“Ngapain kalian bisik-bisik, ngomongin saya ya?” hardik Dewi ketika ia sudah mendekati Aira dan Vani.Aira dan Vani hanya diam saja, mengabaikan Dewi.“Hei, saya bicara dengan kalian!” teriak Dewi.“Maaf, Bu, saya punya nama. Saya yakin Ibu tahu nama saya.” Aira menjawab dengan tenang.“Sudahlah, Bu, ayo kita pergi. Nggak enak dari tadi diliatin orang terus, malu, Bu,” ajak teman Dewi sambil berusaha menarik tangan Dewi.“Sebentar urusan saya dengan perempuan ini belum selesai,” sahut Dewi sambil menepis tangan temannya.“Oh, jadi Ibu ada urusan dengan saya? Sepertinya kita tidak ada urusan apa-apa. Saya juga tidak ada hubungan apa-apa dengan anda. Wah saya tahu sekarang, sepertinya anda menyesal sudah sering menghina dan memaki-maki saya. Tenang saja, Bu, sudah saya maafkan. Semoga Ibu segera mendapatkan hidayah. Atau mungkin Ibu kangen karena sudah lama tidak menghina saya? Malu dengan umur, Bu.” Aira berkata dengan tenang, kemudian langsung menarik tangan Vani.“Ayo, jemputan kita
Last Updated : 2024-05-24 Read more