Di dalam, Bunda menyambutku dengan wajah sedih juga sembab."Bunda, aku minta maaf. Aku gak bermaksud melukai Bunda," lirihku.Aku mendekat. Takut-takut ke sisi ranjangnya."Bunda kecewa padamu, Viana," gumamnya kemudian. "Bunda sudah sangat menyayangimu. Bunda menganggap kamu sebagai anakku sendiri. Tapi kebohongan ini benar-benar membuat Bunda bersedih.""Maaf, Bunda!""Bunda jadi ingat, kamu pernah bilang gak bisa menerima Riga karena ada seseorang yang kamu sukai. Apa maksudmu saat itu Nara?"Aku terisak. "Iya!""Apa kamu pernah sekali saja menyukai Riga, menyukai anakku?""Enggak, Bunda. Aku hanya mencintai suamiku."Bunda menangis lagi. Kali ini ia tidak menyeka air matanya. Sama seperti yang kulakukan ini."Kalau begitu, pergilah Viana. Aku gak mau kamu menyakiti Riga lebih banyak. Aku bundanya, aku tahu dia mencintaimu sangat besar. Awalnya Bunda kira wajar saja dia menyukaimu karena kamu istrinya. Tapi se
Read more