All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 281 - Chapter 290

466 Chapters

Mulai Belajar Bohong

“Eng ... aku tidak kenal nomornya. Sepertinya salah sambung,” jawab Luna.Ia gegas memasukkan ponselnya ke dalam tas. Sementara Fabian hanya manggut-manggut. Namun, tak lama ponsel Luna kembali berdering. Luna membisu, matanya melihat ke dalam tas dan Fabian sekali lagi menoleh ke arahnya.“Angkat saja, Lun!! Siapa tahu penting,” pinta Fabian.Luna mengangguk, mengambil ponsel di dalam tas kemudian sudah menekan tombol hijau di sana.“Hallo ... ,” sapa Luna dengan gugup.“Astaga, Sayang. Lama sekali angkat teleponnya. Kamu sedang sibuk, ada pasien?” cercah Ivan di seberang sana.“Ehmm ... maaf, Pak. Prakteknya sudah selesai, kalau Bapak tidak keberatan bisa mendaftar besok pagi.” Luna malah menjawab seperti itu, tentu saja jawaban Luna membuat Ivan bingung. Ivan menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala.“Apa kamu sedang bersama Fabian sehingga berkata seperti
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Permintaan Aneh Ivan

“Kamu tidak apa-apa, kan?” ujar sosok itu kembali.Luna tampak menghela napas panjang sambil memutar tubuhnya menghadap sosok yang memeluknya kini. Luna langsung tersenyum sambil menganggukkan kepala saat melihat sosok yang memeluknya adalah Fabian. Padahal tadi Luna sudah berpikir kalau itu adalah Ivan. Kenapa juga mereka memakai parfum yang sama? Hanya itu yang ada di benak Luna.“Apa kita bisa pulang sekarang, Fabian?” Akhirnya Luna bersuara.Fabian tersenyum kemudian menganggukkan kepala. “Tentu. Aku memang mencarimu untuk mengajak pulang.”Luna tersenyum kesenangan, kemudian Fabian sudah membimbingnya berjalan keluar hotel. Dalam waktu yang bersamaan, Ivan baru saja datang. Ia memang mendapat undangan pernikahan tersebut. Mempelai putri adalah teman Ivan saat kuliah.Sayangnya, ia tidak bertemu Luna dan Fabian. Luna dan Fabian sengaja keluar hotel melalui taman belakang dan berjalan memutar lewat samping. Se
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Aku Gak Mau Jatuh Cinta

“Van, kamu gila!! Lalu bagaimana jika Fabian bertanya? Apa alasanku?” sergah Luna.Beberapa hari ini saja Luna sudah semakin dekat dengan Fabian. Bahkan Fabian selalu menggandeng tangannya jika jalan bersama. Lalu permintaan Ivan tadi benar-benar tidak masuk akal.“Terserah apa alasanmu. Kamu karang saja sendiri. Ini kan salahmu. Kamu yang membuat dirimu terlibat dalam pernikahan balas budi ini. Kamu yang mengkhianatiku, bukan aku!!!”Luna terdiam. Dadanya terasa sesak saat Ivan terus memojokkannya. Dia memang sudah salah menerima keputusan ini. Namun, Ivan juga tidak kunjung memberi keputusan padanya saat itu. Padahal Luna tidak menginginkan pernikahan mewah. Sah di mata agama dan hukum saja, sudah cukup baginya. Kenapa juga semua kesalahan dilimpahkan padanya?“Kamu mendengarku, Sayang?”Luna mengangguk, tapi tentu saja Ivan tidak bisa melihat reaksinya saat ini.“Iya, aku dengar. Sudah ya, aku lel
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Nasib yang Sama

“Heh,” lirih Luna.Wanita cantik itu sangat terkejut dengan ucapan Fabian. Ia melihat Fabian dengan bingung. Sementara Fabian hanya mengulum senyum sambil mengulurkan tangannya memeluk pinggul Luna. Luna mematung di tempatnya. Dalam hatinya sibuk berkecamuk antara menolak dan menerima pelukan Fabian. Namun, pada akhirnya Luna hanya diam dan mengizinkan Fabian terus memeluknya.Suasana pesta si Kembar sudah dimulai. Tepat seperti kata Fabian hanya dirayakan beberapa kerabat dan teman dekat saja. Tidak begitu ramai seperti pesta pernikahan semalam. Kali ini Luna sedang duduk menyendiri di sudut kafe. Ia baru saja dari toilet untuk merapikan diri.Ada Emran yang sedang berjalan bersama Alisyah. Luna langsung tersenyum dan menyapanya.“Saya pikir Mas Emran jadi menikah dengan Mbak Mawar dulu,” ujar Luna dengan ramah.Emran menghentikan langkahnya dan menghampiri Luna. Luna memang sudah lama tidak bertemu Emran dan Mawar. Itu sebabnya Luna tidak tahu ap
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Kedatangan Mama Papa

“Nah, kalau lihat kalian berdua seperti ini jadi senang, kan,” ucap Bu Ana.Tiga puluh menit usai melakukan panggilan, Bu Ana dan Pak Roni datang. Ternyata kedua orang tua Fabian sengaja datang berkunjung tanpa memberi kabar. Awalnya mereka ingin melakukan inspeksi dadakan. Bu Ana ingin tahu apa putranya sudah mencintai istri yang dia pilihkan atau tidak.“Iya, Ma. Dari dulu emang sudah akur, kok. Tanya saja Luna!!!” jawab Fabian. Luna tersenyum sambil menganggukkan kepala.Mereka berempat tengah duduk di ruang makan. Memang Luna tidak memasak hari ini, tapi Bu Ana datang sambil membawa buah tangan dan makanan banyak sekali. Sepertinya wanita paruh baya itu memang berencana tinggal lama di rumah Fabian.“Mama dan Papa kok gak bilang kalau mau ke sini. Untung saja kita sudah datang.” Fabian kembali membuka obrolan.“Memang kalian dari mana?” tanya Bu Ana.“Dari ulang tahun putra putrinya N
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Perasaan Fabian

“Aku serius ingin mempertahankan pernikahan ini,” ujar Fabian.Luna terdiam, hanya menatap Fabian tanpa berkedip. Fabian tersenyum perlahan menyentuh tangan Luna kemudian menggenggamnya dengan erat. Luna tidak bereaksi sedikit pun saat suaminya bersikap seperti itu.“Aku tahu mungkin bagimu masih sulit, tapi aku ... aku sudah tertarik padamu. Mungkin juga aku jatuh cinta padamu.”Udara terasa tercekat di tenggorokan Luna. Tanpa diminta ia merasa sesak napas dan langsung menunduk untuk menghindar tatapan Fabian.“Aku tidak akan terburu, kok. Aku akan menunggu sampai kamu juga punya rasa yang sama sepertiku.”Fabian kembali menambahkan kalimatnya. Lagi-lagi hati Luna berkecamuk hebat. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Dia juga tidak tahu harus bersikap bagaimana. Andai saja, andai saja dia bisa berkata jujur. Andai saja Fabian tahu kalau dia bukan yang pertama dan terakhir. Ada Ivan yang sudah lebih dulu menempati
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Kamu Mengkhianatiku

“Kencan?” tanya Fabian.Pria bermata sipit itu matanya semakin mengecil saat mendengar kata keramat yang diucapkan Luna. Sementara Luna tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Kamu bilang, kamu juga ingin aku punya rasa yang sama sepertimu, kan? Jadi bagaimana kalau kita mulai dengan hal sepele seperti ini?”Luna menambahkan kalimatnya. Padahal jelas dia tahu yang dia lakukan ini membuatnya semakin kesulitan nantinya.Fabian langsung tersenyum dan menganggukkan kepala. “Tentu. Baik, aku akan bilang pada Mama kalau tidak bisa hadir di perjamuan makan malamnya.”Luna terlihat senang dan terus tersenyum sambil menatap Fabian. Fabian membalas senyuman dan tatapan Luna dengan sepenuh hati. Fabian tidak tahu kalau Luna punya maksud tersembunyi melakukan semua itu. Andai Fabian tahu, apa dia akan menuruti permintaan Luna?**Pukul lima sore saat Fabian menjemput Luna dari rumah sakit tempatnya bekerja. Mer
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Rindu yang Tertahan

“Gimana acara makan malamnya, Ma?” tanya Fabian.Fabian terkejut melihat Nyonya Ana dan Pak Roni sudah berada di rumah saat dia datang. Nyonya Ana hanya diam sambil menghela napas panjang. Wajah wanita paruh baya itu terlihat suram. Fabian bisa menebak kalau Ivan pasti menolak rencana perjodohannya.“Sepertinya Ivan menolaknya, Fabian. Dia bahkan tidak bicara sepatah kata pun tadi.”Fabian hanya menghela napas sambil duduk di sofa, Luna yang dari tadi bersebelahan dengan Fabian hanya diam. Kemudian ikut duduk juga di sebelah Fabian.“Bisa jadi Ivan sibuk sehingga dia tidak berminat dengan rencana mamamu, Fabian.” Kini Pak Roni yang menyahut.“Aku kan sudah bilang, Ma, Pa. Mending ditanyain dulu. Siapa tahu juga dia punya rencana sendiri.”Saat Fabian mengatakan hal itu, Luna hanya terdiam. Luna yakin, Ivan menolaknya karena sudah ada janji yang ia ucapkan kala itu.“Ya ... bisa jad
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Di Antara Dua Pria

“Kamu dari mana tadi?” tanya Fabian.Ia dan Luna sudah berada di kamar untuk beristirahat. Luna yang baru saja keluar dari kamar mandi menatap Fabian sambil mengernyitkan alis.“Aku baru saja menyiapkan kamar tamu untuk Ivan. Bukankah kamu yang meminta tadi.”Fabian tersenyum menganggukkan kepala kemudian menarik Luna untuk duduk bersebelahan di sofa. Luna menurut dan duduk dengan gugup.“Maaf ya ... aku tahu kamu merasa tidak nyaman kalau ada Ivan. Namun, bagaimana lagi. Aku tidak bisa menolaknya kalau dia tiba-tiba datang.”Luna hanya diam sambil menganggukkan kepala. Untuk beberapa saat mereka saling diam, sibuk dengan benaknya masing-masing, hingga Luna yang membuka suara lebih dulu.“Eng ... Fabian. Aku awal bulan ada seminar di luar kota mungkin sekitar tiga hari di sana. Apa kamu tidak keberatan aku tinggal?”Fabian tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Iya, aku gak masala
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Three on One

“Sudah selesai, Lun?” Fabian menyapa lebih dulu.Memang jaraknya lebih dekat ke Luna dari pada Ivan. Ivan yang berjalan dari arah berbeda, terkejut saat melihat Fabian. Ia langsung menghentikan langkahnya sembari melihat Luna dengan tajam. Luna bisa membaca tatapan penuh amarah sedang menghujam tajam ke arahnya.“Eng ... iya. Aku baru saja selesai,” jawab Luna dengan gugup.Fabian langsung merengkuh pinggul Luna seakan memeluknya. Tentu saja ulah Fabian membuat Ivan semakin marah. Rahang Ivan sontak menegang, mata pekatnya berkilatan belum lagi tangannya yang mengepal seakan siap melayangkan tinju ke siapa saja.Sayangnya, Fabian tidak memperhatikan sekitar. Dia hanya fokus melihat Luna yang sedang berdiri di sampingnya.“Kok kamu gak bilang mau datang?” Akhirnya Luna berani bertanya. Fabian langsung terkekeh mendengar pertanyaan Luna.“Apa kamu tidak melihat jadwalnya, Lun?” Luna makin bingung
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
47
DMCA.com Protection Status