All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 401 - Chapter 410

466 Chapters

Kumpul Bocah

“Selamat ya atas kelahiran putrinya,” ucap Dandy dan Nilam.Setelah dua minggu berselang, Dandy dan Nilam menjenguk Luna di rumahnya kali ini. Mereka senang saat tahu jika Luna melahirkan putri kembar.“Mereka cantik banget kayak ibunya,” seru Nilam.Luna hanya tersenyum mendengarnya. Luna tahu jika Fabian pernah suka pada Nilam. Sayangnya, Nilam hanya menganggap Fabian teman saat itu.“Kamu harus ekstra makannya, Lun. Biar gak kelaparan terus, soalnya ada dua mulut yang minum asi,” imbuh Nilam.Nilam memang berpengalaman punya anak kembar. Bahkan kini Nilam dan Dandy sengaja berkunjung bersama putra putri kembarnya.“Iya, benar. Aku selalu kelaparan, Nilam.”Nilam tersenyum menganggukkan kepala kemudian sudah tampak memberi beberapa nasehat mengenai penanganan bayi kembar. Luna hanya menganggukkan kepala. Dia memang seorang dokter anak, tapi belajar dari pengalaman orang juga penting un
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Harapan Baru

“Hai!! Kalian kumpul di sini semua,” sapa Ivan dengan senyum lebar.Fabian, Dandy langsung bangkit dan berjalan menghampiri. Mereka langsung berhambur memeluk Ivan bergantian. Ivan tertawa sambil membalas pelukan Fabian dan Dandy. Fabian memeluk Ivan dengan erat sambil mengelus kepalanya yang plontos.“Udah. Geli, Fabian.”Fabian tertawa dan mengurai pelukannya. Ia terdiam menatap Ivan dengan seksama. Cukup lama Fabian tidak bertemu dengan Ivan dan ini adalah momen temu kangen dengannya.“Kamu sudah lebih baik sekarang?” tanya Fabian.Ivan tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Seperti yang kamu lihat. Aku sudah lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja satu yang hilang dariku. Rambut indahku.”Ivan berkata sambil terkekeh. Luna dan Nilam yang berdiri tidak jauh dari Ivan ikut tersenyum melihatnya.“Eh, iya mana ponakanku? Aku penasaran, nih.”“Loh, Nina mana? Kok kamu sendirian?” Luna tidak menjawab pertanyaan Ivan malah bertanya tentang Nina.“Aku di sini, Lun,” sahut Nina.Luna menole
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Tak Mau Menunda Bahagia

“Ada apa? Kamu kenapa, Emran?” tanya Dandy.Tak ayal Fabian dan Ivan sudah menatap Dandy dengan tatapan menyelidik. Apalagi ekspresi wajah Dandy terlihat tegang kali ini.“Ada salah satu anak buahku yang mengalami kecelakaan kerja dan sekarang sedang dievakuasi. Semoga saja dia tidak kenapa-napa. Hanya saja, banyak hal yang harus aku handle berhubungan dengan ini. Apa bisa kamu membantuku?”Dandy menghela napas dan terlihat lega. Tentu saja reaksi Dandy membuat Fabian dan Ivan ikut merasa tenang.“Oke, habis ini aku ke sana. Namun, sedikit lama. Aku sedang di rumah Fabian. Ada Ivan juga.”Emran di seberang sana terkejut mendengarnya. “Ivan!! Ivan ada di sana? Dia sudah sembuh?”Dandy mengangguk spontan, tapi tentu saja jawaban gestur tubuhnya tidak bisa dilihat Emran.“Iya. Kamu mau bicara dengannya?” tawar Dandy.“Iya, iya. Mana?”Dandy tersenyum da
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Jangan Suruh Aku Pergi

Nina mengulum senyum sambil melirik Ivan yang terbaring di sebelahnya. Padahal beberapa saat tadi, mereka baru saja melakukan warming up. Sayangnya belum sampai selesai, Ivan sudah kelelahan dan ambruk duluan.Perlahan Nina mengurai pelukan Ivan dan tanpa suara dia bangkit dari kasur. Nina melirik jam di tangannya. Ia terlambat sepuluh menit untuk zoom meeting hari ini. Nina merapikan rambut dan wajahnya kemudian tampak bersiap duduk manis di depan laptop.Hampir dua jam, Nina melakukan zoom meeting. Banyak hal penting yang harus dibahas kali ini. Nina tidak menyadari jika Ivan sudah terjaga. Ia berdiri di depan pintu kamar sambil menatap Nina dengan sendu.“Kamu sudah bangun?” tanya Nina.Ia melihat Ivan dan Ivan hanya mengangguk, menjawab pertanyaan Nina. Kali ini Nina memang baru saja selesai. Ia mematikan laptop dan bersiap menghampiri Ivan.Ivan masih bergeming di tempatnya saat Nina berdiri tanpa jarak di depannya. Nina tersenyum
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Sulitnya Untuk Bahagia

“Untunglah tidak ada korban pada kecelakaan kerja kemarin,” ujar Ivan.Pagi ini sengaja Emran bertemu dengan Ivan di apartemen Nina. Emran sudah bertolak pulang ke kotanya dan bertemu Ivan di sana.“Iya, sepertinya aku harus lebih sering melakukan sidak, supaya tidak terjadi kayak kemarin lagi.”Ivan terdiam menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala.“Harusnya aku yang berada di sana. Kamu pasti cukup sibuk membagi waktu, Emran.”Emran tersenyum sambil menatap Ivan.“Kemarin kamu kan masih sakit, itu sebabnya aku yang menghandle semuanya. Meski Nina sedikit membantu, tapi dia tidak bisa terjun langsung ke lokasi.”Emran menjeda kalimatnya dan menatap Ivan tajam.“Sekarang karena kamu sudah kembali dan juga sudah pulih, rasanya aku tidak keberatan jika tugasku di sana tergantikan,” imbuh Emran.Ivan terkekeh mendengar ucapan Emran.“Iya, jan
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Aku Berengsek tapi Setia

“APA!! Kamu jangan bercanda, Sayang. Ini bukan April Mop dan bukan ulang tahunku,” ujar Emran.Ivan yang mendengarkan pembicaraan Emran dan Widuri di telepon tampak bingung. Ia terus mengamati gerak gerik Emran yang tampak gelisah kali ini.“Aku gak bercanda, Mas. Itu sebabnya aku meneleponmu. Dia kekeuh ingin bertemu denganmu bahkan mengajak kedua orang tuanya pula.”“WHAT!! Pasti ada yang gak beres, nih,” gumam Emran.Widuri menghela napas panjang.“Ya udah, buruan pulang. Buktikan kalau bukan kamu pelakunya.”Emran mengangguk sambil bergegas mengakhiri panggilannya. Ia sudah menyimpan ponsel dan bersiap pulang.“Ada apa? Widuri gak kenapa-napa, kan?” Ivan penasaran karena usai menerima telepon tadi Emran tampak tegang.“Gak, dia gak kenapa-napa. Hanya saja ada wanita bernama Nia yang datang ke rumah, mengaku hamil anakku.”Ivan langsung terperanga
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Gadis Muda Pemberani

“Dia maksudmu?” kata Emran balik bertanya.Sementara sosok pria yang baru masuk tadi tampak terkejut. Ia melihat ke Emran dengan ketakutan kemudian beralih menatap satu persatu orang yang hadir di ruangan tersebut.“Iya, dia Mas Emran, pacar saya sekaligus yang menghamili saya,” jawab Nia.Emran berdecak, menggelengkan kepala sambil berkacak pinggang menatap pria di depannya. Pria itu langsung menunduk dan bergeming di tempatnya.“Namanya bukan Emran, tapi Yudi. Dia ini karyawan saya, baru juga dua tahun bekerja ikut saya,” terang Emran.“Jadi … jadi kamu bohong, Mas,” seru Nia. Kali ini dia berkata sambil berjalan menuju Yudi.Hari ini Yudi memang diminta Reno datang ke rumah Emran untuk mengantar sebuah berkas. Sayangnya kedatangan Yudi kali ini malah menjadi jawaban akan masalah Nia.“I—iya, Nia. Saya … saya minta maaf. Nama saya sebenarnya Yudi, bukan Emran.
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Hadiah Dadakan

“Aku pikir kamu bercanda saat akan memberiku paket honeymoon, Fabian,” kata Ivan.Pagi ini Fabian sengaja datang ke apartemen Nina dan bertemu Ivan. Ia datang sambil membawa sebuah amplop berisi voucher perjalanan honeymoon untuk Ivan. Fabian tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Aku sudah janji, Van. Tentu saja akan aku tepati. Kamu bisa memakainya kapan saja, tapi kalau bisa kamu konfirmasi dulu ke nomor yang tertera di sana sebelum menggunakannya.”Fabian kembali bersuara menjelaskan ke Ivan. Ivan hanya manggut-manggut mendengarnya. Kali ini tinggal mereka berdua di apartemen. Nina sedang keluar menemui kliennya.“Aku juga sudah beritahu Emran tentang hal ini, jadi sepertinya dia tidak akan mengganggu masa honeymoon-mu.”Ivan tersenyum lagi dan entah mengapa dia tiba-tiba ingat kejadian saat Emran kemarin ke apartemennya. Ivan jadi sibuk membayangkan apa temannya itu sudah berhasil mengatasi masalahnya.
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Suami Posesif

“HAH!!!” Nina dan Luna sudah berseru berbarengan.Kemudian mata keduanya mengarah ke lantai dan melihat ada cairan yang merembes turun dari bangku tempat Widuri duduk. Nina langsung bangkit.“Ayo!! Kita harus ke rumah sakit. Aku gak mau terjadi apa-apa pada si Kecil.”Luna mengangguk. Ia juga ikut bangkit dan membantu Widuri berjalan. Ketiganya sudah berjalan menuju mobil. Seorang karyawan Widuri tampak terkejut dan menghampiri mereka.“Bu, kenapa? Apa Ibu mau lahiran?” tanya wanita muda yang merupakan karyawan Widuri.“Iya, buruan telepon Pak Emran. Beritahu kami membawa istrinya ke rumah sakit!” Malah Nina yang menyahut.Karyawan Widuri itu gegas berlari masuk ke dalam. Sementara Nina bersama Widuri dan Luna langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit.“Kita ke Dokter Risna saja, Lun. Aku sudah biasa kontrol di sana,” pinta Widuri.Luna mengangguk kemudian meminta
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Welcome Baby Boy

“Mas, tapi rasanya tidak mungkin,” sahut Luna.Emran terdiam menatap tajam ke arah Luna, Nina dan suster tersebut. Ia terdiam beberapa saat dengan mata elangnya yang berkilatan.“Keadaan Mbak Widuri tidak memungkinkan untuk dipindah lagi. Air ketubannya sudah pecah, takutnya terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan pada si Bayi,” imbuh Luna.“Iya, benar kata Dokter Luna, Pak. Pasien harus segera mendapatkan pertolongan.” Suster tersebut ikut berkomentar.Emran terdiam, melirik Luna, Nina dan suster tersebut secara bergantian. Kemudian Emran mendekat ke Luna dan berbisik sesuatu di telinganya.“Lun, aku gak mau orang lain melihat tubuh Widuri. Kamu tahu kan maksudku?”Luna mengangguk. “Aku tahu, Mas. Namun, kalau kita tidak secepatnya melakukan tindakan bisa-bisa membahayakan Mbak Widuri juga.” Luna berkata tak kalah lirih.Emran menghela napas panjang lagi dan kini sudah lebih
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
3940414243
...
47
DMCA.com Protection Status