"Hai, Nara!" Wanita itu menyapa Nara dengan suara lantang dan percaya diri. Dan Nara menganga dibuatnya, seakan lupa caranya berkedip. Uh, siapa wanita itu? Bukan hanya Nara. Cyan juga nampak terpana pada si cantik yang membuatku iri. “Aku ditunjuk jadi MC di acara ini. Kamu gak keberatan kan, memberi sambutan sepatah dua patah kata?” Si cantik itu menawari Nara. Aku menepuk paha Riga heboh. Riga sempat mengaduh, tapi perhatiannya jadi condong padaku. Riga satu-satunya yang bisa menjawab penasaranku terhadap wanita itu. “Dia siapa, Riga?” bisikku. Riga tahu aku cemburu. Matanya menatap tempat yang sama pemandangan di hadapan kami. Ia sengaja mempermainkanku dengan menunda-nunda jawaban. Sementara itu, Nara berhasil dibujuk si wanita untuk maju ke panggung kecil yang dipersiapkan. Sepertinya Nara dijadikan perwakilan untuk membuka acara. Wanita itu tahu saja mengambil atensi peserta dengan menaruh magnet utama ke panggun
Baca selengkapnya