Semua Bab Jeratan Hubungan Tanpa Status: Bab 251 - Bab 260

Wano sedang rapat ketika menerima pesan Malik, dirinya merasakan kebanggaan.Akhirnya seseorang menghabiskan uang yang Wano dapatkan.Dengan seorang istri yang hebat dalam menghabiskan uang, tentunya Wano harus bekerja lebih keras.Memikirkan hal itu membuat sebuah senyuman terbit di wajah datar Wano.Namun Wano kecewa karena tidak menemukan laporan penggunaan kartu kredit sampai rapat berakhir.Wano jelas-jelas sudah memberikan Yuna kartu hitam tanpa limit miliknya yang terhubung dengan ponselnya, apa mungkin Yuna tidak memakai uang Wano?Setelah memikirkan hal itu, Wano bergegas mengeluarkan ponselnya dan menelepon Yuna.Tapi setelah berdering beberapa saat, tidak terdengar ada jawaban sama sekali.Wano akhirnya menelepon Malik.Segera setelah panggilan itu diangkat, Wano mendengar suara berisik dari ujung telepon."Kamu masih bersama Yuna? Kenapa dia nggak angkat teleponku?"Malik terkekeh, "Kenapa dia nggak angkat teleponmu? Karena Yuna sedang nonton pertunjukan dengan istriku."Ma

Qirana ingin melepaskan diri dari pelukan pria itu, namun dia melihat Yuna yang sedang melambaikan tangan padanya sambil tersenyum, kemudian pria itu menutup pintu kamar.Di saat itulah Qirana sadar bahwa dirinya sudah dijebak oleh Yuna.Yuna tidak meminum obat yang Qirana sediakan, dan dia hanya berpura-pura mengikuti permainan Qirana.Pikiran itu membuat Qirana sangat marah hingga merasa seluruh darahnya bergejolak.Qirana berharap bisa mengambil pisau dan membunuh Yuna.Sementara itu, pria dalam kegelapan merobek baju Qirana dengan semangat, seperti seekor hewan buas yang menyerang Qirana.Tidak peduli apa pun yang Qirana katakan, pria itu tidak berhenti.Qirana terbaring di lantai dengan kondisi diikat oleh pria itu, sambil menahan seluruh serangan kejamnya.Qirana merasakan rasa yang amat menyakitkan.Awalnya ini adalah skenario yang Qirana atur untuk Yuna.Qirana tahu Sean selalu tertarik pada Yuna, jadi dia menghampiri pria itu dan menawarkan kerjasama.Qirana juga tahu permaina

Zanny segera melambaikan tangannya, "Nggak, Anda pasti salah orang, dokter Yanuar, sutradara mencariku, aku pergi dulu."Jason bertanya-tanya ketika melihat tubuh Zanny yang semakin menjauh, "Aku pernah bertemu dengannya, cuma aku lupa di mana, sial, ingatanku semakin memburuk."Yanuar menggoda dengan senyuman, "Sebaiknya ingatanmu memburuk dan melupakan pernikahan perjodohanku.""Nggak akan mungkin. Kakek Devan di sini, aku harus menjelaskan padanya, aku akan membawa cucunya yang ada di kota Burma dan menjebakmu bertemu dengannya, lalu membahas tanggal pernikahan.""Kakek bisa menemuinya sendiri, aku sibuk."Setelah itu Yanuar berbicara beberapa patah kata pada perawat di sampingnya, kemudian kembali ke kantornya.Devan tinggal di rumah sakit selama beberapa hari, dan Zanny tidak pernah ketahuan sudah menjenguknya beberapa kali.Ketika Devan keluar dari rumah sakit, Zanny ingin melihatnya sekali lagi, namun siapa sangka dia menemukan Yanuar sedang berdiri di ruang rawat.Devan terliha

Diantara langit dan bumi tampak warna putih tanpa ujung, yang membuat bayangan seorang pria semakin terlihat jelas, dengan tatapan mata hitamnya yang tenang.Sentuhan rasa sayang tersembunyi di alis dinginnya.Wano melihat kearah Yuna, suaranya terdengar lembut dan penuh perasaan."Sebelum aku kenal kamu Yuna, aku nggak pernah berpikir untuk menikah, aku merasa pernikahan adalah kekangan dan beban untukku, aku juga nggak percaya pernikahan di antara dua orang pasti akan bahagia.""Kamulah yang membantuku keluar dari bayangan ini, dan membuatku amat sangat menginginkan seseorang untuk pertama kalinya, aku ingin kamu terus berada di sisiku dan menjalani seluruh harapan indah di masa depan denganmu.""Maukah kamu menikah denganku Yuna?"Air mata menumpuk di mata Yuna setelah mendengar kalimat-kalimat itu."Yuna melihat ke bawah, ke arah pria yang selalu bersikap dingin, arogan, pantang menyerah, dan saat ini pria itu sedang berlutut di depannya serta menatapnya penuh perasaan, menunggu ja

Otak Yuna tiba-tiba berhenti.Mata berair Yuna menatap wajah tampan pria di hadapannya dengan terkejut."Akta apa yang kamu maksud?""Tentu saja akta nikah, jangan mengingkari janjimu semalam."Wano tersenyum jahat sambil menggigit bibir Yuna sebagai pembalasan.Perlahan Yuna mulai tersadar.Semalam memang ada kejadian seperti itu, ketika Yuna sudah dibuat menggila oleh Wano, tiba-tiba pria itu berhenti dan berbisik di telinganya."Ayo kita ambil akta nikah besok, sayang."Yuna ingin menolak dengan sedikit kewarasan yang dia punya, namun tindakan Wano terlalu memancing darahnya bergejolak.Yuna hanya bisa berkata, "Oke."Yuna menatap kesal pada Wano ketika mengingat itu semua."Aku akan menggugatmu untuk pemaksaan pernikahan dan pelecehan."Wano terkekeh pelan, "Dengan cara apa pengacara Yuna mau menggugatku? Aku nggak memaksa atau membiusmu. Kamu yang menangis dan memohon padaku, aku punya buktinya."Kemudian Wano mengeluarkan ponsel dari kantongnya dan memutar sebuah video.Video itu