Yuna segera menarik tangannya sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Pak Mahen, aku nggak bisa menerimanya.""Nak, ini adalah pemberian Paman untuk Wano. Dia terluka, sudah seharusnya aku juga turut bersimpati padanya. Kalau aku nggak memberikan ini padanya, bocah berengsek itu pasti akan mencari perhitungan denganku."Mendengar hal itu, Yuna mau tak mau menerima amplop merah itu. Dia menganggukkan kepala sambil tersenyum, kemudian berkata dengan suara lembut, "Terima kasih, Paman."Melihat paras wajahnya yang begitu cantik, mengingatkan Mahen pada Maya kala itu.Mahen membelai kepala Yuna dengan penuh kasih sayang, "Bawa Paman pergi ke sana. Setelah melihatnya, kami akan langsung pergi."Melihat mereka berdua yang telah pergi menjauh, Harsa pun menatap Xena dengan tajam, "Kamu memang benar-benar nggak berguna. Sampai sekarang, kamu belum berhasil mendapatkan Maggie. Sebenarnya, apa yang kamu pikirkan?"Wajah Xena terlihat kesal, "Aku sudah mengejarnya. Dia tetap nggak mau, aku j
Read more