All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 181 - Chapter 190

466 Chapters

Bertemu Kenangan Menyakitkan

“Bu Seline, ini Pak Dandy Permana. Pak Dandy yang akan menghandle kerja samanya,” ujar wanita berusia paruh baya yang tak lain sekretaris Dandy.Seline tersenyum sambil menganggukkan kepala sementara Dandy masih bergeming di tempatnya. Dia sangat terkejut dengan kehadiran Seline hari ini. Selama hampir tujuh tahun, Dandy berpikir kalau Seline meninggal dalam kecelakaan mobil. Lalu tiba-tiba dia muncul dalam keadaan sehat bugar berdiri di depan Dandy.“Saya boleh duduk, Pak.” Seline membuyarkan lamunan Dandy.Dandy mengangguk dengan kikuk kemudian menyilakan Seline duduk. Sementara sekretaris Dandy sudah berlalu pergi meninggalkan mereka berdua. Dandy menarik napas panjang sambil berusaha mengatur emosinya. Dia tidak tahu harus bagaimana saat ini. Otaknya bahkan seakan tiba-tiba berhenti tidak bisa berpikir.“Bagaimana kabarmu? Apa kamu akan terus berdiri di sana? Tidak mendekat, Honey ... .”Dandy mengangkat kepa
last updateLast Updated : 2024-05-14
Read more

Mantan yang Pantang Menyerah

“Kamu ... kamu sudah menjadi seorang ayah sejak tujuh tahun yang lalu, Honey,” lirih Seline bersuara.Dandy langsung terdiam dan membeku di tempatnya. Matanya hanya menatap Seline tanpa jeda. Seline membalas tatapan Dandy dengan lembut kemudian perlahan tangan Seline terulur menyentuh tangan Dandy. Dandy terjingkat dan menarik tangannya dengan cepat menghindar dari Seline.“Aku hamil, Dandy. Apa kamu lupa dengan pertengkaran terakhir kita kala itu?”Dandy tidak menjawab malah memalingkan wajah menghindar dari tatapan Seline. Dia tahu, saat bersama Seline dia berubah menjadi liar. Gadis itu yang mengajarkan banyak hal ke Dandy dan mengubahnya tidak terarah. Bahkan selama di luar negeri, Dandy tinggal satu atap dengan Seline.Itu hal yang lumrah untuk remaja di sana, tentu bisa dibayangkan apa yang akan mereka lakukan setiap saat di sana. Dandy juga mengakui saat malam pertama dengan Nilam kemarin bukan yang pertama baginya. Karena d
last updateLast Updated : 2024-05-14
Read more

Maksud Tersembunyi

“Seline baru saja pulang sepuluh menit yang lalu. Katanya dia harus mengejar pesawat,” ucap Nilam.Dandy tiba di rumah dan sudah mendapat aduan dari Nilam. Dandy hanya diam sambil menyodorkan mie ayam pesanan Nilam. Nilam tersenyum, gegas menerima pemberian Dandy dan membawanya ke dapur.Sementara Dandy memilih duduk di ruang tengah sambil menjulurkan kaki seraya melepas dasinya. Dandy tidak habis pikir dengan ulah Seline kali ini. Apa maksud kedatangannya menemui Nilam?Nilam sudah kembali sambil membawa semangkok mie ayam. Dia duduk di sebelah Dandy dan terlihat lahap menikmati mie ayam. Dandy hanya mengulum senyum melihat reaksi Nilam.“Oh ya, Mas. Tadi Seline meninggalkan sesuatu untukmu. Itu!! Di paper bag itu!!”Dagu Nilam menunjuk sekantong paper bag yang berada di samping Dandy. Dandy hanya diam sambil menganggukkan kepala. Dia sama sekali tidak berminat untuk mencari tahu isi di dalamnya.“Apa dia menga
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Kelicikan Kalina

“Pak Emran, untuk kelanjutannya kita eksekusi sesuai kesepakatan, ya?” ujar Pak Burhan.Emran hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Entah mengapa usai menenggak minuman soda yang diberikan Kalina dia merasa aneh. Ia merasa gerah, panas dan tidak fokus. Emran berulang menarik napas panjang untuk menghilangkan semua rasa aneh itu. Bahkan ia sengaja membuka dua kancing kemejanya karena merasa gerah.“Bapak baik-baik saja?” tanya Reno.Sepertinya Reno tahu kalau bosnya sedang tidak baik-baik saja kali ini. Emran menoleh ke arah Reno, matanya tampak bingung, tapi kepalanya sudah mengangguk.“Iya, aku baik-baik saja. Hanya saja, aku sedikit kurang fokus, Ren.”Reno terdiam dan memperhatikan Emran dengan seksama. Malam ini udaranya tidak terlalu panas bahkan cenderung sejuk. Namun, mengapa Emran seperti orang kepanasan? Bahkan Reno melihat dahi atasannya itu sudah bercokol banyak peluh di sana.“Pak,
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Siapa Kalina

“Jadi Kalina memberimu obat perangsang sehingga kamu jadi aneh semalam?” tanya Widuri.Pagi itu Emran menceritakan semua yang terjadi pada dirinya semalam. Widuri yang mendengarkan tampak terkejut. Wanita manis itu hanya diam sambil menatap Emran dengan sendu.Emran mendekat dan menyentuh tangan Widuri kemudian mengecup punggung tangannya dengan lembut.“Aku minta maaf, Sayang. Gara-gara efek obat perangsang itu aku jadi kelewatan semalam. Kamu tidak apa-apa, kan?”Widuri terdiam membisu dan menundukkan kepala. Ia belum mengenakan hijab sehingga bekas kepemilikan Emran terlihat jelas di leher dan beberapa bagian tubuhnya. Sepertinya Tuhan masih menjaga suaminya sehingga terhindar dari muslihat jahat Kalina.“Aku baik-baik saja, Mas. Meski sedikit kaget menghadapimu. Kamu gak seperti itu biasanya.”Emran tersenyum dan sedikit lega mendengar ucapan Widuri.“Namun, aku bersyukur Tuhan masih menjagamu, Mas. Aku gak bisa membayangkan kalau kamu melakukannya dengan Kalina. Aku pasti akan se
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Kedok yang Terungkap

“Buronan polisi?” tanya Emran dan Widuri secara berbarengan.Reno terdiam sambil menganggukkan kepala menatap Emran dan Widuri dengan seksama. Widuri menghela napas panjang dan menggelengkan kepala. Hal yang sama juga dilakukan Emran.“Memangnya dia terlibat dalam kasus apa hingga menjadi buronan polisi?” tanya Widuri.Reno terdiam sejenak kemudian tampak menghela napas panjang. Widuri dan Emran hanya menatap Reno sambil menunggu ia bersuara kembali.“Dia dilaporkan untuk sejumlah kasus penipuan dan rencana pembunuhan, Bu.”Seketika mata Widuri terbelalak kaget mendengar penjelasan Reno. Emran seakan tidak percaya dengan ucapan Reno. Pria tampan itu berulang menggelengkan kepala.“Kamu yakin dengan yang kamu ucapkan, Ren. Kamu harus punya bukti dan tidak boleh asal tuduh sembarang.”Widuri menganggukkan kepala mengiyakan apa yang dikatakan Emran. Reno menghela napas panjang sambil mengan
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bahagia yang Terluka

“Mas, kita jadi ke puncak hari ini, kan?” tanya Nilam pagi itu.Hampir tiga minggu berselang usai kedatangan Seline ke rumah Nilam. Hari ini akhir pekan dan Dandy ingin mengajak Nilam ke puncak. Nilam sudah lama ingin jalan-jalan dan baru kali ini Dandy menyanggupinya.“Iya. Aku sudah menyiapkan semuanya. Kita nanti bermalam di hotel langganan kantorku, Sayang.”Nilam kembali tersenyum kesenangan. Dulu dia pikir Dandy tidak akan mencintainya, mengingat pernikahan mereka berawal dari sebuah perjodohan. Namun, ternyata Nilam salah. Dandy benar-benar jatuh cinta padanya dan memperlakukan Nilam dengan sangat baik. Apalagi begitu tahu Nilam hamil. Semua keinginannya selalu dituruti.“Kalau sudah siap, kita berangkat, yuk!! Mumpung masih pagi, biar gak kejebak macet.”Nilam mengangguk kemudian sudah bergegas keluar kamar. Selang beberapa saat mereka sudah di dalam mobil perjalanan menuju puncak. Ternyata tepat dugaan Dandy. Jalanan menuju puncak mulai pa
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Apa Ini Karma?

“Dok, bagaimana keadaan istri saya?” tanya Dandy.Beberapa jam setelah kecelakaan, Dandy sudah berada di rumah sakit. Ia baru saja mendapat pertolongan suster. Dandy hanya mengalami luka lecet di beberapa bagian tubuhnya. Penggunaan seat belt benar-benar menolongnya dari luka parah.Namun, kali ini dia tidak mau tidur di brankar. Dandy malah sibuk menanyakan keadaan Nilam. Seorang perawat menghampiri Dandy dan memintanya kembali ke tempatnya.“Tuan, dokter masih berusaha menolong istri Anda. Sekarang lebih baik Anda istirahat dulu.”“Enggak, saya harus tahu keadaannya dulu, Sus.”Suster itu menghela napas panjang sambil melihat kesal ke arah Dandy.“Ya sudah kalau begitu Tuan tunggu di sini. Sekarang dokter masih menangani istri Anda.”Dandy menurut sambil menganggukkan kepala. Dia tidak mau menunggu di ruang rawat inap dan memilih menunggu Nilam di ruang tunggu pasien. Dia harus mengetahui keadaan istrinya lebih dulu. Terlintas ingat
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Setajam Ucapan Mertua

“Kamu sudah siuman, Sayang?” sapa Dandy.Usai bergulat dengan hati dan kesedihannya, Dandy masuk menghampiri Nilam di kamar rawat inap. Bu Ami, Pak Ridwan dan Indra berpamitan pulang. Esok mereka akan kembali datang menjaga Nilam.Nilam hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Dandy berjalan mendekat kemudian mengecup kening Nilam dengan penuh kasih. Ia langsung duduk di kursi samping brankar Nilam. Dandy meraih tangan Nilam, menggenggamnya sambil mengecupnya beberapa kali.“Maafin aku, Sayang. Gara-gara aku kita harus mengalami hal ini.” Dandy bersuara kemudian.Nilam tersenyum membelai kepala Dandy dengan lembut. “Gak papa, Mas. Mungkin sudah takdir yang penting kita selamat.”Dandy mengangguk sambil tersenyum menatap Nilam dengan sendu. Untuk beberapa saat, Dandy terdiam. Dia ragu akan mengatakan tentang keadaan Nilam. Namun, Nilam lebih dulu bersuara.“Aku tahu kalau aku keguguran, Mas. Aku s
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Dua Sakit Bersamaan

“Nyonya!!” seru wanita paruh baya itu.Asisten rumah tangga Nilam gegas berhambur menghampiri Nilam. Ia terlihat sibuk memungut belanjaan Nilam yang jatuh berserakan ke lantai. Bu Ami hanya diam dan tak berkata sepatah pun.“Aku ... aku baik-baik saja, kok. Minta tolong dirapikan ya, Bi!!”Usai berkata seperti itu, Nilam langsung berjalan tergesa masuk ke dalam kamar. Ia sedang menahan buliran bening yang perlahan luruh membasahi pipinya. Lagi-lagi Bu Ami hanya membisu. Wanita paruh baya itu sepertinya kebingungan harus melakukan apa.Di dalam kamar, Nilam terdiam. Ia duduk di tepi tempat tidur sambil mengingat ucapan Bu Ami yang baru saja didengarnya. Nilam sama sekali tidak tahu menahu tentang hal ini. Bisa jadi Dandy memang sengaja tidak mengatakan ke Nilam tentang keadaannya.Suara ketukan membuyarkan lamunan Nilam. Ia menoleh ke pintu dan melihat Bu Ami berjalan masuk menghampirinya. Nilam menunduk dan tak berani bertan
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
47
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status