All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 411 - Chapter 420

466 Chapters

Cemburu Kebangetan

“Wee … selamat Emran, Widuri akhirnya launching juga si Baby Boy. Beneran jadi trio krucil, neh,” seru Ivan.Pagi itu Ivan dan Nina berkunjung ke rumah sakit. Tidak hanya Ivan dan Nina, ada Fabian, Luna, Dandy dan Nilam. Mereka memang janjian akan menjengguk putra ketiga Emran bersama.“Iya, makasih semuanya. Maaf, kemarin sudah ngerepotin dan bikin tegang kalian.” Kini Widuri yang bersuara dan khusus ditujukan ke Luna serta Nina.Luna dan Nina hanya tersenyum meringis. Sebenarnya, Luna memaklumi keadaan Widuri kemarin dan sama sekali tidak keberatan. Namun, gara-gara sikap posesif Emran, Luna jadi tidak enak hati dengan Dokter Bayu.“Ngomong-ngomong Alif dan Alisha mana? Mereka gak lihat adiknya?” tanya Dandy.“Udah, kemarin udah ke sini semua. Sekarang lagi sekolah, kebetulan juga ada kakek neneknya di rumah. Jadi aku dan Widuri tenang saja.”Dandy hanya manggut-manggut mendengarnya. K
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Senyum di Atas Kekhawatiran

“Maaf … ,” kata Dokter Bayu.Pria muda nan tampan itu kini terkejut mendengar ucapan Emran. Tidak hanya itu, semua yang ada di ruangan itu juga terkejut, apalagi Widuri.“Mas, apa-apaan, sih. Dokter Bayu baru saja memeriksaku dan beliau mengatakan kalau aku sudah boleh pulang besok,” jelas Widuri.Emran terdiam, melirik ke arah Widuri sambil sesekali melihat Dokter Bayu yang berdiri di depannya. Di belakang Emran, terlihat Fabian, Ivan dan Dandy baru saja datang. Mereka terlihat bingung saat melihat sedikit ketegangan di pintu masuk.“Emran … semuanya baik-baik saja?” tanya Dandy.Emran menarik napas panjang kemudian menganggukkan kepala. Dia merasa serba salah kali ini. Kemudian Emran mengarahkan pandangannya ke Widuri. Ia melihat Widuri sedang menatapnya dengan tajam seakan menandakan jika istri manisnya itu sedang marah.“Saya sudah selesai memeriksa. Saya permisi dulu, Pak.” S
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Suami Pencemburu

“Berdasar hasil test semuanya normal, Tuan,” ujar sang Dokter.Ivan terdiam, matanya mengerjap berulang. Bibirnya tanpa sadar membentuk lengkungan indah di raut manisnya. Pria paruh baya itu ikut tersenyum melihat ekspresi Ivan.“Apa itu artinya saya bisa punya anak, Dok?” tanya Ivan.Pria paruh baya itu kembali tersenyum dan mengangguk. Ivan menghela napas lega sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.“Namun, kembali lagi ke takdir, Tuan. Semua yang menentukan adalah Tuhan.”Ivan tersenyum sambil menganggukkan kepala. Semua yang terjadi pada dirinya juga atas mukjizat Tuhan.“Iya, Dok. Saya tahu. Terima kasih atas semuanya, Dok.”Pria paruh baya itu tersenyum. “Saya hanya minta Anda memperhatikan pola makan, tidur cukup, olahraga, tidak merokok dan tidak stress. Mungkin dengan menjalankan pola hidup sehat, penyakit kanker Anda tidak akan kambuh dan tentunya cepat mendapat keturunan.”Ivan tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ia terlihat sangat bahagia kali ini. Hatinya berbunga-bung
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Hanya Kamu Satu

“Ivan, kamu apa-apaan?” omel Nina.Ivan menoleh, melihat Nina dengan kedua alisnya yang terangkat. Sementara Nina berjalan mendekat, menatap Ivan dengan wajah yang merona merah. Ivan hanya diam, memperhatikan ekspresi istrinya. Setelah beberapa bulan menikah, baru kali ini dia melihat istrinya tersipu malu seperti itu.“Kamu kenapa? Kenapa gak pakai baju?” imbuh Nina.Ivan menghela napas panjang. Sambil kembali mematut wajahnya di depan cermin. Memang kali ini Ivan sudah melepas pakaiannya. Ia hanya menyisakan celana kainnya saja.“Gak papa. Cuman pengen lihat sedrastis apa perubahan tubuhku.”Ivan menjawabnya dengan santai dan datar, tanpa penekanan apa pun.“Memang kenapa kalau ada perubahan?”Ivan membalikkan badan dan melihat ke arah Nina yang sedang menatapnya. Ia terdiam untuk beberapa saat, menarik napas panjang dan menggelengkan kepala.“Aku hanya belajar menerima ke
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Lagi-lagi Cemburu

Ivan membuka mata perlahan sambil mengerjapkan berulang. Sinar mentari pagi yang menerobos kamarnya pagi ini membuat Ivan terbangun. Ivan melirik ke sebelah dan melihat Nina sedang terlelap dalam pelukannya.Ivan mengulum senyum saat melihat banyak tanda kepemilikannya menempel di leher Nina. Harusnya mereka melakukan hal ini saat honeymoon akhir pekan esok, tapi sepertinya mereka tidak mau menundanya semalam.“Engg … .” Nina bergumam sambil menggeliatkan tubuhnya.Wajahnya tampak berantakan, belum lagi rambut gelombangnya yang indah. Semalam Ivan telah melakukan tugasnya sebagai suami untuk pertama kali. Bahkan tidak hanya sekali mereka melakukan penyatuan semalam.“Sayang … jam berapa?” tanya Nina dengan suara serak khas bangun tidur.Ivan melirik ke dinding melihat jam yang menempel di sana.“Masih jam tujuh.”Seketika Nina terperanjat. Matanya terbuka lebar dengan selimut yang ters
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Ada Apa Dengan Nina?

“Emang Nina punya urusan kerjaan dengan Dokter Bayu?” tanya Emran.Ivan tidak menjawab, tapi matanya sedang fokus menatap keadaan di luar kafe. Nina masih berada di sana bersama Dokter Bayu. Mereka tampak asyik mengobrol. Dokter tampan itu sesekali tersenyum saat menjawab obrolan Nina.Emran hanya diam memperhatikan Ivan. Mata Ivan sudah meruncing dengan bibir yang terkatup rapat. Rahangnya menegang. Bahkan kini tangan Ivan mengepal siap memukul seseorang. Melihat gestur tubuh Ivan kali ini mengingatkan Emran pada dirinya saat melihat Widuri berinteraksi dengan Dandy dulu.“Jangan cemburu buta. Bisa jadi, mereka sedang ngobrol urusan kerjaan.” Emran kembali bersuara.Ivan mendengkus sambil memukulkan tangan ke meja hingga terdengar nyaring.“Urusan kerja gimana? Dia dokter dan istriku pengusaha. Emang ada hubungannya?”Emran menarik napas panjang. “Ya … siapa tahu, Nina juga pengen berbisnis d
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Dari Resah jadi Suka

“Akh … ngapain juga aku cemburu,” batin Ivan.Ia buru-buru membalikkan badan dan berjalan cepat masuk ke dalam kamar. Ivan langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Ia tidur terlentang sambil menatap langit-langit kamar. Entah mengapa dia jadi kesal. Lagi-lagi Nina berhubungan dengan pria lain.“Kira-kira ada urusan apa sih, mereka. Kenapa juga Nina gak ngomong? Apa aku tanya duluan?”Ivan menghela napas panjang sambil sesekali melirik ke arah pintu. Ia semakin kesal saat tahu tidak ada pergerakan di handle pintu. Itu artinya Nina belum masuk ke dalam kamar.“Ngomong apa aja, sih? Kok lama banget. Udah gitu, sengaja ngomongnya di luar kamar. Biar aku gak denger, gitu.”Ivan meradang, hatinya gondok dan semakin kesal. Lima menit, sepuluh menit hingga tiga puluh menit berlalu, Nina tidak juga masuk kamar. Ivan mendengkus sambil bangkit bersiap hendak menghampiri Nina. Dia sudah tidak sabar menunggu lagi
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bukan yang Seharusnya

“Yeay … akhirnya sampai juga,” sorak Nina.Ia sangat senang usai pesawat landing. Hanya dua jam setengah perjalanan menuju tempat honeymoon kali ini. Fabian memang sengaja memilihkan tempat honeymoon untuk mereka berdua yang tidak terlalu jauh. Fabian tidak mau membuat Nina dan Ivan terlalu lelah di perjalanan.“Tuan Ivan Pramudya?” sapa seorang pria paruh baya.Ivan yang berdiri di sebelah Nina langsung mengangguk. “Iya, Pak.”Pria itu tersenyum sambil mengulurkan tangan. “Saya Made, Pak. Saya yang menjemput Anda dan Nyonya hari ini.”Ivan manggut-manggut sambil tersenyum bahkan Nina ikut beramah tamah sekilas. Selanjutnya ketiganya sudah melanjutkan perjalanan menuju tempat honeymoon mereka. Hanya satu kilo jarak hotel yang mereka tuju dengan bandara.Lagi-lagi Nina tersenyum kesenangan saat tiba di lokasi. Sebuah hotel yang didesain dengan gaya Santorini Yunani tepampang di matanya. N
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Kamu Kenapa, Nina?

“Iya, Pa. Kami sudah tiba beberapa jam yang lalu,” jawab Ivan.Ia baru saja terjaga dari tidur gara-gara suara ponselnya berdering terus. Usai menikmati senja, interaksi mereka berpindah ke kasur dan berakhir dengan sangat manis hingga membuat Ivan terpulas.Ivan melirik ke sebelah dan dia tidak mendapati Nina di sisinya. Namun, telinga Ivan mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Ivan berpikir kalau Nina sedang berada di dalam.“Apa kamu baik-baik saja, Van? Nina juga baik-baik saja, kan?” tanya Tuan Thomas.Ivan tersenyum datar sambil menggelengkan kepala. Sejak tahu, Ivan menderita kanker hingga sembuh seperti saat ini, Tuan Thomas semakin sering mencemaskannya. Ini tidak seperti sikap Tuan Thomas sebelumnya, tapi Ivan juga tidak bisa menolaknya.“Aku dan Nina baik-baik saja. Kami menikmati honeymoon ini. Bahkan saat ini Nina sedang membersihkan diri di kamar mandi usai yang kulakukan tadi.”Son
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Kakak yang Cemburu

“Apa yang kamu minum? Kamu sakit?” tanya Ivan.Nina terdiam, bergeming di tempatnya. Ivan berjalan mendekat dan melihat Nina penuh selidik. Nina tidak menjawab hanya tersenyum sambil membalas tatapan Ivan.“Kamu sedang sakit?” Kembali Ivan mengulang kalimatnya.Nina menggeleng. “Enggak. Aku … aku minum vitamin tadi.”Ivan hanya diam, mengerjapkan mata sambil menatap Nina. Nina berdecak.“Aku sudah biasa minum vitamin dan mungkin kamu baru kali ini melihatnya, Van.”Belum ada kalimat yang keluar dari bibir Ivan hanya jakunnya yang bergerak-gerak.“Apa salah aku minum vitamin? Aku hanya tidak ingin kelelahan. Lagipula beberapa hari ini, kita sering beraktivitas di ranjang. Aku … aku tidak mau mengecewakanmu.”Ivan menghela napas panjang sambil merengkuh tubuh Nina dan memeluknya.“Kata siapa kamu mengecewakanku? Kamu cukup hot bahkan aku yang t
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more
PREV
1
...
4041424344
...
47
DMCA.com Protection Status