“Teman teater, atau ... Nara?”Dasar, kenapa tidak bilang kalau dia sudah lihat Nara sebelumnya. Aku jadi tidak perlu berbohong begini.Aku sadar, cara kerja berbohong itu sekalinya memulai maka akan muncul kebohongan lainnya. Sialnya, aku sedang melakukan itu sekarang. Viana si pembohong ulung.“Wah, dimana Nara? Apa dia kebetulan di sini juga? Aku gak melihatnya tadi. Dunia ini sempit, ya.”Aku benci melakukan pura-pura ini. Sungguh. Biru pun nampaknya bukan tipe yang mudah percaya begitu saja. Bibirnya terkembang senyum. Namun kuyakin di benaknya ia tahu, aku sedang berakting.“Hmm, dunia ini sempit.” Aku terintimidasi saat Biru mengulang kata-kataku. “Kamu yakin, gak datang bersama Nara?”Siapa pun tolong aku.Aku belajar sesuatu setelah dulu menemuinya di kantor Biru, kalau pria ini pintar membalikkan argumen. Dan Biru sama sekali bukan orang yang bisa ditembus dengan mudah.
Last Updated : 2024-03-16 Read more