“Ki Danuseka!” Tiba-tiba saja Danuseka hadir di depan utusan yang memanggilnya, “Ada apa, Kang? Adakah sesuatu yang genting di bawah sana, Kang?” “Ketiwasan, Ki. Nyai dibawa makhluk selendang berkepala manusia, Ki!” Mendengar aduan itu dada Danuseka terasa sesak seketika, begitu juga dengan tubuhnya yang bergetar. Menandakan jika dirinya sedang dikuasai oleh amarah. Namun, ia mencoba menetralisir hal itu, sebab jika amarahnya memuncak hanya akan membuntukan pikirannya. Terlebih lagi, ia tidak bisa meninggalkan pertarungan begitu saja. “Kita selesaikan pertarungan dulu, Kang. Terlalu banyak siluman juga dedemit yang turut andil disini. Lalu, bagaimana keadaan di bawah, Kang?” “Saya tidak tau pasti, Ki. Tapi Ajiseka sudah diamankan oleh para tetua,” “Baiklah, waspadai sekeliling Kakang, jika ada yang mengganggu panggil saya secepatnya.” Tetua utusan mengangguk mengerti, sedangkan Danuseka sendiri segera kembali ke medan pertarungan. Kini fokus Danuseka adalah siluman selendang be
Huling Na-update : 2024-03-13 Magbasa pa