All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 271 - Chapter 280

466 Chapters

Kejutan untuk Fabian

“Keluarga Bu Nilam?” seru seorang suster.Dandy yang sudah menunggu sedari tadi dengan cemas, gegas bangkit dan berjalan menghampiri suster tersebut.“Iya, Sus. Bagaimana istri saya? Apa dia baik-baik saja?”“Iya, Tuan. Operasinya berjalan lancar. Anak Anda laki-laki dan perempuan. Namun, untuk sementara istri Anda belum sadar.”Dandy langsung tersenyum sambil menganggukkan kepala. Nilam tadi sempat pingsan saat di mobil dan itu sebabnya, dokter memutuskan untuk melakukan operasi. Untung saja operasinya berjalan lancar. Bahkan Dandy mendapat hadiah langsung seorang putra dan seorang putri.“Saya boleh melihatnya, Sus?”“Tentu. Mari ikut saya!!!”Dandy mengekor langkah suster. Dia tersenyum saat melihat dua makhluk kecil tak berdosa itu di box bayi. Dandy tersenyum, air mata mengalir membasahi pipinya. Dia sungguh takjub dengan semua peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Banyak syukur yang kini dia ucapkan tiada henti.“So cute, Dad.” Tiba-tiba David menyeletuk dan berdiri di belakangn
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Nikah Dadakan

“Calon istri? Maksud Mama ---“Ucapan Fabian langsung terpotong dan dijawab dengan anggukkan kepala Bu Ana. Wanita paruh baya itu tersenyum dengan manis ke arah putra semata wayangnya. Sementara wanita cantik bernama Luna itu hanya diam, menundukkan kepala.Fabian tercenung beberapa saat. Kini matanya memindai sosok wanita di depannya. Dilihat dari posturnya dia memang sangat porporsional dan bisa dikatakan seksi. Kaki jenjangnya sangat indah apalagi begitu mempesona dibalut dress selutut dan sepatu hak tinggi. Cara dia berdandan juga sangat dewasa, beda dengan Nilam yang masih lugu.Rambutnya panjang berwarna coklat dan sedikit bergelombang di bagian bawah. Penampilannya pun sederhana, tapi terlihat elegan. Ya, wajar saja dia seorang dokter. Pasti dia bisa menyesuaikan penampilannya di setiap saat.“Ayo, duduk dulu, Fabian!! Kenalan dulu sama Luna,” ucap Bu Ana menginterupsi lamunan Fabian.Fabian hanya diam. Dia sudah patu
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Sebuah Hutang

“Luna, ini Ivan Pramudya. Dia saudara sepupu Fabian. Dia jarang pulang dan khusus di hari pernikahan Fabian, dia datang,” ujar Bu Ana.Luna yang dari tadi terdiam segera mengangguk sambil tersenyum ke arah Bu Ana. Hal yang sama juga dilakukan Ivan. Pria itu langsung mengulurkan tangan hendak menjabat tangan Luna. Dengan kikuk, Luna juga melakukan hal yang sama.“Ivan. Namamu siapa tadi?” tanya Ivan.“Eng ... Luna ... Luna Paramitha.” Luna sangat gugup bahkan suaranya terdengar bergetar saat menjawab pertanyaan Ivan.Ivan hanya manggut-manggut, mengurai jabat tangan mereka dan kini melihat ke arah Bu Ana yang sedang berdiri di sebelah Luna.“Luna ini seorang dokter, Van. Bahkan sudah diterima kerja di salah satu RSUD, kebetulan juga Fabian ditugaskan di kota yang sama. Jadi Tante merasa lega setelah ini.” Bu Ana malah yang menjelaskan status Luna dan Fabian.“Sepertinya Fabian beruntung se
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Suka Istrimu

“Luna!!?” seru Fabian.Saat tahu Fabian keluar kamar, Luna gegas mengurai pelukannya dan meminta Ivan pergi. Sementara dia beranjak menghampiri Fabian.“Kamu dari mana?” Kembali Fabian bertanya.“Eng ... aku kehausan. Aku dari dapur.” Kali ini Luna terpaksa berbohong. Ia tidak ingin Fabian tahu lebih awal tentang hubungannya dengan Ivan.Ini memang salahnya. Harusnya ia menolak permintaan Bu Ana dan Pak Rudi saat hendak meminangnya untuk Fabian. Luna sudah menjalin hubungan lebih dulu dengan Ivan. Bahkan mereka berencana hendak menikah. Hanya saja karena kesulitan ekonomi, keluarga Ivan membuat Ivan berkerja lebih keras dan sedikit mengesampingkan kepentingan pribadinya. Sementara di satu sisi, ada hutang budi yang harus dibayar Luna.“Apa sudah hilang hausnya?” Lagi-lagi Fabian menginterupsi lamunan Luna.Luna mengangguk sambil tersenyum. “Iya, sudah. Ayo, kita ti
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Kekasih yang Cemburu

“HEH!!!” ucap Fabian.Ivan langsung terkekeh melihat reaksi terkejut Fabian. Ia langsung bangkit dari kasur dan berjalan menghampiri Fabian. Fabian hanya diam sambil tertegun menatap Ivan. Hal yang sama juga dilakukan Bu Ana kali ini.Ivan berdiri di dekat Fabian sambil berulang menepuk bahu Fabian.“Maksudku, aku suka yang seperti istrimu. Kamu jangan salah mengartikan dulu,” jelas Ivan.Seketika Fabian dan Bu Ana langsung tersenyum.“Luna cantik dan juga pintar. Saat memeriksaku tadi dia lakukan dengan teliti. Siapa juga yang tidak mau punya istri seperti dia. Itu alasanku berkata seperti itu.” Ivan sudah menambahkan. Sepertinya dia tidak mau Fabian salah paham dengan ucapannya kali ini.“Tuh, kan Mama bilang juga apa. Kalau pilihan Mama itu selalu benar. Udah, sekarang kamu bersiap. Kamu mau balik ‘kan?”Fabian mengangguk sambil tersenyum manis. Tak lama ia sudah keluar dari kam
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Janji Luna

“Kamu sudah mulai menyukainya, Luna?” tanya Ivan.Kini pria berwajah serupa dengan Fabian itu menatap Luna dengan kilatan amarah. Luna hanya diam, berulang menelan saliva sambil sesekali merapikan rambutnya.“Apa kamu tidak percaya padaku?”Ivan berdecak dan menggelengkan kepala. “Bagaimana mungkin aku akan mempercayaimu? Bahkan kamu sudah mengkhianatiku dengan memilih menikah dengan Fabian.”Helaan napas panjang lolos keluar dari bibir Luna.“Kenapa kamu tidak pernah paham dengan kesulitanku, Van? Aku lakukan semua itu untuk membalas budi. Saat ini aku sedang berusaha menemukan cara untuk terlepas dari ini semua.”“Memangnya kamu mau apa? Mengembalikan semua biaya yang dikeluarkan Om Rudi dan Tante Ana untukmu? Apa??”Luna membisu tidak menjawab hanya menunduk saja.“Aku rasa kamu sedang menikmati peranmu menjadi seorang dokter dan menantu dari keluarga kaya ray
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Hasrat yang Tak Terkendali

“Maksudmu ... .” Luna menjeda kalimatnya dan membisu melihat ke arah Fabian.Fabian terlihat menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. Kemudian dia melihat ke arah Luna dengan sendu.“Ada Ivan di sini. Bagaimana kalau dia curiga kita tidur tidak satu kamar? Ujung-ujungnya dia pasti akan bertanya dan tidak ditutup kemungkinan dia akan mengadu ke Mama. Asal kamu tahu, Ivan itu seperti anak bungsu mamaku,” jelas Fabian.Luna hanya terdiam dan tidak bisa mengiyakan permintaan Fabian. Padahal dia sudah bilang ke Ivan kalau tidak satu kamar dengan Fabian. Lalu apa jadinya kalau sekarang Ivan tahu dia tinggal sekamar dengan Fabian?“Lun ... aku janji hanya malam ini saja, kok. Gak papa, ya?”Suara Fabian merayu dan entah mengapa terdengar merdu di telinga Luna. Pelan kepala Luna mengangguk disertai sebuah senyuman manis di rautnya.“Iya, gak papa. Hanya malam ini saja, kan?”&
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Hampir Saja

“Fabian ... ,” cicit Luna.Ia gegas mendorong tubuh Ivan, kemudian bangkit dari kasur. Meski mereka belum sempat melakukan apa-apa dan hanya saling berbagi saliva sambil bergulat di ranjang. Namun, saat ini keadaan Luna sudah tak karuan. Ia tergesa bangkit sambil merapikan baju. Wajahnya terlihat panik dan gugup, berbanding terbalik dengan Ivan yang terlihat tenang kali ini.“Van, buruan sembunyi!! Aku gak mau Fabian tahu kamu di sini.”Ivan menghela napas panjang sambil melihat Luna dengan sudut matanya. Dengan ogah-ogahan, dia bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi.Setelah sudah rapi, Luna gegas berjalan menuju pintu. Ia melihat Fabian sedang berdiri di depan sambil menatapnya. Terlihat kekhawatiran di mata sipitnya dan Luna tidak tahu apa yang dikhawatirkan Fabian kali ini.“Aku baik-baik saja, kok. Aku hanya lupa belum mengirim email tadi.” Luna terpaksa berbohong kali ini. Fabian tersenyum sambil mengangg
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Cerita Tentang Luna

“LUNA!! Kamu sudah jadi dokter sekarang?” tanya Emran.Widuri terdiam dan melihat Emran serta Luna secara bergantian.“Mas kenal dokternya?” cicit Widuri.Emran tersenyum sambil menganggukkan kepala. Luna juga langsung bangkit dari duduknya, tersenyum sambil membungkukkan badan memberi salam ke arah Widuri.“Iya ... dia –-“Belum sempat Emran menjelaskan siapa sebenarnya Luna kepada Widuri. Luna sudah menyahut lebih dulu.“Kami hanya kenalan biasa, Mbak. Benar ‘kan, Mas?” Emran tersenyum sambil menganggukkan kepala. Sementara Widuri hanya membisu sambil melirik tajam ke arah Emran. Emran mengalihkan pandangannya mencoba menghindar dari tatapan Widuri. Emran tahu jika istrinya sedang menyimpan curiga kali ini.“Jadi yang kejang ini putra Mas Emran?” Luna mengalihkan topik pembicaraan.“Iya. Apa dia baik-baik saja?”Luna menghela napas panj
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Aku Mendekat, Kamu Jangan Menjauh

“FABIAN!!!” seru Luna.Dia sangat terkejut saat melihat Fabian tiba-tiba sudah berada di ruang prakteknya. Fabian tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Aku sedang kunjungan ke sini dan sekalian ingin mengajakmu makan siang. Kamu sudah selesai?”Luna terdiam sesaat. Selama ini, dia berusaha sebisa mungkin tidak berinteraksi terlalu dekat dengan Fabian. Luna tidak mau mengkhianati Ivan, selain itu ada alasan yang jadi momok bagi Luna. Ia takut jatuh cinta pada Fabian.“Eng ... ak—aku ---“Luna menjeda kalimatnya saat Fabian mencondongkan tubuh mendekat ke arahnya. Pria tampan bermata sipit itu sudah berada sangat dekat di depannya.“Aku apa? Kamu menolak ajakan makan siang suamimu?”Luna tidak menjawab lidahnya terasa kelu. Berulang ia menelan saliva, kemudian menggelengkan kepala dengan cepat.“Enggak. Aku tidak menolakmu, kok. Aku hanya takut kamu sibuk hari ini.&rdq
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
47
DMCA.com Protection Status