Riga ikut ke rumah sakit tempat Nara dilarikan ke UGD. Jangan ditanya keadaannya, Riga linglung. Ia tidak bisa mengatakan kalimatnya dengan baik saat polisi menanyai kronologi kejadian di minimarket.Benaknya masih memutar adegan Nara yang tertusuk pisau di depan matanya. Kalau Nara tidak di sana, bisa-bisa dialah yang tertusuk dan berada di ruang UGD sekarang.Lagi dan lagi, ia ditolong Nara. Laki-laki itu seolah ditakdirkan kesusahan bila dekat dengan Riga. Karena kepengecutan Riga, Nara harus menanggung antara hidup dan mati. Semuanya, karena Riga.Keluarga Riga mendengar kabar buruk itu. Bunda yang datang ke rumah sakit, menemui anak bungsunya yang traumatik dan hanya menggeleng-geleng saat ditanyai.Bunda memeluknya, menenangkan sebisa-bisa. Selepas itu, barulah Riga menangis. Takut disalahkan, takut Nara tak bisa diselamatkan.“Apa orang itu temannmu?” tanya Bunda saat Riga mulai bisa ditanyai.Riga menggeleng. Matanya meme
Baca selengkapnya