"Mbak, itu siapa, ya? Kok, gedor-gedor pintunya, keras sekali?" tanya Bi Iroh heran sambil menoleh ke arah Najwa yang sedang sibuk membulat-bulatkan adonan donat kentangnya."Itu kayak suaranya Mas Bian, Bi. Tapi, bukannya dia udah dilarang masuk ke komplek sini, ya?"Bi Iroh terlihat kaget. "Kalau begitu, kita nggak usah buka pintunya, Mbak. Biarkan saja dia gedor-gedor sampai capek. Mending, Mbak Najwa telfon Bapak saja supaya cepat pulang. Biar saya yang menghubungi security komplek untuk menciduk laki-laki itu.""Oke, Bi," angguk Najwa setuju.Dia pun langsung mencuci tangannya kemudian berjalan sedikit tergesa-gesa menuju ke kamar. Dia menghubungi nomor sang Ibu dan baru dijawab pada panggilan ketiga.Najwa pun mengutarakan apa yang sedang terjadi di rumah.[Pokoknya, kamu harus tetap didalam rumah saja, Nak! Jangan keluar menemui laki-laki itu jika tak ada Bapak. Mengerti kamu, Wa?] ucap Pak Haris yang terdengar gelisah."Iya, Pak," angguk Najwa.Setelah memutuskan panggilan te
Terakhir Diperbarui : 2024-06-26 Baca selengkapnya