Home / Pernikahan / Kau Bisa Apa Tanpaku, Mas? / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Kau Bisa Apa Tanpaku, Mas?: Chapter 181 - Chapter 190

218 Chapters

Yakin baik-baik saja

"Pergilah, Intan!" usir Deva dengan suara tertahan. Matanya dipenuhi kilat amarah."Mas...," panggil Najwa. Perempuan itu sudah berdiri dibelakang Deva.Seketika, Deva merasa panik. Dia takut, Intan akan nekat melakukan sesuatu. Barangkali, wanita itu dendam akan penolakan Deva beberapa saat yang lalu kemudian hendak membalasnya dengan menghasut dan mempengaruhi Najwa."Mbak Intan, silakan masuk!" ajak Najwa ramah.Intan tetaplah seorang tamu yang harus dia hormati kedatangannya."Minggir, Dev! Aku mau masuk," ucap Intan.Mau tak mau, Deva harus mengalah. Dia dengan terpaksa menyingkir dari depan pintu."Bagaimana kabar Pak Haris? Apa sudah baikan, Mbak Najwa?" tanya Intan."Ya, Alhamdulillah. Mbak Intan tahu darimana kalau Bapak saya masuk rumah sakit?" balas Najwa."Dari Deva. Tadi, kami nggak sengaja ketemu di lobi rumah sakit. Iya kan, Dev?"Pria itu malah memalingkan muka ke arah lain."Aku nggak pernah bilang soal Bapak ke dia, Wa!" kata Deva pada Najwa."Deva!" Intan menggeram
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Dilabrak Bi Tin

Hari yang dinanti-nanti oleh semua orang akhirnya tiba. Hari ini, peristiwa besar itu akhirnya datang. Najwa telah siap dengan mengenakan kebaya putih yang tampak begitu anggun dan elegan di tubuh idealnya.Gugup menggelayuti hati. Perempuan itu menghela napas berulangkali demi menenangkan gejolak yang sedari tadi terus menghantam jantung hingga menimbulkan ritme yang semakin cepat."Jangan gugup, Nak!" ucap Bu Dahlia yang paham betul akan keresahan hati Najwa."Iya, Bu," jawab Najwa sembari tersenyum kecil."Baca sholawat, biar hati kamu bisa sedikit lebih tenang!" Bu Dahlia memberikan saran.Najwa mengangguk patuh. Ia membaca shalawat didalam hati sambil terus berusaha menetralkan ritme jantung yang berdegup dua kali lebih cepat dibandingkan biasanya itu.Pernikahan ini memang bukan yang pertama untuk Najwa. Namun, entah kenapa, Najwa tetap saja merasa begitu deg-degan."Wa, calon suami kamu hampir tiba," pekik seorang tetangga yang jauh-jauh datang dari kampung hanya demi menghadir
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Tidak sah

Najwa terus berusaha untuk beristighfar dalam hati. Apa yang disangkakan oleh Bi Tin benar-benar membuatnya tak habis pikir.Bagaimana mungkin, wanita tua ini ngotot bahwa Najwa dan Galih pernah berpacaran? Sementara, sedari tadi, Najwa terus menyangkal dan tak mengakui tentang adanya hubungan tersebut."Sepertinya, Galih sudah banyak mengatakan kebohongan terhadap Bibi," ucap Najwa pada akhirnya.Sebisa mungkin dia menahan emosinya agar tak sampai terpancing. "Apa maksud kamu?" Najwa tersenyum kecil. "Saya dan Galih sungguh tidak pernah berpacaran, Bi. Sejak saya bercerai, hanya calon suami saya, satu-satunya pria yang saya izinkan untuk dekat dengan saya." "Jangan bohong," sergah Bi Tin. "Terserah kalau Bibi tidak percaya. Bibi bisa tanyakan lagi kepada Galih, kenapa dia bisa sampai di pecat dari kantor." Degh! Jantung Bi Tin seketika berdegup cepat. Matanya melebar karena kaget. "Apa kamu bilang? Di-dipecat?" "Iya, Bi," angguk Najwa. "Galih sudah dipecat sejak lama dari per
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Pak Penghulu, tolong nikahkan kami!

"Apa-apaan ini? Apa Najwa dan Deva akan menikah hari ini?"Intan begitu terkejut ketika melihat banyak papan ucapan selamat menikah yang ditujukan untuk Najwa dan Deva yang berjejer disepanjang pagar rumah Najwa. Hari ini dia baru pulang dari rumah orangtuanya karena belakangan ini ia sedang merasa tak enak badan.Intan tak pernah menyangka, jika kepulangannya justru disambut dengan sebuah kabar mengejutkan. Hari ini, lelaki pujaannya akan benar-benar dimiliki oleh wanita lain."Aku harus gagalkan pernikahan mereka. Harus!" ungkap Intan dengan jantung yang berdegup cepat. "Deva hanya milikku. Nggak ada perempuan lain yang boleh merebut dia dari aku."Dengan langkah cepat, Intan berjalan masuk dan menerobos semua tamu yang hadir. Matanya terbelalak lebar saat melihat Deva dan Najwa yang telah diperbolehkan untuk saling bersentuhan.Najwa mencium punggung tangan Deva sementara Deva mengecup kening perempuan cantik itu.Emosi Intan seketika memuncak. Rasa cemburu sukses membakar seluruh
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Musim 4# Ketahuan orangtua

Pak penghulu terlihat sangat terkejut. Seumur-umur menikahkan orang, baru kali ini dia menemukan kasus selangka ini.Bagaimana mungkin, ada seorang wanita yang memaksa untuk menjadi madu bagi wanita lain?"Ayo keluar, Intan! Atau... kamu mau saya panggilkan security?" ancam Halimah."Nggak. Aku nggak akan kemana-mana, Kak. Aku harus menikah dulu dengan Deva. Setelah itu, baru aku mau pergi dari sini," tolak Intan."Jangan gila, Intan!""Aku nggak gila, Kak!" sergah Intan. "Aku melakukan semua ini demi bayi yang ada didalam kandungan aku.""Apa maksud kamu Intan?"Degh!Napas Intan tiba-tiba tercekat. Dia menoleh dengan takut-takut. Dan, benar saja! Dugaan Intan tidak meleset sama sekali.Tepat, sejauh tiga meter darinya, ada kedua orangtuanya yang sedang menatap ke arahnya dengan penuh amarah."Pa-Papa... Mama?" lirih Intan terkejut."Apa kamu benar-benar hamil?" tanya sang Ayah dengan tatapan penuh murka.Niatnya menyusul ke rumah sang putri hanya demi membawakan scarf milik Intan ya
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Perusak suasana

"Pak Penghulu! Ayo, cepat dimulai acara ijab kabulnya!" pinta Intan sekali lagi. Pak Penghulu langsung geleng-geleng kepala. Dia pusing menghadapi tingkah Intan yang benar-benar ajaib. "Pak, tolong seret perempuan ini keluar dari sini!" Halimah yang telah hilang kesabaran akhirnya memanggil pihak keamanan komplek untuk mengusir Intan. "Baik, Bu!" angguk dua security itu. Mereka lekas menghampiri Intan. Memegang kedua tangannya, kemudian memaksa wanita itu untuk berdiri. "Saya nggak mau kemana-mana. Saya harus menikah sama Deva!" teriak Intan. Sang Ayah yang masih berada di sana sudah tak bisa menjaga harga dirinya lagi didepan banyak orang. Dengan gigi yang bergemelatuk, dia menghampiri Intan kemudian menampar putrinya itu sekali lagi. "Dasar anak tak tahu malu! Ayo, pulang!" Tangan Intan ia cekal erat lalu ia seret keluar dari rumah Najwa. Orang-orang hanya memperhatikan mereka dengan mulut menganga. "Maaf, atas kejadian tadi. Kami sekeluarga benar-benar meminta maaf," uca
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Deva iseng

"Bi Tin?"Lirih suara Bu Dahlia memanggil. Dia merasa agak aneh dengan tingkah tetangganya yang satu itu. Bu Dahlia pikir, Bi Tin sudah kembali ke rumah yang sengaja disewa oleh Najwa untuk ditempati oleh Bi Tin dan beberapa tetangga lain selama beberapa hari mereka tinggal di kota. Namun, ternyata belum."Eh, Bu Dahlia?" sahut Bi Tin agak salah tingkah.Dia pikir, Bu Dahlia sedang berada dihalaman belakang dan tak mungkin bisa mendengar suaranya. Namun, ternyata dia salah."Ngapain Bi Tin ada di sini?" tanya Bu Dahlia dengan mata memicing curiga. "Kenapa belum pulang ke rumah sewa?" lanjutnya."Maaf, Bu Dahlia. Tadinya, saya sudah ingin pulang. Tapi... ada barang saya yang ketinggalan sehingga saya terpaksa harus kembali ke sini." Wanita tua itu berusaha mengarang alasan."Terus... kenapa Bi Tin malah gedor-gedor pintu kamar Najwa? Memangnya, Bi Tin ada perlu dengan Najwa?""Ah, itu...," Bi Tin terlihat gugup. Dia meremas jarinya sambil menoleh ke arah lain. "Sa-saya cuma mau ingeti
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Penutup aib

"Kenapa, memangnya?" tanya Deva."Udah aku bilang, nggak usah aneh-aneh. Sana, siap-siap! Jangan lama! Bapak nungguin, loh.""Iya, iya. Galak amat, sih? Padahal, aku cuma pengen berbuat baik, loh. Aku cuma mau bantuin kamu mandi biar cepat selesai.""Nggak usah. Kalau dibantu sama Mas Deva, yang ada nanti malah makin lama aku mandinya." Bibir Najwa cemberut."Oh, ya? Emangnya, bisa gitu?"Najwa tergeragap. Dia tak tahu harus berkata seperti apa."Ish!! Mas Deva nyebelin."Blam!Pintu kamar mandi ditutup sedikit keras oleh Najwa. Bukannya tersinggung, Deva malah tertawa senang.Sementara, Najwa yang berada dibalik pintu kamar mandi, sedang berusaha menetralkan detak jantungnya. Perut sixpack dan lengan berotot milik Deva, terus terbayang dalam benaknya."Astaghfirullah!! Kenapa aku mendadak mesum kayak gini, sih?" gerutu Najwa.Wanita itu mengulum senyum. Tak lama kemudian, dia menggeleng pelan lalu berjalan menuju ke pancuran air untuk membasuh tubuhnya.*"Apa anak itu sudah mau men
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bunuh diri

"Ya sudah kalau begitu. Kita bicarakan dulu masalah ini dengan Intan."Akhirnya, Pak Unang melunak. Tak ada yang bisa ia lakukan selain mencoba mengikuti saran yang diutarakan oleh sang istri.Sambil berjalan beriringan, sepasang suami-istri berusia paruh baya itu berjalan kembali menuju ke arah kamar putri mereka. Tiba didepan pintu, keduanya sama-sama berdiri lalu saling berpandangan."Mama saja yang masuk duluan," ujar Pak Unang sambil membuang muka ke arah lain.Bu Sephia menghela napas dalam. Ya, dia mengerti jika sang suami pasti masih sulit untuk meredakan kemarahan dan rasa kecewa terhadap putri mereka."Nggak bisa, Pa," kata Bu Sephia. Dia sudah berulangkali mencoba untuk memutar gagang pintu itu namun pintu didepan mereka tetap saja tidak dapat dibuka."Intan! Ini Mama sama Papa, Sayang! Tolong, buka pintunya!" teriak Bu Sephia sambil berusaha mengetuk-ngetuk pintu kamar Intan."Coba lebih keras lagi, Ma!" titah Pak Unang saat tak ada jawaban apapun dari dalam sana."Intan!!
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Tolong saya!

"Assalamualaikum!""Waalaikum salam," jawab Najwa yang kebetulan bertugas membukakan pintu.Bi Iroh dan Bu Dahlia sedang sibuk di dapur."Ibu mana, Wa?" tanya Pak Haris saat Najwa mencium tangannya."Lagi di dapur sama Bi Iroh, Pak.""Oh," Pak Haris mengangguk kemudian melangkah menuju ke dapur."Sayang...," panggil Deva.Sambil tersipu malu, Najwa mendekati pria itu kemudian mencium punggung tangannya dengan takzim. Deva membalasnya dengan mencium kening Najwa agak lama."Kamu cantik dengan rambut digerai seperti itu, Sayang!" puji Deva.Ya, memang Najwa sedang tak mengenakan jilbabnya. Toh, buat apa? Bukankah yang ada di rumah itu adalah mahramnya semua? Termasuk... pria tampan yang baru tadi pagi sah menjadi suaminya itu."Terimakasih, Mas!" timpal Najwa sambil tertunduk malu."Wa... panggil Deva makan dulu, Sayang!" teriak Bu Dahlia yang sontak membuat pasangan pengantin baru itu terperanjat kaget."I-iya, Bu," jawab Najwa. "Mas, kamu langsung ganti baju, ya! Habis itu, kita makan
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status