Wano tersenyum tipis, "Sayang sekali, kamu pasti kecewa. Aku sudah mengenal Yuna bahkan sebelum dia lahir. Dia sudah jadi calon istriku sejak kecil, jadi kamu nggak akan pernah bisa menandinginya."Dia mengatakannya dengan begitu bangga, namun langsung menyesalinya sesaat kemudian.Melihat keterkejutan Yuna, dia sangat menyesal hingga ingin menggigit lidahnya sendiri.Yuna menatapnya dengan bingung, "Bukankah itu kamu dan Qirana? Maksudnya, seharusnya anak yang hilang dari Keluarga Saradan. Bagaimana mungkin itu aku?"Melihat kecurigaannya, Wano buru-buru mengalihkan perhatiannya dengan mencubit hidung mungilnya sambil terkekeh, "Istriku ini memang bodoh, kamu malah membongkar kebohonganku padanya. Kamu sekongkol sama dia, ya?"Tanpa banyak memikirkannya, Yuna menengadah menatap Wano, "Jadi, bagaimana sekarang? Apa kita harus memberitahu Paman Yogi dan Tante Shelvi?"Hans adalah yang pertama kali menentang, "Sebelum semuanya jelas, aku nggak mau mereka sampai tahu. Aku nggak mau menamb
Read more