Jantung Aira berdetak dengan kencang mendengar suara Hasan yang menggelegar. Ia langsung mendongakkan wajah dan berusaha menatap ayahnya. Tatapan penuh kebencian.“Oh, kamu melawan Ayah, ya?” Hasan mendekati Aira.“Maaf Ayah, aku tidak melawan Ayah.” Aira menjawab pelan.“Tapi tatapan matamu itu, seperti orang menantang. Sudah hebat ya kamu melawan Ayah.” Hasan mengejek Aira, sambil menoyor kepala Aira. Emosi Aira mulai naik, ia mencoba untuk menarik nafas panjang untuk menetralkan keadaan.“Ayah, aku harus bagaimana? Semuanya serba salah dimata Ayah. Aku menunduk katanya melawan, aku menatap Ayah katanya melawan juga. Yang benar bagaimana Ayah.” Aira memberanikan diri untuk bersuara. Suaranya terdengar bergetar antara takut dan emosi yang ditahan.“Aira, kamu jangan melawan Ayah, kualat nanti lho.” Amel ikut bersuara. Fariz langsung menjawil tangan Amel. Amel menatap ke arah suaminya, Fariz menggelengkan kepala supaya Amel tidak bersuara lagi. “Betul yang dikatakan Amel, jangan mela
Last Updated : 2024-06-02 Read more