Beranda / Pernikahan / Wedding Chaos / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Wedding Chaos: Bab 71 - Bab 80

148 Bab

71. Rasa Sakit

"Kejutan apa?" tanya Alan, setelah mendengar perkataan Salsabila yang mengatakan bisa saja akan ada lagi kejutan-kejutan selanjutnya.Salsabila kelihatan ragu-ragu namun akhirnya buka mulut juga."Meira itu punya anak. Sedangkan hubungan kalian berjalan telah lama, bisa saja kalau anak itu—"Salsabila seketika menghentikan kalimatnya. Entah kenapa Alan sudah memiliki praduga kelanjutan dari kalimat yang ingin Salsabila ucapkan. "Apakah kamu pikir itu adalah anakku?" tanya Alan dengan tenang.Salsabila menunduk dan diam. Tetapi sikap itu sudah cukup memberikan jawaban yang Alan butuhkan, Salsabila benar-benar meragukan Alan. Alan mendengkus kasar. "Aku tidak menyangka kalau rasa tidak percaya kamu bahkan bisa membuat ramalan seperti itu, Sa. Tukang selingkuh dan punya anak dari wanita lain. Apa aku memang terlihat penjahat di mata kamu, Sa?"Salsabila semakin diam dan itu semakin menusuk hati Alan. Salsabila benar-benar
Baca selengkapnya

72. Gulungan Kerinduan

Entah keberanian dari mana, Salsabila malah masuk ke dalam kamar Alan saat pria itu sedang melakukan ritual paginya, mandi. Salsabila hanya ingin menyiapkan setelan baju kerja Alan, setelah itu akan kembali diam-diam keluar kamar tanpa diketahui oleh pria itu. Tetapi ternyata Salsabila salah prediksi. Tepat saat Salsabila mengeluarkan pakaian dari lemari, Alan sudah keluar dari kamar mandi yang hanya dibalut handuk yang melilit di pinggangnya, tubuh Alan mengkilap karena basah membuat Salsabila hanya bisa meneguk air liur menatapnya."Apa yang kamu lakukan di sini, Sa?" tanya Alan menatap Salsabila keheranan.Salsabila dibuat salah tingkah dengan keadaan Alan sekarang. "A–aku … aku hanya menyiapkan pakaian kerja untuk kamu, Mas."Alan semakin dibuat bingung, apa maksud Salsabila sebenarnya. Apa wanita itu sedang mempermainkannya, semalam wanita itu terus saja menyakitinya dengan kalimatnya, tetapi sekarang wanita itu malah perhatian kepadanya. Sebenarnya a
Baca selengkapnya

73. Hamil?

Terjaga sepanjang malam dan mengkonsumsi tiga gelas kopi pahit memang bukan pilihan yang bagus apalagi Alan malah memaksanya untuk melakukan kegiatan di pagi hari yang begitu menguras tenaga Salsabila. Kepala Salsabila sekarang pusing dan malah mual luar biasa. Lambung Salsabila pasti protes saat ini. Belum lagi menangis semalaman, mata Salsabila bengkak sekarang. Karena sakit dan penampilannya yang urakan, Salsabila jadi tidak bisa melakukan kegiatannya secara maksimal. Meskipun ia bisa tertidur hanya beberapa jam saja, tetapi tetap saja Salsabila merasa begitu lemas. Salsabila terpaksa datang ke kantor meskipun ia tahu keadaannya yang sudah sakit dan lemah. Kalau dipaksakan hadir di pertemuan yang sudah dijadwalkan bisa-bisa Salsabila akan menjadi pusat perhatian atau lebih parahnya limbung karena tidak mampu menahan sakit.Salsabila terpaksa meminta Dimas dan manajer yang berkaitan dengan meeting kali ini untuk mewakilinya. Sementara Salsabila hanya berada dibalik meja k
Baca selengkapnya

74. Meminta Bantuan

"Mintalah bantuan Ayah dan Bunda. Kamu tahu bukan bagaimana sayang dan hormatnya Salsa kepada mereka? Aku yakin Salsabila akan menuruti mau mereka."Perkataan Alexa itu juga cukup masuk akal buat Alan. Oleh karena itu, usulan dari Alexa membuat Alan memutuskan untuk tidak pergi ke kantor hari ini. Sementara Salsabila tetap pergi ke kantor hari ini, wanita itu memang luar biasa. Bisa tetap memikirkan pekerjaan saat rumah tangga mereka sudah diujung tanduk begini. Hari itu juga, Alan terbang ke Surabaya dengan jadwal penerbangan paling cepat untuk segera menemui kedua orang tuanya. Entah bagaimana caranya, Alan meminta bantuan kepada kedua orang tuanya itu.Saat melihat Alan muncul di Surabaya, kedua orang tuanya tentu saja bingung. Alan datang tanpa rencana dan pemberitahuan terlebih dulu, apalagi Alan datang sendirian dan tidak bersama dengan Salsabila. Meskipun maju mundur, Alan pada akhirnya mengatakan maksud tujuannya datang berkunjung ke Surabaya. Alan mulai me
Baca selengkapnya

75. Terlihat Menyedihkan

Setelah selesai makan dengan Rangga siang itu, Salsabila meminta untuk diantar pulang ke rumah. Karena sudah tahu alasannya tumbang, Salsabila memilih beristirahat dan tidak lagi kembali ke kantor. Rumah dan tempat tidur, itu yang dibutuhkan oleh Salsabila saat ini.Salsabila tentu saja harus menjaga kesehatannya, apalagi sekarang ada makhluk hidup yang tengah bertumbuh dalam rahimnya. Bagaimanapun juga, Salsabila harus menjaga dan merawat kesehatan bayinya itu."Rangga, terima kasih atas bantuanmu seharian ini, ya," ucap Salsabila ketika mobil yang dikemudikan oleh Rangga sudah memasuki komplek tempat tinggal Salsabila dan Alan.Rangga berdeham, kemudian mengangguk kecil. "Kalau boleh tahu, apa rumah tangga Mbak Salsa dan Pak Alan sedang ada konflik lagi atau masalah? Mbak kelihatan terbebani sekali."Salsabila menghela napas dengan pelan. "Ya, namanya juga rumah tangga. Ada pasang surutnya."Salsabila memilih jawaban diplomatis untuk Ra
Baca selengkapnya

76. Sebuah Kesempatan

"Salsabila sakit apa, Bude?" tanya Alan dengan nada khawatir. Bude Yun baru saja memberitahu kalau Salsabila tengah sakit, gara-gara beberapa hari ini Alan menciptakan jarak dengan istrinya itu, ia sampai tidak mengetahui kalau istrinya sekarang sedang sakit. Alan yang memang sering diam-diam memperhatikan Salsabila, sangat menyadari kalau wajah istrinya itu memang terlihat letih dan lemas. Terlihat tidak ada gairah untuk hidup, hal itulah yang mungkin membuat Salsabila akhirnya tumbang juga.Bude Yun menggeleng pelan. "Kurang tahu, Pak. Mungkin Bu Salsa sedang capek atau—"Ucapan Bude Yun terpotong saat suara derap langkah kaki terdengar menuruni anak tangga rumah. Salsabila muncul dengan dandanan rapi di sana. Sempat kikuk saat kedua mata mereka tidak sengaja bertatapan. Salsabila kemudian mendekati Alan sembari menyodorkan ponselnya."Bunda tadi mengirim pesan akan ke Jakarta sore ini. Rumah di Surabaya akan direnovasi, jadi Ayah dan Bunda men
Baca selengkapnya

77. Masih Perang Dingin

Salsabila sangat gembira ketika orang tua Alan, atau kedua mertuanya itu datang berkunjung dan memutuskan menghabiskan waktu di Jakarta. Namun, yang tidak Salsabila sukai hanya satu, kembali terjebak dalam satu ruangan dengan Alan. Kalau dulu, Salsabila akan tenang-tenang saja meskipun harus tidur bersisian dengan pria itu. Kalau sekarang sudah beda cerita. Pikiran Salsabila bisa kesana-kemari hanya karena melihat pria itu berseliweran di dalam kamarnya, atau karena menatap tempat tidur, tempat di mana keduanya sering menumpahkan nafsu, tempatnya bermanja-manja dan saling memuja dan sekarang sudah berhasil menghasilkan sekarang anak, atau sekedar menendang senandung dan gumaman kecilnya.Tadi di kantor, Salsabila sempat membaca sebuah artikel di internet bahwa dalam beberapa kasus kehamilan, wanita bisa merasakan lonjakan birahi yang dahsyat. Salsabila rasa, dirinya adalah salah satu dari wanita itu. Mencium cologne yang biasa Alan gunakan saja sudah membuat jantung Salsabi
Baca selengkapnya

78. Usai Sudah

Salsabila sengaja ketus pada pria itu. Seperti saat Alan ingin mengecek suhu tubuhnya, Salsabila malah mengeluarkan stok kata pedasnya. Terlihat jelas wajah kecewa Alan karena penolakan Salsabila, namun pria itu tetap tidak memaksa Salsabila menerima perlakuan manis dan melanjutkan kegi—astaga!"Mas Alan ngapain?" sergah Salsabila sambil menoleh cepat ke arah Alan."Pakai baju. Kamu tadi memintaku untuk mengenakan baju, bukan?"Salsabila mendelik seketika. "Iya, tetapi kenapa di sini?"Alan malah seolah tidak peduli dan tetap melepas handuk di tubuhnya. Handuk itu malah dilempar sembarangan oleh Alan, kemudian tanpa rasa malu mengenakan pakaiannya di depan Salsabila. Kalau seperti ini, pria itu pasti memang sengaja menggoda Salsabila. Buru-buru Salsabila membuang muka, sebelum Alan melihat dan menyadari wajah Salsabila yang sedang memerah."Tidak ada yang belum kamu lihat, Sa. Kenapa mesti sepanik itu?"Salsabila malah memutar bo
Baca selengkapnya

79. Perhatian Bunda Rena

"Bunda, Salsa minta maaf!"Salsabila merasa kalau dia perlu meminta maaf kepada Bundanya atas semua masalah yang ditimbulkan selama menjadi istri Alan. Salsabila sudah siap dengan apa yang akan dilakukan oleh bunda Rena, bahkan siap dimarahi oleh wanita yang sangat Salsabila sayangi itu dan sudah dianggapnya sebagai orang tua sendiri.Namun ekspresi yang diperlihatkan oleh bundanya itu tidak sesuai dengan prediksi Salsabila. Wanita itu bahka sudah siap mengahadapi kemarahan yang akan dilontarkan oleh Bundanya, namun ternyata Bunda Rena malah terkekeh."Maaf untuk apa? Alan yang memang kurang ajar. Bunda memang sudah memarahi anak bandel itu habis-habisan. Heran juga Ayah malah tidak memukulnya sampai babak belur karena mempermainkan kamu dan pernikahan sakral kalian."Salsabila seketika menunduk, rasa sedih menyelusup ke dalam hatinya. Sungguh, Salsabila tidak ada niatan untuk menyakiti orang tua di depannya ini dengan masalahnya, Salsabila bahkan
Baca selengkapnya

80. Dalam Dekapan Hangat

Alan baru saja pulang kantor. Pria itu malah sibuk mondar-mandir ke sana kemari sambil melepas pakaiannya dan mengajak Salsabila mengobrol. Sementara Salsabila tetap duduk tenang di sofa dan menonton televisi sambil mencuri-curi lirik untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh Alan. Tidak lama kemudian terdengar suara gemericik air shower menandakan Alan sedang mandi. Sekitar lima belas menit kemudian, Alan kembali ke kamar dan sudah mengenakan piyama tidurnya, rambutnya masih sedikit basah karena sisa air keramas."Sa," panggil Alan dengan nada pelan."Ya?" jawab Salsabila dengan singkat. "Kamu nonton film apa?""Bombshell," jawab Salsabila masih dengan kalimat yang sangat singkat. Wanita itu memang menjawab semua pertanyaan Alan, tetapi sama sekali tidak menoleh fokusnya tetap terarah ke arah televisi.Namun, meski tidak begitu konsen menontonnya, untungnya Salsabila masih tahu judulnya jika Alan bertanya.Alan tiba-tiba te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status