Home / Fantasi / AJISEKA / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of AJISEKA : Chapter 71 - Chapter 80

141 Chapters

71. Kemarahan Rimpang.

“Bed*bah! Apa yang terjadi? Kenapa perempuan-perempuan ini mati? Wongso! Wongso!” Teriak seorang lelaki tua yang tak lain Brojolewo.Ia memanggil bawahan yang selalu mengikuti dirinya, tetapi jawaban tidak kunjung di dengar olehnya. Brojolewo terus memanggil bawahannya, hingga akhirnya ia melihat Wongso tegah terlelap di sudut pos penjagaan. Hal itu membuat Brojolewo geram, pasalnya wanita-wanita itu hasil jarahannya dari dukuh yang di kepalai oleh Suryo Mentak.Bugh!Brojolewo menendang tubuh Wongso yang tengah meringkuk pulas.“Bangun bod*h!” sentaknya.Wongso terperanjat, ia kaget bukan kepalang manakala sebuah kaki mendarat keras di perutnya. Perutnya terasa mual, tetapi ia tidak berani berucap manakala melihat pelaku yang tidak lain Brojolewo. Lelaki itu beringsut dan segera memperbaiki posisinya.“Bod*h Kau! Sekarang siapkan lubang besar untuk menguburkan mereka!” titah Brojolewo.“Ada apa, Ki. Siapa yang di kubur?” tanya Wongso. Raut wajahnya tampak kebingungan manakala dirinya
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

72. Kumbolo terusik.

“Hua ha ha ha ha, rupanya beberapa hari berada disini usahaku tidak sia-sia. Tunduklah padaku, wahai siluman Kera! Auramu begitu memikat, oleh sebab itu ikutlah denganku agar digdaya yang kau miliki dapat digunakan secara maksimal. Jangan khawatir, aku akan merawat dirimu dan memberi makanan kesukaanmu,” ucapnya sembari menatap tajam ke arah Rimpang.Lalu, mulut lelaki itu berkecumik pelan, membaca mantra untuk menarik Rimpang agar tunduk kepadanya. Namun, lelaki itu tidak mudah menaklukkan Kera raksasa di depannya. Nyatanya Rimpang melakukan perlawanan yang luar biasa.Serangan Rimpang mendarat telak dan menghantam tubuh si lelaki. Seketika kecumik bibirnya terhenti manakala Rimpang berhasil membuatnya terjengkang. Tetapi Hal itu tidak membuat si lelaki mundur, ia malah duduk bersila dan melanjutkan pembacaan mantranya.“Apa yang terjadi? Ada apa ini?” gumam Rimpang manakala mantra mengalun semakin intens.Tubuhnya melemas, lambat Laun energinya serasa tersedot. Di waktu yang bersama
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

73. Pertolongan dari Gaharu.

“Bod*h! Segera selesaikan sebelum kekuatan besarnya benar-benar ia gunakan!” Kumbolo berteriak dari dalam relung terdalam Ajiseka.Pemuda itu tidak membantah, ia bergegas menyiapkan diri. Bersamaan dengan itu hawa panas mulai menyebar, menguar dari tubuh lelaki yang masih menggerakkan kedua tangannya. Sedangkan Ajiseka sudah siap dengan pedang Nogoweling di tangannya.BlarDua kekuatan saling beradu, energi pedang Nogoweling berbenturan dengan energi yang keluar dari telapak tangan lawannya. Bahkan, pedang pusaka Ajiseka sampai bergetar akibat benturan itu. Sedangkan lawannya juga tidak jauh berbeda, tangan lelaki itu kebas dan tidak bisa di gerakkan secara normal.Namun, tampaknya anggota sekte Kembang Kenongo itu enggan menyudahi pertarungannya, ia kembali merangsek tanpa memperdulikan tangannya yang masih kebas. Pertarungan jarak dekat pun terjadi, pedang pusaka Nogoweling langsung lesap sesuai keinginan Ajiseka. Ya! Pemuda itu tidak ingin di anggap curang oleh lawannya.“Tidak mud
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

74. Bangkitnya Roro Palupi.

Jika manusia biasa yang melihat, sudah pasti orang akan menyaksikan seorang manusia di gotong beramai-ramai oleh kawanan Kera. Dan itulah yang terjadi pada Ajiseka, dirinya di papah oleh Rimpang dan lainnya yang juga siluman Kera. Membawa Ajiseka ke sebuah bangunan milik keluarga Rimpang.Rupanya tempat tinggal mereka berada di atas pepohonan yang tumbuh rindang, tidak hanya satu pohon saja. Tetapi beberapa pohon yang berdiri rapat, dan di atasnya ranting-ranting besar yang saling bertautan. Rindang dan tidak mudah di temukan oleh manusia.Ajiseka memulihkan energinya di tempat itu, ya! Hanya energinya saja, karena sejatinya Ajiseka tidak mengalami luka yang serius. Sedangkan Gaharu masih berdiri gagah di atas pohon yang paling tinggi. Tidak hanya membersamai Ajiseka selama pemulihan, tetapi ia juga memantau keadaan di sekeliling tempat itu. Tentu dirinya khawatir jika ada manusia lain yang hendak melakukan praktik penarikan benda bertuah, termasuk mustika milik siluman.Dingin dan he
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

75. Kekejian lagi.

Panas dan membara, sesuai dengan ucapan Sariti, setelah Roro Palupi beberapa saat berendam di telaga. Giliran Sumokolo yang berendam di lautan asmara, rupanya sang junjungan menghendaki Sumokolo menggantikan Tanu yang tewas di tangan Elang Perak. Tidak heran jika Sariti memperdulikan hidup dan mati Roro Palupi, sebab raganya juga ia kehendaki untuk digunakan olehnya.Pada akhirnya penyatuan raga yang tabu itu berlangsung hingga kokok ayam jantan menunaikan tugas rutin penyambutan sang Surya. Selayaknya pengantin yang dimabuk asmara. Bahkan setelah lepas dari pengaruh Sariti, Roro Palupi masih bersikap hangat dengan Sumokolo.Tinggalkan dua sejoli yang tidak mau keluar dari bilik tidurnya.Ajiseka berdiri diantara rapatnya pepohonan, ia menyambut indahnya pagi yang tercemar oleh keberadaan anggota sekte Kembang Kenongo yang mulai hilir mudik di sekitar hamparan hutan yang sengaja mereka rusak. Tidak lama kemudian salah satu orang berteriak memanggil rekannya. Rupanya mereka menemukan l
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

76. Peran Dewi Panguripan.

Terlalu mudah untuk menghabisi total 20 lebih anggota sekte yang berada di tingkatkan rendah. Bahkan, Ajiseka hanya perlu mengibaskan beberapa kali pedang pusaka Nogoweling ke arah mereka, maka seluruh anggota sekte itu meregang nyawa.Kini Ajiseka dan rimpang sudah kembali ke padepokan Balung Wojo, tetapi yang tinggal di padepokan hanya Rimpang. Sedangkan Ajiseka langsung menghadap ke padepokan Kahuripan menemui guru besar yang juga ibu angkatnya.“Sesungguhnya dirimu di tuntut untuk memerangi Angkara murka, Anakku... Tidak heran jika Kumbolo dan roh Nogoweling tidak menyatu dengan dirimu manakala di dalam hatimu ada niat menyelamatkan hidup pelaku angkara murka. Bahkan di dalam bayangan masa depan akan terjadi hal yang menakutkan, dimana manusia semakin jauh terperosok di lembah hitam. Lembah yang Ibu maksud adalah sifat ingkar terhadap pemilik alam dan seisinya dan memilih mengabdi kepada jalan sesat” ucap Dewi Panguripan setelah Ajiseka menceritakan kejadian selama bepergian.“Lal
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

77. Perasaan terpendam Galuh.

Sementara itu, imbas dari tindakan Ajiseka rupanya memicu tekat aliran hitam untuk mendirikan sebuah desa di wilayah barat. Masih tetap di lokasi yang mereka babat, tetapi tidak merambah lebih luas lagi. Bahkan, hutan yang semula akan di babat tidak lagi di teruskan.Hal itu tidak lain karena usaha pertama mereka memakan banyak korban, setidaknya ada dua tetua padepokan dan puluhan bawahan yang tewas di lokasi itu. Di samping itu pembentukannya bukanlah sebuah padepokan, melainkan desa kecil yang di huni oleh sebagian besar pengabdi junjungan sekte Kembang Kenongo. Seperti halnya wilayah Selatan yang di tempati oleh Haryo Wicaksono, tidak semua penduduk berpihak pada sosok yang sering-kali maujud menjadi wanita ayu bernama Sariti.Namun begitu, mereka tetap mengikuti tata cara kehidupan dan perilaku pengabdi yang taat pada junjungannya. Ya, mereka berasal dari wilayah Selatan, tujuannya adalah memperluas kekuasaan sekte agar di setiap daerah memiliki basis kekuatan. Desa pun terbentuk
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

78. Pertemuan Ajiseka dan Danuseka.

Tepi Timur.Danuseka kalut, imbas kekacauan di luaran senyatanya membuat wilayah Punden terkena dampaknya. Lelembut penguasa Punden turut bergeliat, mereka melakukan tipu daya dan memancing warganya agar membuat kesalahan. Hal yang tentu membuat Danuseka harus bertindak cepat, ia bernegosiasi dengan tiga pimpinan lelembut yang menguasai wilayah punden.Ya, dua siluman dan satu arwah penasaran yang di selimuti aura hitam, tepatnya di bayangi iblis kegelapan. Sariti, wanita jelmaan yang bertindak sebagai pimpinan dari dua siluman itu menolak tawaran damai. Pasalnya, Danuseka hanya meminta mereka menghentikan kekejian yang sudah mulai meresahkan warganya.Danuseka lantas mengumpulkan para tetua juga warganya. Ia hendak mengabarkan berita buruk perihal kegagalan usahanya membujuk lelembut Punden.Danuseka menganggap jika dirinya telah gagal menjaga ketenteraman warganya dari gangguan gaib. Hal itu membuat dirinya memikirkan nasib Putranya. Dalam hati ia meminta sang putra agar kembali saj
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

79. Kehadiran Dewi Panguripan.

“Ajiseka ... Ajiseka ... “ Galuh berteriak sembari mondar-mandir mencari keberadaan Ajiseka. Pasalnya pemuda yang biasa ia tunggui dari kejauhan itu raib bersama datangnya hujan deras yang mengguyur wilayah selatan Punden. Terlebih saat dirinya datang, ketinggian air di kali tempur lebih dari biasanya. Hal itu memantik rasa khawatirnya terhadap Ajiseka.Gadis itu lantas bertolak ke Padepokan, menemui Dewi Panguripan. Melapor keberadaan Ajiseka yang tiba-tiba menghilang dari tempat menjalankan laku tapa Brata. Rupanya Galuh melupakan ucapan gurunya perihal apa-apa yang menyebabkan Ajiseka selesai dengan laku tirakatnya.Sesampainya di padepokan ia mengadu kepada Dewi Panguripan, menceritakan hilangnya Ajiseka dan perihal ketinggian air yang meningkat di pertemuan dua sungai itu. Tetapi Dewi Panguripan malah tersenyum manakala melihat raut panik di wajah murid perempuannya. Guru besar padepokan lelembut itu mengajak Galuh duduk di sebuah batu besar yang tertata rapi.“Galuh? Tampaknya
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

80. Rencana ke Selatan.

“Kanjeng ibu, kenapa diriku selemah ini menghadapi siluman itu?” Tanya Ajiseka kepada Dewi Panguripan.“Jangan pernah meremehkan lawanmu, Ajiseka. Terlebih siluman wilayah Punden, kekuatan mereka berbeda dengan siluman di luaran sana. Banyak energi manusia yang telah mereka serap. Bahkan, jauh sebelum dirimu lahir, oleh sebab itu berhati-hatilah.” jawab Dewi Panguripan.Ajiseka mengangguk, tetapi setelah itu dirinya langsung lunglai. Hal itu tentu membuat dirinya kebingungan, pasalnya ia sama sekali tidak merasakan pukulan yang membahayakan. Bahkan, Ajiseka tidak merasa kalah saat bertarung dengan Duripati, hanya sedikit luka dalam dan sesungguhnya tidak begitu berarti untuk dirinya.Tetapi nyatanya Ajiseka harus dipapah warga untuk sampai di kediamannya. Anehnya setelah mengucap terimakasih kepada warga yang memapah dirinya, keadaan Ajiseka sudah benar-benar pulih. Hal itu terjadi karena tubuh Ajiseka memiliki kekuatan yang dapat mempercepat pemulihan.Bersamaan dengan datangnya Ajis
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status