Home / Rumah Tangga / Setelah Kau Mendua / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Setelah Kau Mendua: Chapter 91 - Chapter 100

121 Chapters

Tidak Mau Ribut

Gita terduduk lemas di lantai, ia menangis tersedu-sedu. Meratapi nasibnya sendiri.“Apa yang harus aku lakukan? Aku harus tinggal dimana?” Gita beranjak dari duduknya, kemudian ke kamar untuk berganti pakaian dan mulai mengemas pakaiannya. Sambil bercucuran air mata ia mengambil satu persatu pakaian yang ada di lemari untuk dimasukkan ke dalam tas koper.“Dasar laki-laki pengecut, katanya tidak mencintai istrinya. Tapi malah tunduk bagaimana kerbau yang dicucuk hidungnya. Sialan sekali, kenapa aku sampai terbujuk rayuannya.”Cukup lama ia mengemas pakaiannya, isi lemari hampir kosong. Gita meraih ponselnya untuk menelpon Firda, siapa tahu Firda bisa membantunya mencari tempat untuk tinggal.“Kemana sih Firda, dari tadi aku menelpon tidak diangkat juga,” kata Gita dengan kesal. Ia pun mencoba untuk menghubungi Firda lagi. Tapi lagi-lagi tidak ada respon.“Aku harus menghubungi siapa lagi? Temanku hanya Firda saja. Kalau menghubungi teman kantor, nanti banyak yang tahu, akhirnya malah
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more

Huru Hara

Drtt…drtt suara ponsel berdering.“Maaf, saya menerima telepon dulu.”Irwan langsung mengangkat telepon.“Iya, Pak. Saya bersama Bu Aira. Oke!” Panggilan telepon pun berakhir.“Bu Aira, kita dipanggil Pak Bara,” kata Irwan ketika selesai menelpon.“Baik, Pak. Mas, aku duluan ya? Terima kasih untuk traktirannya,” pamit Aira.“Iya, Dek. Sama-sama.”“Kami duluan Pak Alan.” Irwan ikut berpamitan.Alan hanya mengangguk dan berusaha untuk tersenyum walaupun terpaksa. Ia memandangi kepergian Aira dan Irwan dengan perasan yang tidak menentu.“Laki-laki hidung belang! Aku tahu kalau Irwan itu berusaha mendekati Aira. Semoga saja Aira tidak mau.” Alan hanya bisa mengomel dalam hati. Ia merasa kesal dan sedikit cemburu melihat Irwan dan Aira yang sepertinya sangat akrab.Alan tidak menyadari kalau ia sendiri seorang laki-laki hidung belang. Menyelingkuhi istri demi mantan pacar. “Sepertinya Pak Alan tidak menyukai kedatanganku tadi,” kata Irwan ketika berjalan bersama dengan Aira.“Masa sih, Pa
last updateLast Updated : 2024-05-23
Read more

Sebuah Aib

“Ngapain kalian bisik-bisik, ngomongin saya ya?” hardik Dewi ketika ia sudah mendekati Aira dan Vani.Aira dan Vani hanya diam saja, mengabaikan Dewi.“Hei, saya bicara dengan kalian!” teriak Dewi.“Maaf, Bu, saya punya nama. Saya yakin Ibu tahu nama saya.” Aira menjawab dengan tenang.“Sudahlah, Bu, ayo kita pergi. Nggak enak dari tadi diliatin orang terus, malu, Bu,” ajak teman Dewi sambil berusaha menarik tangan Dewi.“Sebentar urusan saya dengan perempuan ini belum selesai,” sahut Dewi sambil menepis tangan temannya.“Oh, jadi Ibu ada urusan dengan saya? Sepertinya kita tidak ada urusan apa-apa. Saya juga tidak ada hubungan apa-apa dengan anda. Wah saya tahu sekarang, sepertinya anda menyesal sudah sering menghina dan memaki-maki saya. Tenang saja, Bu, sudah saya maafkan. Semoga Ibu segera mendapatkan hidayah. Atau mungkin Ibu kangen karena sudah lama tidak menghina saya? Malu dengan umur, Bu.” Aira berkata dengan tenang, kemudian langsung menarik tangan Vani.“Ayo, jemputan kita
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Di Persimpangan Jalan

Bara masuk ke apartemennya, ia mendapati istrinya sedang tidur di sofa. Bara hanya melirik sekilas ke arah Firda, kemudian ia masuk ke kamarnya. Mereka berdua memang sudah pisah kamar. Bahkan mereka juga jarang bertegur sapa. Ketika berada di rumah, mereka akan sibuk di kamarnya masing-masing.Bara tidak tahu kalau Firda hanya pura-pura tidur.“Kalau aku pindah ke kamar, pasti Bara berpikiran kalau aku hanya pura-pura tidur. Nanti lah nunggu setengah jam lagi baru aku pindah ke kamar,” kata Firda dalam hati.Firda pun bertahan untuk pura-pura tidur. Dengan mata terpejam, pikirannya melayang kemana-mana, memikirkan Gita yang tidak bisa dihubungi, juga memikirkan kondisi papanya. Ia merasa berada di persimpangan jalan. Di dalam kamar, Bara hanya rebahan sambil memainkan ponselnya. Cukup lama Bara berdiam diri dikamar. Ia pun merasa bosan, mau keluar malas bertemu dengan Firda. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Bara merasa sangat haus, ia pun keluar dari kamar. Lampu ruang t
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Periksa Kesehatan

“Mbak, sudah lama?” sapa Malvin. Ia juga kaget melihat Firda berdiri di depan pintu kamar.“E..enggak, baru saja, kok.” Firda menjawab dengan gugup.Malvin memandangi kakak perempuannya itu, dari atas sampai ke bawah.“Mbak sakit ya?” tanya Malvin.“Enggak, kenapa?” “Kok kayaknya kurang sehat gitu. Kalau memang kurang sehat nggak usah nemenin Papa, biar diantar supir saja.”“Nggak apa-apa aku yang nemenin, tapi diantar supir. Aku hanya kurang tidur saja.”“Bener Mbak Firda nggak apa-apa?”“Iya, aku nggak apa-apa.”“Ya sudah, aku mau berangkat dulu.”Firda mengangguk, kemudian ia masuk ke kamar orang tuanya. Tampak Linda terbaring dengan selimut menutupi tubuhnya.“Mama kenapa?” tanya Firda sambil mendekati mamanya. “Hanya demam. Sudah lama nyampe?”“Baru sampai kok, Ma. Papa sudah siap?” Firda menoleh ke arah Hendrawan yang baru keluar dari kamar mandi.“Sudah, ayo berangkat pagi saja.”Firda mengangguk.*Pemeriksaan Hendrawan sudah selesai, sekarang Firda sedang antri mengambil ob
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Mencari Gita

Firda merasakan ada benjolan di pay*dara sebelah kanan. Tapi benjolan itu tidak terasa sakit. Keringat dingin pun keluar. Ia takut apa yang ia pikirkan sepanjang perjalanan tadi akan menjadi kenyataan. Diperjalanan pulang tadi Firda memikirkan segala kemungkinan. Ketika dokter Ilham menyarankan memeriksa sendiri kalau ada benjolan di pay*dara, ia sudah yakin kalau yang dimaksud oleh dokter tadi adalah kanker pay*dara.“Ah mudah-mudahan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Besok aku akan menemui dokter Ilham lagi.”Firda baru ingat sesuatu, dari tadi ia ingin menelpon Alan. Tapi karena disibukkan dengan mengantar Hendrawan, ia lupa untuk melakukannya.“Bara tahu dari mana ya kalau Alan sudah bercerai? O iya, Aira kan kerja di kantor Bara. Pasti ia sudah bercerita tentang perceraiannya. Tapi kok Alan tidak bercerita padaku ya?”Firda berusaha untuk menelpon Alan, tapi ternyata tidak diangkat oleh Alan. Padahal ponsel Alan aktif. Berulang kali ia mencoba menghubungi Alan, tetap saja
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Jomblo Bahagia

“Anak nggak ada sopan-sopannya dengan orang tua. Diajak ngomong kok malah pergi.” Dewi sangat kesal dengan kelakuan Alan. Padahal ia berkata seperti itu ingin melihat respon Alan. Ternyata Alan malah tidak merespon sama sekali.Dwita dan Gunawan hanya tersenyum melihat Dewi ngomel-ngomel.“Ngapain senyum-senyum kayak gitu, nggak lucu.” Dewi menatap Dwita dengan kesal.“Aku nggak ngetawain Mama, ini lho ada yang lucu di ponsel,” sahut Dwita sambil menunjukkan ponselnya. Padahal memang Dwita menertawakan mamanya.“Emangnya enak dicuekin?” ledek Gunawan, tapi matanya fokus pada ponsel.“Kalian berdua sama saja!”“Ma, sudahlah, nggak usah mencampuri urusan Alan. Ia sudah sangat dewasa, biarkan ia melakukan apa yang dia mau.” Gunawan memberi pengertian pada istrinya.“Tapi apa salahnya kalau Mama berharap Alan bisa menikah dengan Firda,” kilah Dewi.“Firda belum bercerai dengan suaminya, nggak mungkin bisa menikah dengan Alan.”“Kok Papa tahu!” Dewi merasa heran.“Tentu saja tahu! Kalau me
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Quality Time

“Alan?” Terdengar suara seseorang memanggil nama Alan. Secara refleks Alan dan Aira menoleh ke arah suara itu.Mereka berdua sangat terkejut melihat siapa yang memanggil Alan. Begitu juga orang yang memanggil itu.“Firda,” kata Alan dalam hati.Rupanya tadi setelah tidak bertemu dengan Gita, Firda pergi ke mall. Mungkin karena suntuk dan bingung tidak tahu mau pergi kemana.“Bukankah kalian berdua sudah bercerai?” Itulah kalimat pertama yang ditanyakan Firda. Ia tampak syok melihat Alan berdua dengan Aira.“Memangnya kenapa?” tanya Aira.“Sudah bercerai tapi masih pergi bersama?” Firda bertanya lagi.“Memangnya nggak boleh ya? Kami berdua sama-sama single, nggak terikat perkawinan dengan siapapun. Jadi nggak masalah kan?” sindir Aira.Firda hanya terdiam, kemudian menatap sinis ke arah Aira.“Ternyata kamu menyesal ya sudah bercerai dengan Alan. Makanya kamu sekarang mencoba mendekati Alan lagi.”“Sudahlah Firda. Ini urusan kami,” Alan menengahi perdebatan Firda dan Aira. Firda kemudi
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Nafsu Duniawi

Mata Aira berkaca-kaca melihat pemandangan ini, ada rasa nyeri di hati Aira. Aira segera menghapus air mata ketika Alan beranjak dari duduknya.Aira berjalan menuju ke ruang tamu, supaya Alan tidak melihatnya kalau ia sempat meneteskan air mata. Alan memandangi seluruh penjuru kamar tidur Aira, kemudian berjalan mencari Aira.“Terima kasih sudah memberiku waktu bersama Kenzo. Aku sangat bahagia. Terima kasih juga kamu sudah merawat Kenzo dengan baik.”“Iya, Mas.” Aira tampak canggung karena Alan menatapnya.“Mas, aku tidak berhak melarangmu untuk berhubungan dengan Firda. Kamu mau berhubungan dengan siapa saja, itu urusanmu. Tapi ketika kamu mengajak Kenzo, aku tidak mau kamu juga mengajak perempuan lain. Kenzo belum tahu apa-apa, aku takut jika nanti Kenzo banyak bertanya tentang perempuan yang bersama ayahnya. Aku harap kamu mengerti apa yang aku bicarakan.” Aira memberi penjelasan dengan perlahan.“Iya, aku mengerti. Maaf untuk kejadian tadi.” Alan menjawab dengan pelan. “Ini ada
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Bertemu Gita

“Tenang saja, Firda. Ini bukan operasi pengangkatan pay*dara. Tapi biopsi dulu, pengambilan sampel. Baru nanti diperiksa lebih lanjut. Proses pengobatannya menunggu hasil biopsi nanti.” Dokter Ilham memberi penjelasan.Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit atau mencocokkan jaringan organ sebelum melakukan transplantasi organ. Risiko yang dapat ditimbulkan oleh kesalahan proses biopsi adalah infeksi dan pendarahan. Biopsi sering kali digunakan untuk mendiagnosis kanker, namun dapat membantu mengidentifikasi kondisi lain seperti infeksi, peradangan, dan kelainan autoimun.“Jadi bukan operasi pengangkatan pay*dara?” tanya Firda lagi.“Bukan. Mudah-mudahan nanti hasil biopsi menunjukkan kalau itu jinak. Jadi tidak perlu operasi pengangkatan. Semangat ya? Tunjukkan kalau kamu itu Firda yang saya kenal selama ini. Optimis dalam segala hal.” Dokter Ilham memberi semangat pada Firda.Fi
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status