All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 431 - Chapter 440

466 Chapters

Andai Ada Kamu

“Sayang … aku lihat mobil Dokter Bayu tadi. Apa dia ke sini?” tanya Emran.Ia baru saja datang dan langsung menghampiri Widuri yang sedang menenangkan Alvan di kamar. Widuri terdiam sejenak, ia belum menjawab, tapi matanya melirik ke arah Emran. Emran curiga dan duduk di sampingnya.“Sayang … kamu –”“Mas, kayaknya kita harus bawa Alvan ke rumah sakit, deh.” Widuri sudah memotong lebih dulu ucapan Emran.Emran tampak terkejut dan kini melihat ke arah Alvan yang terus menangis di pelukan Widuri.“Badannya panas, Mas. Ayo, buruan!!” ajak Widuri.Tanpa berpikir panjang, Emran mengangguk kemudian mereka sudah berjalan beriringan keluar rumah. Selang beberapa saat mereka sudah tiba di rumah sakit. Kali ini kebetulan Luna yang sedang praktek. Usai melahirkan, karir Luna makin cemerlang bahkan pasiennya semakin banyak dan membuat Luna membuka jam praktek dua kali sehari.“Alvan sakit apa, Lun?” tanya Widuri.Luna tersenyum sambil meng
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Cerita Dari Nina

“Aku dengar Alvan sakit semalam, Mbak,” ucap Nina.Pagi ini Nina sengaja datang ke rumah Widuri. Kebetulan Ivan ada perlu dengan Emran, itu sebabnya Nina ikut berkunjung ke rumah Widuri pagi ini.“Iya, Nin, tapi cuman demam biasa, kok.”“Syukur, deh. Aku paling sedih kalau lihat anak kecil sakit, Mbak.”Widuri tersenyum dan kini tampak sedang menidurkan Alvan di kasurnya. Pelan-pelan Widuri keluar kamar diikuti Nina. Mereka kini berjalan menuju ruang tengah. Ada Ivan dan Emran yang sibuk berdiskusi di sana. Widuri kemudian mengajak Nina ke teras belakang saja. Mereka sudah duduk di sana sambil menikmati kudapan dan teh manis.“Gimana keadaanmu, Nin? Program hamilnya sudah jalan?” tanya Widuri.Nina terdiam tampak menghela napas panjang.“Rencananya aku mau ke lab hari ini, Mbak. Kemarin udah dikasih pengantar ama Dokter Bayu.”Widuri hanya manggut-manggut mendengarnya. Ia melihat Nina sekilas dan entah mengapa Widuri penasaran
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Jangan Salah Sangka

“Kok kamu bisa tahu, Nin?” seru Widuri.Widuri sangat terkejut saat mendengar ucapan Nina tadi. Kini dia tahu kenapa sikap Rayhan saat pertama kali bertemu dulu terlihat aneh. Tidak hanya Rayhan bahkan Dokter Bayu sering kali bersikap aneh jika mereka hanya berdua.“Dokter Bayu yang cerita dan tanpa sengaja aku melihat foto istrinya. Namanya Kamila dan dia mirip Mbak Widuri.”Widuri hanya diam tidak bisa berkata apa-apa.“Katanya istrinya punya kelainan saat hamil dulu, tapi memaksa mempertahankan kandungannya. Alhasil malah meninggal. Karena alasan itu juga yang membuat Dokter Bayu memilih jadi Dokter Kandungan. Ia tidak mau hal yang dialami istrinya menimpa calon ibu yang lain.”Widuri menghela napas panjang usai mendengar penjelasan Nina.“Ternyata dia baik banget, ya. Aku gak menduga, dia punya kisah sedih seperti itu.”Nina manggut-manggut membenarkan ucapan Widuri. Widuri kembali diam dan entah mengapa ia jadi teringat semua sik
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Panggilan Baru

“Alif!!” seru Widuri.Wanita cantik berhijab itu terkejut saat Alif tiba-tiba menghampirinya dan mendengar apa yang barusan dikatakan Rayhan. Alih-alih marah dan cemberut, Alif malah tersenyum kemudian duduk di sebelah Rayhan sambil merangkulnya.“Rayhan sudah bilang kok, Bun. Kalau Bunda sangat mirip dengan mamanya,” ujar Alif.Widuri hanya diam sambil menatap tajam dua bocah laki-laki di sebelahnya ini. Widuri pikir, Alif akan protes atau marah, tapi nyatanya tidak.“Aku juga gak masalah kalau Rayhan manggil Bunda dengan sebutan ‘Mama’. Itu artinya aku bersaudara dengan Rayhan. Iya kan, Ray?”Rayhan langsung tersenyum meringis sambil memperlihatkan gigi kelincinya. Widuri ikut tersenyum kikuk. Mungkin Alif bisa menanggapi reaksi Rayhan ini dengan santai, tapi apa jadinya jika Emran tahu. Apa suaminya akan bersikap sama seperti Alif?“Ray, Papa sudah minta izin ke pelatihmu. Kita pulang
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Harus Menahan Amarah

“Emang Rayhan cerita ke kamu, Lif?” tanya Emran.Ia jadi penasaran usai mendengar perkataan Alif barusan. Alif tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Iya, Yah. Rayhan kan sejak kecil ditinggal mamanya meninggal. Dia tahu mamanya dari foto dan Rayhan bilang, papanya juga mengiyakan kok kalau Bunda mirip ama mamanya Rayhan.”Emran semakin tercengang kaget. Entah mengapa ada sesuatu yang mendidih di dalam hatinya. Namun, sebisa mungkin Emran menahannya.“Rayhan juga bilang tempo hari sengaja datang ke kafe Bunda hanya ingin ketemu Bunda. Kalau Rayhan kangen mamanya, ia pasti menemui Bunda di kafe. Dia sudah minta izin ke aku, Yah.”Emran makin tercengang, menatap Alif dengan mata membola. Kenapa juga putranya sepolos ini? Apa Alif tidak tahu kalau semua ceritanya membuat Emran cemburu? Jika Rayhan saja menganggap Widuri sebagai mamanya. Apalagi Dokter Bayu. Jangan-jangan dokter tampan itu juga sudah menganggap Widu
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Marah dan Cemburu Jadi Satu

“Maaf, Dok. Saya harus pulang!!” ucap Nina.Ia gegas berpamitan sambil beranjak pergi meninggalkan Dokter Bayu. Nina melihat Ivan sudah membalikkan badan dan dengan wajah muram berlalu pergi begitu saja. Nina yakin Ivan marah padanya dan dia tidak ingin membuat masalah ini semakin rumit.Dokter Bayu hanya menganggukkan kepala dan menyilakan Nina berlalu pergi. Nina berlarian keluar kafe sambil mengedarkan pandangannya. Ia takut terjadi sesuatu pada Ivan. Memang salahnya juga tidak menjelaskan semuanya dari awal.Nina berdecak sambil menyugar rambutnya.“Kamu ke mana, Van?” Nina berkata sambil terus mengedarkan pandangannya menelusur suasana di luar kafe.Kemudian tiba-tiba Nina melihat mobil Ivan sudah melaju melintas di depannya. Nina terperanjat. Ia bergegas masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin mobil dan berlalu pergi meninggalkan kafe. Memang Nina berencana akan memberi tahu semuanya setelah hari ini.Dia harus m
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Suami yang Cemburu

“Dokter Bayu? Siapa itu? Saya bukan Dokter Bayu, saya Pak Aris,” jawab suara di seberang.Emran menghela napas panjang sambil meraup wajahnya dengan kasar. Entah kenapa dia malah teringat dengan Dokter Bayu. Apa dia sedang cemburu? Gara-gara cerita Alif tadi.“Pak Aris?” kata Emran.“Iya, saya Pak Aris yang tempo hari pesan nasi kotak ke Widuri,” jelas suara di seberang.Emran manggut-manggut sambil terus mengacak rambutnya.“Iya, Pak. Saya tahu, tapi istri saya sedang istirahat sekarang. Ada pesan yang ingin disampaikan?”“Akh … ini Pak Emran ternyata?”Emran tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ternyata orang yang bersuara di seberang sana mengenalnya.“Widuri sering cerita tentang Anda. Kebetulan, kantor kami bulan depan akan melakukan renovasi. Apa bisa saya minta bantuan Anda, Pak? Widuri bilang, Anda sudah biasa menangani renovasi kantor. Saya juga
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Amarah Ivan

“HAH!! Emangnya dia ngapain sampai mau kamu hajar?” tanya Emran.Ivan terdiam sesaat. Wajahnya merah padam dengan mata menyalang dan rahang yang menegang. Emran memperhatikan dan baru kali ini ia melihat reaksi Ivan yang penuh amarah.“Dia goda Nina dan aku yakin ini bukan yang pertama kali mereka bertemu. Kamu juga masih ingat, kan?”Emran terdiam, melihat Ivan dengan sudut matanya. Baru saja dia membahas Dokter Bayu dengan Widuri. Bahkan Emran cemburu berat dengan dokter itu. Kini Ivan malah lebih parah darinya.“Tunggu dulu, emangnya kamu yakin akan melakukannya?”Emran membimbing Ivan duduk di ruang tengah. Bahkan ia meminta sang Art membuatkan minuman untuk Ivan.“Iya, aku tadi melihat mereka berduaan di kafe. Saling pandang, saling senyum. Apalagi kalau gak pacaran. Emang bener katamu dokter itu tipe pria penggoda.”Emran menghela napas panjang. Tadi baru saja Nina menelepon menany
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Jangan Menangis Nina

“APA!!! Siapa juga yang mau cerai?” sergah Nina.Ivan menghela napas panjang sambil menatap Nina dengan tajam. Mata cekungnya semakin sinis seakan aura dingin sedang menyelimuti sekitarnya.“Bukannya kamu yang menginginkannya. Aku tidak bisa memuaskanmu dan kamu mencari kepuasan di luar sana dengan Dokter Bayu, kan?”Nina terbelalak mendengar ucapan Ivan. Tepat dugaannya kalau Ivan cemburu dan marah melihat keakrabannya dengan Dokter Bayu.“Kamu jangan asal nuduh. Antara aku dan Dokter Bayu tidak ada apa-apa.”“Oh ya? Menurutmu aku buta atau gimana? Aku melihat kamu bersamanya dan ini bukan hanya sekali, Nina!!”Nina terdiam, bahunya naik turun mengikuti ritme olahan udara di dadanya. Ia tidak menduga Ivan akan berpikiran seperti itu.“Van, dengerin dulu penjelasanku dan jangan asal tuduh!!”“Aku tidak asal tuduh. Aku melihat dengan mataku sendiri dan itu sudah c
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Masih Ada Batu Sandungan

“Fabian, aku bisa minta tolong, gak?” ucap Ivan sore itu.Usai berbincang dengan Nina dan menyelesaikan perselisihannya, Ivan menghubungi Fabian. Kebetulan saat ini, Nina sedang beristirahat di kamar.“Ya ampun, Van. Kamu ke mana aja? Seharian ini aku telepon kamu gak bisa.” Fabian malah nyerocos tak karuan.Ivan menghela napas panjang sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.“Aku ketemuan ama klien tadi dan lupa kalau ponselku mati. Ini barusan nyampai apartemen. Soal permintaanku tadi kamu bisa, gak?”Fabian tersenyum di seberang sana sambil berulang menganggukkan kepala.“Iya, beres. Kamu minta tolong apa pun pasti aku layani. Btw, Nina udah ngasih tahu kamu, gak?”Ivan terdiam sesaat. Gara-gara perselisihan mereka tadi, Nina bahkan lupa menyampaikan pesan Fabian tentang undangan makan malam.“Ngasih tahu apa? Dia belum memberitahu apa pun ke aku. Saat aku datang, Nina seda
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more
PREV
1
...
424344454647
DMCA.com Protection Status