Home / Rumah Tangga / Setelah Kau Mendua / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Setelah Kau Mendua: Chapter 101 - Chapter 110

121 Chapters

Marah-marah

“Jangan bercanda kamu.” Firda masih tidak percaya dengan ucapan Gita.“Aku tidak bercanda. Aku hamil anak Derry.”“Apakah Derry tahu?”Gita menggelengkan kepalanya.“Kok bisa Derry tidak tahu. Kamu tidak bercerita padanya?”“Setelah Derry datang ke rumah bersama istrinya, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Aku tahu kalau aku hamil baru kemarin. Aku telat seminggu, ketika aku test pack ternyata positif.”“Kok kamu bisa hamil sih? Katamu dulu kamu nggak mau punya anak sama Derry, seharusnya kamu pakai KB.” Firda berdecak kesal.“Aku KB pakai pil, tapi aku pernah kelupaan nggak minum. Waktu itu, tiba-tiba Derry datang, langsung ngajak main. Besoknya baru ingat kalau belum minum pil.”“Kamu itu ya kalau sudah keenakan lupa segalanya,” ledek Firda.“Kayak kamu nggak, kamu juga kan? Kalau sudah bersama Alan lupa kalau sudah punya suami.” Gantian Gita yang menyindir Firda. Mereka berdua pun tertawa.“Waktu Derry dan istrinya datang, apa yang istri Derry katakan? Terus kenapa kau jual a
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Diperlakukan Berbeda

Jantung Aira berdetak dengan kencang mendengar suara Hasan yang menggelegar. Ia langsung mendongakkan wajah dan berusaha menatap ayahnya. Tatapan penuh kebencian.“Oh, kamu melawan Ayah, ya?” Hasan mendekati Aira.“Maaf Ayah, aku tidak melawan Ayah.” Aira menjawab pelan.“Tapi tatapan matamu itu, seperti orang menantang. Sudah hebat ya kamu melawan Ayah.” Hasan mengejek Aira, sambil menoyor kepala Aira. Emosi Aira mulai naik, ia mencoba untuk menarik nafas panjang untuk menetralkan keadaan.“Ayah, aku harus bagaimana? Semuanya serba salah dimata Ayah. Aku menunduk katanya melawan, aku menatap Ayah katanya melawan juga. Yang benar bagaimana Ayah.” Aira memberanikan diri untuk bersuara. Suaranya terdengar bergetar antara takut dan emosi yang ditahan.“Aira, kamu jangan melawan Ayah, kualat nanti lho.” Amel ikut bersuara. Fariz langsung menjawil tangan Amel. Amel menatap ke arah suaminya, Fariz menggelengkan kepala supaya Amel tidak bersuara lagi. “Betul yang dikatakan Amel, jangan mela
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Dipandang Sebelah Mata

“Seharusnya kamu jangan bercerai, menjadi janda itu tidak enak. Orang akan selalu membicarakan apa yang kamu lakukan. Kamu akan selalu menjadi objek pembicaraan orang-orang.” Utami terpancing untuk mengeluarkan pendapatnya.“Aku tidak memperdulikan pendapat orang lain. Bu, disini orang tidak peduli dengan orang lain. Tidak ada ibu-ibu yang suka menggunjingkan orang lain. Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing.” Aira menjawab ucapan ibunya.“Tetap saja jadi janda itu dipandang sebelah mata,” kilah Utami.“Semua tergantung dengan pribadi masing-masing, Bu. Aku bukanlah orang yang suka sok akrab dengan orang lain, apalagi dengan laki-laki. Jangan khawatir, aku masih bisa menjaga diri.” Aira masih berusaha meyakinkan ibunya.“Halah, sekarang kamu ngomong kayak gitu. Nanti suatu saat pasti kami akan tergoda, apalagi ketika kebutuhan semakin meningkat. Ada laki-laki yang menawarkan kenyamanan dan kemapanan, tidak peduli suami orang atau bukan. Pasti langsung sikat. Bisa-bisa kamu
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Minta Maaf

“Ada apa, Kenzo?” tanya Aira ketika sampai di kamar.“Kenzo mau makan.”“Ayo keluar, ibu ambilkan makan.”“Kenzo takut sama orang tadi.”“Boleh Opa masuk?” Terdengar suara Hasan, rupanya Hasan mengikuti Aira menuju ke kamar.Kenzo langsung mendekati Aira, sepertinya ia ketakutan.“Nggak apa-apa, Opa itu baik kok.” Aira menenangkan Kenzo.“Boleh Opa masuk?” Hasan mengulangi pertanyaannya.Kenzo mengangguk. Hasan tampak tersenyum bahagia. Ia pun berjalan mendekati Kenzo dan duduk di dekat Kenzo.“Ini Opa Kenzo.” Hasan memperkenalkan dirinya.“Apa iya, Bu?” Kenzo tampak ragu mendengar kata-kata Hasan.“Iya, Opa Kenzo.” Aira mengiyakan.“Boleh Opa gendong Kenzo?”Kenzo menatap ke arah ibunya, Aira pun mengangguk. Kenzo menghambur ke pelukan Hasan. Tampak mata Hasan berkaca-kaca.“Kenzo sudah besar ya? Maafkan Opa yang baru sempat menemui Kenzo.” Hasan memeluk erat Kenzo.Aira terharu melihat pemandangan ini. “Kenzo harus nurut sama Ibu ya? Jadi anak yang baik.” Hasan berkata dengan suara
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

Hasil Biopsi

Di luar kamar ada Asti yang hendak masuk ke kamar Firda. Bahkan ia sempat membuka handle pintu, dan ia tidak menutup pintu lagi karena takut ketahuan. Jadi pintu kamar perawatan Firda sedikit terbuka. Mendengar Firda sedang berbicara, Asti mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar, dan ia pun mendengarkan secara diam-diam.Banyak pertanyaan yang melintas di kepalanya, apa lagi ketika Firda mengatakan kangen. Asti pun memasang telinganya baik-baik untuk mendengarkan pembicaraan itu lagi.“Sayang, aku sudah mengurus perceraian. Jadi setelah suratnya keluar, kita bisa langsung menikah. Aku ingin privat party, hanya dihadiri oleh orang-orang dekat saja.” Firda melanjutkan berbicara.“Cerai? Bu Firda dan Pak Bara mau bercerai? Kok bisa? Padahal mereka sepertinya adem ayem? Berarti sekarang Bu Firda menelpon siapa?” kata Asti dalam hati, ia sangat penasaran dengan apa yang terjadi.“Memangnya Bara sudah setuju untuk bercerai?” tanya Alan.Tentu saja Asti tidak bisa mendengarkan suara Alan.
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Pindah

“Derry hanya diam saja, tidak berani berbicara. Aku sangat kecewa dengan sikapnya, ternyata memang ia laki-laki pengecut. Aku bilang pada mereka kalau aku tidak butuh apapun, aku hanya memberitahu saja kalau aku hamil anaknya Derry. Langsung aku blokir nomornya. Setelah beberapa hari, Derry menemuiku di kantor. Ia memintaku untuk menggugurkannya.”Firda membelalakkan matanya, mendengar cerita Gita.“Kamu tahu apa yang aku lakukan?”Firda menggelengkan kepalanya.“Aku menampar wajahnya berkali-kali, sampai aku puas.” Terlihat sekali kalau Gita sangat puas dengan apa yang ia lakukan.“Wow, hebat sekali kamu. Apa yang dilakukan Derry?”“Dia diam saja, tidak mengelak sama sekali. Setelah puas menamparnya, aku pun meninggalkannya.”“Terus bayimu bagaimana?” tanya Firda.“Mungkin karena aku stress dan banyak pikiran, makan pun aku tidak teratur. Tidak menjaga kesehatan. Ternyata aku pendarahan dan keguguran, dua hari aku dirawat di klinik.” Nada suara Gita terdengar sedih.“Kamu sendirian
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Operasi

Bara ingin menelpon Firda, tapi ia urungkan niatnya itu. Sudah beberapa hari ia tidak bertemu dengan Firda atau mungkin sudah beberapa minggu. Sejak ia meminta Firda untuk mengurus perceraian mereka, ia tidak berkomunikasi dengan Firda lagi. “Apa kabarmu sekarang Firda? Aku yakin kalau kamu sudah sangat bahagia, apalagi sudah keluar surat cerai kita. Jangan-jangan memang kamu sudah tidak tinggal di apartemen kita lagi,” kata Bara dalam hati. Akhirnya ia menulis pesan untuk Firda.[Terima kasih untuk kebersamaan kita yang cukup singkat ini. Ternyata memang benar kata orang, jangan memulai hubungan dengan orang yang belum selesai dengan masa lalunya. Kejarlah masa lalumu itu, semoga kamu bahagia dengan hidupmu. Aku sudah pindah ke tempat lain. Kalau kamu mau menempati apartemen itu, silahkan. Tapi kalau kamu tidak mau menempatinya, kabari aku, biar aku urus apartemen itu.]Pesan terkirim, tapi hanya centang satu. Ponsel Firda tidak aktif.“Tumben ponsel Firda tidak aktif. Oh mungkin ia
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Kecewa

“Mbak kenapa menangis? Mana yang sakit?” Malvin menjadi khawatir.“Aku bukan lagi perempuan utuh. Ada bagian tubuhku yang hilang.” Firda berkata sambil menangis.“Mbak, nggak apa-apa. Yang penting Mbak bisa sehat seperti sedia kala.”“Jangan beritahu Papa dan Mama ya? Aku takut mereka nanti khawatir.”“Tapi mereka harus tahu, Mbak.”“Iya, biar nanti aku yang memberitahu mereka.”Malvin hanya terdiam, Firda memang keras kepala. “Asti dimana?” tanya Firda.“Ada diluar, tadi masuknya harus bergantian. Mbak nggak usah berpikir macam-macam. Mbak harus sehat!” Malvin memberi semangat pada Firda.Firda hanya mengangguk. Akhirnya Malvin berpamitan pulang, karena ada hal lain yang akan ia kerjakan. “Asti, tolong temani Mbak Firda. Kalau ada apa-apa hubungi aku. Aku mau ke kantor dulu, menyelesaikan pekerjaan. Baru nanti aku kesini lagi.” Malvin berpesan pada Asti.“Iya, Pak.”*“Apa kabar, Malvin,” sapa Bara ketika Malvin masuk ke dalam ruangan Bara. Pulang dari rumah sakit tadi, Malvin sen
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Tidak Bertanggung Jawab

“Papa ngajak makan siapa?” tanya Dwita yang sepertinya mengerti apa yang ada dipikiran Aira.“Kita semua, mumpung bertemu Aira dan Kenzo, apa salahnya kita makan bareng.”Gunawan menggandeng tangan Kenzo.“Kantongnya biar Ibu yang pegang,” kata Aira, ia kasihan melihat Kenzo yang sepertinya keberatan membawa kantong plastik itu. Tapi Kenzo menolak bantuan ibunya. Ia tetap membawa kantong plastik itu.Aira berjalan bersama dengan Dwita, sedangkan Dewi berjalan dibelakang mereka. Dewi pun berjalan cepat untuk membersamai langkah kaki Gunawan.“Pa, kita pulang saja yuk, Mama nggak selera makan,” kata Dewi pada Gunawan.“Kalau nggak selera makan, ya nggak usah makan. Nungguin kami makan saja.”Dewi menjadi kesal dengan sikap suaminya, mau pulang duluan ia malas naik taksi. Akhirnya ia diam saja.Gunawan mencari tempat makan yang dekat dari tempat mereka berada. Akhirnya sampailah di sebuah tempat makan yang cukup ramai.“Mbak mau makan apa?” tanya Dwita ketika ia melihat-lihat menu rumah
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Mencari Solusi

“Mas Bara mengirim uang ke rekeningku,” kata Malvin dengan mata masih menatap layar ponselnya.“Katanya untuk biaya rumah sakit Mbak Firda,” lanjut Malvin.“Lihatlah betapa baiknya Bara, masih mau membantu materi untuk Firda. Padahal Firda bukan istrinya lagi. Mama tadi merasa tidak enak dengan Bara, karena sudah marah-marah padanya.” Linda berkata sambil meneteskan air mata. “Mama sih tidak mau mendengarkan penjelasan dari Mas Bara. Langsung nyerocos terus nggak berhenti. Aku jadi nggak enak sama Mas Bara.” Malvin menyesalkan tindakan sang Mama.“Mama kalut, karena Bara baru nongol di rumah sakit. Padahal Firda sudah beberapa hari ada di rumah sakit.”“Pasti ada alasan tertentu kenapa dia baru ke rumah sakit.” Malvin berkata lagi ketika mereka sudah sampai di rumah Sandra. Linda hanya terdiam, sepertinya ia memang menyesali tindakannya.Pulang dari rumah sakit, Linda mengajak Malvin pergi ke rumah Sandra, anak Linda yang kedua. Ia ingin membicarakan tentang masalah yang menimpa Fird
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status