Home / Pernikahan / Kau Bisa Apa Tanpaku, Mas? / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Kau Bisa Apa Tanpaku, Mas?: Chapter 131 - Chapter 140

218 Chapters

Berdamai

Salma memandangi gedung pencakar langit yang ada dihadapannya. Ada rasa takjub sekaligus kagum yang muncul dalam hatinya saat mengetahui bahwa ternyata Najwa bekerja di sebuah perusahaan yang sangat bergengsi.Dengan langkah yang sedikit kurang percaya diri, perempuan yang kini mulai belajar memakai pakaian lebih tertutup itu masuk ke lobi. Dia menghampiri meja resepsionis lalu mengutarakan keperluannya."Siang, Ibu! Ada yang bisa kami bantu?" tanya resepsionis berhijab itu dengan ramah."Saya ke sini mau ketemu Bu Najwa, Mbak," jawab Salma."Sudah buat janji sebelumnya?"Salma mengangguk sambil tersenyum. "Sudah.""Atas nama siapa, kalau boleh tahu?""Saya Salma," jawab Salma."Baik, kalau begitu Ibu tunggu di sana dulu, ya! Silakan!" Resepsionis itu menunjuk ke arah kursi tunggu yang memang ditujukan untuk para tamu yang datang.Tak lupa, Salma terlebih dulu diminta mengisi buku tamu.Selang hampir sepuluh menit, akhirnya Najwa muncul juga. Salma reflek berdiri. Menyambut Najwa deng
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Warna asli Galih

Sudah satu bulan ini, Najwa terus menghindari Galih. Wanita itu hanya akan menanggapi sapaan Galih dengan senyuman kecil atau sebatas anggukan kepala. Selebihnya, Najwa akan berlalu begitu saja tanpa berniat mengobrol lebih jauh dengan pria itu.Karena perubahan sikap Najwa yang seperti itu, Galih pun jadi kelabakan. Jarak yang Najwa bentangkan diantara mereka, benar-benar membuat Galih kesulitan mengikis jarak."Wa, bisa kita ngobrol sebentar?" tanya Galih yang sengaja menunggu Najwa keluar dari ruang rapat."Maaf, Gal. Aku nggak bisa. Bu Halimah sudah menunggu aku untuk ikut meeting bersama beliau di hotel Horison.""Sebentar saja, Wa! Please," pinta Galih memohon.Wanita itu melirik jam dipergelangan tangan kirinya. Setelah itu, dia menghela napas panjang sembari menatap Galih sekilas."Maaf banget, Gal! Aku benar-benar nggak bisa. Waktunya udah mepet banget. Nanti, Bu Halimah marah kalau beliau menunggu terlalu lama di dalam mobil."Setelah memberi penjelasan yang dirasa cukup, Na
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Penyelamatan part 1

"Shu... kamu dimana?" panggil seorang pria setengah baya dengan berbisik pelan sambil berjalan mengendap-endap memasuki sebuah apartemen yang gelap.Dia berusaha mencari saklar lampu. Namun, belum juga ketemu."Shu... jangan main-main! Cepat nyalakan lampu! Aku tak bisa lama. Aku harus segera pergi sebelum ada orang yang mengetahui keberadaanku di tempat ini."Masih hening. Lelaki setengah baya itu mulai merasa sedikit kesal."Katanya, kau rindu. Tapi, kenapa sekarang malah begini? Mau main petak umpet denganku? Ayolah, Shu! Aku tak ada waktu. Kau juga tahu itu.""Felix!"Terdengar suara wanita yang memanggil namanya dengan lirih. Lelaki itu langsung menengok ke kanan dan kiri namun hanya gelap yang memenuhi pandangan."Kau dimana, Shu? Stop, bermain-main! Kita benar-benar tak punya waktu, Honey! Keluarlah! Aku juga rindu!"Cklek!Lampu tiba-tiba menyala dengan terang. Senyum di wajah pria berkacamata itu terbit dengan lebar. Dia langsung berbalik ke belakang saat suara perempuan itu
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Penyelamatan pt. 2

"Siapa...,"Bugh!Deva membungkam mulut Galih dengan satu pukulan lagi. Sepupu Halimah itu benar-benar memukuli Galih tanpa ampun.Selain tinju, tendangan dari kaki panjangnya pun ikut berkontribusi membuat pria yang tadi hendak melecehkan Najwa jadi meringkuk kesakitan.Sementara itu, Najwa hanya mampu mematung. Seluruh tubuhnya tak bisa digerakkan. Hanya air mata yang mengalir deras membasahi pipinya."Najwa!! Kamu nggak apa-apa, kan? Tenang, sekarang sudah ada Kakak!" lirih Halimah sambil memeluk erat Najwa yang begitu sangat ketakutan.Halimah pun lekas menelepon pihak keamanan. Galih bisa saja m*ti jika tak ada yang menghentikan aksi Deva yang ditunggangi oleh kemarahan yang meluap-luap."Sudah, Pak!!" ucap sang security sambil memeluk tubuh Deva dan mendorongnya agar menjauhi Galih."Minggir! Manusia sampah seperti dia, harus saya musnahkan!""Cukup, Dev! Dia sudah babak belur. Kamu bisa dipenjara kalau dia sampai kenapa-napa." Halimah turut mengingatkan sang adik yang sepertiny
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Konsekuensi untuk Galih

Galih benar-benar merasa sangat sial hari ini. Dia tak menyangka, aksi gegabahnya akan ketahuan oleh Halimah dan seorang pria yang baru hari ini Galih lihat.Akan tetapi, Galih merasa bahwa kejadian tadi bukan sepenuhnya salah dirinya. Semua juga karena andil Najwa.Andai saja, Najwa mau bekerja sama dan tidak memancing emosinya, pasti kejadian nahas tadi, tak akan pernah terjadi."Ekhem!!!"Galih terkesiap. Dia menoleh ke arah pintu, kemudian menundukkan kepala saat Halimah, pria asing itu dan juga Najwa berjalan memasuki ruangan.Najwa tampak bersembunyi dibelakang Halimah. Dari sorot matanya, ketakutan itu masih terpancar jelas."Kamu sadar bahwa kamu sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal kan, Galih?" tanya Halimah dengan suara tegasnya yang terdengar menyentak."Maafkan saya, Bu! Saya khilaf!"Hah! Deva reflek tertawa muak. Belum genap dua belas jam, lagi-lagi dia mendengar alasan yang sama. Khilaf."Perbuatan kamu sudah masuk dalam ranah pelanggaran hukum yang sangat serius
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Sosok Devandra

Halimah terdiam selama beberapa detik setelah mendengarkan ancaman Galih. Wajahnya terlihat datar saja saat memandangi wajah pegawai kurang ajarnya itu.Galih tersenyum kecil. Dia merasa telah memiliki senjata untuk melawan Najwa dan Halimah balik."Kamu mau tuntut Deva?" tanya Halimah."Ya, saya akan menuntut laki-laki itu. Baik Ibu maupun Najwa, tidak akan pernah bisa menghentikan niat saya itu!" Lelaki itu menyeringai penuh kemenangan."Silakan saja, kalau kamu mau menuntut Deva. Saya juga akan memastikan kalau Najwa pun akan mengajukan tuntutan hukum atas perbuatan kamu."Panik sedikit menyerang mental Galih. Namun, lelaki itu berusaha untuk tidak goyah sedikit pun.Seperti apapun ancaman yang Halimah layangkan, Galih harus bisa menahannya serta menyiapkan serangan balasan."Saya tidak takut! Tak mengapa saya dipenjara, asal pria tadi juga ikut saya seret ke jurang yang sama."Halimah menggaruk ujung pelipisnya. Dia tertawa kecil sambil melipat kedua tangan didepan dada."Silakan
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Lebih baik, katakan!

"Wa... kamu baik-baik aja, kan?" tanya Deva saat dalam perjalanan mengantarkan Najwa pulang ke rumahnya."Iya, Mas. Aku baik-baik aja. Cuma, masih ngerasa sedikit syok aja," jawab Najwa mencoba tersenyum.Rasa kecewa terhadap Galih teramat besar dalam hati Najwa. Wanita itu sempat berpikir bahwa Galih adalah pria yang sangat baik. Namun, nyatanya kebaikan itu, hanya sebuah kamuflase belaka."Gimana kalau kita mampir ke rumah sakit dulu? Muka kamu keliatan pucet banget, Wa.""Aku nggak apa-apa kok, Mas. Kita pulang aja! Aku cuma butuh istirahat sebentar untuk mendinginkan kepala aku.""Tapi... aku khawatir."Kepala Najwa yang awalnya tertunduk ke bawah sontak menoleh ke arah Deva. Separuh hatinya merasa tenang ketika Deva mengatakan kalimat itu."Mas Deva khawatir sama aku?" tanya Najwa seolah tak percaya.Deva mengangguk mantap. Tatapan matanya, tetap fokus mengarah pada jalan."Tentu saja aku khawatir. Kamu nggak pernah tahu, gimana berartinya kamu untuk aku, Wa!"Degh!Jantung Najwa
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Jujur

Yang dikatakan Deva memang benar. Galih pasti akan pulang kampung setelah berhenti kerja. Dan, bisa saja, pria itu kembali bekerja sebagai buruh tani di sawah warisannya lalu diam-diam berpikir mulai balas dendam dengan mengincar Pak Haris ataupun Bu Dahlia."Makasih atas saran Mas Deva. Nanti aku pasti akan kabarin Bapak.""Kalau gitu, aku pamit dulu ya, Wa! Assalamualaikum!""Waalaikumsalam!" jawab Najwa. "Tapi, Mas Deva pulang naik apa? Nggak mau bawa mobilku aja?""Nggak usah, Wa! Aku udah pesan taksi online, kok. Tuh, mobilnya udah di depan.""Ya sudah kalau gitu. Mas Deva, hati-hati ya! Sekali lagi, makasih banyak karena udah nolongin aku sekaligus nganterin pulang."Lelaki berambut gondrong itu tersenyum lebar. Senyum yang teramat manis sehingga dua lesung di pipinya terlihat sempurna.*"Najwa!!""Bapak? Ibu?"Najwa benar-benar tak percaya bahwa kedua orangtua angkatnya datang di waktu yang tepat. Tadi, begitu dia membuka pintu rumah untuk masuk ke dalam, dirinya sungguh dikej
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Kena lagi

"Tapi, Pak...,""Nggak ada tapi-tapian, Najwa! Antar Bapak, sekarang!!" tegas Pak Haris tanpa mau dibantah lagi.Sorot mata tajam terbakar amarah itu mengerutkan nyali Najwa. Perempuan itu menunduk, berpikir cepat.Sejujurnya, dia tak mau sang Ayah terlibat masalah jika mendatangi Galih."Najwa!! Antar Bapak, atau Bapak akan cari pria brengsek itu sendirian.""Ba-baik, Pak! Najwa akan antar Bapak ke sana," angguk Najwa pada akhirnya.Sambil mendesah samar, Najwa kembali meraih tas dan kunci mobilnya. Sang Ayah angkat sudah lebih dulu berjalan di depan dan membuat Najwa jadi kepayahan mengejar langkahnya.Tapi, sebelum mencapai pintu, tangannya tiba-tiba dicekal oleh sang Ibu."Apa perlu, Ibu ikut juga, Wa?" tanya Bu Dahlia pada Najwa. Raut wajahnya terlihat cemas."Ibu di rumah aja. Biar Najwa yang dampingi Bapak.""Kamu... nggak apa-apa, kan? Apa kamu nggak merasa takut, jika harus bertemu Galih lagi?"Najwa menarik napas panjang. Sejujurnya, dia takut. Namun, jika ketakutan itu tak
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Fitnah yang gagal

Galih benar-benar tak menyangka Pak Haris akan datang dengan kemarahan yang sepertinya sudah sangat siap untuk melahap habis dirinya. Pria yang hampir melecehkan Najwa itu, tampak menelan saliva dengan susah payah."Pak... sa-saya bisa jelaskan," ucap Galih terbata.Sepertinya, ia tak sadar jika hidungnya sudah mengeluarkan darah akibat pukulan Pak Haris tadi."Mau jelaskan apa lagi, kamu, hah? Semuanya sudah dijelaskan oleh Najwa! Kamu memang benar-benar kurang ajar, Galih! Tak tahu balas budi, kamu!"Bugh!Lagi, Pak Haris meninju Galih. Kali ini, mengenai ulu hati pria itu.Ugh!Wajah Galih memerah. Ia hampir muntah gara-gara kerasnya pukulan itu."Pak, tunggu! Se-semua hanya salah paham. Apa yang disampaikan Najwa, tidak sepenuhnya benar. Najwa berbohong, Pak!""Oh, ya?"Galih yang terduduk disamping tempat tidur, mengangguk cepat. Dia memegangi perut yang terasa sangat sakit."I-iya. Najwa hanya memfitnah saya! Justru, seharusnya Anda berterimakasih pada saya. Berkat kedatangan sa
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
22
DMCA.com Protection Status