makanya aku merahasiakan semuanya dari pria itu."Meira mengatakan alasannya kenapa tidak ingin memberitahu Rian tentang keadaan Devano, ternyata wanita itu sengaja karena punya alasannya sendiri. Bukannya Alan menyetujui cara Meira, hanya saja Alan juga sedikit mengerti akan ketakutan wanita itu."Tetapi Daniel bilang bahwa—"Meira menggeleng sembari menyeka air matanya lagi. "Daniel itu cuma menerka. Aku bahkan tidak pernah bercerita secara gamblang padanya karena tak ingin Daniel khawatir."Meira kemudian beralih menatap Daniel yang terlihat sama kagetnya dengan Alan setelah mendengar cerita versi Meira tersebut."Bagaimanapun kamu sekarang sudah berumah tangga, tidak mungkin lagi menjadi pelindung dan penolongku secara terus-menerus bukan?"Sepertinya Mei
Read more

67. Ayo, Kita Putus!

"Aku merasa kompetitorku sudah muncul. Nyata di depan mata.""Oh iya, brand apa?" Tentu saja Alan mengira Salsabila masih membicarakan soal sepatu. Padahal Salsabila sedang membicarakan kompetitor untuk hubungan mereka, Meira. "Banyak," jawab Salsabila sembarangan.Setelah suapan terakhir, Alan membantu Salsabila minum air putih. Setelahnya lagi, Alan kembali meraih jemari istrinya itu dan mengumpulkannya di tangannya."Kamu tahu nilai plus brand kamu itu, Sa. Jadi kamu hanya perlu menguatkan aspek itu sembari memperbaiki negatifnya. Jangan terus-menerus berfokus pada negatifnya saja, nanti capek sendiri—"Alan terus berceloteh mengenai kelas bisnis ini. Sedangkan Salsabila terus menatap mata Alan dan berusaha mencari apapun yang bisa menghibur hatinya. Tetapi tidak ada. Salsabila hanya melihat cerminan dirinya yang hancur di sana."Mas," potong Salsabila begitu tiba-tiba. "I–iya?" tanya Alan tergagap. Pria
Read more

68. Debat Kusir

Alan tidak menyangka kalau alasan kemarahan Salsabila adalah Meira, alasan kenapa istrinya itu tiba-tiba minta putus ternyata karena telah salah paham pada pertemuannya dengan Meira siang itu. Salah Alan sendiri yang tidak memberitahu Salsabila, sampai sebuah kesalahpahaman malah terbentuk seperti ini."Apa ini tentang Meira? Kamu bertemu dengan Meira?" Terlihat jelas kalau Alan itu sangat kaget dengan persepsinya sendiri. Jadi memang benar, Alan memang sedang menyembunyikan sesuatu darinya."Iya, aku melihatnya. Kalian telah kembali bersama, kau memilih cinta sejatimu itu dibanding aku.""Astaga, Sa," ujar Alan frustasi. "Ayolah, Sa. Kita harus membahas ini, aku tidak akan keberatan. Tetapi tolong jangan dengarkan dari mulut orang lain, jangan percaya kepada informan payahmu itu."Salsabila menggerutu dalam hati, informan yang payah? Apa mata kepala Salsabila sendiri sudah terlihat payah?Salsabila kembali menghela napas dengan kasar. "A
Read more

69. Praduga

Alan sama sekali tidak ada niatan untuk memberikan jarak kepada Salsabila. Dulu saat Alan berusaha menghindari Salsabila karena rasa bersalahnya, wanita itu yang lebih dulu mencegah dengan alasan Salsabila masih ingin terus bersama dirinya. Kali ini pun Alan bermaksud memberlakukan aturan yang sama. Alan hendak memaksa Salsabila untuk tetap menjadi pacar, kekasih, istri, atau apapun namanya itu yang intinya bahwa Salsabila adalah milik Alan seutuhnya. Namun, ternyata cara ini membuat Salsabila semakin marah.Selepas perdebatan di kamar Salsabila pagi itu, Alan sudah pernah sekali lagi mencoba mendekatinya. Reaksinya? Salsabila tentu saja kembali mengungkit-ungkit lagi antara dirinya dan Meira. Pada akhirnya Salsabila kembali menegaskan bahwa hubungan mereka berdua memang tidak ada kecocokan dan tidak bisa bersama. Lagi."Beri aku jarak, Mas. Sesak hari dan penat pikiranku kalau kamu memaksa aku terus. Mana bisa aku benar-benar tenang mengambil keputusan kalau kamu
Read more

70. Karma

Salsabila tidak pernah menyangka kenapa bisa pemikiran gila itu hinggap di kepalanya. Tetapi semakin ke sini, praduga-praduga tentang Alan semakin menjadi-jadi. Bahkan Salsabila sampai berpikir kalau anak Meira, itu adalah anak dari Alan. Astaga apa yang sebenarnya kamu pikirkan Salsabila? Bahkan Alexa pun marah mendengarnya, apalagi Alan yang dituduh yang tidak-tidak. Tetapi kembali lagi, semua tidak ada yang mustahil di dunia ini. Mendengar kalimat terakhir Salsabila yang menuduh Alan ayah dari anak Meira, Alexa akhirnya terdiam lama. Salsabila rasa adik iparnya itu juga mulai lelah menanggapi atau terlalu kaget dengan pemikiran Salsabila itu."Aku anggap bahasan perpisahan kamu dengan Alan belum kita bahas benar-benar, Salsa. Sebaiknya berikan kesempatan dirimu untuk tenang, kemudian kamu yakinkan lagi hatimu kalau keputusanmu itu sudah benar atau belum. Satu lagi, soal dugaan anak Meira adalah anak Mas Alan, sepertinya kamu harus benar-benar menanyakan itu ke
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status