Home / Rumah Tangga / Kau Bisa Apa Tanpaku, Mas? / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Kau Bisa Apa Tanpaku, Mas?: Chapter 161 - Chapter 170

218 Chapters

Tekad Intan

"Dev, kamu kenal sama perempuan itu?" Najwa sekali lagi mengulang pertanyaannya.Rasa cemburu seketika bercokol di hati saat melihat pandangan tak biasa dari wanita itu terhadap calon suaminya. Jelas, Najwa tahu bahwa wanita itu pasti menyimpan rasa yang lebih untuk Deva."Ya," angguk Deva yang sama sekali tak berniat untuk menutupi apapun dari Najwa."Kenal dimana?" tanya Najwa lagi.Deva menghela napas panjang. Apakah, Najwa sedang cemburu?"Kita masuk dulu, ya!! Nanti, aku akan jelaskan semuanya di dalam rumah."Najwa pun mengangguk setuju. Dapat dilihatnya, Intan masih berdiri di sana dengan tangan yang menyeka air matanya berkali-kali."Kok, malah diam? Ayo,.masuk!!" tegur Deva saat Najwa ternyata malah melamun dan belum beranjak sedikit pun."I-iya, Mas."*"Dia salah satu kenalan aku sewaktu tinggal di Singapura dulu. Bisa dibilang, kami bergaul dalam circle yang sama, sehingga kami pun akhirnya sering ketemu," terang Deva setelah dirinya dan Najwa sudah duduk disebuah bangku p
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Kebohongan wanita itu

"Mbak Najwa!! Tunggu!!"Najwa yang baru saja hendak masuk ke dalam mobilnya langsung berhenti seketika. Dahinya mengernyit ketika melihat Intan yang tiba-tiba masuk ke halaman rumahnya dengan senyum yang terlihat sangat ramah.Padahal, selama ini, Intan tak pernah berbuat seperti ini. Jangankan menyapa. Bertemu pandang dengan Najwa saja, perempuan itu selalu melengos dengan gaya angkuhnya."Ya, ada apa, Mbak?" tanya Najwa."Nggak ada apa-apa. Saya ke sini hanya ingin menyapa Mbak Najwa saja. Kan, kita tetangga. Tapi, jarang sekali bertegur sapa."Najwa mengangguk saja. Dia berusaha terlihat biasa saja, walaupun dalam hati, dia merasa bahwa Intan memiliki motif tertentu, mendekati dirinya."Betewe.... kemarin itu, ada acara apa di sini, Mbak?" tanya Intan kemudian."Acara pertunangan saya, Mbak," jawab Najwa sekenanya.Intan mengangguk-anggukkan kepalanya."Oh, jadi benar, kalau Mbak Najwa dan Deva yang bertunangan?""Mbak Intan kenal sama Mas Deva?" Sengaja Najwa bertanya seperti itu
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Mengusir halus

"Mas, tadi aku ketemu sama Mbak Intan," lapor Najwa ketika Deva datang dan mengajaknya untuk makan siang bersama."Intan? Mau apa dia nemuin kamu?""Dia cuma datang buat menyapa sekaligus menyampaikan informasi kalau kalian pernah pacaran," jawab Najwa sembari menoleh ke arah Deva yang sedang fokus menyetir."Terus?" tanya pria itu tanpa menoleh. Dia tetap fokus ke arah jalan karena lampu lalulintas yang kini sudah menyala hijau."Dia juga bilang, kalau kalian putus gara-gara dia yang belum siap untuk menikah. Padahal, waktu itu... katanya Mas Deva udah sempat ngelamar dia.""Hahahahahaa...," Deva tiba-tiba tertawa keras.Hal yang membuat Najwa benar-benar terkejut dan tak menyangka. Pasalnya, baru kali ini, Najwa mendengar suara tawa dari pria itu."Kok, kamu malah ketawa, Mas?" protes Najwa dengan bibir cemberut."Ya, habisnya lucu aja. Dongeng yang dibuat Intan benar-benar luar biasa," timpal Deva sambil geleng-geleng kepala."Kalian bener, pernah pacaran?"Deva menoleh sesaat samb
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Jatuh cinta lagi

"Wa, kenapa tamunya malah diusir, Nak? Nggak sopan itu namanya,"tegur Bu Dahlia halus ketika Intan telah pergi.Najwa menghenyakkan bokongnya di sofa. Wanita dengan hijab berwarna mocca itu hanya menampilkan senyuman kecil.Wajah keberatan kedua orangtuanya atas perlakuan dirinya terhadap Intan, tak sedikitpun membuatnya gugup apalagi takut. Najwa tahu, jika kedua orangtuanya pasti akan berhenti menatapnya dengan sorot seperti itu jika sudah tahu alasannya."Mbak Intan tidak tulus kepada kita, Bu. Dia punya tujuan tertentu, makanya dia tiba-tiba berubah baik seperti tadi. Padahal, hampir tiga minggu dia di sini, dia sama sekali tidak pernah mau berinteraksi dengan tetangga manapun. Termasuk, Najwa.""Jangan suudzon, Nak! Tidak baik," ujar sang Ibu mengingatkan."Mbak Intan sudah lama menyukai Mas Deva, Bu," kata Najwa.Wajah kedua orangtuanya terlihat terkejut. Tentu saja, keduanya tak akan menyangka bahwa Intan ternyata menyukai calon menantu mereka.Karena, saat berbincang tadi, Int
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Mendatangi kantor Deva

"Dev, mau kemana?" tegur Pak Syahid saat melihat putranya tampak terburu-buru."Mau jemput Najwa, Pa. Hari ini, Deva janji mau traktir dia makan siang," jawab Deva yang menghentikan sejenak langkahnya untuk menjawab pertanyaan sang Ayah."Kalau begitu, hati-hati! Sampaikan juga salam Papa untuk Najwa!!""Iya, Pa. Deva berangkat, ya! Assalamualaikum!" pamit Deva pada sang Ayah."Waalaikumsalam. Jangan ngebut-ngebut, Dev!"Deva berbalik sejenak lalu menaikkan kedua jempolnya. Sang Ayah hanya bisa geleng-geleng kepala seraya tertawa kecil.Belum pernah Pak Syahid melihat putranya seriang itu.Saat lift tiba di lantai bawah, Deva lekas menghambur keluar. Senyum tak lekang terpatri di wajah tampannya. Hal yang membuat beberapa pegawai terlihat kaget karena belum pernah melihat sang wakil direktur tersenyum sesumringah itu."Apa jangan-jangan... gosip soal Pak Devandra yang sudah tunangan itu, benar, ya?" bisik seorang karyawan pada teman disampingnya."Iya, kali. Apalagi, akhir-akhir ini,
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Syarat

Aroma nikotin tercium begitu menyengat saat Intan memasuki sebuah ruangan VIP disebuah klub malam terkenal di kota itu. Matanya tampak sedikit menyipit saat lampu sorot tak sengaja megenai matanya.Ia sama sekali tak merasa terganggu dengan suara bising musik yang berbunyi keras dan malah dengan santainya menghampiri seorang pria yang sedang diapit oleh dua wanita cantik di tengah ruangan."Minggir!!" usir Intan pada dua wanita yang semula dirangkul oleh seorang pria dengan jambang tipis di rahangnya itu.Dua wanita berpakaian seksi tersebut langsung bangkit dari tempat duduk mereka saat si pria memberi mereka kode agar menurut pada perintah Intan. Ya, meskipun dengan ekspresi yang terlihat kesal, tentunya.Mereka keluar dari ruangan itu. Membiarkan Intan hanya berdua saja dengan lelaki yang mereka temani tadi."Lo nggak berubah, Vit! Masih aja suka hambur-hamburin duit kayak begini," tutur Intan sambil duduk di sebelah lelaki yang bernama Vito itu."Dan, Lo juga nggak berubah, Ntan!
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Ingin ikut

"Maaf, menganggu sebentar, Pak! Didepan, ada Pak Vito yang ingin bertemu dengan Anda," lapor Teddy kepada Deva.Lelaki yang sedang fokus mengetik pada laptopnya itu tampak menoleh lalu membuka kacamatanya. Tak berselang lama, laptop itu pun ia tutup."Persilakan dia untuk masuk!" titah Deva."Baik!" angguk Teddy.Sang asisten pribadi kembali keluar dari ruangan Deva. Lalu, selang beberapa menit, seorang pria dengan jambang tipis serta tindik diujung keningnya masuk ke dalam ruangan sambil tersenyum lebar."Halo, Brother!!! Long time no see," sapa Vito."Masih hidup lu, Vit?" seloroh Deva.Dia berdiri. Memeluk Vito sebentar lalu mempersilakan salah satu teman kuliahnya itu untuk duduk di sofa panjang berwarna hitam yang ada didalam ruangan tersebut."Ya, iyalah!! Gue kan nggak gampang mati, Men! Nyawa gue banyak," timpal Vito."Jangan sombong!" seru Deva mengingatkan."Bercanda doang, Bro!" Vito menepuk bahu Deva sambil tertawa."Tumben Lo datang ke sini, Vit?" tanya Deva heran. Pasaln
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more

Ke pesta ulangtahun Vito

"Mbak Intan?" lirih Najwa terkejut.Wanita itu benar-benar lancang. Tanpa mengucap salam ataupun permisi, Intan masuk begitu saja seolah-olah rumah Najwa adalah rumahnya.Dimana adab perempuan itu? Apakah Intan tak pernah diajarkan oleh orangtuanya sedari kecil?"Kamu ngapain di sini, Ntan?" tanya Deva pada perempuan itu.Intan menampakkan senyum termanisnya. Tanpa rasa malu apalagi sungkan, dia langsung duduk di samping Najwa."Tadi, aku nggak sengaja lihat mobil kamu parkir didepan. Makanya, aku langsung samperin ke sini," jawab Intan."Jadi, kamu nguping pembicaraan kami dari tadi?""Iya," angguk Intan. "Bukan nguping sih, tapi nggak sengaja dengar," lanjutnya sembari mengoreksi jawaban pertamanya."Kamu diundang juga sama si Vito?""Ya iyalah," angguk Intan. "Aku kan sama Vito dekat banget. Oh ya, Dev! Kamu nanti mau pakai baju warna apa? Janjian yuk, biar kita couple-an. Kita prank teman-teman kita supaya mereka nyangkanya kalau kita beneran pacaran." Intan tertawa senang.Semen
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more

Pengumuman

"Kita berangkat bareng dia juga, Mas?" tanya Najwa.Kalau sampai Deva membolehkan Intan untuk ikut, maka Najwa memutuskan tak akan jadi pergi."Terserah kamu," jawab Deva. Ia memberikan keputusan di tangan Najwa sepenuhnya.Najwa menarik napas panjang. Ditatapnya Intan yang masih setia berdiri didepan gerbang."Aku nggak mau berangkat sama dia, Mas! Aku nggak suka," tolak Najwa."Ya sudah. Dia nggak akan ikut kita," sahut Deva."Tapi, kalau dia tetap memaksa mau ikut, bagaimana?""Aku akan bilang, kalau calon istriku tak suka jika ada perempuan lain yang menumpang di mobil calon suaminya." Deva menutup kalimatnya dengan senyuman."Mbak Najwa sama Mas Deva tenang saja! Biar Bibi yang menghadang perempuan itu!" celetuk Bi Iroh dengan tampang sangarnya."Terimakasih, Bi.""Sama-sama, Mas!" angguk Bi Iroh seraya tersenyum manis kepada Deva.Mendadak, dia berubah menjadi anak kucing jika berinteraksi dengan Deva. Bi Iroh sangat mengagumi sosok Deva yang tak hanya tampan, tapi juga berasal
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Perubahan rencana Intan

Intan sangat terkejut saat mendengar semua orang heboh karena mendengar kabar pertunangan Deva. Amarahnya semakin memuncak. Sepasang matanya tampak memerah dengan gigi yang mulai bergemelatuk."Sini!!" Vito tiba-tiba muncul dan menyeret Intan pergi dari sana.Tak ada yang memperhatikan keduanya karena semua orang sedang fokus memberi selamat kepada Deva dan juga Najwa."Lepas, Vit!" ujar Intan memberontak.Namun, Vito sama sekali tak mengendurkan cekalan tangannya. Pria itu membawa Intan masuk ke salah satu kamar yang ada di lantai dua."Rencana kita kacau, Ntan!" kata Vito. Ia mengusap wajahnya kasar setelah melepaskan pergelangan tangan Intan."Kacau? Kacau, gimana? Emangnya, Lo udah ngasih obat itu ke Deva?" tanya Intan sambil mengusap pergelangan tangannya yang terasa agak sakit akibat cekalan Vito tadi."Gue nggak berani, Ntan! Ada tunangan Deva yang ternyata ikut juga. Terlalu beresiko kalau kita eksekusi rencana kita hari ini."Intan mendengkus kasar. Ia melipat kedua tangannya
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status